•
•
•
Kejadian semalam masih berbekas di kepala Darion, dia sadar dia mabuk berat kemudian diantar oleh seorang wanita malam kesini, dan dia malah melakukan hal yang sangat haram yaitu berzina.
"Tunggu! Tunggu saya disini! Kamu jangan kemana-mana."
Darion meraih dompetnya yang ada di atas nakas kemudian berjalan keluar dari dalam kamar, sedangkan wanita tadi masih merasakan ketakutan, ingin rasanya dia kabur sekarang, karena dia takut akan di polisikan karena dituduh menjebak Darion.
Wanita itu yang tak lain adalah Aida, mulai menangis, niatnya hanya menolong Darion bukan menjadi pelampiasan hasrat Darion.
Aida mencari pakaiannya yang entah sudah berceceran dimana, dia hendak memakainya tapi tak lama kemudian suara pintu terbuka membuat Aida langsung bergerak membungkus tubuhnya kembali dengan selimut.
Itu Darion.
"Jangan takut, saya tidak akan melakukan apa-apa." Darion membawa sebuah paper bag kemudian meletakkannya di nakas. "Saya sudah membeli baju, kamu pakai baju ini sekarang, karena saya ingin bicara dengan kamu."
Aida itu melirik Darion, canggung rasanya, padahal semalam Darion sudah melihat tubuhnya tanpa sehelai benang, tapi dari garis wajahnya saja, Aida tahu ini pengalaman pertama Darion.
"Maaf," Darion berjalan ke arah balkon dan meninggalkan Aida di kamar.
Darion paham dengan arti pergerakan mata Aida yang menandakan dirinya malu, Darion sempat terkekeh geli dalam hati, padahal Aida kan wanita malam.
Aida meraih paper bag yang dibawa Darion tadi dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengganti bajunya.
Bekas pergumulan semalam masih ada, bahkan Darion mengeluarkan semua benihnya di dalam tubuh Aida tanpa pengaman sedikitpun.
Setelah memakai bajunya, Aida berjalan keluar dari kamar mandi dengan rambut digerai, dia berjalan menemui Darion yang kini sudah terduduk di tepi ranjang.
"K-kak?"
Darion mengangkat kepalanya. "Siapa namamu?"
"A-Aida."
Aida menunduk, sedangkan Darion mengambil sebuah paper bag lagi di atas nakas kemudian mengeluarkan isinya dan berjalan ke arah Aida, itu sebuah kerudung.
Darion membentangkannya dan menaruhnya di kepala Aida dan menutupinya. "Saya Darion, kamu bisa memanggil saya Ion."
Aida menatap wajah Darion, belum pernah dia bertemu pria setulus dan sebaik Darion, dia kira dirinya akan di maki karena dinilai sengaja membawa Darion ke hotel.
"Saya menyesal melakukan hal itu semalam, saya benar-benar merasa bersalah atas kejadian itu dan saya siap menikahi kamu untuk menebus kesalahan saya," Darion meraih tangan Aida.
"Menikah?"
Darion mengangguk. "Setelahnya kita akan melakukan pertaubatan nasuha atas Zina yang sudah kita lakukan."
Aida mendelik Darion sih enak cuma sekali, lah Aida dia sudah melakukan Zina beberapa kali, ah tidak, tapi berkali-kali, setidaknya beginilah isi hati Aida sekarang.
"Tidak harus bertanggung jawab, Kak."
"Saya bukan tipikal pria yang mudah melupakan hal sebesar ini, saya akan tetap menikahi kamu, tapi saya mohon kamu mengerti pernikahan kita hanya pernikahan siri sampai saya siap memperkenalkan kamu kepada kedua orang tua saya," jelas Darion.
"Lantas, apa arti pernikahan kita itu kalau ditutupi?" tanya Aida.
Buat apa mereka menikah jika hanya ingin melakukan formalitas dan pengampunan dosa dari hal yang mereka lakukan semalam.
"Saya, tidak tahu pasti, tapi saya mohon menikahlah dengan saya," jawab Darion menatap dalam Aida.
Aida mendelik. "Kita baru bertemu semalam, rasanya menikah terlalu cepat, lagipula aku seorang wanita malam, rasanya kejadian ini sudah biasa."
"Tapi, tidak dengan saya," Darion menjeda.
Aida berpikir sejenak atas tawaran itu, dia tidak tahu harus berbuat seperti apa, tapi Aida ingin lepas dari dunia wanita malam juga
"Aku terikat kontrak dengan seorang mucikari, menikah begitu saja tidaklah mudah, aku sendiri ingin lepas, tapi aku tidak punya cukup uang untuk menebus diriku sendiri," Aida merunduk menyesali keputusannya menjadi wanita malam dua tahun yang lalu.
Darion berpikir sejenak, dia tampak memikirkan solusi untuk masalah ini. "Bawa saya bertemu dengan mucikari itu, saya akan menebus kamu."
"T-tidak perlu."
"Saya serius."
Aida terdiam beberapa saat, jika memang Darion adalah jalan Allah untuk melepaskannya dari belenggu dunia malam, apakah harus dia menerima tawaran itu.
Setelah berpikir dua kali atas tawaran tersebut, Aida menganggukkan kepalanya dan bersedia membawa Darion bertemu dengan mucikari tersebut.
•••
Kini Darion dan Aida sudah berada di rumah mucikari tempat Aida mengikat kontrak, disana banyak sekali wanita malam yang bersiap untuk mencari mangsa nanti malam.
Darion melirik jam yang masih menunjukkan pukul delapan pagi, Aida berjalan masuk dan mencari mucikari yang dia maksud.
"Mami?"
Aida nampak memanggil nama mucikari yang dia maksud, tapi tidak ada sahutan melainkan hanya seorang wanita yang keluar dari sana.
"Nyari Mami, Da?" tanya wanita tersebut. "Tadi Mami keluar."
"Kemana?"
"Ada apa sayang, kamu nyari Mami?" Suara seorang wanita paruhbaya membuat Aida berbalik.
"Mami Susan dari mana aja, aku dari tadi nyariin Mami," Aida berjalan ke arah mucikari tersebut.
"Ada apa?"
"Aku mau keluar dari agency wanita malam Mami."
"APA!"
Mami Susan tampak terkejut, sehingga membuat wanita malam lain menaruh pusat perhatian kepada Aida dan Mami Susan, tidak terlalu lama bagi Mami Susan terkejut karena setelahnya dia sudah merubah ekspresinya seperti biasa.
"Boleh, tapi kamu harus membayar tebus kontraknya seratus lima puluh juta." Aida terkejut kenapa bisa sebanyak itu.
"Saya yang akan membayarnya," sela Darion tiba-tiba yang membuat Mami Susan membalikkan badannya.
"Siapa kamu?" tanya Mami Susan pada Darion.
"Saya akan menebus, Aida!"
"Seratus lima puluh juta, kamu sanggup?" Mami Susan tersenyum licik.
"Saya akan membayarnya sekarang," jawab Darion.
Mami Susan tersenyum senang, dia memberikan nomor rekeningnya kepada Darion yang membuat Darion langsung mengakses mobile banking miliknya.
"Bagaimana, cukup?" tanya Darion setelah mentransfer uang yang di maksud.
Mami Susan tersenyum puas, dia memerintahkan seorang pria mengambil Map kontrak para wanita malam disana, Mami Susan menerima Map tersebut dan mencari nama Aida.
"Adinda Nurfaida Anhar, selamat kamu sudah keluar dari Agency, Mami," Mami Susan merobek kertas tersebut.
Darion yang melihat itu tidak ingin berlama-lama, dia langsung menarik tangan Aida dan membawanya pergi dari sana.
"Kak, terimakasih."
"Saya sudah berjanji akan menebus kamu, kita akan menikah siri siang ini, saya akan ke rumah saya dulu menyiapkan beberapa hal dan alasan kepada orang tua saya."
"Kenapa kak Ion tidak jujur saya kepada kedua orang tua kak Ion, kalau kak Ion ingin menikahi aku."
"Ada beberapa hal yang tidak bisa dijelaskan begitu saja Aida, saya berjanji akan bertanggung jawab dan kamu harus memegang janji saya," jawab Darion pada Aida.
•
•
•
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Nana
mampir Ridz
2023-01-13
0
lovely
realnya cowok baik buat cewek baik apa ga takut kna penyakit kelamin tuh clup sana sini🤔
2022-10-30
1
Kirey Aning Setra
ceritanya sll menarikm.. semua karyamu thor.. lope lope lah sya am outhornya
2022-10-24
1