•
•
•
"Kost-an kamu, dimana dek?" tanya Darion yang membuat Aida menatap sekilas Darion.
"Buat apa kak?" tanya Aida yang membuat Darion meliriknya balik.
"Nanti siang kita akan menikah, dan kamu akan mulai tinggal di apartemen saya," jawab Darion membuat Aida mengangguk.
Sejujurnya Aida sendiri masih ragu untuk menikah dengan Darion, tapi melihat Darion yang sudah bekerja keras dan berusaha menebus dirinya dari Mami Susan, membuat Aida berusaha menguatkan hatinya.
Aida kemudian menunjukkan alamat kost-kostan yang dia tempati kepada Darion yang tidak jauh dari posisi mereka sekarang, Darion melajukan kendaraannya menuju kost-kostan tersebut, setelah sampai Darion memerintahkan Aida untuk mengemasi baju dan barang-barangnya sekarang.
"Kakak, serius mau nikahin aku?" tanya Aida enggan turun dari sana.
"Kenapa?"
"Harusnya aku yang tanya kenapa kak, aku ini seorang wanita malam, sudah dipakai oleh banyak lelaki, dan kakak bisa mendapatkan wanita yang lebih suci bukan aku."
"Saya yakin, Allah yang mengatur semua ini Aida, dibalik semua hal yang saya lakukan saya selalu yakin bahwa Allah sudah mengatur semuanya, karena Allah tidak pernah menyalahi takdir yang sudah diatur ribuan tahun sebelum saya diciptakan, dan kamupun begitu," jawab Darion menjelaskan.
Mendengar Darion berucap seperti itu, Aida merasa tidak percaya bahwa Darion bisa berada di club malam, tadi malam, Aida sangat religius untuk potongan seorang pria dewasa, mungkin hanya sebuah kondisi yang membawanya seperti ini.
"Kenapa kak Ion, begitu yakin dan percaya?" tanya Aida yang membuat Darion menghela napas panjang.
"Bunda dan Babah saya selalu mengajarkan, jatuhkanlah kepercayaan kepada Allah bukan kepada umatnya, karena sebaik-baiknya sebuah tempat menaruh percaya adalah kepada Allah, karena Allah tidak pernah mengingkari umatnya, terkadang saya malu Aida, saya masih suka lupa terhadap Allah, padahal Allah sudah memberikan segala sesuatu yang saya inginkan."
Aida terdiam.
"Rasanya seperti Dejavu, Allah itu lebih tahu tentang kita, mungkin apa yang buruk menurut kita tapi menurut Allah baik, begitupun sebaliknya, karena sesungguhnya Allah lebih dekat dengan kita. Bahkan dari urat nadi sekalipun, saya menyesali yang terjadi semalam," Darion menaruh kedua tangannya di setir mobil miliknya.
Ia memijat setir mobil berbalut kulit berwarna coklat itu, mengedarkan pandangannya kedepan sedangkan Aida merasa mendapat sebuah tamparan halus.
Andaikan dua tahun lalu dia menaruh kepercayaan kepada Allah tentunya dia tidak akan bernasib sebagai seorang wanita malam.
• Flashback On
"Alhamdulillah, akhirnya aku sarjana juga, Mak sama Abah harus tahu!"
Aida yang saat itu memiliki status fresh graduate, tampak merayakan suka cita dalam hidupnya sendiri, setelah perjuangan panjang kuliah atas usaha kedua orang tuanya dirinya akhirnya lulus sebagai seorang sarjana ekonomi.
"Aida!"
Aida mengedarkan pandangan disekelilingnya, dia mencari asal suara tersebut yang ternyata berasal dari Abah dan Maknya, dia melihat di sebrang jalan sana, Mak dan Abah baru saja turun dari angkot.
Abah dan Mak, hanyalah seorang pedagang buah di pinggir jalan, mereka tidak bisa mendampingi Aida wisuda karena harus berjualan, tapi Aida tidak menyangka bahwa Abah dan Maknya datang walaupun acara wisuda tersebut sudah selesai.
Mak dan Abah hendak menyebrang jalan menemui Aida, tapi karena kurang hati-hati belum mereka sampai di sebrang, sebuah mobil sedan dengan kecepatan tinggi langsung menghantam tubuh kedua orang tua Aida.
Aida yang melihat itu langsung syok seketika, ia menjatuhkan buket bunganya. "MAK! ABAH!"
Seketika Air mata jatuh di pelupuk mata Aida, di depan matanya kedua orang tuanya terpental sejauh beberapa meter ke aspal dan sudah bersimbah darah.
Semua orang tampak mengepung disana, Aida langsung menghampiri kedua orang tuanya, toga wisuda itu sudah bersimbah darah kerja keras kedua orang tuanya yang menginginkan Aida sukses.
"Mak! Abah!"
Seorang pria tampak memeriksa detak nadi Mak dan Abah, wajahnya tampak tegang dan sedih. "Innalilahi wa innailaihi Raji'un, keduanya sudah meninggal."
Mendengar itu lantas membuat Aida syok bukan main, kedua orang tuanya meninggal tepat di hari dia di wisuda.
•••
Aida masih meratap di depan pusara kedua orang tuanya, dia sudah tidak percaya apapun, masih terbersit dikepalanya kalimat kedua orang tuanya.
"Aida, kalau udah sukses, jangan tinggalkan sholat nak, jangan pernah tinggalkan sholat, Mak dan Abah sudah tua, cuma kamu jaminan surga Mak dan Abah, jangan tinggalkan sholat nak, Allah tidak pernah memaksa kita masuk surga tapi Allah tidak menjanjikan ketenangan di neraka."
Tapi dalam kondisi sekarang, haruskah Aida menaruh kepercayaan kepada Allah, setelah Allah mengambil kedua orang tuanya sekaligus?
Disaat seperti ini Mami Susan datang, dia menawari Aida sebuah kontrak menjadi wanita malam, Aida yang dalam kondisi tidak baik-baik saja, tanpa memikirkannya dengan jernih, padahal dia adalah seorang Fresh graduate yang sangat mudah mendapatkan pekerjaan sesuai jurusan kuliahnya.
• Flashback Off
"Aida?"
Air mata Aida turun begitu saja mengingat Flashback kilas balik kehidupannya yang sangat perih, tapi semuanya buyar dikala Darion segera mengagetkan Aida.
"Kak Ion?"
"Kamu kenapa, kamu menangis?" tanya Darion yang membuat Aida mengusap air matanya.
"Tidak kak, aku pergi dulu ngambil baju dan beresin barang-barang."
Belum sempat Aida keluar, Darion langsung menarik tangannya kemudian mengusap wajah Aida dengan kedua jempolnya.
"Apakah saya melakukan kesalahan, saya calon suami kamu, dan saya tidak mau calon istri saya menangis."
Aida terdiam, perlakuan romantis ini benar-benar membuat hati Aida damai, terlepas dari fakta bahwa Darion adalah pria yang baru dia temui tadi malam.
Aida hanya tersenyum, kemudian keluar dari mobil berjalan masuk ke dalam kost-kostannya meninggalkan Darion disana.
Disaat Aida sudah pergi, tampak suara telepon berdering dari Darion membuat perhatian Darion teralihkan, itu adalah telepon dari Babahnya.
"Assalamualaikum, Bah?" tanya Darion disaat Aida mengangkat telepon.
"Ion, kamu dimana nak, kesini sekarang, ada keluarga nak Agnes yang mau dijodohkan sama kamu," jawab Babah Arga disambungan telepon.
Darion menghela napas panjang, ternyata pembahasan ini masih seputar perjodohan dan perjodohan.
"Tidak bisa, Bah."
"Ion, kamu sudah tidak menurut sama Babah, kesini sekarang nak, kasian Om Arsyad kamu sudah menunggu."
Yah benar, Darion tengah dijodohkan dengan Agnes anak dari kakak kembar Babahnya, yaitu Arsyad.
Darion dan Agnes sebenarnya sangat dekat, seperti seorang sahabat, karena ikatan sepupu tersebut, tapi untuk dijodohkan, Darion memilih menolak mentah-mentah hal itu.
"Darion akan kesana."
Darion segera mematikan sambungan telepon tersebut disaat dia melihat Aida keluar dari kost-annya membawa tas pakaian dan berjalan masuk ke dalam mobil Darion.
Darion bersikap seolah-olah tidak terjadi apapaun disaat Aida sudah duduk disampingnya.
•
•
•
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
umi b4well (hiatus)
agnes kan bukan anak kandung arsyad..
2022-11-19
0
Musniwati Elikibasmahulette
karna ayah mereka kembar artinya sedara
2022-10-31
0
Musniwati Elikibasmahulette
Agnes dan dorion sedarah ,ko menika
2022-10-31
0