NovelToon NovelToon

Perempuan Kedua

Pertunangan

"Pertunangan?" tanya Tiara memastikan pendengarannya.

"Iya, jadi bantu kakak untuk memilih gaun yang terbaik, oke?"

"Baiklah, tapi dengan siapa kakak akan bertunangan? sepertinya selama ini Tiara tidak pernah melihat kakak dekat dengan laki laki!" tanya Tiara penasaran.

"Kau mengenalnya, kau akan tau siapa dia nanti malam," jawab Gita dengan tersenyum.

Sejak ia memberi tahu Tiara tentang pertunangannya, senyum di wajahnya seolah tak pernah pudar.

"Bima!" ucap seorang wanita yang tiba tiba masuk ke kamar Gita, membuat Tiara segera membawa pandangannya pada wanita yang dipanggilnya mama itu.

"Aaaahhh mama, kenapa mama memberi tahu Tiara, Gita kan ingin merahasiakannya dari Tiara sampai nanti malam," balas Gita merengek pada sang mama.

"Maksud mama..... kak Bima....."

Tiara mengentikan ucapannya yang tampak ragu, terasa sesuatu menusuk ke dalam hatinya saat dia menyebut nama "Bima".

"Iya, Bima yang akan melamar kakak nanti malam," sahut Gita menjelaskan dengan penuh senyum.

"Cepat pilih gaun yang akan kalian pakai, pastikan gaunmu tidak lebih bagus dari milik Gita, Tiara!" ucap mama Laras lalu keluar dari kamar Gita.

"Iiiissshhh mama, jangan dengarkan mama Tiara, kau bisa memilih gaun yang lebih bagus dari milik kakak," ucap Gita pada Tiara.

Tiara hanya tersenyum canggung lalu beranjak dari duduknya.

"Maaf kak Tiara lupa, ada yang harus Tiara kerjakan bersama Kevin, Tiara pergi dulu ya!"

"Tapi gaunmu bagaimana Tiara?" tanya Gita setengah berteriak.

"Terserah kakak saja," jawab Tiara yang juga berteriak karena sudah berada di luar kamar Gita.

Tiara masuk ke dalam kamarnya, menyambar tas dan ponselnya lalu berlari keluar dari rumahnya.

Tiara menunggu bus di halte sambil mengirim pesan pada Kevin.

"Aku menunggumu di makam!"

Biiiipppp biiiiippp biiiipp

Tak butuh waktu lama, Kevinpun membalas pesannya.

"Waaahh kau menyeramkan sekali, pagi pagi sudah menungguku di makam!"

Tiara hanya tersenyum tipis lalu membawa langkahnya masuk ke dalam bus yang berhenti di depannya.

Sesampainya di tempat tujuannya, Tiara membawa langkahnya ke arah 2 gundukan tanah dengan 2 batu nisan yang bertuliskan nama mama dan papanya disana.

Tiara menumpahkan air mata yang sudah ditahannya sejak ia berada di rumah. Ia menceritakan pada mama dan papanya tentang apa yang tengah ia rasakan saat itu.

Bima, laki laki yang diam diam disukainya tiba tiba saja akan melamar kakak tirinya. Tentu saja hal itu sangat menyakiti hatinya, namun tidak ada yang bisa ia lakukan karena hubungannya dengan Bimapun tidak pernah ada kepastian meski mereka berdua sangat dekat.

"Tiara bahkan tidak pernah melihat mereka berdua dekat, tapi kenapa tiba tiba terjadi pertunangan?" tanya Tiara di tengah isak tangisnya.

Setelah puas mencurahkan seluruh isi hatinya, Tiarapun beranjak dari duduknya.

"Maaf ma, pa, Tiara tidak akan seperti ini lagi, Tiara akan berusaha untuk tetap menjadi Tiara yang penuh senyum seperti yang mama dan papa harapkan," ucap Tiara sambil mengusap sisa air mata di kedua pipinya.

Tiara menarik napasnya panjang lalu menghembuskannya pelan. Saat Tiara berbalik dan akan meninggalkan makam orangtuanya, tiba tiba......

BRUUUUUKKKKK

Tiara jatuh tersandung batu yang tidak dilihatnya.

"Aaaahhh kenapa aku sial sekali pagi ini," ucap Tiara kesal lalu segera beranjak dan berjalan dengan cepat.

"Hei, tunggu!" teriak seseorang, namun Tiara mengabaikannya hingga tiba tiba seseorang itu menahan tangan Tiara dari belakang, membuat Tiara menarik tangannya dengan cepat.

"Sepertinya ini milikmu, kau menjatuhkannya disana," ucap laki laki itu sambil menunjukkan sebuah dompet.

Tiarapun segera memeriksa dompetnya di dalam tas, namun ia tidak menemukannya.

"Aaahh iya, ini milikku, terima kasih," ucap Tiara menerima dompet dari laki laki yang tidak dikenalnya itu.

Laki laki itu hanya menganggukkan kepalanya dengan tersenyum.

"Tiara!"

Mendengar namanya dipanggil, Tiarapun membawa pandangannya ke arah sumber suara.

Tiara tersenyum lalu membawa langkahnya ke arah Kevin yang memanggilnya.

"Kenapa kau lama sekali, mama dan papa sudah bosan menunggumu!" ucap Tiara kesal.

"Hahaha maafkan aku, aku akan menyapa om dan tante dulu," balas Daniel yang hendak berjalan ke arah makam orangtua Tiara, namun Tiara mencegahnya.

"Tidak perlu, aku sudah sangat lapar Kevin, sepertinya aku akan pingsan sekarang," ucap Tiara sambil berjalan sempoyongan dan menarik tangan Kevin keluar dari area pemakaman.

"Hahaha.... kau berlebihan sekali," balas Kevin lalu memakaikan helm pada Tiara.

Kevin kemudian mengendarai motornya ke arah kafe terdekat. Sesampainya disana, mereka segera memilih bangku di dekat dinding kaca dengan pemandangan jalanan di depan kafe.

"Siapa laki laki tadi?" tanya Kevin tiba tiba.

"Laki laki yang mana?" balas Tiara bertanya sambil mengunyah makanannya.

"Yang mengobrol bersamamu di makam tadi," jawab Kevin.

"Ooohh, aku tidak mengenalnya, dia hanya mengembalikan dompetku yang terjatuh," ucap Tiara.

Biiiiipppp biiiiippp biiiipp

Ponsel Kevin berdering, sebuah panggilan dari Bela, kekasihnya.

"Kalau kau mengabaikannya lagi, kau benar benar akan mendapat masalah besar Kevin!" ucap Tiara yang melihat nama Bela pada layar ponsel Kevin.

Kevin hanya tersenyum tipis dan tetap mengabaikan panggilan itu. Hingga tiba tiba seseorang datang dan mengguyur Tiara dengan air dari botol mineral yang dibawanya.

Tiara yang begitu terkejut segera beranjak dari duduknya dan mendapati Bela yang tengah berdiri di belakangnya.

"Kau....."

"Ini pantas untukmu karena sudah mendekati laki laki yang sudah memiliki kekasih!" ucap Bela memotong ucapan Tiara.

Kevin yang melihat hal itupun beranjak dari duduknya lalu menarik tangan Tiara.

"Kau mau kemana Kevin?" tanya Bela.

"Kau membuatku malu Bela," jawab Kevin lalu menggandeng tangan Tiara keluar dari kafe.

Sedangkan Bela masih berdiri di tempatnya dengan segala macam umpatan kasar yang keluar dari mulutnya.

Di sisi lain, seorang laki laki yang melihat kejadian itu dari bangku lain hanya tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya.

"Kekanak-kanakan sekali," ucapnya pelan.

Di luar kafe, Kevin sudah mengendarai motornya meninggalkan kafe bersama Tiara yang duduk di belakangnya.

Tak jauh dari kafe, tiba tiba laju motor Kevin tersendat dan tak lama kemudian motor itupun berhenti tanpa bisa Kevin kendalikan.

"Sepertinya kita harus berolahraga lagi hehehe...." ucap Kevin yang segera turun dari motornya diikuti oleh Tiara.

"Waaahhh hari ini benar benar hari sangat menyenangkan buatku," balas Tiara yang bersiap untuk mendorong motor Kevin.

Namun tiba tiba sebuah mobil berhenti di samping mereka berdua. Si pemilik mobil segera turun lalu menghampiri Tiara dan Kevin.

"Ada apa dengan motormu Kevin?" tanya Bima pada Kevin.

"Sepertinya mogok kak," jawab Kevin.

"Tinggalkan saja disini, aku akan meminta seseorang untuk membawanya ke bengkel, kau dan Tiara bisa pulang bersamaku," ucap Bima.

"Waaahhh, terima kasih kak, ayo Ra!" ucap Kevin sambil menarik tangan Tiara, namun Tiara tak bergeming.

"Kenapa Ra?" tanya Bima pada Tiara.

Tiara hanya terdiam tanpa mengatakan apapun. Melihat Bima di hadapannya seperti mengoyak kembali luka yang ada di hatinya setelah ia mendapati fakta bahwa Bima akan menjadi suami dari kakak tirinya, Gita.

Buku Catatan

Tiara masih terdiam di tempatnya berdiri, ia merasa enggan untuk berada satu mobil bersama Bima saat itu.

"Tiara harus ke kampus dulu kak," ucap Tiara beralasan.

"Ke kampus? kenapa tiba tiba ke kampus?" sahut Kevin bertanya.

"Aku akan mengantarmu ke kampus lebih dulu sebelum mengantar Kevin pulang," ucap Bima.

"Tiara berangkat sendiri kak, terima kasih tawarannya," balas Tiara lalu berlari ke arah halte dan segera masuk ke dalam bus yang kebetulan berhenti saat itu.

"Ra, tunggu!" panggil Kevin berteriak, namun bus yang dinaiki Tiara sudah berjalan menjauh dari halte.

"Apa kalian sedang bertengkar?" tanya Bima pada Kevin.

"Tidak," jawab Kevin sambil menggelengkan kepalanya.

"Jadi kemana kau akan pergi sekarang? pulang atau ke kampus?" tanya Bima.

"Kevin harus menemui Tiara di kampus kak," jawab Kevin.

"Baiklah, ayo masuk, aku akan mengantarmu ke kampus!" ucap Bima.

Kevinpun meninggalkan motornya yang akan dibawa ke bengkel oleh orang suruhan Bima, sedangkan Bima segera mengendarai mobilnya ke arah kampus bersama Kevin.

"Terima kasih kak," ucap Kevin lalu keluar dari mobil Bima setelah mereka sampai di kampus.

Kevin berjalan memasuki fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk mencari keberadaan Tiara. Namun setelah beberapa lama mencari, ia tidak juga menemukan Tiara.

Kevin juga berkali kali menghubungi Tiara, namun tidak pernah tersambung. Namun Kevin tak kehilangan akal, ia bertanya pada semua teman dekat Tiara tapi tak ada satupun dari mereka yang tau dimana Tiara berada.

Langit yang cerah tiba tiba saja menjadi gelap tertutup awan mendung. Kevin yang merasa frustasi mencari Tiara memutuskan untuk kembali pulang dan mencari Tiara di rumah.

Namun tiba tiba ia terpikirkan satu tempat yang bisa jadi didatangi Tiara saat itu. Kevinpun meminta supir taksi untuk merubah rute tujuannya.

Sesampainya di tempat tujuan, Kevinpun turun dari taksi dan mendapati Tiara yang tengah terduduk diantara dua makam orangtuanya.

Kevin menghela nafasnya lalu berjalan menghampiri Tiara, tepat saat ia berdiri di belakang Tiara, tiba tiba hujan turun dengan derasnya.

"Ayo berteduh Ra!" ucap Kevin yang membuat Tiara segera membawa pandangannya pada Kevin.

Tiara lalu berdiri dari duduknya, kedua matanya menatap Kevin dengan air mata yang tersembunyi di balik hujan yang membasahi wajahnya.

Kevin lalu menarik tangan Tiara, menggandengnya dan mengajaknya berlari untuk berteduh.

"Sejak kapan kau disini Ra? aku sudah mencarimu di kampus dari tadi!" tanya Kevin pada Tiara.

Tiara hanya tersenyum tanpa mengatakan apapun, membuat Kevin menatap Tiara dengan pandangan penuh tanda tanya.

"Apa yang terjadi padamu Ra? apa terjadi sesuatu yang tidak aku tau?" tanya Kevin penuh selidik.

Tiara menggelengkan kepalanya dengan tersenyum, namun Kevin mengerti senyum yang Tiara berikan hanyalah senyum yang ia paksakan.

TIIIIIINNNNN TIIIIINNNN TIIIIINNNN

Sebuah mobil berhenti di depan Tiara dan Kevin.

"Ayo masuklah!" ucap Bima dari balik kemudinya.

Kevin tidak segera menjawab, ia membawa pandangannya pada Tiara.

"Apa kau sedang bertengkar dengan kak Bima?" tanya Kevin dengan suara yang cukup pelan namun bisa di dengar oleh Tiara.

"Tidak," jawab Tiara singkat.

"Lalu apa yang membuatmu menolak ajakan kak Bima?" tanya Kevin yang membuat Tiara segera membawa pandangannya pada Kevin.

"Aku tidak menolaknya, ayo!" balas Tiara lalu berlari kecil dan membuka pintu belakang mobil Bima.

Kevin yang melihat hal itu sedikit terkejut karena biasanya Tiara selalu duduk di samping Bima.

Sepanjang perjalanan, tidak banyak yang mereka bertiga bicarakan. Sesampainya di depan rumahnya, Tiara segera turun dari mobil Bima setelah berterima kasih.

Tanpa Tiara tau, buku catatannya terjatuh di dalam mobil Bima saat ia akan turun. Kevin yang masih berada di dalam mobil juga tidak menyadari hal itu karena memang buku catatan Tiara yang terjatuh cukup kecil.

"Kau dari mana saja Tiara? apa kau lupa malam ini adalah malam pertunangan kakakmu?" tanya mama Laras.

"Tiara ingat ma," balas Tiara malas.

"Tiara, cepat mandi dan ganti pakaian, kakak sudah menaruh pakaian barumu di kamar!" ucap Gita pada Tiara.

"Terima kasih kak," balas Tiara dengan tersenyum.

Saat Tiara baru saja masuk ke kamar, tiba tiba pintu kamarnya dibuka oleh sang mama tiri.

"Kenapa kau pulang bersama Bima?" tanya mama Laras pada Tiara.

"Motor Kevin mogok dan kak Bima kebetulan lewat saat itu," jawab Tiara.

"Jaga sikapmu pada Bima Ra, dia adalah calon suami kakakmu, jangan membuat masalah dengan....."

"Iya ma, Tiara mengerti," ucap Tiara memotong ucapan mama tirinya lalu masuk ke kamar mandi begitu saja.

"Dasar anak nakal," gerutu mama Laras kesal.

Waktu berlalu, jam sudah menunjukkan pukul 7 malam saat Tiara dan Gita keluar dari kamar untuk menemui Bima dan keluarganya.

Setelah berbasa basi cukup lama, keluarga Bimapun menyampaikan niatnya untuk melamar Gita dan tanpa ragu mama Laras menerima lamaran itu, begitu juga dengan Gita.

Semua yang ada disanapun tersenyum senang penuh kebahagiaan, tak terkecuali Tiara yang harus berpura pura bahagia meski hatinya tengah terluka saat itu.

Setelah acara selesai, Bima dan keluarganyapun berpamitan pulang.

"Apa ini milikmu Bima?" tanya sang mama yang saat itu duduk di bangku belakang mobil Bima.

"Apa itu ma?" balas Bima bertanya tanpa menoleh ke arah sang mama karena ia sedang menyetir saat itu.

"Entahlah, seperti buku catatan kecil," jawab sang mama lalu menaruhnya di dashboard mobil.

Sesampainya di rumah, Bima mengambil buku catatan kecil itu lalu membukanya setelah kedua orang tuanya turun dari mobilnya.

Bima tersenyum saat melihat foto Tiara yang ada pada halaman pertama buku itu.

Bima kemudian membuka halaman selanjutnya dan mendapati foto masa kecil Tiara bersamanya.

"Kau masih menyimpannya rupanya," ucap Bima sambil membuka halaman selanjutnya.

Bima terdiam beberapa saat ketika membaca halaman demi halaman buku catatan kecil milik Tiara itu.

Perasaan ini datang sendiri seiring dengan waktu yang sudah kita lalui bersama, aku tidak pernah berharap apapun padamu sebelum aku sadar bahwa aku mencintaimu, bolehkah aku memiliki perasaan cinta ini untukmu, kak Bima?

Bima yang begitu terkejut dengan apa yang dibacanya hanya bisa terdiam. Tiara yang dikenalnya sejak masih kecil ternyata diam diam menaruh hati padanya.

Biiiiipppp biiiiippp biiiipp

Dering ponsel Bima membuyarkan lamunannya. Sebuah pesan masuk dari Gita.

"Aku senang karena acara kita berjalan lancar, aku harap semuanya akan baik baik saja sampai tanggal pernikahan kita,"

Bima menghela nafasnya lalu mencari nama Tiara di penyimpanan kontaknya, namun berkali kali Bima menghubunginya, Tiara sama sekali tidak menerima panggilannya.

"Apa ini yang membuat sikapmu tiba tiba berubah Tiara?" tanya Bima dalam hati sambil menatap foto dirinya bersama Tiara saat mereka masih kecil.

Buku Catatan (2)

Malam telah berlalu, Bima keluar dari rumahnya dengan membawa buku catatan milik Tiara.

Bima kemudian mengendarai mobilnya ke arah rumah Tiara, berniat untuk menemui Tiara.

Namun ia sadar, ia tidak bisa menemui Tiara tanpa alasan setelah pertunangannya dengan Gita.

Sesampainya disana, Bima bertemu Gita yang sedang menyiram bunga di halaman rumahnya.

"Mama menitipkan ini untukmu dan tante Laras," ucap Bima memberikan kue yang baru saja ia beli.

"Terima kasih Bim, masuklah!" balas Gita.

"Apa Tiara sudah berangkat ke kampus?" tanya Bima saat ia baru saja duduk.

"Belum, sepertinya sebentar lagi dia akan berangkat," jawab Gita.

Benar saja, tak lama kemudian Tiara turun dari tangga, bersiap untuk berangkat ke kampus.

"Tiara berangkat dulu kak," ucap Tiara tanpa membawa pandangannya pada Gita yang sedang duduk di ruang tamu bersama Bima.

"Tunggu Ra!" ucap Bima menahan Tiara, namun Tiara berpura pura tidak mendengarnya.

"Kenapa Bim?" tanya Gita.

"Aku.... aku ingin membahas materi skripsi milik Tiara, aku pergi dulu, sampaikan salamku pada tante Laras," jawab Bima lalu segera beranjak dari duduknya dan mengejar Tiara.

"Tiara, tunggu!" ucap Bima setelah ia berhasil menahan tangan Tiara, namun Tiara segera menarik tangannya sebelum sang mama ataupun Gita melihat hal itu.

"Ada apa kak? Tiara buru buru sekarang!"

"Kakak antar mengantarmu ke kampus," jawab Bima.

"Tidak perlu, Tiara akan berangkat bersama Kevin," ucap Tiara lalu berjalan keluar dari gerbang rumah.

Bima kemudian masuk ke dalam mobil, mengendarai mobilnya keluar dari rumah Tiara lalu menghentikannya tepat di depan Tiara.

"Ini milikmu bukan?" tanya Bima dari balik kemudi sambil menunjukkan buku catatan milik Tiara.

Tiara yang melihat buku itu begitu terkejut, iapun segera mencari buku itu di dalam tasnya dan benar saja, buku catatan miliknya sudah tidak ada di dalam tasnya.

"Masuklah jika kau menginginkan buku ini kembali padamu," ucap Bima.

Dengan terpaksa, Tiarapun masuk ke mobil Bima.

"Tolong kembalikan kak, itu milik Tiara," ucap Tiara pada Bima.

"Kita bicarakan itu nanti," balas Bima.

Tiara menghela napasnya lalu mengambil ponselnya di dalam tas untuk mengirim pesan pada Kevin.

"Aku berangkat bersama kak Bima."

Biiiiippp biiiipp biiiipppp

Tak butuh waktu lama, Kevinpun membalas pesan Tiara dengan stiker lucu yang membuat Tiara terkekeh.

"Sepertinya kau baik baik saja," ucap Bima tiba tiba.

"Tentu saja, tidak ada alasan untuk Tiara tidak baik baik saja," balas Tiara dengan tersenyum canggung.

"Sebenarnya seperti apa hubunganmu dengan Kevin Ra? sepertinya kalian sangat dekat!"

"Kita memang berteman dekat, kita menjadi teman dekat sejak Kevin pindah di dekat rumah Tiara," jawab Tiara yang berusaha untuk terlihat baik baik saja di depan Bima.

Tiara berusaha keras untuk menyembunyikan rasa sakit di hatinya akibat dari pertunangan Bima dan Gita yang tiba tiba.

Sesampainya di kampus, Tiara segera meminta buku miliknya.

"Kau tidak perlu berpura pura untuk terlihat baik baik saja Ra!" ucap Bima.

"Apa maksud kakak? Tiara memang baik baik saja kok," balas Tiara dengan gayanya yang ceria seperti biasa.

"Apa kau sedang mempermainkan cinta? apa kau tau apa arti cinta sebenarnya Tiara?" tanya Bima dengan menatap kedua mata Tiara.

"Kakak.... kakak tidak membaca buku itu kan?" tanya Tiara ragu.

"Aku sudah membacanya, aku sudah membaca semuanya," jawab Bima yang membuat Tiara begitu terkejut.

"Kakak sama sekali tidak berhak membaca buku Tiara, kakak......"

"Sampai kapan kau akan menyembunyikan perasaanmu itu Ra? sampai kapan kau akan mempermainkan hati laki laki yang dekat denganmu?"

"Apa maksud kak Bima? Tiara tidak pernah mempermainkan hati siapapun!"

"Kau dekat denganku, kau dekat dengan Kevin, tapi tidak ada satupun dari aku ataupun Kevin yang memiliki kejelasan hubungan denganmu, kau....."

"Kembalikan buku Tiara kak!" ucap Tiara memotong ucapan Bima.

"Ra, jawab dengan jujur, apa benar semua yang ada di buku ini?" tanya Bima yang masih enggan untuk mengembalikan buku milik Tiara.

Tiara hanya diam, ia tidak mampu mengatakan apapun lagi atau air matanya akan benar benar tumpah saat itu juga.

Tiarapun memilih untuk pergi, namun saat Tiara berbalik, Bima menahan tangan Tiara.

"Aku juga memiliki perasaan yang sama sepertimu Ra, aku juga mencintaimu," ucap Bima yang membuat Tiara segera membawa pandangannya pada Bima.

"Aku tidak benar benar mencintai Gita, aku menerima pertunangan ini karena permintaan mama dan papa, bukan karena aku mencintainya," lanjut Bima.

Tiara masih terdiam, lidahnya terasa kaku tak mampu bergerak sedikitpun. Bima kemudian menjatuhkan buku milik Tiara dan meraih tangan Tiara yang lain.

"Tatap aku dan katakan bahwa kau juga mencintaiku Ra," ucap Bima dengan memegang kedua tangan Tiara.

Tiara menggelengkan kepalanya pelan lalu berusaha menarik kedua tangannya.

"Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kau....."

"Tiara, kak Bima!" panggil Kevin sambil berlari ke arah Tiara dan Bima, membuat Bima segera melepaskan tangan Tiara darinya.

Tiarapun segera mengambil buku catatannya lalu berlari pergi sambil menarik tangan Kevin.

"Ada apa Ra? apa kau bertengkar dengan kak Bima?" tanya Kevin, namun diabaikan oleh Tiara.

"Ra, jawab aku!" ucap Kevin sambil menghentikan langkah Tiara.

"Tidak Kevin, kau hanya salah paham, ayo ke kantin, aku sangat lapar karena belum sempat sarapan," ucap Tiara sambil berjalan mendahului Kevin.

Kevinpun membawa langkahnya mengikuti Tiara ke arah kantin.

"Aaahhhh rasanya aku ingin membeli semua yang ada disini," ucap Tiara setelah menghabiskan makanan dan minumnya.

"Apa kau lupa janjimu yang ingin diet?"

"Tidak, aku akan diet mulai besok hehe...." balas Tiara yang membuat Kevin geleng geleng karena Tiara selalu mengatakan hal yang sama "diet mulai besok".

Tiara dan Kevin kemudian berjalan meninggalkan kantin setelah puas mengisi perut mereka.

"Ra, sepertinya banyak yang belum kau ceritakan padaku," ucap Kevin pada Tiara.

"Benarkah? tentang apa?"

"Kalau aku tau aku tidak akan bertanya padamu Ra!" balas Kevin kesal yang membuat Tiara terkekeh.

Tiba tiba Tiara mengentikan langkahnya saat ia melihat Bela yang berjalan tak jauh darinya.

"Aaaahhh gawat, sepertinya aku harus pergi," ucap Tiara lalu berbalik dan berlari pergi meninggalkan Kevin.

"Keeeviiiiinn!" panggil Bela yang berlari kecil ke arah Kevin.

Di sisi lain, Tiara tertawa kecil saat ia berhasil lolos dari Bela. Saat ia tengah berjalan mundur, ia menabrak seseorang di belakangnya.

"Maaf pak," ucap Tiara dengan menundukkan kepalanya tanpa berani menatap seseorang yang ia tabrak karena Tiara berpikir jika seseorang itu adalah dosen karena pakaian dan sepatunya terlihat rapi.

"Maaf Raf," ucap Bima pada laki laki yang Tiara tabrak lalu menarik tangan Tiara menjauh dari laki laki itu.

"Kak Bima!"

"Berhenti berpura pura bahagia Ra, kau harus menjelaskan semuanya padaku," ucap Bima dengan tegas.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!