“Vinda!” bentak Rensi dengan emosi karena Vinda menyemprotnya dengan air. Dia menyuruh Vinda membersihkan mobil dan bukan malah membuat dirinya mandi pagi. Vinda yang mulai sadar hanya melongo dengan mata membelakak. Dia benar-benar tidak sengaja.
“Maaf,” ucap Vinda dan langsung meletakan selang tersebut dengan air yang masih mengalir. Langkahnya langsung mendekati Rensi yang masih mematung dengan wajah semerah tomat karena begitu marah. Vinda hanya menelan ludahnya sulit karena bayangan masa lalu seperti menghantuinya.
“Kamu!” bentak Rensi dan langsung menampar pipi Vinda cukup keras, membuat Vinda terhuyung ke bekalang. Matanya mulai memanas, tetapi ditahan karena dia tidak ingin menagis dihadapan Rensi saat ini. Dia kuat dan akan selalu kuat.
“Kamu benar-benar gak becus. Aku nyuruh kamu nyuci mobil dan bukan nyuci aku! Makanya kalau punya otak itu dipakek, gak usah bengong mulu.” Rensi yang melihat Vinda sudah berdiri tegap langsung menamparnya lagi. Rasanya dia benar-benar kesal.
“Maaf,” cicit Vinda dengan suara pelan karena menahan air mata. Dia seperti tidak memiliki hak dirumahnya sendiri. Perasaannya mulai kacau dan merindukan seseorang yang sempat membuatnya rindu. Sangat rindu.
Rensi yang masih merasa kesal langsung menarik rambut Vinda dan mendongakan kepala gadis tersebut. “Kalau kerja itu pakek mata. Kamu itu emang gak becus ngapa-ngapain!” ucap Rensi dan langsung mendorong kepala Vinda hingga jidat gadis tersebut terpaksa mencium bagaimana kerasnya kap mobil dihadapannya.
Rensi masih dengan amarahnya meninggalkan Vinda dan segera membersihkan diri. Sedangkan Vinda, memilih diam di halaman rumah. Tangannya menyentuh keningnya yang sudah mengalir darah. Kepalanya terasa begitu sakit, tetapi ditahannya dan dilanjutkan mencuci mobilnya. Jika dia masuk dan meninggalkan pekerjaan, akan ada siksaan lagi dari Rensi yang entah apa bentuknya.
Sedangkan di seberang jalan, tampak Michael tengah menggenggam tangannya erat, membuat otot-ototnya menonjol. Perasaannya bercampur aduk melihat pemandangan dihadapannya. Entah karena apa, tetapi dia benar-benar merasa marah. Kepada siapa? Tentu saja kepada Vinda yang sudah membuat Rensinya marah.
“Cari tahu mengenai gadis tersebut. Dia harus segera diberi pelajaran karena sudah membuat Rensiku menderita.” Perintah Michael dengan suara ditekan karena memendam kesal.
“Saya sudah mendapatkannya, Bos,” ucap Roy yang saat ini menjadi sopir pribadi untuk Michael.
Sudah? Jadi apa maksud dari penjelasan semalam adalah mengenai gadis dihadapannya? Michael melirik Vinda yang masih mencuci mobil tajam. “Apa yang kamu dapat?”
“Namanya Hervinda. Hervinda Serana Putri. Merupakan salah satu mahasiswi di Tama University jurusan Ekonomi Strata dua. Selain itu dia juga bekerja di Café Love dan selalu mengambil shift malam,” tutur Roy mengatakan semua informasi yang didapatnya.
“Buat dia dikeluarkan dari kampus.” Michael masih menatap Vinda tajam. Dia seperti melihat sosok lain yang dikenalnya, tetapi langsung diabaikan.
“Tetapi, bos. Nona Hervinda merupakan salah satu mahasiswi dengan prestasi cemerlang da digadang-gadang akan menjadi salah satu Dosen di Tama University.”
Michael hanya menghela nafas dan mengambil ponsel dari kantung jas berwarna hitam tersebut. Tangannya dengan lihat mencari salah satu kontak nama yang tertera dan langsung menghubunginya. Tidak lama, panggilannya langsung diangkat.
“Keluarkan mahasiswa bernama Hervinda Serana Putri dari Tama Universty. Jika tidak mau, anda yang akan keluar dari sana,” perintah Michael kepada orang kepercayaan yang sudah ditunjuk sebagai rektor di kampusnya.
Michael kembali menegakan badan dan memasukan ponselnya. Dia tidak akan membuat Vinda tenang karena sudah merusak hari wanitanya, Rensi. Kali ini Michael memang sudah tidak waras karena selalu melakukan hal yang tidak masuk akal dan menetapkan Rensi sebagai wanitanya, padahal mereka belum bertemu. Namun, keyakinannya masih sama. rensi akan menerimanya, terlebih dia adalah teman masa kecilnya. Tidak akan ada penolakan untuknya.
“Jalan,” ucap Michael memerintah. Roy hanya menurutinya dan menjalankan mobil.
_____
Vinda sudah menyelesaikan tugasnya dan sekarang adalah saatnya untuk mengistirahatkan tubuhnya. Rasanya seluruh tubuhnya sudah pegal dan merindukan kasur kesayangannya. Dia menatap luka yang baru saja diperbannya. Apakah ini bisa sembuh nanti sore? Itu adalah pertanyaan mustahil yang nyatanya tetap dipikirkannya.
“Rensi semakin kejam,” gerutunya dengan wajah cemberut.
Vinda memilih merebahkan dirinya dan mulai memejamkan mata. semalam dia sudah susah payah mengerjakan tugas kuliah dan juga tesisnya agar segera lulus. Harapannya, dia akan menjadi orang sukses dan membahagiakan ayahnya. Bekerja di perusahaan ayahnya sekaligus menjadi dosen di Tama University. Siapa yang tidak ingin bekeja di sana? Semua fasilitas sudah dipenuhi, termasuk tempat tinggalnya nanti. Jadi, dia bisa terhindar dari siksaan keji yang selama ini diterimanya.
Belum juga matanya terpejam sempurna, sebuah dering ponsel membyat Vinda mengalihkan pandangannya. Matanya menyipit saat melihat nama yang tertera. Café love. Itu adalah nomor telfon café tersebut dan bukan nomor Dika, pemilik sekaliguas sahabatanya. Dengan cepat, tangannya langsung mengangkat panggilan tersebut.
“Halo,” sapa Vinda dengan wajah yang masih bingung.
“Vinda. Maaf, mulai hari ini kamu tidak perlu datang ke café love lagi,” ucap seseorang dari balik telepon.
“Apa? Kenapa?” tanya Vinda dengan perasaan terkejut. Dia tidak melakukan kesalahan apapun selama ini.
“Gaji serta bonus akan dikirim ke rekeningmu.”
Vinda masih ingin memprotes, tetapi panggilan sudah ditutup. Wajahnya masih bingung dengan kejadian yang menurutnya tiba-tiba tersebut. Dia bahkan tidak mendapat teguran dan malah banyak sekali pelanggan yang puas dengan pelayananya. Apa yang salah? terlebih Dika menghubunginya melalui telfon kantor.
Vinda langsung bangkit dan mengganti pakaiannya dengan jeans dan kemeja kotak-kotak. Dia harus menyelesaikannya dan meminta penjelasan. Diambilnya tas yang sudah tergantung di sebelah lemari dan langsung pergi meninggalkan rumah.
_____
“Puas kamu!” bentak Dika yang saat ini tengah duduk di sofa ruang kerjanya, “dia bahkan karyawan terbaik di sini.”
Michael hanya tersenyum misterius dan duduk dengan kaki menyilang. Tatapannya tidak terkesan bersahabat menatap pria berkacamata dihadapannya ini. Rasanya dia lega setelah melakukan apa yang diinginkannya.
“Tenanglah, Dika. Kamu hanya kekuraangan satu karyawan,” ucap Michael dengan tampang santainya.
Dika menatap Michael dengan amarah tertahan. Meski mereka bersaudara, sifat dan karakter mereka jauh berbeda. Dika masih jauh lebih memiliki hati ketimbang Michael yang selalu seenaknya sendiri.
“Memangnya kamu ada urusan apa dengan Vinda sampai membuatnya harus keluar dari restoran?” Dika penasaran dengan motif Michael dan dia yakin, Vinda sendiri tidak mengenal Michael sama sekali. Dia berani bertaruh untuk itu.
“Bukan urusan kamu., Dika. Kamu cukup jalankan apa yang aku mau dan itu sudah selesai.”
“Jelas itu urusanku. Dia karyawanku dan seharusnya kamu tidak berhak melakukan ini.”
Michael hanya tersenyum miring dan menatap Dika yang masih uring-uringan. “Sudahlah, Dika. Kamu tau sebuah pepatah yang mengatakan, semakin banyak kamu tau maka semakin banyak ancaman untukmu,” ucap Michael masih dengan senyum misterius, “dan itu berlaku untumu juga.”
Dika hanya mengabaikan ucapan Michael yang menurutnya tidak masuk akal. Dia juga lelah berurusan dengan sepupunya yang satu ini. Dia benar-benar ingin menghancurkan Michael jika saja dia mampu.
Dika bangkit dan hendak keluar ruangan karena berada di ruangan yang sama dengan Michael membuatnya semakin pusing. Namun, belum juga dia melangkah jauh, pintu ruangan sudah terbuka dengan begitu keras. Menampilkan seorang gadis yang tampak begitu berantakan.
“Dika, kita perlu bicara,” ucap Vinda masih terengah.
_____
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Bestie Oscar_OliverXXXL 😂🙈
Ada yaah laki model si michael ini. Yg disiksa siapa yg merasa sakit hati siapa? Astaga cowok psikopat nih michael. Ntar kalo dia tahu yg sebenarnya teman masa kecilnya itu si vinda psti menyesal.
2022-07-27
0
Maulina Kasih
apa apaan ini....ampun dah dungunya gak bs ditolong lg....kirain marah liat kelakuan rensi ehhhh malah kebalik....
2021-09-09
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Michel itu bego plus oon masa katanya Sultan to bisa salah sasaran
2021-06-21
1