Perempuan Kedua

Perempuan Kedua

Pertunangan

"Pertunangan?" tanya Tiara memastikan pendengarannya.

"Iya, jadi bantu kakak untuk memilih gaun yang terbaik, oke?"

"Baiklah, tapi dengan siapa kakak akan bertunangan? sepertinya selama ini Tiara tidak pernah melihat kakak dekat dengan laki laki!" tanya Tiara penasaran.

"Kau mengenalnya, kau akan tau siapa dia nanti malam," jawab Gita dengan tersenyum.

Sejak ia memberi tahu Tiara tentang pertunangannya, senyum di wajahnya seolah tak pernah pudar.

"Bima!" ucap seorang wanita yang tiba tiba masuk ke kamar Gita, membuat Tiara segera membawa pandangannya pada wanita yang dipanggilnya mama itu.

"Aaaahhh mama, kenapa mama memberi tahu Tiara, Gita kan ingin merahasiakannya dari Tiara sampai nanti malam," balas Gita merengek pada sang mama.

"Maksud mama..... kak Bima....."

Tiara mengentikan ucapannya yang tampak ragu, terasa sesuatu menusuk ke dalam hatinya saat dia menyebut nama "Bima".

"Iya, Bima yang akan melamar kakak nanti malam," sahut Gita menjelaskan dengan penuh senyum.

"Cepat pilih gaun yang akan kalian pakai, pastikan gaunmu tidak lebih bagus dari milik Gita, Tiara!" ucap mama Laras lalu keluar dari kamar Gita.

"Iiiissshhh mama, jangan dengarkan mama Tiara, kau bisa memilih gaun yang lebih bagus dari milik kakak," ucap Gita pada Tiara.

Tiara hanya tersenyum canggung lalu beranjak dari duduknya.

"Maaf kak Tiara lupa, ada yang harus Tiara kerjakan bersama Kevin, Tiara pergi dulu ya!"

"Tapi gaunmu bagaimana Tiara?" tanya Gita setengah berteriak.

"Terserah kakak saja," jawab Tiara yang juga berteriak karena sudah berada di luar kamar Gita.

Tiara masuk ke dalam kamarnya, menyambar tas dan ponselnya lalu berlari keluar dari rumahnya.

Tiara menunggu bus di halte sambil mengirim pesan pada Kevin.

"Aku menunggumu di makam!"

Biiiipppp biiiiippp biiiipp

Tak butuh waktu lama, Kevinpun membalas pesannya.

"Waaahh kau menyeramkan sekali, pagi pagi sudah menungguku di makam!"

Tiara hanya tersenyum tipis lalu membawa langkahnya masuk ke dalam bus yang berhenti di depannya.

Sesampainya di tempat tujuannya, Tiara membawa langkahnya ke arah 2 gundukan tanah dengan 2 batu nisan yang bertuliskan nama mama dan papanya disana.

Tiara menumpahkan air mata yang sudah ditahannya sejak ia berada di rumah. Ia menceritakan pada mama dan papanya tentang apa yang tengah ia rasakan saat itu.

Bima, laki laki yang diam diam disukainya tiba tiba saja akan melamar kakak tirinya. Tentu saja hal itu sangat menyakiti hatinya, namun tidak ada yang bisa ia lakukan karena hubungannya dengan Bimapun tidak pernah ada kepastian meski mereka berdua sangat dekat.

"Tiara bahkan tidak pernah melihat mereka berdua dekat, tapi kenapa tiba tiba terjadi pertunangan?" tanya Tiara di tengah isak tangisnya.

Setelah puas mencurahkan seluruh isi hatinya, Tiarapun beranjak dari duduknya.

"Maaf ma, pa, Tiara tidak akan seperti ini lagi, Tiara akan berusaha untuk tetap menjadi Tiara yang penuh senyum seperti yang mama dan papa harapkan," ucap Tiara sambil mengusap sisa air mata di kedua pipinya.

Tiara menarik napasnya panjang lalu menghembuskannya pelan. Saat Tiara berbalik dan akan meninggalkan makam orangtuanya, tiba tiba......

BRUUUUUKKKKK

Tiara jatuh tersandung batu yang tidak dilihatnya.

"Aaaahhh kenapa aku sial sekali pagi ini," ucap Tiara kesal lalu segera beranjak dan berjalan dengan cepat.

"Hei, tunggu!" teriak seseorang, namun Tiara mengabaikannya hingga tiba tiba seseorang itu menahan tangan Tiara dari belakang, membuat Tiara menarik tangannya dengan cepat.

"Sepertinya ini milikmu, kau menjatuhkannya disana," ucap laki laki itu sambil menunjukkan sebuah dompet.

Tiarapun segera memeriksa dompetnya di dalam tas, namun ia tidak menemukannya.

"Aaahh iya, ini milikku, terima kasih," ucap Tiara menerima dompet dari laki laki yang tidak dikenalnya itu.

Laki laki itu hanya menganggukkan kepalanya dengan tersenyum.

"Tiara!"

Mendengar namanya dipanggil, Tiarapun membawa pandangannya ke arah sumber suara.

Tiara tersenyum lalu membawa langkahnya ke arah Kevin yang memanggilnya.

"Kenapa kau lama sekali, mama dan papa sudah bosan menunggumu!" ucap Tiara kesal.

"Hahaha maafkan aku, aku akan menyapa om dan tante dulu," balas Daniel yang hendak berjalan ke arah makam orangtua Tiara, namun Tiara mencegahnya.

"Tidak perlu, aku sudah sangat lapar Kevin, sepertinya aku akan pingsan sekarang," ucap Tiara sambil berjalan sempoyongan dan menarik tangan Kevin keluar dari area pemakaman.

"Hahaha.... kau berlebihan sekali," balas Kevin lalu memakaikan helm pada Tiara.

Kevin kemudian mengendarai motornya ke arah kafe terdekat. Sesampainya disana, mereka segera memilih bangku di dekat dinding kaca dengan pemandangan jalanan di depan kafe.

"Siapa laki laki tadi?" tanya Kevin tiba tiba.

"Laki laki yang mana?" balas Tiara bertanya sambil mengunyah makanannya.

"Yang mengobrol bersamamu di makam tadi," jawab Kevin.

"Ooohh, aku tidak mengenalnya, dia hanya mengembalikan dompetku yang terjatuh," ucap Tiara.

Biiiiipppp biiiiippp biiiipp

Ponsel Kevin berdering, sebuah panggilan dari Bela, kekasihnya.

"Kalau kau mengabaikannya lagi, kau benar benar akan mendapat masalah besar Kevin!" ucap Tiara yang melihat nama Bela pada layar ponsel Kevin.

Kevin hanya tersenyum tipis dan tetap mengabaikan panggilan itu. Hingga tiba tiba seseorang datang dan mengguyur Tiara dengan air dari botol mineral yang dibawanya.

Tiara yang begitu terkejut segera beranjak dari duduknya dan mendapati Bela yang tengah berdiri di belakangnya.

"Kau....."

"Ini pantas untukmu karena sudah mendekati laki laki yang sudah memiliki kekasih!" ucap Bela memotong ucapan Tiara.

Kevin yang melihat hal itupun beranjak dari duduknya lalu menarik tangan Tiara.

"Kau mau kemana Kevin?" tanya Bela.

"Kau membuatku malu Bela," jawab Kevin lalu menggandeng tangan Tiara keluar dari kafe.

Sedangkan Bela masih berdiri di tempatnya dengan segala macam umpatan kasar yang keluar dari mulutnya.

Di sisi lain, seorang laki laki yang melihat kejadian itu dari bangku lain hanya tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya.

"Kekanak-kanakan sekali," ucapnya pelan.

Di luar kafe, Kevin sudah mengendarai motornya meninggalkan kafe bersama Tiara yang duduk di belakangnya.

Tak jauh dari kafe, tiba tiba laju motor Kevin tersendat dan tak lama kemudian motor itupun berhenti tanpa bisa Kevin kendalikan.

"Sepertinya kita harus berolahraga lagi hehehe...." ucap Kevin yang segera turun dari motornya diikuti oleh Tiara.

"Waaahhh hari ini benar benar hari sangat menyenangkan buatku," balas Tiara yang bersiap untuk mendorong motor Kevin.

Namun tiba tiba sebuah mobil berhenti di samping mereka berdua. Si pemilik mobil segera turun lalu menghampiri Tiara dan Kevin.

"Ada apa dengan motormu Kevin?" tanya Bima pada Kevin.

"Sepertinya mogok kak," jawab Kevin.

"Tinggalkan saja disini, aku akan meminta seseorang untuk membawanya ke bengkel, kau dan Tiara bisa pulang bersamaku," ucap Bima.

"Waaahhh, terima kasih kak, ayo Ra!" ucap Kevin sambil menarik tangan Tiara, namun Tiara tak bergeming.

"Kenapa Ra?" tanya Bima pada Tiara.

Tiara hanya terdiam tanpa mengatakan apapun. Melihat Bima di hadapannya seperti mengoyak kembali luka yang ada di hatinya setelah ia mendapati fakta bahwa Bima akan menjadi suami dari kakak tirinya, Gita.

Terpopuler

Comments

Duwita Sari

Duwita Sari

semangat untuk novel barunya Thor

2022-11-09

1

Natsya Natnat

Natsya Natnat

ini yg akan bkin tiara jdi perempuan kedua dlm rumah tangga kkaknya

2022-11-09

1

Sinta Putri

Sinta Putri

kasihan sekali kau Tiara

2022-11-06

1

lihat semua
Episodes
1 Pertunangan
2 Buku Catatan
3 Buku Catatan (2)
4 Memberi Tahu Kevin
5 Pertanyaan untuk Gita
6 Memulai
7 Fakta Menyakitkan
8 Ragu
9 Satu Bulan Lagi
10 Kecurigaan Mama Laras
11 Satu Minggu Lagi
12 Pernikahan Gita
13 Sikap Bima
14 Sikap Bima (2)
15 Keluar dari Rumah
16 Keluar dari Rumah (2)
17 Pingsan
18 Dosen Pembimbing Baru
19 Kembali ke Kafe
20 Teman Baru
21 Sebuah Video
22 Menangis
23 Gita Hamil?
24 Mengantar Pulang
25 Kehamilan Gita
26 Alasan Bima
27 Salah Paham?
28 Di Villa
29 Meninggalkan Villa
30 Bertemu Rafa
31 Di Kafe bersama Rafa
32 Fakta Gita
33 Tinggal di Rumah Kevin
34 Keputusan Rektor
35 Melamar Pekerjaan
36 Mendapatkan Semuanya
37 Mulai Bekerja
38 Mengerjakan Skripsi
39 Di Toko Buku
40 Tentang Rafa
41 Alasan Kemarahan Orang Tua Bima
42 Dosen Pembimbing Baru
43 Dosen Pembimbing Baru (2)
44 Meminta Tolong Rafa
45 Tangis di Bawah Hujan
46 Diikuti Bima
47 Tersesat
48 Bermalam di Tepi Danau
49 Panggilan Tak Terjawab
50 Resepsi Gita dan Bima
51 Candu
52 Saling Menatap
53 Ulang Tahun Tiara
54 Hadiah untuk Tiara
55 Salah Paham
56 Laki-laki Beristri
57 Sidang Skripsi
58 Debaran Tanpa Harapan
59 Hari Wisuda
60 Tiara dan Maya
61 Bercerita pada Rafa
62 Terluka
63 Tamu Tak Diundang
64 Rencana Maya
65 Ancaman
66 Ancaman (2)
67 Pergi ke Villa
68 Trauma
69 Meninggalkan Villa
70 Meninggalkan Villa (2)
71 Keputusan Tiara
72 Keputusan Tiara (2)
73 Mama Rafa
74 Keyakinan yang Runtuh
75 Seminar
76 Dua Kali Pingsan
77 Apakah Cinta?
78 Olahraga
79 Sikap Bima pada Gita
80 Menunggu Kevin
81 Mencari Tiara
82 Keributan
83 Bertemu dengan Bima
84 Canggung
85 Tes Pertama
86 Hasil Tes
87 Tes Terakhir
88 Meminta Tolong
89 Kesempatan Kedua untuk Tiara
90 Lolos
91 Meninggalkan Kafe
92 Hari Pertama
93 Rindu
94 Marah
95 Sikap Dita
96 Saling Memaafkan
97 Keputusan Akhir
98 Bertemu Mama Rafa
99 Pindah
100 Ulang Tahun Mama Rafa
101 Gosip yang Beredar
102 Menjauh?
103 Yang Rafa Pikirkan
104 Bergabung di Perusahaan
105 Sudut Pandang yang Berbeda
106 Syuting Iklan
107 Terjatuh
108 Emosi
109 Rintik Hujan Malam
110 Menceritakan pada Putra
111 Keterkejutan Putra
112 Materi Presentasi
113 Bekal Makan Siang
114 Kebohongan Maya
115 Perempuanmu
116 Hari Terakhir di Tokyo
117 My First Kiss
118 Makan Malam Tak Terduga
119 Kenyataan Pahit
120 Menyerah?
121 Tamparan untuk Rafa
122 Sebuah Penawaran
123 Keputusan Tiara
124 Merahasiakan Tempat Tinggal
125 Sebuah Foto
126 Keberhasilan Tiara
127 Keputusan Papa Rafa
128 Kepergian Tiara
129 Bertemu Bella
130 Bekerja di Kafe
131 Bertemu Putra
132 Bertemu Putra (2)
133 Di Basement
134 Video yang Tersebar
135 Rumah Tangga Rafa Maya
136 Rumah Tangga Rafa Maya (2)
137 Pertemuan Dua Keluarga
138 Perceraian
139 Setelah Perceraian
140 Bertemu Mama Rafa
141 Kembali Bersahabat
142 Cemburu?
143 Waktu Berlalu
144 Putra dan Keluarga Rafa
145 Karma
146 Sebuah Pertemuan
147 Memaafkan
148 Memaafkan (2)
149 Berdamai
150 Usaha Rafa
151 Keluarga Baru Tiara
152 Kecelakaan
153 Bertemu Maya
154 Kebekuan yang Mencair
155 Perjalanan Berdua
156 Bermalam di Penginapan
157 Yakin
158 Pernikahan
159 Kedatangan Putra
160 Kebahagiaan (Ending)
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Pertunangan
2
Buku Catatan
3
Buku Catatan (2)
4
Memberi Tahu Kevin
5
Pertanyaan untuk Gita
6
Memulai
7
Fakta Menyakitkan
8
Ragu
9
Satu Bulan Lagi
10
Kecurigaan Mama Laras
11
Satu Minggu Lagi
12
Pernikahan Gita
13
Sikap Bima
14
Sikap Bima (2)
15
Keluar dari Rumah
16
Keluar dari Rumah (2)
17
Pingsan
18
Dosen Pembimbing Baru
19
Kembali ke Kafe
20
Teman Baru
21
Sebuah Video
22
Menangis
23
Gita Hamil?
24
Mengantar Pulang
25
Kehamilan Gita
26
Alasan Bima
27
Salah Paham?
28
Di Villa
29
Meninggalkan Villa
30
Bertemu Rafa
31
Di Kafe bersama Rafa
32
Fakta Gita
33
Tinggal di Rumah Kevin
34
Keputusan Rektor
35
Melamar Pekerjaan
36
Mendapatkan Semuanya
37
Mulai Bekerja
38
Mengerjakan Skripsi
39
Di Toko Buku
40
Tentang Rafa
41
Alasan Kemarahan Orang Tua Bima
42
Dosen Pembimbing Baru
43
Dosen Pembimbing Baru (2)
44
Meminta Tolong Rafa
45
Tangis di Bawah Hujan
46
Diikuti Bima
47
Tersesat
48
Bermalam di Tepi Danau
49
Panggilan Tak Terjawab
50
Resepsi Gita dan Bima
51
Candu
52
Saling Menatap
53
Ulang Tahun Tiara
54
Hadiah untuk Tiara
55
Salah Paham
56
Laki-laki Beristri
57
Sidang Skripsi
58
Debaran Tanpa Harapan
59
Hari Wisuda
60
Tiara dan Maya
61
Bercerita pada Rafa
62
Terluka
63
Tamu Tak Diundang
64
Rencana Maya
65
Ancaman
66
Ancaman (2)
67
Pergi ke Villa
68
Trauma
69
Meninggalkan Villa
70
Meninggalkan Villa (2)
71
Keputusan Tiara
72
Keputusan Tiara (2)
73
Mama Rafa
74
Keyakinan yang Runtuh
75
Seminar
76
Dua Kali Pingsan
77
Apakah Cinta?
78
Olahraga
79
Sikap Bima pada Gita
80
Menunggu Kevin
81
Mencari Tiara
82
Keributan
83
Bertemu dengan Bima
84
Canggung
85
Tes Pertama
86
Hasil Tes
87
Tes Terakhir
88
Meminta Tolong
89
Kesempatan Kedua untuk Tiara
90
Lolos
91
Meninggalkan Kafe
92
Hari Pertama
93
Rindu
94
Marah
95
Sikap Dita
96
Saling Memaafkan
97
Keputusan Akhir
98
Bertemu Mama Rafa
99
Pindah
100
Ulang Tahun Mama Rafa
101
Gosip yang Beredar
102
Menjauh?
103
Yang Rafa Pikirkan
104
Bergabung di Perusahaan
105
Sudut Pandang yang Berbeda
106
Syuting Iklan
107
Terjatuh
108
Emosi
109
Rintik Hujan Malam
110
Menceritakan pada Putra
111
Keterkejutan Putra
112
Materi Presentasi
113
Bekal Makan Siang
114
Kebohongan Maya
115
Perempuanmu
116
Hari Terakhir di Tokyo
117
My First Kiss
118
Makan Malam Tak Terduga
119
Kenyataan Pahit
120
Menyerah?
121
Tamparan untuk Rafa
122
Sebuah Penawaran
123
Keputusan Tiara
124
Merahasiakan Tempat Tinggal
125
Sebuah Foto
126
Keberhasilan Tiara
127
Keputusan Papa Rafa
128
Kepergian Tiara
129
Bertemu Bella
130
Bekerja di Kafe
131
Bertemu Putra
132
Bertemu Putra (2)
133
Di Basement
134
Video yang Tersebar
135
Rumah Tangga Rafa Maya
136
Rumah Tangga Rafa Maya (2)
137
Pertemuan Dua Keluarga
138
Perceraian
139
Setelah Perceraian
140
Bertemu Mama Rafa
141
Kembali Bersahabat
142
Cemburu?
143
Waktu Berlalu
144
Putra dan Keluarga Rafa
145
Karma
146
Sebuah Pertemuan
147
Memaafkan
148
Memaafkan (2)
149
Berdamai
150
Usaha Rafa
151
Keluarga Baru Tiara
152
Kecelakaan
153
Bertemu Maya
154
Kebekuan yang Mencair
155
Perjalanan Berdua
156
Bermalam di Penginapan
157
Yakin
158
Pernikahan
159
Kedatangan Putra
160
Kebahagiaan (Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!