SUN (My Spring)

SUN (My Spring)

SUN 1

Emira Firdaus menatap gawai di tangannya dengan nanar, padahal ia baru saja menerima pemberitahuan jika gajinya telah di transfer. Namun hanya dalam hitungan menit, uang yang ia nantikan selama sebulan telah raib. Pendapatannya sebagai pemandu wisata cukup lumayan, tapi karena kebutuhannya yang banyak, maka gajinya habis dalam sekejap. Emira bukanlah gadis yang senang berfoya-foya atau boros, ia membantu keluarganya yang saat ini keadaan ekonominya tidak stabil. Belum lagi, ia harus membantu orang tuanya yang terlilit hutang.

'Ayo, Emira... cari kerja tambahan. Tidak mungkin selamanya seperti ini' Emira bermonolog sambil mengurut pelipisnya.

'Dasar anak-anak tidak tahu sopan santun, beraninya menipu orang tua. Awas saja kalian, akan aku tangkap dan aku sedirilah yang akan menyerahkan kalian ke polisi' Suara pria paruh baya yang sedang marah membuat Emira merinding. Pria itu berdiri tidak jauh dari tempat Emira duduk.

"Permisi..." Ucap pria itu, namun Emira berlagak tidak mendengarnya.

"Permisi..." Ulangnya dengan sedikit berteriak.

Emira yang merasa takut bermaksud ingin pergi, tapi suara pria itu menahannya "Apakah kamu bisa menolong saya?"

Emira bingung, harus menolong pria asing itu atau pergi dan mengabaikannya.

"Saya bukan orang jahat, nak. Saya butuh bantuan"

Hati Emira terenyuh mendengar pria itu memanggilnya 'nak' . Orang tuanya sangat jarang memanggilnya dengan sebutan 'nak' sehingga ia selalu senang jika ada yang memanggilnya seperti itu.

"Apa yang bisa saya bantu?"

"Saya baru saja ditipu brandal sialan..." Umpatnya kesal, namun saat menyadari Emira yang terkejut karena perkataannya, pria itu segera meralat ucapannya "Begini, tadi ada dua orang pria muda yang mengaku sebagai pemandu wisata. Karena asisten saya yang mengurusnya, maka dengan mudah saya percaya pada biro pariwisata itu, tapi mereka menipu dan membawa ponsel serta dompet saya. Sekarang, saya kelaparan"

Emira terdiam sejenak, uang yang ia miliki hanya cukup untuk biaya hidup seminggu. Tapi, ia tidak tega jika tidak menolong laki-laki paruh baya yang kini ada di hadapannya. Emira tersenyum getir mengingat dirinya selalu di tempatkan pada situasi seperti ini.

"Sebaiknya, kita membeli makanan terlebih dulu" Putusnya kemudian.

"Kamu benar mau membantu saya?" Tanya pria yang usianya sekitar 40 tahun menurut perkiraan Emira.

Emira hanya menganggukan kepala tanpa menjawab.

Pria itu makan dengan lahap setelah menu yang ia pesan tersusun rapi di atas meja. Emira memperhatikannya dengan lekat.

"Apa kamu tidak makan?"

"Tidak" Jawab Emira singkat. Sebenarnya ia juga ingin makan, namun uangnya hanya cukup untuk satu porsi saja. Jika ia ikut makan maka uangnya akan berkurang lagi, sedangkan ia masih harus mengeluarkan uang untuk ongkos pria baruh baya itu pulang. Itulah yang saat ini ada dipikiran seorang Emira.

"Saya Arsel, nama kamu siapa?" Tanya pria itu setelah selesai makan.

"Emira, Anda bisa memanggil saya 'Em' "

"Kamu sudah membelikan saya makanan, apa sekarang saya boleh meminjam ponselmu?"

"Jangan khawatir, nanti saya akan mengganti pulsa serta uang makan tadi" Lanjut pria paruh bayah yang bernama Arsel.

Setelah sepuluh menit mengotak-atik ponsel Emira namun tidak mendapat jawaban, pria paruh baya itu mulai kesal 'Apa mereka senang jika aku menghilang' Ucapnya frustrasi.

"Di mana alamat Anda? Saya antarkan saja" Emira mulai jengah dan tidak mau membuang waktu lagi. Harusnya, sekarang ia bisa mencari kerja tambahan.

"Sebenarnya itu yang menjadi masalah, saya lupa alamat villanya" Ucapnya dengan senyum lebar.

Emira menghembuskan napas frustrasi "Apa Anda berasal dari luar kota?"

"Iya, saya ke sini karena ada pekerjaan. Tapi... apa kamu tahu 'SUN'?

"SUN?" Emira mengulang perkataan pria itu.

"Iya, boy group yang terkenal itu. Saya ke kota ini bersama mereka"

Emira mengernyitkan kening, 'Apa mungkin beliau sedang berhalusinasi?. Atau mungkin, beliau adalah fans fanatik boy group tersebut' gumam Emira.

Melihat perubahan wajah Emira, pria itu kembali bergeming "Nanti akan saya kenalkan, bahkan kamu juga bisa foto bersama mereka. Tapi sebelum itu, tolong bantu saya kembali ke villa terlebih dulu"

"Apa Anda ingat nama biro pariwisata itu?"

Pria paruh baya itu terdiam sejenak, mencoba mengingat sesuatu "Wisata Awan...itu namanya"

"Apa Anda tidak salah ingat?"

"Saya sangat yakin" Jawabnya dengan penuh keyakinan

"Sudah 4 tahun saya menjadi pemandu wisata di kota ini, tapi tidak ada satu pun biro pariwisata dengan nama Wisata Awan. Bahkan, dalam sejarah biro pariwisata kota ini pun tidak ada"

"Awas saja mereka, aku akan membawa mereka ke kantor polisi. Berani-beraninya menipu SUN...tunggu...bagaimana jika para member SUN juga tertipu lalu mereka diculik?"

"Kita harus cepat kembali ke villa sebelum hal itu terjadi"

Emira menarik napas berat mendengar perkataan pria paruh baya tersebut.

"Bagaimana bisa kembali ke villa, jika Anda saja tidak mengingat alamatnya. Sebaiknya, Anda tenang dulu dan jangan pikirkan SUN atau apa pun itu. Pertama...villa Anda berada di dekat pantai, danau, pusat perbelanjaan, kebun atau apa?"

"Pantai...benar, villanya berada di dekat pantai"

"Baik, di sini ada beberapa pantai. Kedua... selain pantai, apa ada sesuatu lagi?" Emira nampak seperti polisi yang sedang melakukan interogasi.

"Karena begitu sampai di sini tengah malam, jadi saya hanya mengingat pantai. Tapi sebelum bertemu para penipu itu, saya melewati perkebunan yang tidak begitu luas, lalu ada bukit yang panjang sampai akhirnya kita bertemu"

"Di sini ada dua villa yang berada di dekat pantai dan tidak begitu jauh dari perkebunan, tapi... satu villa letaknya agak terpencil dan jarang di kunjungi wisatawan" Ucap Emira.

"Itu...kami memang sengaja memilih villa yang terpencil, karena tujuan kami ke sini untuk membuat music video terbaru SUN yang akan rilis bulan depan"

"Anda benar mengenal SUN?" Tanya Emira meyakinkan.

"Saya adalah manajer SUN, apa saya tidak terlihat seperti manajer?"

"Bukan begitu maksud saya...maaf karena sudah mengira Anda adalah fans fanatik mereka" Emira merasa bersalah karena telah salah sangka.

"Apa???" Wajah Pak Arsel terlihat kesal.

Emira tersenyum melihat ekspresi pria paruh baya yang kini ada di sampingnya.

"Setelah beberapa jam kita bersama, akhirnya kamu tersenyum juga, nak" Pria paruh baya itu juga ikut tersenyum.

"Lokasi villa tempat Anda menginap cukup jauh, kita harus naik bus lalu kemudian naik angkutan kota. Sekarang, kita ke halte di seberang sana" Emira menunjuk pada halte yang letaknya berseberangan dari tempat mereka berdiri.

"Bus terakhir akan datang sepuluh menit lagi" Ucap Emira lagi.

Mereka berjalan beriringan menuju halte sembari bercerita. Walaupun waktunya hari ini tersita oleh seseorang yang baru dikenal, tapi ia senang. Karena bagi Emira, setiap perjalanan adalah pelajaran.

...***...

Happy Reading... semoga readers suka sama ceritanya🖤❤🧡💙💜

Jangan lupa suka, komentar, favorit, vote, dan beri hadiah 🙏🏻😁

Terima kasih😘🤗🙏🏻

Terpopuler

Comments

Ratna Mukty

Ratna Mukty

jos pokoke karyany Thor👍

2023-01-14

0

Luckylaki

Luckylaki

Bagus thor cerita nya👍

2022-09-23

1

meli meilia

meli meilia

episode awal yg dikemas dg sangat menarik. jd bikin penasaran, kira2 nanti Em bakal punya ikatan jodoh gak ya sm salah satu member SUN..? smangat berkarya ya. karya mu bagus.👍

2022-09-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!