Mellisa Untuk Davin

Mellisa Untuk Davin

Bab 1 Perjodohan

Pov Davin

Namaku Davin Saputra, usiaku 26 tahun, aku lahir dari pasangan Tiara Kania dan Dion Sasaka.

Aku sangat menyayangi orang tuaku terutama mama.

Aku adalah anak satu-satunya orang tuaku namun aku punya adik sepupu laki-laki bernama Andika Pangestu.

Sedari kecil aku memang sudah patuh pada kedua orang tuaku, tak ada paksaan dalam menjalaninya.

Termasuk pernikahan yang kujalani karena perjodohan orang tuaku dan sahabat mereka.

Kekecewaan kurasakan ketika aku mengetahui bahwa ternyata istriku yang bernama Mellisa tidak mencintaiku sama sekali.

Dengan segala kemantapan hati, aku, janjiku pada mama, aku akan membuat istriku jatuh hati padaku dan menjadikan rumah tanggaku ini menjadi keluarga yang bahagia.

Prinsip hidupku :

"Ridho-Nya tergantung ridho orang tuaku".

"Kebahagiaan akan datang bila kita selalu berbakti kepada mereka(orang tua)".

***

Pov Mellisa

Namaku Mellisa Anggraini, orang-orang memanggilku Mellisa, saat ini usiaku 22 tahun.

Aku putri pertama dari dua bersaudara ibu Inayah dan bapak Dasuki almarhum. Adikku bernama Kaysa Talita.

Aku sudah dijodohkan sejak kecil oleh bapak ketika beliau masih hidup dengan anak sahabatnya.

Kini aku sudah menikah dengan Davin, seseorang yang sudah dijodohkan denganku.

Aku sangat sadar, aku bukanlah istri yang baik, karena aku tidak bisa mencintainya, aku tidak bisa menerimanya menjadi suamiku.

Bagaimana caranya aku menghadapinya ketika dia meminta haknya sebagai seorang suami?

Prinsip hidupku :

"Aku... ."

"Aku akan berusaha menjadi seorang istri yang baik".

"Ridho-Nya ada pada Ridho suamiku".

"Aku akan menjalani pernikahan sesuai syariat agama dengan segala kewajiban dan hak suami dan istri".

***

Kaysa Talita

***

Andika Pangestu

***

Jeny Clara

***

Anton Wibowo

***

Rosy and Jasmine (girls)

Rosy and Jasmine (women)

***

"Assalamu'alaikum." Mama mengucap salam memasuki kamar Davin.

Davin menoleh ke arah sang mama.

"Wa'alaikum salam." Davin menjawab salam mamanya.

"Kamu bukannya sudah cuti, kenapa masih melihat laptop?" tanya mama duduk mendekati putranya.

Davin menutup laptopnya.

"Hanya mengecek, Ma," jawab Davin lalu menatap mamanya.

"Mama harap kamu tidak terpaksa menjalani pernikahan ini," ucap mama menggenggam tangan Davin.

Davin sebenarnya sangat ingin mempertanyakan banyak hal namun dia urungkan, sedari kecil Davin memang sudah menjadi anak yang penurut, apapun yang dikehendaki orang tuanya selalu dia lakukan.

Bukan apa-apa, Davin hanya ingin orang tuanya bahagia, apapun keinginan mereka.

"Apa sudah siap?" tanya papa tiba-tiba muncul.

"Kita pulang kampung sekarang," ucap papa lagi.

Davin dan mamanya mempersiapkan barang-barang untuk dibawanya ke mobil.

Sepanjang perjalanan, keluarga kecil ini terus mengobrol.

"Nanti kamu harus memberikan banyak cucu buat Mama," ucap mama.

"Ah Mama, nikah saja belum," sahut Davin datar.

"Mamamu ini ingin punya banyak cucu tapi anaknya hanya satu," ucap papa melirik istrinya.

"Bukan begitu Pa, tapi kan Papa sendiri tahu keadaan Mama." Mama menunduk sedih.

Papa suka lupa tentang hal ini, awalnya hanya ingin bercanda namun mama terlanjur sedih.

Mama memang sudah tidak bisa hamil lagi semenjak rahimnya diangkat karena alasan sebuah penyakit.

Waktu itu Davin berusia 1 tahun, mama tentu saja sangat sedih, bagaimana tidak? dia baru saja mempunyai satu anak, malahan mama punya rencana kedepannya ingin punya anak perempuan setelah Davin, namun apalah daya Allah berkehendak lain.

Papa menggenggam tangan mama.

"Aku minta maaf, Ma." Papa nampak lesu menyesali ucapannya.

Mama menangis membuat papa langsung memeluk istrinya.

Davin yang melihat kesedihan mamanya lalu ikut menangis, dia mengusap air matanya dengan cepat sebelum orang tuanya mengetahuinya.

'Davin berjanji, sepanjang hidupku, selama aku masih hidup, aku akan berusaha membahagiakan mama.'

'Jika memang pernikahan ini membuat mama bahagia aku akan bersedia menjalaninya demi mama'

'Ya Allah semoga benar jalan ini. Menikah adalah ibadah terlama dalam hidup'.

'Restuilah kami nanti, jadikanlah kami keluarga yang sakinah mawaddah warohmah. Aamiin.'

***

Tok!

Tok!

Tok!

"Assalamu'alaikum." Talita memberi salam.

"Wa'alaikum salam." Sahut Mellisa dari dalam kamar.

Mellisa beranjak dari duduknya, dia segera mendekati pintu untuk membukanya.

"Kakak, dipanggil ibu," ucap Talita, adiknya.

Mellisa mengangguk pelan.

"Kak," panggil Talita mendekati kakaknya.

"Hm," jawab Mellisa menatap sang adik.

Mellisa seolah mengetahui apa yang ingin adiknya utarakan.

"Kakak akan menikah?" tanyanya pelan, ada nada kesedihan dalam pertanyaannya.

Mellisa segera memegang pundak Talita yang kini tertunduk lesu.

Mellisa tersenyum lalu memeluk adik satu-satunya itu dengan lembut.

"Kalau sudah waktunya, semua orang pasti akan menikah kan, Dek."

"Terus aku akan sendirian, pasti sepi dan bosan."

Mellisa tersenyum. Menatap Talita dengan seksama.

"Kok sendiri? kan ada ibu," jawab Mellisa mengusap lembut punggung adiknya.

Talita menggelengkan kepalanya.

"Hanya ada aku dan ibu, biasanya kan kita bertiga pasti kurang rame, Kak." Talita menjawab dengan cemberut.

Mellisa lagi-lagi tersenyum.

"Udah. Katanya ibu memanggil Kakak, nanti ibu marah loh." Mellisa melepaskan pelukan adiknya lalu menariknya berjalan keluar kamar untuk menemui sang ibu di ruang depan.

***

"Tanggal pernikahanmu sudah ditetapkan Mell," ucap ibu.

Mellisa kaget, namun sekaget apapun Mellisa hanya menjawab dengan anggukan kecil saja.

"Minggu depan kamu akan menikah sayang." Ibu mengusap lembut punggung putrinya.

Mellisa tersenyum dan mengangguk pelan.

"Persiapkan dirimu Mell, sebentar lagi kamu akan segera menjadi seorang istri, jadilah istri yang baik untuk suamimu nanti, jangan kecewakan Ibu dan almarhum bapakmu."

"Baik, Bu."

***

Setelah selesai Mellisa berjalan bersama Talita menuju kamar.

Sesampainya di kamar, Mellisa segera masuk bersama adiknya.

Mereka memang tidur bersama satu kamar karena hanya ada dua kamar di rumah mereka.

Mellisa tidur dengan Talita dan ibu tidur di kamar yang satunya.

"Akhirnya hari itu datang juga, minggu depan aku akan menikah," gumam Mellisa pelan.

"Kakak belum tidur?" tanya Talita melihat kakaknya belum tertidur.

"Sebentar lagi, Dek. Kamu kalau mengantuk tidur duluan saja."

Talita mengangguk dan kembali tertidur.

Mellisa mencoba mengingat kembali calon suami yang hanya baru sekali dia temui, kira-kira satu bulan yang lalu, mungkin dirinya telah lupa.

Mellisa tak begitu memperhatikan wajah calon suaminya, yang dia tahu dia sama sekali tidak mencintai calon suaminya itu.

Lalu bagaimana kedua pasutri ini menjalani pernikahan mereka?

Memang Mellisa sudah dijodohkan dengan Davin sedari kecil.

"Aku ingin berbesan denganmu, bagaimana kalau kita jodohkan dan nikahkan mereka ketika mereka dewasa."

Permintaan sahabat bapak itu telah diutarakannya ketika Mellisa berusia 5 tahun.

Akhirnya demi persahabatan mereka, juga untuk merekatkan hubungan kekerabatan, bapak menyetujuinya.

Kejadian tragis menimpa sang bapak. Setahun setelah perjodohan, sebuah kecelakaan menimpanya dan membuatnya meninggal dunia.

Kini Mellisa sudah dewasa dan siap menikah, ibu dan calon besannya telah mempersiapkan pernikahan anak mereka.

***

Terpopuler

Comments

🍾⃝ͩ𝚂ᷞᴀᷴɴᷡ𝚂ᷲᴀɴ🥑⃟K🍷

🍾⃝ͩ𝚂ᷞᴀᷴɴᷡ𝚂ᷲᴀɴ🥑⃟K🍷

Wuih, visualny Chiko 😗

2023-04-29

2

🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀🦆͜͜͡MD💜⃞⃟𝓛

🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀🦆͜͜͡MD💜⃞⃟𝓛

baru like thor

2023-04-21

3

Kokoro No Tomo✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻

Kokoro No Tomo✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻

hadir

2023-03-04

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perjodohan
2 Bab 2 Belum Siap
3 Bab 3 Ke Kota
4 Bab 4 Tidur Terpisah
5 Bab 5 Sakit
6 Bab 6 Sekamar
7 Bab 7 Nasihat Mama
8 Bab 8 Aku Mencintaimu
9 Bab 9 Gelisah
10 Bab 10 Salah Faham
11 Bab 11 Sakit part 2
12 Bab 12 Menggoda
13 Bab 13 Siap (Terlena)
14 Bab 14 Hanya Aku di Hatimu ( Kamu di Hatiku)
15 Bab 15 Hamil
16 Bab 16 Melahirkan
17 Bab 17 Malam-malam Terindah
18 Bab 18 Nakal
19 Bab 19 Tamu
20 Bab 20 Ma'af
21 Bab 21 Syukuran
22 Bab 22 Dua Pilihan
23 Bab 23 Memilihmu
24 Bab 24 Tak Jodoh
25 Bab 25 Melamar
26 Bab 26 Terasa Lama
27 Bab 27 Pernikahan
28 Bab 28 Indahnya Berkeluarga
29 Bab 29 Tahun-tahun Berlalu
30 Bab 30 Tak Kunjung Hamil
31 Bab 31 Gagal
32 Bab 32 Hadiah
33 Bab 33 Tidak Tega
34 Bab 34 Rumah Baru
35 Bab 35 Kedekatan
36 Bab 36 Liburan
37 Bab 37 Ayah Sakit
38 Bab 38 Satu Garis Lagi
39 Bab 39 Nona Sonya
40 Bab 40 Terungkap
41 Bab 41 Perubahan
42 Bab 42 Godaan
43 Bab 43 Anting Baru
44 Bab 44 Sabtu pun Lembur
45 Bab 45 Bertengkar
46 Bab 46 Undangan
47 Bab 47 Jodoh
48 Bab 48 Datang bulan
49 Bab 49 Pernikahan part Jeny
50 Bab 50 Sakit part Ibu
51 Bab 51 Dirumahkan
52 Bab 52 Terharu
53 Bab 53 Ke Kampung
54 Bab 54 Kembali ke Kota
55 Bab 55 Penantian (Hamil)
56 Bab 56 Pilih Kasih
57 Bab 57 Khawatir
58 Bab 58 Canggung
59 Bab 59 Bimbang
60 Bab 60 Takut
61 Bab 61 Peringatan
62 Bab 62 Rencana Kerja Sama
63 Bab 63 Persiapan Outbond
64 Bab 64 Outbond
65 Bab 65 Party
66 Bab 66 Pecah Seribu
67 Bab 67 Ada Apa dengan Ayah?
68 Bab 68 Beban
69 Bab 69 Keren
70 Bab 70 Pinta Ibu
71 Bab 71 Resah
72 Bab 72 Menemani Ibu
73 Bab 73 Pergi Selamanya
74 Bab 74 Saling menyayangi
75 Bab 75 Keguguran
76 Bab 76 Senyum Kembali
77 Bab 77 Kepergian Tanpa Kabar
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1 Perjodohan
2
Bab 2 Belum Siap
3
Bab 3 Ke Kota
4
Bab 4 Tidur Terpisah
5
Bab 5 Sakit
6
Bab 6 Sekamar
7
Bab 7 Nasihat Mama
8
Bab 8 Aku Mencintaimu
9
Bab 9 Gelisah
10
Bab 10 Salah Faham
11
Bab 11 Sakit part 2
12
Bab 12 Menggoda
13
Bab 13 Siap (Terlena)
14
Bab 14 Hanya Aku di Hatimu ( Kamu di Hatiku)
15
Bab 15 Hamil
16
Bab 16 Melahirkan
17
Bab 17 Malam-malam Terindah
18
Bab 18 Nakal
19
Bab 19 Tamu
20
Bab 20 Ma'af
21
Bab 21 Syukuran
22
Bab 22 Dua Pilihan
23
Bab 23 Memilihmu
24
Bab 24 Tak Jodoh
25
Bab 25 Melamar
26
Bab 26 Terasa Lama
27
Bab 27 Pernikahan
28
Bab 28 Indahnya Berkeluarga
29
Bab 29 Tahun-tahun Berlalu
30
Bab 30 Tak Kunjung Hamil
31
Bab 31 Gagal
32
Bab 32 Hadiah
33
Bab 33 Tidak Tega
34
Bab 34 Rumah Baru
35
Bab 35 Kedekatan
36
Bab 36 Liburan
37
Bab 37 Ayah Sakit
38
Bab 38 Satu Garis Lagi
39
Bab 39 Nona Sonya
40
Bab 40 Terungkap
41
Bab 41 Perubahan
42
Bab 42 Godaan
43
Bab 43 Anting Baru
44
Bab 44 Sabtu pun Lembur
45
Bab 45 Bertengkar
46
Bab 46 Undangan
47
Bab 47 Jodoh
48
Bab 48 Datang bulan
49
Bab 49 Pernikahan part Jeny
50
Bab 50 Sakit part Ibu
51
Bab 51 Dirumahkan
52
Bab 52 Terharu
53
Bab 53 Ke Kampung
54
Bab 54 Kembali ke Kota
55
Bab 55 Penantian (Hamil)
56
Bab 56 Pilih Kasih
57
Bab 57 Khawatir
58
Bab 58 Canggung
59
Bab 59 Bimbang
60
Bab 60 Takut
61
Bab 61 Peringatan
62
Bab 62 Rencana Kerja Sama
63
Bab 63 Persiapan Outbond
64
Bab 64 Outbond
65
Bab 65 Party
66
Bab 66 Pecah Seribu
67
Bab 67 Ada Apa dengan Ayah?
68
Bab 68 Beban
69
Bab 69 Keren
70
Bab 70 Pinta Ibu
71
Bab 71 Resah
72
Bab 72 Menemani Ibu
73
Bab 73 Pergi Selamanya
74
Bab 74 Saling menyayangi
75
Bab 75 Keguguran
76
Bab 76 Senyum Kembali
77
Bab 77 Kepergian Tanpa Kabar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!