SUN 3

***

"Sebelumnya, aku akan memperkenalkan pria yang nampak berwibawa ini" Ucap Pak Arsel yang sudah tidak berbicara formal lagi, karena merasa sudah dekat dengan Emira.

"Yang ini adalah Pak Sugara, beliau CEO"

Emira menakupkan kedua tangannya sebagai tanda perkenalan dan Pak Sugara menyambutnya dengan senyuman.

" Dia asisten yang sering membuatku kesal. Tapi, hari ini aku akan berterima kasih. Karena berkat dia, kita bertemu. Namanya, Pak Alan. Dan selanjutnya...SUN".

"Tunggu...apa kami perlu berkenalan seperti ini?" Tanya salah satu member SUN.

"Tentu, karena Emira tidak tahu SUN" Semua orang yang ada di sana nampak terkejut dengan pernyataan pak Arsel.

"Maksudku, dia belum mengenal kalian dengan baik. Bukan begitu, Em?" Pak Arsel meralat ucapannya.

"Pria tampan ini adalah Khair, para fans memanggilnya Khai. Dia adalah vokalis juga leader dari SUN. Lalu yang terlihat dingin namun imut ini adalah Ezhar. Fansnya memberi nama pendek Ez. Tapi jangan khawatir, karena Ez tidak sedingin es. Dia vokalis utama di SUN. Suaranya sangat merdu, kau harus mendengarnya. Selanjutnya Afzal, wajah tegasnya mencerminkan bahwa dia rapper sejati. Nama panggungnya Zal. Dan ini Dzaka, senyumnya yang manis menjadi daya tarik bagi para fansnya. Dia juga dikenal sebagai member yang paling ramah dan sangat pintar dance, nama panggungnya Dza. Kalau yang ini Chan, dia dikenal sebagai member yang jahil dan ceria. Wajahnya pun terlihat cerah seperti nama groupnya. Dia juga seorang vokalis. Dan yang terakhir adalah Zhian atau Zhi, dia si bungsu yang manja. Posisinya di SUN sebagai rapper, sepertinya Zhi seumuran denganmu. Mereka adalah anak-anak yang manis. Aku sangat bangga pada mereka" Pak Arsel menjelaskan dengan semangat. Meskipun para member sudah dewasa, tapi baginya mereka tetaplah anak-anak.

"Aku rasa, dia bukannya belum mengenal kami, tapi memang tidak tahu" Ucap Khai tiba-tiba.

"Dia tahu SUN dan juga hafal beberapa lagu kalian" Pak Arsel meyakinkan.

Dengan jujur, Emira berkata "Saya punya satu lagu SUN dan hanya hafal di beberapa bagian"

"Kau bukan 'My Spring'?" Tanya Chan.

Emira menggelengkan kepala "Saya sering mendengarnya dari teman-teman, tapi tidak tahu persis arti 'My Spring' " Penjelasan Emira membuat semua orang yang ada di ruangan berkonsep alam itu tercengang, namun tidak dengan Pak Arsel yang masih terlihat tenang.

"Kau serius tidak tahu?" Kali ini Afzal menimpali.

Emira menganggukkan kepala, sementara para member SUN menatapnya dengan heran. SUN sangat terkenal, bahkan fans mereka bukan hanya para gadis remaja, tapi juga dari berbagai kalangan usia. Fans laki-laki mereka juga banyak. Bagaimana bisa, saat ini ada seorang gadis muda yang bukan fans SUN tapi justru bisa bertemu mereka dengan mudah.

"Emira mengalami hari yang sulit, sehingga tidak punya banyak waktu untuk mengikuti perkembangan musik. Yang terpenting, dia tahu SUN" Jelas Pak Arsel.

"Pasti kau sangat kesulitan, sampai tidak punya waktu untuk mendengarkan musik" Timpal Dza.

"Bukan begitu, hanya saja..." Emira menjeda kalimatnya, lalu kembali berkata "Wajah kalian semua terlihat sama. Teman saya adalah fans SUN. Saat dia menonton music video kalian, saya pernah beberapa kali ikut melihatnya, tapi wajah kalian tetap terlihat mirip juga sulit dibedakan" Emira berterus terang.

"Kau memang terlahir sangat jujur. Tapi, bisakah kau sedikit memanipulasinya" Pak Arsel khawatir akan tatapan intimidasi dari para member SUN pada Emira.

"Saya hanya mengatakan apa yang saya pikirkan, saya tidak suka berbohong"

"Aku tidak memintamu berbohong, hanya sedikit manipulasi"

"Apa bedanya, berbohong dan memanipulasi ucapan?" Kali ini Pak Arsel bingung harus berkata apa. Sementara Pak CEO, Pak asisten, dan beberapa para member SUN nampak tersenyum.

"Dia sangat berterus terang, keren sekali" Gumam Zhi.

"Apa maksudmu, dengan wajah kami semua sama?. Apa kami ini anak kembar enam?" Pertanyaan dan tatapan Khai membuat semua yang ada di ruangan itu terdiam.

"Meskipun dilihat beberapa kali, wajah kalian sama. Bahkan, nama kalian juga mirip. Sangat sulit untuk dibedakan".

"Itu karena kau hanya melihat, tapi tidak memperhatikannya!"

"Kenapa saya jadi harus memperhatikan wajah kalian?" Emira mulai kesal karena terus dipojokkan.

"Seharian ini dia belum makan, jadi sedikit sensitif" Bisik Pak Arsel pada Khai.

"Karena Anda sudah pulang dengan selamat, sebaiknya saya juga harus pulang" Pamit Emira yang langsung dicegah oleh Pak Arsel.

"Jangan bercanda!. Kita pulang dengan bus terakhir. Bahkan, kita berjalan kaki karena tidak ada lagi angkutan kota. Kau mau pulang dengan merangkak?!. Kau menginap di sini saja" Kalimat terakhir Pak Arsel membuat semua yang mendengarnya tercengang.

Pak Sugara segera mengajak Pak Arsel untuk menjauh dari ruangan tersebut "Bagaimana bisa kau mengizinkan orang asing menginap di sini?. Dia bisa saja berbicara ke media soal keberadaan SUN saat ini"

"Apa kau tega membiarkan seorang perempuan berjalan kaki tengah malam?. Bagaimana jika itu terjadi pada adik atau anak perempuanmu?" Pertanyaan Pak Arsel membuat Pak Sugara terdiam.

"Tapi tetap saja, kita tidak tahu siapa dan dari mana dia berasal"

"Aku percaya pada Emira, dia tidak mungkin melakukan apa yang kau khawatirkan. Sekarang, lebih baik kita makan. Aku sudah sangat lapar" Pak Arsel meninggalkan Pak Sugara yang masih terdiam di tempatnya.

"Anak-anak, ayo makan. Kau juga, Em. Seharian ini, aku tidak melihatmu memakan apa pun" Dengan riang pak Arsel menuju meja makan diikuti para member SUN dan Emira yang mengekor di belakangnya.

"Dia sangat terus terang dan berani. Bukankah dia cocok berteman denganku, kak?" Bisik Zhi pada Ez yang duduk di sampingnya.

"Iya" Jawab Ez singkat, sesekali ia melirik ke arah Emira yang tengah menikmati makanannya

***

Emira terpaksa setuju untuk menginap, karena keadaannya tidak memungkinkan untuk pulang. Malam ini, ia berada satu atap dengan boy group terkenal. Bahkan, seumur hidupnya tidak pernah berharap untuk bisa menonton koser SUN yang harga tiketnya saja setengah dari gajinya selama sebulan, itupun untuk harga tiket yang biasa. Emira menepati kamar yang seharusnya digunakan oleh Pak Arsel, kamar itu cukup luas jika dihuni sendirian. Cat dindingnya berwarna putih, ada satu ranjang dengan ukuran yang besar lengkap dengan satu set sofa dan juga lemari tiga pintu yang sangat tinggi.

'Lemarinya sangat tinggi, apa mungkin mereka menggunakan galah untuk mengambil pakaian' Ujar Emira sembari memperhatikan setiap inci dari lemari yang kini ada di hadapannya.

'Jika aku menginap di sini, itu berarti... aku akan melihat para member SUN di pagi hari. Wah...keberuntungan macam apa ini?. Bukankah mendapat uang seratus juta lebih bisa disebut keberuntungan, dibandingkan harus melihat wajah mereka di pagi hari' Emira kembali bermonolog.

...***...

Happy Reading... semoga readers suka sama ceritanya🖤❤🧡💙💜

Jangan lupa suka, komentar, favorit, vote, dan beri hadiah 🙏🏻😁

Terima kasih😘🤗🙏🏻

Terpopuler

Comments

Loey Exo

Loey Exo

Suka sama ceritanya, lanjut thor

2022-09-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!