Bagian 3_Rensi Pirnanti

Gadis berambut coklat keemasan memarkirkan mobilnya di halaman rumah berlantai dua dengan warna yang lebih didominasi krem. Setelah dirasa sudah cukup, dia langsung turun dari mobil dengan wajah angkuh yang memang sudah tercetak sejak lahir. Rensi membuka pintu mobil dibagian penumpang dan menatap barang belanjaannya dengan cermat.

Banyak. Jelas, karena memang hobinya hanya berbelanja dan juga liburan. Saat ini dia tengah memasuki semester sembilan. Sayangnya, dia tidak memikirkan skripsi dan bahkan banyak sekali nilai yang tidak lulus pada mata kuliah sebelumnya. Yang ada di pikirannya saat ini hanya bermain dan bersenang-senang. Untuk apa terlalu banyak bekerja, lagi pula dia akan tetap bekerja dan memiliki aset keluarganya. Papanya seorang penguasaha properti sukses dan Rensi yakin, ayahnya hanya akan mewariskan semua kepadanya.

“Vinda,” teriak Rensi dengan suara lantang.

Dia hanya diam di depan mobil dengan tangan yang masih megetuk pintu pelan, matanya menatap pintu rumahnya yang belum juga terbuka. Kemana, Vinda? Rensi menghela nafas kasar saat Vinda tidak juga turun.

“Vinda!” teriak Rensi semakin kencang.

Tidak lama, suara pintu di buka dan menampilkan Vinda dengan pakaian santai dan kacamata bertengger membuat Rensi menyeringai meremehkan. Dia menatap saudara tirinya itu dengan tatapan meremehkan.

“Darimana aja sih, kamu?” tanya Rensi dengan nada kesal.

“Maaf, tadi masih jalan,” ucap Vinda yang sudah tau apa yang harus dikerjakan. Seperti sudah terbiasa, Vinda langsung menuju ke arah pintu belakang dan mengambil semua paper bag yang ada di sana.

“Ini semua punya kamu, Ren?” tanya Vinda tidak percaya dengan apa yang dibawanya. Hampir dua puluh lima paper bag dan itu semua dari nama toko yang berbeda.

Rensi merasa tidak suka dengan pertanyaan Vinda dan menatap tajam. “Memangnya kenapa? Ada masalah?”

Vinda baru akan menjawab, tetapi suara berat dari arah belakang membuatnya mengurungkan niat. Vinda membalik badan dan menatap seorang pria berusia empat puluh lima tahun tengah menatap kearah mereka dengan senyum tulus. Senyum yang sudah dirindukan Vinda beberapa hari ini.

“Ayah,” ucap Rensi mendahului Vinda dan langsung memeluknya. Vinda yang melihat hanya menundukan kepalanya lemah dan berusaha tegar. Dia juga ingin memeluk ayahnya, tetapi dia yakin Rensi tidak akan merelakannya.

Beni menatap Vinda dengan senyum yang masih tidak dihilangkan. Ada beberapa paper bag yang dibawa Vinda dan itu membuat Beni bertanya. Dia cukup mengenal anaknya tersebut dan dia yakin itu bukanlah belanjaan Vinda.

“Vinda, itu belanjaan siapa?” tanya Beni dan itu membuat Rensi yang masih bergelanyut manja ikut menatap Vinda.

“Rensi, Ayah,” jawab Vinda dan mendapat tatapan tidak mengenakan dari Rensi. Dia enggan menjadi sasaran pertanyaan dari ayahnya.

Rensi yang ditatapan ayahnya tajam hanya tersenyum ringan, menampilkan wajah penuh penyesalan yang sudah dibuat-buat. Padahal dia sendiri tidak merasa menyesal sedikit pun. “Maaf,” ucap Rensi sembari memegang kedua telinganya. Dia sering menirukan apa yang dilakukan oleh Vinda dan itu membuatnya menjadi terbiasa. Bedanya, kalau Vinda melakukannya dengan perasaan bersalah, sedangkan rensi hanya untuk main-main dan mengelabuhi ayahnya.

“Baiklah,” jawab Beni memaklumi, “tetapi, bawa sendiri belanjaannya,” celetuk Beni tidak tega melihat Vinda membawa sebegitu banyaknya paper bag.

Rensi menatap Vinda dan memanyunkan bibir. Meski seperti merajuk, matanya mengisyaratkan lain agar Vinda membelanya supaya ayahnya tidak menyuruhnya. Vinda tau dan cukup untuk menolak, tetapi dia memilih lain dan mengiyakan permintaan Rensi.

“Gak usah, Ayah. Biar Vinda saja,” ucap Vinda dan langsung masuk ke dalam. Sebelum ayahnya menanyakan hal lain dan jelas dia tidak akan pernah bisa berbohong. Vinda cukup tau keberadaannya dan sadar dengan siapa dirinya. Seorang gadis yatim piatu yang kemudian mendapatkan kasih sayang dan juga keluarga. Dia tidak mau menjadikan kebahagiaan ayahnya lenyap jika dia mengatakan semuanya.

Sedangkan di luar, Rensi merajuk meminta dibelikan mobil baru. Beni awalnya menolak, tetapi akhirnya dia luluh dengan syarat mobil Rensi diserahkan kepadaVinda dan setuju. Mereka melangkah masuk, meninggalkan halaman luas dengan gerbang yang masih terbuka. Membiarkan sepasang mata menatapnya dengan tatapan memuja.

____

Setelah mendapatkan alamat rumah malaikatnya, dia langsung menghampiri dengan kecepatan penuh. Michael memang gila karena dia hanya memberikan foto saat dirinya masih berusia sebelas tahun dan gadis kecil tersebut berusia sembilan tahun. Sedangkan usianya saat ini sudah mencapai dua puluh enam tahun. Namun, saat dia sampai, anak buahnya langsung menghampiri mobilnya dan masuk.

“Malam, Bos,” ucap Roy dengan wajah masih menunjukan keseriusan.

Michael hanya diam dan mengawasi rumah yang didalamnya terdapat dua gadis dan satu pria berusia empat puluh lima tahun. Dia masih hafal dengan wajah Beni karena tidak banyak berubah meski sudah berpuluh-puluh tahun tidak bertemu. Rasanya hari ini kebahagiaannya sempurna.

“Cantik,” gumamnya dengan senyum yang masih menghiasi.

Michael menatap lekat Rensi yang masih bergelanyut manja di lengan Beni. Setelah puas, dia menatap Roy yang sudah mengeluarkan amplop hitam hasil penyelidikannya.

“Jadi, apa yang kamu dapat?” tanya Michael dengan wajah serius.

“Namanya Rensi. Dia merupakan salah satu mahasiswi di Tama University jurusan Bisnis. Saat ini dia berada di semester sembilan dan belum pernah melakukan bimbingan skripsi sama sekali.”

“Siapa pembimbingnya?” tanya Michael tanpa melepaskan pandangannya dari Rensi. Dia memang mengenal gadis kecil yang dulu sempat menolongnya, tetapi dia tidak mengetahui siapa nama gadis tersebut karena saat dia sadar, gadis tersebut sudah diseret paksa oleh ibunya.

Michael menghembuskan nafas perlahan mengingat kejadian tersebut. Dia tidak bisa menolong dan hanya diam ketika malaikatnya mendapatkan sisksaan. Dia juga sering mengintip dari celat pagar dan melihat penyiksaan terus berlanjut. Michael kecil tidak berani masuk karena takut dialah penyebab kemurkaan wanita dewasa tersebut.

Michael menitikan air mata ketika mengingatnya. Helaan nafas terdengar berat dan matanya langsung menatap Roy yang ternayata sejak tadi memperhatikannya. “Siapa pembimbing gadis tersebut?” tanya Michael dengan suara yang mulai sinis karena Roy tidak merespon ucapannya.

“Mr. Wilson.”

“Katakan kepadanya untuk meluluskan dan memperlancar skripsi Rensi. Katakan kepada pihak kampus untuk semua nilai dibuat sempurna,” titah Michael membuat Roy membelalak.

Michael tau seisi kampus tersebut. Dia tau karena memang kampus tersebut adalah milik keluarganya. Keluarga Aditama dan dia bisa melakukan apapun yang diinginkannya. Meluluskan Rensi adalah misinya agar malaikatnya tidak lagi mengalami kesulitan.

Roy hanya mengangguk pasrah dan mengiyakan apa keinginan bosnya. Tangangannya kembali membuka amplop coklat yang sudah digengamnya dan mengeluarkan kertas bertempelkan foto seorang gadis dengan senyum manis. Roy memperhatikannya lekat dan menghela nafas ketika membaca semua tentang gadis tersebut. Andai gadis yang dicari bos adalah dia, akan jauh lebih baik, pikir Roy dalam hati.

Roy kembali menatap Michael yang masih setia memperhatikan Rensi dan ayahnya masuk ke dalam rumah. “Maaf, Bos. Saya memiliki satu info lagi mengenai gadis bernama…”

“Sudah. Tugas kalian selesai. Kalian sudah menemukannya,” potong Michael tegas karena yang dibutuhkan olehnya hanya mengenai Rensi, malaikat kecilnya.

“Tetapi, ada…”

“Aku tidak membutuhkan info mengenai asisten rumah tangganya,” desis Michael dan membuat Roy langsung diam, “sekarang kembalilah ke kediaman Ayah dan jangan katakan apapun.”

Roy hanya mengangguk dan langsung keluar dari mobil tersebut. Michael masih menatap rumah tersebut sampai seorang gadis keluar dari rumah dan menutup pintu. Michael menatap lekat dan merasa mengenal gadis tersebut. Vinda yang tidak sadar hanya menutup pintu dan segera masuk ke rumah.

Michael mengabaikan pikirannya dan hanya merasa itu karena dia kelelahan. Jadilah dia memutuskan untuk pulang dan beristirahat. Esoknya, dia akan menyusun rencana mendekati Rensi.

“Aku akan mendapatkanmu, Rensi,” ujarnya dengan perasaan yakin.

_____

Terpopuler

Comments

Titin Rahmatilah

Titin Rahmatilah

salh orang yang harusnya Vinda

2022-01-24

0

Priskha

Priskha

salah bkn Rensi tp Vinda thor....

2021-07-28

0

Mira Wahyuni

Mira Wahyuni

kau salah orang michel....bukan rensi tp vinda wanita yg kau cari 😊

2021-07-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1_Hervinda
2 Bagian 2_Michael Aditama
3 Bagian 3_Rensi Pirnanti
4 Bagian 4_Awal Penderitaan
5 Bagian 5_Hukuman
6 Bagian 6_Pertengkaran
7 Bagian 7_Protes
8 Bagian 8_Pertemuan dengan Rensi 1
9 Bagian 9_Kebencian Michael
10 Bagian 10_Muak
11 Bagian 11_Butuh Bantuan?
12 Bagian 12_Terasa Pilu
13 Bagian 13_Bukan Masalah
14 Bagian 14_Terasa Salah
15 Bagian 15_Cemburu
16 Bagian 16_Amarah Michael
17 Bagian 17_Poor Vinda
18 Bagian 18_I Don’t Know My Life
19 Bagian 19_Protes Rensi
20 Bagian 20_Rencana Rensi
21 Bagian 21_Wedding Day
22 Bagian 22_Pengantin Pengganti
23 Bagian 23_Status Baru
24 Bagian 24_Revenge
25 Bagian 25_Tetap Malaikat
26 Bagian 26_Revenge Plan
27 Bagian 27_Karma
28 Bagian 28_Get Better
29 Bagian 29_Boleh Aku Egois?
30 Bagian 30_Rescue
31 Bagian 31_Pilihan Lain
32 Bagian 32_Painful Reality
33 Bagian 33_Pencarian
34 Bagian 34_Harapan
35 Bagian 35_Kemarahan Rensi
36 Bagian 36_Mendekati Michael
37 Bagian 37_Merindukanmu
38 Bagian 38_Mencoba Pergi
39 Bagian 39_Mencoba Pergi 2
40 Bagian 40_Tertangkap
41 Bagian 41_Penyelamatan Vinda
42 Bagian 42_Kembali
43 Bagian 43_Change
44 Bagian 44_Terasa Berbeda
45 Bagian 45_Sosok Baru
46 Bagian 46_Tetaplah Bersamaku
47 Bagian 47_Kesalahan Rensi
48 Bagian 48_Kisah Masa Lalu
49 Bagian 49_Cerita Penghantar Tidur
50 Bagian 50_Surprise
51 Bagian 51_Menuju Hari Pertunangan
52 Bagian 52_Patah
53 Bagian 53_Discharge
54 Bagian 54_Kesalahan
55 Bagian 55_Kehilangan
56 Bagian 56_Mulai Berulah
57 Bagian 57_Bertanggung Jawab
58 Bagian 58_Mulai Ragu
59 Bagian 59_Kebenaran
60 Bagian 60_Memberikan Pelajaran
61 Bagian 61_Menemukanmu
62 Bagian 62_Penolakan
63 Bagian 63_Berjuang
64 Bagian 64_I’m Sorry
65 Bagian 65_Tetap Tegar
66 Bagian 66_Restu atau Bukan?
67 Bagian 67_Demi Kalian
68 Bagian 68_Bahagia Bersama
69 Bagian 69_Goresan Takdir
70 Bagian 70_Please, Don’t Go
71 Bagian 71_Please, Wake up
72 Bagian 72_Akhir Sebuah Kisah
73 Harap Dibaca, Sayangkuh
74 Bagian 73_EXTRA PART 1
75 Bagian 74_EXTRA PART 2
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bagian 1_Hervinda
2
Bagian 2_Michael Aditama
3
Bagian 3_Rensi Pirnanti
4
Bagian 4_Awal Penderitaan
5
Bagian 5_Hukuman
6
Bagian 6_Pertengkaran
7
Bagian 7_Protes
8
Bagian 8_Pertemuan dengan Rensi 1
9
Bagian 9_Kebencian Michael
10
Bagian 10_Muak
11
Bagian 11_Butuh Bantuan?
12
Bagian 12_Terasa Pilu
13
Bagian 13_Bukan Masalah
14
Bagian 14_Terasa Salah
15
Bagian 15_Cemburu
16
Bagian 16_Amarah Michael
17
Bagian 17_Poor Vinda
18
Bagian 18_I Don’t Know My Life
19
Bagian 19_Protes Rensi
20
Bagian 20_Rencana Rensi
21
Bagian 21_Wedding Day
22
Bagian 22_Pengantin Pengganti
23
Bagian 23_Status Baru
24
Bagian 24_Revenge
25
Bagian 25_Tetap Malaikat
26
Bagian 26_Revenge Plan
27
Bagian 27_Karma
28
Bagian 28_Get Better
29
Bagian 29_Boleh Aku Egois?
30
Bagian 30_Rescue
31
Bagian 31_Pilihan Lain
32
Bagian 32_Painful Reality
33
Bagian 33_Pencarian
34
Bagian 34_Harapan
35
Bagian 35_Kemarahan Rensi
36
Bagian 36_Mendekati Michael
37
Bagian 37_Merindukanmu
38
Bagian 38_Mencoba Pergi
39
Bagian 39_Mencoba Pergi 2
40
Bagian 40_Tertangkap
41
Bagian 41_Penyelamatan Vinda
42
Bagian 42_Kembali
43
Bagian 43_Change
44
Bagian 44_Terasa Berbeda
45
Bagian 45_Sosok Baru
46
Bagian 46_Tetaplah Bersamaku
47
Bagian 47_Kesalahan Rensi
48
Bagian 48_Kisah Masa Lalu
49
Bagian 49_Cerita Penghantar Tidur
50
Bagian 50_Surprise
51
Bagian 51_Menuju Hari Pertunangan
52
Bagian 52_Patah
53
Bagian 53_Discharge
54
Bagian 54_Kesalahan
55
Bagian 55_Kehilangan
56
Bagian 56_Mulai Berulah
57
Bagian 57_Bertanggung Jawab
58
Bagian 58_Mulai Ragu
59
Bagian 59_Kebenaran
60
Bagian 60_Memberikan Pelajaran
61
Bagian 61_Menemukanmu
62
Bagian 62_Penolakan
63
Bagian 63_Berjuang
64
Bagian 64_I’m Sorry
65
Bagian 65_Tetap Tegar
66
Bagian 66_Restu atau Bukan?
67
Bagian 67_Demi Kalian
68
Bagian 68_Bahagia Bersama
69
Bagian 69_Goresan Takdir
70
Bagian 70_Please, Don’t Go
71
Bagian 71_Please, Wake up
72
Bagian 72_Akhir Sebuah Kisah
73
Harap Dibaca, Sayangkuh
74
Bagian 73_EXTRA PART 1
75
Bagian 74_EXTRA PART 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!