Beberapa hari semenjak kejadian di rumah sakit itu tidak ada yang berbeda dari hidup Aida, dia menjalani kehidupan seperti biasa sebagai ibu susu bagi Reza, dan terkadang ketika dia mendapat panggilan kantor dia juga kembali secara jelasnya sebagai General Manager.
Dan tentunya Aida tidak ketahuan oleh Darion.
Contohnya kali ini adalah Aida sedang berada di kantor menyelesaikan pekerjaannya sebagai seorang general manager, semenjak kecelakaan yang diterima Pak Allan kantor kini dikuasai oleh Adin, Adin berkuasa sebagai pengganti Pak Allan untuk mengontrol keadaan kantor.
Di saat sedang sibuk dengan laptopnya Aida merasakan bahwa ponselnya berdering dia menutup laptopnya yang membuat Aida mengangkat telepon tersebut.
"Kak Ion?"
Mengetahui bahwa yang menelpon adalah Darion membuat Aida segera mengangkatnya, karena ketakutan sewaktu-waktu ada sesuatu yang terjadi pada Reza.
"Assalamualaikum? Halo kak."
"Wassalamu'alaikum, Bu!"
Aida mengerutkan keningnya mendengar suara wanita yang menjawab telepon tersebut padahal sudah jelas-jelas itu nomor Darion, Aida mengecek kembali siapa penelepon itu dan benar itu adalah nomor Darion.
"Maaf ya Ini siapa?
"Ini nomor ibu Aida? ibu susunya Reza kan? Anaknya Pak Darion, ini saya tetangganya saya nemuin Pak Darion pingsan Bu di teras rumahnya."
Mendengar itu membuat Aida terkejut seketika ia langsung berdiri dengan keadaan terkejut.
"Bagaimana bisa, terus pak Darion, sekarang dimana? Reza gimana?" tanya Aida panik karena yang ada dipikirannya adalah Reza.
"Pak Darion, sudah dibawa ke rumah sakit Bu, tapi Reza ada sama saya kalau ibu ingin mengambil Reza silakan datang Bu."
"Baik bu, terima kasih ya Bu atas infonya."
Aida segera mematikan sambungan telepon tersebut kemudian mengemasi barang-barangnya dan berjalan keluar dari ruangannya, di koridor kantor dia berpapasan dengan Adin yang melihat wajah pucat Aida.
"Kamu kenapa Aida?" tanya Adin.
"Maaf Pak, tapi saya harus buru-buru saya mohon izin banget pamit, Pak Darion, sedang masuk rumah sakit dan saya harus ke sana segera."
"Loh, biarin aja kan itu bukan urusan kamu," jawab Adin pada Aida.
"Kok bapak bilang gitu sih?" tanya Aida yang heran dengan ucapan Adin.
Aida menatap nanar Pak Adin yang baru saja mengungkapkan kalimat yang menurut Aida itu adalah kalimat paling tidak berhati nurani yang pernah ia dengar, padahal yang Aida tahu, Adin tidak seperti itu.
"Kalau sampai terjadi sesuatu pada Pak Darion, saya nggak tahu harus bagaimana lagi, Reza masih kecil Pak dia masih butuh ayahnya dia baru kehilangan ibunya."
"Tapi tetep aja itu bukan urusan kamu."
Aida merenggut pahit.
"Maaf Pak, saya tidak ingin bahas ini lebih lanjut ya Pak, saya permisi." ujar Aida berjalan pergi.
"Kecuali kalau kamu masih cinta sama dia!"
Aida yang hendak pergi langkahnya kembali terhenti dengan ucapan Adin, menurut Aida, Adin sangat aneh setelah mengetahui bahwa Aida bekerja sebagai ibu susu bagi anak Darion sikap Adin berubah
"Bapak kenapa sih? Ada sesuatu yang mengganjal gitu loh pak."
"Saya biasa aja, maksud saya gini, kamu tuh general manager loh masa sih mau jadi seorang ibu susu?"
"Bapak emang tahu kuadrat dan naluri seorang ibu?"
"Tahu."
"Coba jelasin?"
"Nggak perlu saya jelasin Aida, saya jelasin pun kamu nggak bakal paham."
Aida terdiam, dia menatap sekali lagi pada Adin yang baru saja mengeluarkan kalimat tersebut.
"Aku itu terkadang heran ya sama Bapak, Bapak itu terjebak dalam suatu hal yang Bapak sendiri itu nggak tahu apa, Bapak tuh di terpa dilema yang di mana, Bapak nggak bisa nge-prospek apa yang Bapak mau."
"Kamu nanya tentang apa yang saya mau?"
"Saya tidak perlu tahu, tentang itu Pak."
"Kenapa?"
"Karena Bapak tadi tidak bisa menjelaskan tentang kuadrat seorang ibu, dan bagaimana naluri perasaan seorang ibu, mungkin Bapak melihat bahwa aku terlalu peduli kepada Pak Darion padahal yang aku pedulikan adalah Reza, aku tidak sekalipun menaruh hati kepada aku dengan hanya sebatas kerja dan ini untuk Reza."
"Saya tahu Aida, apa kuadratnya dan walaupun saya jelaskan Kamu nggak bakal ngerti!"
"Orang dengan intelektual yang tinggi akan mudah menjelaskan pemikirannya dengan hal-hal yang sederhana kalau bapak tidak bisa menjelaskan hal itu berarti bapak nggak punya kapasitas!"
Adin terdiam, Aida kemudian berjalan pergi.
"Kenapa sih Da? Kamu gabisa mengerti tentang perasaan saya?" gumam Adin.
•
•
•
Assalamualaikum
Jangan lupa like
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Dyah Oktina
maka nya ber terus teranglah pak adinnn... kla suka... sbb aida ngak tahu kode2an krn jaga perasaan ... kuatir jd baper
2023-12-31
0
Dyah Oktina
kodrat ya Naik author...bukan kuadrat ... 🤭
2023-12-31
0
Maya Ratnasari
kodrat kali ya Thor, bukan kuadrat. kalo kuadrat mah pangkat ²
2023-07-12
0