Bagian 4_Awal Penderitaan

Michael menatap wajah gadis yang saat ini tengah membuat hatinya berbunga. Rasanya dia memang sudah tidak waras karena sering senyum-senyum sendiri. Seperti dugaannya, malaikatnya adalah gadis cantik dan manja. Manja? Rasanya ane karena dia dulu merupak seorang gadis pemberani dan juga mandiri.

Michael tidak ambil pusing dengan hal tersebut dan kembali memandang foto gadis tersebut yang disamakan dengan foto masa kecilnya. Ya, Michael memiliki foto malaikat kecilnya tengah bersama dengan papanya karena dia tidak sengaja mengambil dari buku harian yang selalu dipakai malaikatnya. Michael tidak tau nama perempuan kecil tersebut, itulah sebabnya dia memanggilnya dengan nama malaikat. Tentu saja karena dia begitu baik seperti malaikat.

“Rensi. Nama yang indah,” gumamnya dengan senyum yang sudah mengembang sempura. Jika ada yang melihatnya, sudah dapat dipastikan bahwa dia sudah gila karena sejak tadi memandang foto tanpa berkedip. Dia ingin memandangnya sepuas mungkin dan menyusun rencana untuk mendapatkan gadisnya kembali.

Took…tok..tok…

Suara ketukan terdengar dan Michael hanya menoleh sejenak, tidak menjawab dan masih memperhatikan foto wanitanya. Ya, dia memang sudah menetapkan Rensi sebagai wanitanya dan dia yakin dengan segala kekuasaan yang dimilikinya, dia akan mendapatkan gadis tersebut. Siapa juga yang berniat menolak seorang Michael yang terkenal kaya raya? Meski begitu, jangan lupakan bahwa dia juga terkenal dengan sebutan playboy yang sudah melekat.

“Cantik,” ucap seseorang di belakang Michael dan membuat pria tersebut langsung bangkit. Bundanya sudah berada di belakang dan menatap foto Rensi. Buru-buru Michael menyembunyikannya dan menatap bundanya dengan senyum sumringah.

“Bunda ada apa?” tanya Michael yang saat itu tengah menginap di rumah orangtuanya karena rumahnya tengah direnovasi.

Anastasya, wanita berusia empat puluh tiga tahun yang masih tampak begitu cantik meski dengan sedikit kerutan yang sudah terlihat jelas. Matanya menatap teduh anaknya yang sudah menutupi foto seorang gadis di bawah bantal. Masih sama seperti yang dulu.

“Sini, Bunda mau lihat,” ucap Tasya sembari mengulurkan tangan, menunggu Michael memberikan foto tersebut.

Michael masih kekeh dan tidak mau menyerahkan ke dua foto tersebut. Bagaimana jika nanti orangtuanya malah melarang untuk bergaul bersama Rensi? Atau malah menjauhkannya dan menentang hubungan yang bahkan belum dibangunnya. Pikiran Michael terlalu berkelana dan sayangnya tidak ada pikiran baik yang terlintas.

“Sini, El,” kata Tasya dengan nada menekan. Sekarang kesabarannya sudah menipis karena rasa penasaran yang sudah menggebu. Ini pertama kalinya Ael melihat sebuah foto dengan tatapan memuja.

Tasya sudah tidak sabar menunggu anaknya yang masih saja diam. Dia mulai memutar bola matanya jengah. Sejak kapan anak semata wayangnya menjadi seperti remaja dan kehilangan wibawa? Benar-benar gadis luar biasa yang mampu mengubah anaknya menjadi sosok yang baru ditemuinya.

“Ael, Bunda masih meminta baik-baik dan jangan buat Bunda marah, Sayang,” kata Tasya mengulangi perintahnya. Kali ini dengan nada yang sudah ditekan agar terdengar tegas. Meski sebenarnya dia bukanlah wanita tegas. Dia bahkan tidak pernah membentak siapapun selama empat puluh tiga tahun.

“Bunda, biarkan Ael yang menyimpan. Kalau dia sudah setuju, Ael janji akan bawa ke hadapan Bunda,” ucap Ael dengan wajah meyakinkan.

Tasnya hanya tersenyum lembut dan langsung duduk di ranjang sebelah anaknya yang saat ini tengah duduk dengan tangan disembunyikan ke belakang. Ternyata anaknya masih saja seperti dulu.

“Bunda hanya mau lihat gadis seperti apa yang sudah membuat anak Bunda menjadi seperti ini.” Tasya menatap anaknya dengan tatapan lemah. Dia tau Ael tidak akan bisa menyembunyikan apapun darinya.

Ael menghela nafas panjang dan menatap bundanya kesal. Selalu saja tatapan memelas yang begitu menyentuhnya. Membuat rasa percaya dirinya kurang dan malah semakin tidak tega ketika bundanya masih menatap dengan tatapan yang sama. Dengan perasaan berat hati, Ael mulai mengeluarkan dua lembar foto yang dair tahun yang berbeda. Tasya yang melihat langsung bersorak senang dan meraihnya cepat, membuat Ael menyesal sudah memberikannya.

“Ini gadis yang sama?” tanya Tasya sembari menatap Ael dengan tatapan penuh tanya.

Michael mengangguk penuh antuasia. Sudah tidak ada lagi kesombongan yang ditunjukan dan dia hanya menunjukan seperti apa dia sebenarnya. “Bukankah cantik, Bunda?”

“Cantik. Sangat cantik,” ujar Tasya sembari memperhatikan foto seorang gadis kecil yang tengah memegang lengan ayahnya. Dia merasa menyukai gadis tersebut dan yakin akan membuat bahagia anaknya.

Tasnya menatap Michael yang masih tampak begitu antuasias. “Kapan kamu akan membawanya ke rumah?” tanya Tasya sudah tidak sabar.

“Secepatnya,” jawab Ael dengan rasa penuh percaya diri.

_____

Pagi sudah bersambut dengan kicauan burung dan sinar mentari yang sudah semakin terik. Hari ini, Vinda masih melakukan hal yang sama. Beberes rumah saat ayahnya pergi. Ibunya? Sudah beberapa hari ini tidak pulang ke rumah karena mengurus pekerjaan yang menumpuk. Itu kata ayahnya dan Vinda tidak ambil pusing. Dia memilih untuk diam dan mengerjakan apa yang bisa dikerjakan.

“Pagi kelinci imut,” sapa Vinda yang saat ini tengah melepaskan kelinci kesayangannya agar keluar dan mencari makan di halaman belakang. Setidaknya sampai dia selesai mengerjakan tugas rumah dan pergi bekerja.

“Vinda!”

Belum juga dia merasakan kebahagiaan pagi yang baru disambutnya, suara teriakan Rensi membuat hidupnya langsung berubah drastis. Mood-nya langsung turun seketika dan hanya helaan nafas yang terdengar.

“Vinda!” teriak Rensi dari dalam dan itu membuat Vinda semakin menghela nafas.

“Iya, sebentar,” jawab Vinda yang langsung bangkit dan berlari ke arah Rensi memanggilnya. Jika tidak, dia yakin Rensi akan terus berteriak tanpa henti. Jujur saja, itu membuat telinganya menjadi sedikit pengang karena suara cempreng Rensi.

Vinda memasuki dapur dan langsung menuju ke kamar Rensi. Namun, belum juga dia sampai, Rensi sudah berdiri di pertengahan anak tangga dan menatapnya dengan tatapan penuh kebencian. Kenapa?

“Kamu itu dari mana? Aku nyariin dari tadi.” Rensi sudah menatapnya dengan galak.

“Dari belakang,” jawab Vinda dengan nada malas.

“Belakang terus. Lama-lama itu kelinci nanti dipanggang aja,” celetuk Rensi dengan nada mengancam.

Vinda hanya menghela nafas panjang dan menatap Rensi. Lagi-lagi kalimat itu dan itu benar-benar membuatnya muak. Ancaman dan siksaan. Rasanya sudah lama dia menerima hal tersebut. Jika diingat, sudah empat belas tahun dia menerima hal tersebut.

“Jadi, kamu mau apa?” tanya Vinda mengalihkan pembicaraan.

“Cuci mobil,” perintah Rensi sembari mengulurkan kunci mobilnya.

Vinda hanya menurut dan langsung mengambil kunci tersebut. Tanpa berpamitan, dia melangkah keluar untuk mencuci mobil tersebut. Rasanya pekerjaannya menumpuk jika Rensi kembali ke rumah. Padahal beberapa hari ini Rensi menginap karena sahabatnya tengah mengadak acara.

Vinda menghela nafas panjang. Dalam hati dia menyemangati diri sendiri dan berharap kelak semua akan menjadi lebih baik. Ya, dia berharap semua akan menjadi jauh lebih baik.

Asik melamun membuat Vinda melupakan tugasnya dan menyemprot ke sembarang arah. Tanpa sengaja, dia mengarahkan selang yang sedang digunakan ke arah Rensi yang tengah menjadi mandornya.

“Vinda!” bentak Rensi dengan emosi karena Vinda menyemprotnya dengan air. Dia menyuruh Vinda membersihkan mobil dan bukan malah membuat dirinya mandi pagi. Vinda yang mulai sadar hanya melongo dengan mata membelakak. Dia benar-benar tidak sengaja.

_____

Terpopuler

Comments

Balgis Febrizha Al-Amrie

Balgis Febrizha Al-Amrie

kayak dejavu bacanya,(mungkin mmg cm mirip)

2021-12-13

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

kasihan vinda

2021-06-21

0

ana Imaa

ana Imaa

mamanya aja bener gk salah milih laah anakny malah keliiiru

2021-01-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1_Hervinda
2 Bagian 2_Michael Aditama
3 Bagian 3_Rensi Pirnanti
4 Bagian 4_Awal Penderitaan
5 Bagian 5_Hukuman
6 Bagian 6_Pertengkaran
7 Bagian 7_Protes
8 Bagian 8_Pertemuan dengan Rensi 1
9 Bagian 9_Kebencian Michael
10 Bagian 10_Muak
11 Bagian 11_Butuh Bantuan?
12 Bagian 12_Terasa Pilu
13 Bagian 13_Bukan Masalah
14 Bagian 14_Terasa Salah
15 Bagian 15_Cemburu
16 Bagian 16_Amarah Michael
17 Bagian 17_Poor Vinda
18 Bagian 18_I Don’t Know My Life
19 Bagian 19_Protes Rensi
20 Bagian 20_Rencana Rensi
21 Bagian 21_Wedding Day
22 Bagian 22_Pengantin Pengganti
23 Bagian 23_Status Baru
24 Bagian 24_Revenge
25 Bagian 25_Tetap Malaikat
26 Bagian 26_Revenge Plan
27 Bagian 27_Karma
28 Bagian 28_Get Better
29 Bagian 29_Boleh Aku Egois?
30 Bagian 30_Rescue
31 Bagian 31_Pilihan Lain
32 Bagian 32_Painful Reality
33 Bagian 33_Pencarian
34 Bagian 34_Harapan
35 Bagian 35_Kemarahan Rensi
36 Bagian 36_Mendekati Michael
37 Bagian 37_Merindukanmu
38 Bagian 38_Mencoba Pergi
39 Bagian 39_Mencoba Pergi 2
40 Bagian 40_Tertangkap
41 Bagian 41_Penyelamatan Vinda
42 Bagian 42_Kembali
43 Bagian 43_Change
44 Bagian 44_Terasa Berbeda
45 Bagian 45_Sosok Baru
46 Bagian 46_Tetaplah Bersamaku
47 Bagian 47_Kesalahan Rensi
48 Bagian 48_Kisah Masa Lalu
49 Bagian 49_Cerita Penghantar Tidur
50 Bagian 50_Surprise
51 Bagian 51_Menuju Hari Pertunangan
52 Bagian 52_Patah
53 Bagian 53_Discharge
54 Bagian 54_Kesalahan
55 Bagian 55_Kehilangan
56 Bagian 56_Mulai Berulah
57 Bagian 57_Bertanggung Jawab
58 Bagian 58_Mulai Ragu
59 Bagian 59_Kebenaran
60 Bagian 60_Memberikan Pelajaran
61 Bagian 61_Menemukanmu
62 Bagian 62_Penolakan
63 Bagian 63_Berjuang
64 Bagian 64_I’m Sorry
65 Bagian 65_Tetap Tegar
66 Bagian 66_Restu atau Bukan?
67 Bagian 67_Demi Kalian
68 Bagian 68_Bahagia Bersama
69 Bagian 69_Goresan Takdir
70 Bagian 70_Please, Don’t Go
71 Bagian 71_Please, Wake up
72 Bagian 72_Akhir Sebuah Kisah
73 Harap Dibaca, Sayangkuh
74 Bagian 73_EXTRA PART 1
75 Bagian 74_EXTRA PART 2
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bagian 1_Hervinda
2
Bagian 2_Michael Aditama
3
Bagian 3_Rensi Pirnanti
4
Bagian 4_Awal Penderitaan
5
Bagian 5_Hukuman
6
Bagian 6_Pertengkaran
7
Bagian 7_Protes
8
Bagian 8_Pertemuan dengan Rensi 1
9
Bagian 9_Kebencian Michael
10
Bagian 10_Muak
11
Bagian 11_Butuh Bantuan?
12
Bagian 12_Terasa Pilu
13
Bagian 13_Bukan Masalah
14
Bagian 14_Terasa Salah
15
Bagian 15_Cemburu
16
Bagian 16_Amarah Michael
17
Bagian 17_Poor Vinda
18
Bagian 18_I Don’t Know My Life
19
Bagian 19_Protes Rensi
20
Bagian 20_Rencana Rensi
21
Bagian 21_Wedding Day
22
Bagian 22_Pengantin Pengganti
23
Bagian 23_Status Baru
24
Bagian 24_Revenge
25
Bagian 25_Tetap Malaikat
26
Bagian 26_Revenge Plan
27
Bagian 27_Karma
28
Bagian 28_Get Better
29
Bagian 29_Boleh Aku Egois?
30
Bagian 30_Rescue
31
Bagian 31_Pilihan Lain
32
Bagian 32_Painful Reality
33
Bagian 33_Pencarian
34
Bagian 34_Harapan
35
Bagian 35_Kemarahan Rensi
36
Bagian 36_Mendekati Michael
37
Bagian 37_Merindukanmu
38
Bagian 38_Mencoba Pergi
39
Bagian 39_Mencoba Pergi 2
40
Bagian 40_Tertangkap
41
Bagian 41_Penyelamatan Vinda
42
Bagian 42_Kembali
43
Bagian 43_Change
44
Bagian 44_Terasa Berbeda
45
Bagian 45_Sosok Baru
46
Bagian 46_Tetaplah Bersamaku
47
Bagian 47_Kesalahan Rensi
48
Bagian 48_Kisah Masa Lalu
49
Bagian 49_Cerita Penghantar Tidur
50
Bagian 50_Surprise
51
Bagian 51_Menuju Hari Pertunangan
52
Bagian 52_Patah
53
Bagian 53_Discharge
54
Bagian 54_Kesalahan
55
Bagian 55_Kehilangan
56
Bagian 56_Mulai Berulah
57
Bagian 57_Bertanggung Jawab
58
Bagian 58_Mulai Ragu
59
Bagian 59_Kebenaran
60
Bagian 60_Memberikan Pelajaran
61
Bagian 61_Menemukanmu
62
Bagian 62_Penolakan
63
Bagian 63_Berjuang
64
Bagian 64_I’m Sorry
65
Bagian 65_Tetap Tegar
66
Bagian 66_Restu atau Bukan?
67
Bagian 67_Demi Kalian
68
Bagian 68_Bahagia Bersama
69
Bagian 69_Goresan Takdir
70
Bagian 70_Please, Don’t Go
71
Bagian 71_Please, Wake up
72
Bagian 72_Akhir Sebuah Kisah
73
Harap Dibaca, Sayangkuh
74
Bagian 73_EXTRA PART 1
75
Bagian 74_EXTRA PART 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!