Part 4

Dentingan alunan piano merdu mengisi suasana tenang pagi hari disebuah villa klasik yang tidak terlalu besar namun masih terawat dengan baik.

Berjejeran banyak tanaman bunga yang menghiasi sekitaran villa, tepat dibelakang villa terdapat danau buatan terlihat sangat jernih airnya hingga ikan didalamnya seringkali nampak dibibir danau.

"Nak Leygra, bangun yah sayang, ini sudah pukul 7 pagi". Suara itu berhasil mengganggu tidur seorang pria yang sedang tidur memeluk guling dengan bertelanjang dada. Kerutan tegas didahi terlihat jelas yang menandakan kelelahan, tetapi walaupun dalam posisi tidur bahkan muka dinginnya tetap terlihat menawan.

"Arghhh hmm iya Bu sebentar lagi aku keluar" Hars menjawab Ibu Tia dengan suara paraunya yang masih setengah sadar, dengan langkah gontai ia membuka pintu kamar.

Ibu Tia adalah salah satu orang kepercayaan keluarga Hars untuk menjaga villa, tapi bukan itu saja, ibu Tia sudah sangat mengenal Hars dan memperlakukan Hars sebagai anak sendiri bahkan Hars yang sangat dingin akan lunak oleh Ibu Tia faktor Ibu Tia selalu menemani Hars sejak umur 4 tahun jadi jangan heran jika Hars selalu bersikap baik kepada Ibu Tia.

Semalam Hars datang ke villa dengan muka kacau yang terlihat sangat kelelahan. Hars berdebat lagi dengan Ayahnya masalah kuliah yang terbengkalai karna bisnisnya sehingga dengan emosi menggebu Hars meninggalkan rumahnya dalam keadaan marah dan berakhir di villa.

"Bubur ayamnya sudah jadi nak, setelah mandi kamu langsung makan yah" suruh Ibu Tia yang masih berdiri diambang pintu dan sambil mengacak rambut Hars walaupun perlu berjinjit karna Hars yang begitu tinggi dalam ukuran pria, padahal Ibu Tia terbilang tinggi untuk perempuan pada umumnya.

Hars sedang makan dalam diam seakan memikirkan sesuatu. "Nak, kalau makan jangan sambil melamun, saran Ibu kalau kamu sudah mulai merasa pikiranmu tenang alangkah baiknya kamu pulang dulu yah nak, kasihan Bundamu pasti khawatir.

"Aku nyaman disini Bu" balas Hars. "Tapi kamu punya tanggung jawab nak, lagi pula kuliahmu juga terbengkalai kan?". "Soal kuliah, aku sengaja tunda dulu Bu", aku mau fokus dengan outlet-outlet fast food baru yang akan kubuka.

" Karier ataupun bisnis itu memang perlu nak tapi ingat jangan sampai kamu lupa menikmati kehidupanmu" ucap Ibu Tia berhasil membuat Hars tersedak dan spontan Ibu Tia menyodorkan segelas air putih.

"Iya juga sih Bu, tapi kan setidaknya aku tidak seperti Ayah yang gila jabatan" sambung Hars dengan wajah miris diselingi senyum kecut.

Hars memang dilahirkan dari keluarga bidang Politik dan Ayahnya salah satu tokoh Politik di kota ini sedangkan Bundanya selalu setia menemani Ayahnya kemanapun dan dalam kegiatan apapun yang berkaitan karier suaminya sebab ia sangat mendukung suaminya.

Hidup Hars terlihat begitu monoton bagaimana tidak jika kesehariannya terlihat hanya berputar antara bisnis dan kuliah, walaupun 5 bulan terakhir Hars mengabaikan kuliahnya dengan alasan fokus bisnis. Saat ini Hars sedang menyibukkan diri dengan outlet-outlet fast foodnya dan tidak bisa dipungkiri bahwa ia sudah menghasilkan banyak keuntungan dari usahanya.

Jika ada yang bertanya apakah Hars hanya larut dalam kariernya? maka jawabannya tidak juga sebab walaupun sibuk ia selalu menyempatkan ngumpul bareng teman-temannya ataupun hang out. Ia memang pribadi kaku namun akan menyenangkan jika diselami, itupun jika ada yang beruntung mendalami seorang Hars sebab selama ini yang mengenalnya dengan baik hanya Ibu Tia dan Bara lah yang mampu untuk itu, bahkan orang dalam rumahnya pun tak ada yang berhasil.

Hari itu disebuah kota yang tidak cukup besar namun tak kecil pula untuk seseorang tapi seisinya begitu luas, selalu memberikan kehangatan, kesejukan dan menoreh kisah.

"Bar, kamu control outlet 3 yah, nanti biar aku yang pantau outlet 4 dan 5" ucap Hars yang sedang menyesap kopinya dengan memeriksa beberapa bukti transaksi pembayaran tempat ketiga outlet barunya. "Jadi kapan mulai open outlet 6,7 dan 8 Leyg" tanya Bara. "Sementara waktu aku fokus dulu ke outlet 4 dan 5, kalau outlet 1 dan 2 sudah di handle oleh Arka dan Fiar, lagian kurasa outlet 1 dan 2 sudah bisa jalan sendiri tinggal sesekali dipantau" balas Hars. Setelah percakapan singkat itu mereka melanjutkan masing-masing kesibukannya.

Hars merasa pengaturan dioutlet 4 dan 5 sudah beres jadi ia langsung mengabari Bara. "Bar, bagaimana AFF 3 aman?. "Ini Leyg, walaupun belum ada peningkatan setidaknya masih bertahan, tapi aku rasa butuh minta kerja sama selebgram kota ini deh buat endorse biar AFF 3 bisa dikenal orang-orang sekitar karna tempat disini juga kurang ramai ditambah mereka pada sibuk dan kelihatan tidak minat. "Ada sih yang mampir tapi memang karna mereka penggemar AFF dan sudah kenal AFF". "Yah sudah, jalankan saja rencanamu itu dan soal Budget nanti aku transfer, aku juga mampir kesitu klu habis dari sini"sambung Hars.

AFF adalah singkatan dari ( Alleygra Fast Food ), jadi untuk penggemar AFF memang sudah tidak asing dengan sebutan AFF.

"Kak, kentang goreng dan Lemon Tea tanpa gula yah"ucap seorang gadis dengan senyum manis, kulit kuning langsat, dan tubuh ramping serta tinggi badan diatas rata-rata ukuran perempuan. Gadis itu memang sudah biasa order tanpa melalui waiters tapi langsung ke pojok tempat manager AFF.

"Ehh si Sugar kok baru datang?" tanya Bara. "Heheh biasalah kak lagi ribet sama tugas kampus" jawab gadis itu, tiba-tiba handphonenya berdering. "Iya Kel, nanti aku nyusul yah". jawab gadis itu setelah mengakhiri panggilannya. Ia kembali ke meja yang tadi tempat ia menunggu pesanannya.

Mata gadis itu menatap heran, benar saja pesanannya sudah datang tapi seorang pria lebih dulu memakannya dengan ekpresi datar, dari samping gadis itu terlihat bodoh seketika.

"Ya lord, Leyg kamu ngapain makan orderan orang?" bentak Bara. "Lah memang ada yang order ini? tanya Hars dengan sok polos. "Itu pesanan Sugar" balas Bara sambil menunjuk ke arah gadis yang masih dengan tanda tanya melihat dan mendengar pembicaraan kedua pria dihadapannya. "Yah sudah, order yang baru saja" perintah Hars diikuti tepukan jidat Bara dengan frustasi melihat sahabat sekaligus ownernya yang selalu berucap tanpa berpikir.

"Gak usah kak, aku juga lagi buru-buru" ucap gadis itu. "Ehh jangan dong, tungguin 5 menit doang kan jadi" balas Bara diikuti anggukan dan nyengir aneh gadis itu.

"Nah ini jadi", Bara kembali dengan membawa pesanan gadis itu". "Thanks yah kak" sambil menerima pesanannya. "Yang ada aku makasih karna kamu mau maafin kekonyolan owner aku yang saraf itu, ohh Iya jangan bosan mampir kesini lagi dan semangat kuliahnya Sugar" Bara sambil tersenyum hangat". "Panggil aku Nara aja kak soalnya aku gak suka sama manis berlebihan jadi jangan dipanggil sugar dong, kan namaku Hisyanara" sambung gadis itu. Iya benar gadis itu adalah Hisyanara, gadis dengan senyum yang masih sama, hanya saja banyak terjadi perubahan dalam dirinya semenjak 2 tahun terakhir.

Setelah kejadian tadi di kedai AFF, tanpa meminta maaf Hars main melengos saja meninggalkan Bara dan Nara. Itu sudah biasa menurut Hars untuk mengabaikan orang-orang yang tidak berpengaruh penting dalam hidupnya, dilain sisi Bara masih merutuki Hars dengan kejadian itu sebab ia masih merasa tidak enak terhadap Nara karena ulah Hars.

#EnhaShahena

Ig: @enhashahena

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!