Dream : Legend Maker

Dream : Legend Maker

Harapan

PERINGATAN : Segala bentuk nama, tempat, latar belakang hanyalah fiksi

Matahari sudah berada di titik tertingginya, namun hal ini tidak membuat beberapa orang untuk berteduh dari sengatannya. Suara teriakan beberapa pria dan peluit dapat terdengar dari kejauhan.

"Sial, aku berkata padamu untuk berlari tidakkah kamu mendengarnya"

Seorang pria paruh baya berteriak kepada beberapa pria yang sedang berlari di lapangan. Nama pria paruh baya itu adalah Dani. Sudah 5 tahun dia menjabat sebagai pelatih utama Persija Jakarta. Klub papan atas Liga 1 di Indonesia. Dalam masa menjabat sebagai pelatih utama Persija Jakarta ia sudah memberikan 2 trofi sehingga cukup membuktikan kualitasnya sebagai pelatih. Namun musim ini ia tidak dapat mempertahankan lagi gelar juara setelah gagal memperebutkan puncak klasmen Liga 1.

Kekecewaannya karena gagal memenangkan liga menjadikan sesi latihan terakhir Persija Jakarta sebagai bahan pelampiasan. Latihan brutal yang telah dimulai sejak pukul sembilan pagi hingga sekarang masih berlanjut.

Para pemain terus berlarian bolak-balik sesuai perintah coach Dani. Setelah berselang sekitar sepuluh menit ia meniupkan peluitnya agar berkumpul. Dani melirik arloji di tangannya sebelum mengerutkan dahinya dan memandangi pemain di depannya.

"Musim ini menjadi musim yang buruk bagi kita, ingatlah kegagalan mendapatkan trofi ini untuk musim selanjutnya. Lakukan peregangan dan pulanglah, kita akan bertemu lagi bulan depan."

Dani menyerahkan sesi peregangan kepada asistennya sebelum berjalan menuju kantornya.

Sesi peregangan yang cukup santai telah selesai, para pemain segera menuju ruang ganti bersama-sama. Bisikan umpatan yang ditujukan pada Dani terdengar samar-samar.

"Raka, ayo pulang bersama setelah ini"

"Ga usah menunggu ji, pelatih memesanku untuk datang ke kantornya. Aku pulang sendiri"

"Oke" sahut Aji

Raka dan Aji adalah sahabat yang dipertemukan melalui program kepelatihan pemuda Persija Jakarta. Kesamaan kecintaan mereka terhadap sepakbola membuat mereka berdua menjadi cepat akrab. Namun berbeda dari Aji yang di anggap sebagai jenius sepakbola, Raka hanyalah seorang pemuda yang biasa-biasa saja.

Raka mengetuk ruangan coach Dani sebelum dipersilahkan masuk. Raka merasa gugup saat ditatap oleh Dani. Coach Dani mengetukan jarinya ke meja terlihat sedang berpikir apa yang akan diucapkannya.

"Aku akan berterus terang kepadamu, sejujurnya saat melihatmu selama berlatih bagiku potensi mu adalah biasa-biasa saja yang dapat ditemukan sepanjang jalan. Musim ini adalah akhir dari kontrakmu dan direktur tidak berpikir untuk memperpanjang kontrakmu. Persaingan dalam sepakbola cukup berat kau tahu, berhentilah bermain bola sebelum terlambat. Kau masih bisa melakukan yang lain lagipula itu keuntungan menjadi muda. Kembalilah"

Momen inilah yang sebenarnya ingin di hindari Raka, Ia tahu dengan bakat rata-ratanya sulit baginya untuk mengejar karir sebagai pesepakbola profesional. Namun pada akhirnya, yang akan terjadi tetaplah terjadi seperti momen saat ini.

Kecintaannya terhadap sepakbola yang membuatnya tetap keras kepala untuk menjadi pesepakbola profesional. Setelah lulus dari sekolah menengah, ia mendaftarkan diri di program kepelatihan muda Persija Jakarta. Kerja kerasnya yang tanpa henti membuatnya lolos masuk kedalam squad utama Persija Jakarta walaupun keadaan sesungguhnya tidak pernah dimainkan dan namanya tidak dimasukan dalam kompetisi. Sudah setahun penuh ia masuk dalam squad reguler dan sekarang coach Dani telah memberikan hukuman mati kepadanya.

Raka membungkuk sebelum berbalik pulang dengan perasaan yang campur aduk. Segala jenis emosi kesedihan, kemarahan, kekecewaan, kebingungan, dan keputusasaan.

Setelah kembali ke kos sewaannya Raka hanya berbaring dan menatap kosong kedalam langit-langit kamarnya. Segala sesuatu yang terjadi hingga sekarang ini terasa seperti mimpi baginya. Pada saat itulah ponselnya berbunyi yang membangunkannya dari sebuah lamunan. Raka menatap ponselnya dengan tatapan rumit sebelum memaksakan senyum dan mengangkatnya.

"Halo ayah"

"Bagaimana kabarmu nak?"

"Anakmu baik-baik saja yah."

Ayah Raka menanyakan berbagai macam hal sebelum memutuskan panggilan. Raka hanya bisa berbohong dan menghela nafas kepada Ayahnya. Sesungguhnya ia adalah satu-satunya orang yang mendukungnya untuk mengejar cita-citanya sebagai pesepakbola profesional. Raka tidak ingin mengecewakan Ayahnya yang dengan sepenuh hati mendukungnya.

Raka menggelengkan kepalanya dan menampakkan semangat di matanya. Ia tidak boleh terlalu lama terjebak dalam keputusasaan. Kata-kata tajam yang dilontarkan coach Dani tidak akan membuatnya menyerah dan menjadikannya sebagai semangat. Raka ingin membuktikan dirinya meskipun ia tidak berbakat ia dapat mengejar mimpinya.

Segera ia mengingat seorang kenalannya yaitu paman agen pencari bakat yang sering datang menonton di luar lapangan latihan Persija Jakarta. Ia mencari nomor ponselnya dan mengirimnya pesan

Paman, apakah kau memiliki kontak klub yang sedang melakukan sesi trial untuk rekrutmen pemain?

Tidak menunggu waktu lama untuk Raka mendapatkan jawaban. Paman yang dihubunginya segera mengirimkan daftar yang dicari oleh Raka. Terdapat 20 klub yang melakukan sesi trial mulai dari klub liga 1 hingga liga 3 dalam daftar. Ia mulai menyortir jadwal yang akan dilakukan 20 club tersebut. Tentu saja tidak semuanya dapat dilakukan oleh Raka sehingga ia perlu dengan bijak menyusun 10 daftar prioritasnya. Sedikit harapan kecil dibenaknya salah satu dari daftar klub tersebut dapat melihat potensinya.

Hari demi hari sesi trial terus berjalan dan Raka mengikuti hampir seluruh daftar prioritasnya. Harapan kecil yang dimilikinya dari awal menjadi semakin mati rasa hingga putus asa. Ia berpikir meskipun Persija Jakarta tidak terkesan dengan kemampuannya akan ada beberapa klub yang berminat namun kenyataan sering kali terlalu kejam.

"Maaf klub kami tidak akan merekrutmu"

Sekali lagi Raka gagal dalam mengikuti sesi trial yang diikutinya. Ini adalah trial ke sembilan yang telah diikuti oleh Raka.  Hanya ada satu yang tersisa dalam daftar prioritasnya yaitu adalah Maung Raja. Klub sepakbola liga 3 yang satu kota dengan Persija Jakarta.

Harusnya berhasil kan? bagaimanapun ini hanyalah liga 3

Keesokan harinya ia tiba di lapangan tempat trial Maung Raja dilakukan. Meski hanya klub liga 3 namun jumlah pendaftarnya cukup banyak. Orang-orang mulai berkumpul setelah peluit di tiupkan oleh seorang pria. Disebelahnya ada 2 pria yang terlihat seperti asistennya.

"Perkenalkan namaku Handoko, aku tidak ingin membuang-buang waktu yang cukup lama. Aku akan menilai kinerja kalian dengan melakukan pertandingan 90 menit. Dua pria yang disampingku akan menjadi pelatih sementara untuk dua tim."

Segera rompi berwarna kuning dibagikan kepada sebelas pemain oleh salah satu asistennya. Raka adalah salah satu yang mengenakan rompi.

Posisi Raka adalah seorang striker saat di E

Persija Jakarta. Cukup beruntung baginya dalam trial ini ia menempati posisi striker. Pertandingan pun dimulai setelah Handoko meniupkan peluitnya.

3 - 0

Skor sementara saat 75 menit sudah berlalu. Tim tanpa rompi lah yang memimpin jalannya pertandingan. Sudah dari awal pertandingan tim rompi kuning telah di tekan. Kondisi menjadi tambah buruk setelah Beto striker tim lawan mencetak gol pada menit ke 20. Koordinasi tim rompi kuning menjadi semakin berantakan yang memudahkan Beto melakukan hattrick. Bahkan Handoko yang berperan sebagai wasit pun tampak cukup puas dengan kinerja Beto.

Raka menjadi semakin cemas. Ia pun memutuskan mundur membantu pertahanan. Saat itu adalah waktu yang sangat krusial. Tendangan pojok di dapatkan tim lawan. Untungnya sundulan yang dilakukan Beto melewati mistar gawang.

Menit ke 86, tim rompi kuning mendapatkan peluang bagus. Entah bagaimana pria bernomor punggung 13 berhasil melakukan intercept. Segera bola pun sampai ke kaki Raka. Ia pun menggiring bola tersebut menuju gawang lawan. Raka bukanlah pemain berkecepatan tinggi sehingga pemain lawan segera mengejarnya.

Tidak bisa seperti ini mereka terlalu cepat, aku tidak bisa mencetaknya.

Saat Raka mulai cemas, segera ia sekilas melihat pemain bernomor punggung 13 menyalipnya dari sisi kanan. Raka pun melakukan tipuan seperti menerobos ke kiri. Kedua bek lawan pun condong bergeser ke tempat Raka sehingga sisi sebelah lawan menjadi kosong. Tanpa melihatnya, Raka mengumpan ke posisi kosong tersebut yang disambut hangat oleh pemain bernomor 13 yang mencetak gol dengan mudah.

Gol tersebut juga sebagai akhir dari sesi trial tersebut. Handoko mengangkat alisnya sambil mengelus janggutnya yang tipis sebelum mencatat sesuatu di buku catatannya dan meniupkan peluitnya.

"Baiklah aku akan membacakan beberapa nama yang lolos sesi trial kami"

Berbagaimacam reaksi terjadi ketika Handoko membacakan nama satu-persatu. Beberapa senang dan tentu banyak yang mendesah dengan kecewa. Beto yang mencetak hattrick tentu saja lolos. Pria bernomor punggung 13 itu pun juga lolos, namanya Anton.

Raka menjadi tenang meskipun mengecewakan bila tidak lulus trial tidak ada yang bisa dilakukannya. Saat ia berpikir bahwa ia gagal, suara Handoko pun terdengar

"dan yang terakhir, Raka"

Terpopuler

Comments

Taaku

Taaku

mantap

2022-08-19

2

XiaoYan

XiaoYan

apa tiap fanfic gak ada ucap gitu ya

2022-08-16

1

🌺Mamie Ericka🌺

🌺Mamie Ericka🌺

udah mampir dan jadi favorit,baca satu-satu dulu yahh..

2022-08-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!