Mengasuh Anak Mantan Suamiku
"Apa yang kita lakukan semalam?"
Suara Pria yang baru saja sadar dari tidurnya itu menggelegar di seisi kamar hotel tersebut, sedangkan sosok wanita yang bersamanya hanya meringkuk di sudut ranjang.
Pria itu menatap wanita yang meringkuk sekilas, kemudian berjalan memungut pakaiannya, dia mengacak-acak rambutnya frustrasi.
Mata sipit Asia itu tampak berpikir keras, apa yang terjadi tadi malam dengan-nya dan wanita malam itu, dia tidak ingin gegabah dia harus memilih pilihan yang jernih sekarang.
Dia menggosok wajahnya yang ditumbuhi brewok tipis membuat dia semakin frutrasi ditambah poni di rambutnya sudah basah oleh keringat karena berpikir.
Pria itu memakai pakaiannya lengkap kemudian berjalan ke arah wanita yang ada di ranjang, wanita tersebut membungkus tubuhnya dengan selimut.
"Apakah semalam, saya menyentuh kamu?" tanya Pria itu pada wanita tersebut. "Saya berjanji, saya tidak akan melakukan apapun, asal kamu bisa mengatakan hal yang sebenarnya."
Wanita yang di rundung ketakutan itu hanya bisa pasrah mengangguk, karena memang dirinya dan pria itu melakukan hubungan suami istri tadi malam.
"Sudah saya duga."
••••
Darion Arham Dirgantara, adalah seorang dokter muda yang memiliki pangkat seorang dokter onkologi.
Dia adalah anak dari seorang pengusaha ternama bernama Refal Argantara dan Ibunya adalah seorang dokter saraf yaitu Gevanya Rianti.
Terlahir sebagai anak tunggal di keluarga harmonis tidak menjamin kebahagiaan secara batin untuk Darion sendiri.
Di usia yang ke dua puluh delapan dia masih betah menyandang status sebagai seorang perjaka, kedua orang tuanya juga bingung akan pola anaknya yang sudah mendekati kepala tiga.
"Halo?"
"Dijodohkan?"
Darion terlonjak kaget, mendengar kabar bahwa dirinya akan dijodohkan dengan anak dari sahabat Babahnya.
"Babah Arga, jangan bercanda deh, walaupun itu ta'aruf sedikitpun aku gak akan mau, Bah."
Darion mendelik frutrasi, ayahnya yang dia akrab panggil Babah itu sudah memutuskan dan Darion harus menerima.
Makin kacaulah hidup Darion sekarang, Darion berjalan mengemasi alat-alat kedokterannya kemudian menggantung jas putih kedokteran tersebut di hanger yang terdapat di belakang pintu ruangan kerjanya.
Dia butuh pelampiasan sekarang, dia berjalan keluar dari area rumah sakit, rasanya tidak ingin berlama-lama dengan bau obat-obatan ditengah hati yang sedang kacau.
Darion masuk ke dalam mobilnya dan mengendarai mobil tersebut di jalanan ibu kota, entah apa maksudnya, tapi Darion sekarang malah menghampiri sebuah bar.
Jam di pergelangan tangannya menunjukkan pukul sembilan malam, Darion bukanlah pria yang tidak taat agama.
Ajaran kedua orang tuanya terhadap agama sudah mendarah daging ditubuhnya, tapi bukankah manusia punya khilaf, dan pada dasarnya Allah menciptakan kita dalam bentuk paling sempurna bukan imam paling sempurna, jadi jangan heran jika sekarang Darion tengah duduk di sebuah kursi didalam bar club malam tersebut.
Club malam ini, merupakan sebuah tempat yang berada di pusat kota, banyak sekali para pria frustrasi karena pekerjaan, rumah tangga dan berbagai hal datang kesini, untuk melepaskan beban sekaligus mencari hiburan.
Darion paham betul, sebaik-baiknya pelepasan beban adalah meminta kepada Allah, begitulah yang di ajarkan Babahnya, tapi rupanya kata hati yang dangkal lebih memihak dalam kondisi ini sehingga membuat Darion tersesat.
Darion sendiri tidak berani menengguk alkohol dalam jumlah banyak, karena pertama dia takut mabuk, dan kedua ketika dia mabuk, lain hal bisa terjadi saat itu.
Tak lama setelah Darion duduk, dua kaleng Radler dibawa oleh waiters tersaji didepannya, Darion memilih meminum Radler saja, dua kaleng Radler dengan rasa Citrus yang membuat Darion menengguknya begitu saja.
"Tiga kaleng lagi!" Suara Darion terdengar meminta menambah lagi membuat waiters tersebut segera kembali membawa tiga kaleng Radler untuk Darion.
Darion pikir kadar alkohol pada Radler tidak cukup untuk membuatnya mabuk, tapi rupanya dia salah perkiraaan, lima kaleng sudah membuatnya mabuk berat saat ini.
Dalam kondisi mabuk begini, tentunya Darion menjadi sebuah target empuk tuk para wanita-wanita malam mencari mangsa, tampak beberapa wanita malam disana berbisik tentang Darion.
Menurut mereka wajah Darion mengandung gen Korea yang sangat mutlak, bagaimana tidak, wajah Darion sangat oriental hanya saja dia memiliki brewok yang membuat wajah oriental tersebut sedikit tertutupi.
Disaat wanita malam tersebut satu persatu ingin menggoda Darion, seorang wanita keluar dari sebuah ruangan dan menahan mereka.
"Ada apa Aida?"
Semua wanita malam disana tampak hormat kepada, Aida, yah nama wanita malam yang baru saja keluar adalah Aida.
Dia merupakan senior disini, Aida menatap para wanita malam tersebut satu persatu dan mendelik tajam.
"Cowok itu punya aku," Aida posesif, dan kalau sudah begini para wanita malam yang tadi ingin menggoda Darion sudah tidak bisa apa-apa.
Aida berjalan ke arah Darion, dia menatap wajah Darion yang sudah mabuk berat, Aida tidak bermaksud untuk menggoda Darion.
"Pria ini pasti hanya melampiaskan emosi, bukan untuk mencari wanita malam, kasian dia kalau sampai terjebak," gumam Aida menatap iba Darion.
Aida berpikir sejenak, bagaimana caranya dia mengamankan Darion, ingin di bawa ke kost-an Aida itu tidak mungkin karena apa kata Bu Kost nanti melihat Aida membawa pria asing.
Meninggalkannya begitu saja, Aida khawatir Darion akan menjadi mangsa para wanita malam disana.
"Aku tahu," Aida membuka tasnya dan mencari sesuatu. "Untunglah masih ada."
Aida tampak mengenggam sebuah voucher menginap di sebuah hotel yang tidak jauh dari sini, ia mendapatkannya semalam sewaktu melayani seorang pria di hotel tersebut.
Dengan susah payah, Aida memapah tubuh pria tersebut keluar dari club malam itu, karena tidak punya kendaraan, Aida terpaksa memesan taksi.
Sesampainya di dalam taksi, supir taksi tersebut tampak tersenyum sendiri melihat Aida bersama Darion.
"Costumernya yah Mbak?"
Aida tidak menjawab, terlalu sensitif pertanyaan tersebut untuk di ajukan padanya, ingin rasanya Aida memberi paham kepada pria yang sedang mengambil peran sebagai sopir taksi itu.
Tak lama kemudian, taksi tersebut sudah sampai di sebuah hotel, Aida membayar argo taksi itu dan kembali memapah tubuh Darion masuk ke hotel.
Tentunya dengan tatapan beberapa orang disana, bagaimana bisa ada wanita dan pria mabuk kalau tidak melakukan apa-apa, setelah melakukan sistem pembayaran melalui voucher, Aida segera membawa Darion masuk kekamar hotel.
Rencananya Aida akan meninggalkan Darion disana tapi, tiba-tiba saja tangan Darion sudah menarik rambutnya dan membuat Aida terhempas ke ranjang.
"Kita belum melakukan permainan, sayang," Darion meracau tidak jelas akibat mabuk.
Aida bingung, dia tau kode itu, Aida memcoba memberontak, walaupun dia wanita malam, dia tahu, bahwa sebenarnya Darion tidak bermaksud ingin menikmati wanita malam.
Tapi semua itu terlambat, kini Darion sudah menguasai kondisi dan sisanya Aida tidak menyangka ini akan terjadi.
•
•
•
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Zuli Lestary
mampir lagi.. padhal dah baca.. 😁
2023-06-29
0
Kokoro No Tomo✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻
setuju👍
2023-03-22
0
Edah J
Hadirr ☝️
awal yg menarik 👍
2023-03-08
0