SUN 5

Wanita paruh baya di seberang sana tertawa mendengar candaan putrinya. Walaupun Emira sedang kesusahan, tapi ia tidak mungkin diam saja melihat kondisi ayahnya yang sedang sakit. Apa pun akan ia lakukan demi keluarganya. Setelah cukup lama bercengkrama, Emira mengakhiri panggilan telepon dengan ibunya karena harus kembali bekerja

***

"Apa yang kalian lihat?" Emira penasaran melihat rekan kerjanya tengah berkumpul.

"Lagu terbaru SUN. Kemarilah, Em" Ajak teman Emira.

"Mereka keren sekali, tunggu...coba putar bagian yang tadi" Ucap teman Emira yang seperti menyadari sesuatu.

"Kenapa?" Tanya teman Emira yang lain.

"Bukankah itu pantai di daerah terpencil dekat perkebunan?. Aku yakin sekali itu pantainya. Aku pernah ke sana mengantar wisatawan"

"Oh...benar, aku juga pernah ke sana. Itu berarti, SUN ada di kota kita"

Dua teman Emira tertegun, karena baru menyadari bahwa idola mereka membuat music video di pantai yang tidak begitu jauh dari tempat mereka bekerja.

"Aku merasa malu karena tidak tahu apa-apa soal SUN, tapi mengaku sebagai 'My Spring' "

"Sama, aku juga. Padahal, aku bergabung di komunitas 'My Spring' nasional, tapi tetap saja tidak tahu mereka ke sini"

Emira bingung melihat dua temannya yang semula ceria menjadi muram hanya karena tidak tahu kegiatan SUN.

'Syukurlah, aku belum memberitahu mereka soal foto bersama SUN. Mereka bisa menyerangku jika tahu' Gumam Emira pelan.

"Sebenarnya, apa arti 'My Spring'?. Kalian sangat sering menyebutnya" Tanya Emira yang sejak bertemu SUN, menjadi penasaran dengan kata itu. Ia berniat mencarinya di internet, namun karena sibuk jadi tidak sempat.

"Kau tidak tahu?" Teman Emira nampak heran.

"Oh iya, kau mana punya waktu untuk hal seperti ini. 'My Spring' adalah sebutan untuk penggemarnya SUN, jumlahnya sudah mencapai jutaan. Bahkan, sepertinya sekarang sudah puluhan juta" Terang teman Emira dengan tersenyum bangga.

"Hah...sebanyak itu?" Emira terkejut saat mengetahui jumlah fans SUN yang sangat banyak.

"Iya. Bahkan, lagu terbaru mereka di persembahkan untuk 'My Spring'. Judulnya saja 'You Are My Spring'. Music video nya baru saja rilis sepuluh jam yang lalu, tapi jumlah penontonnya sudah mencapai puluhan juta".

'Kenapa mereka bisa seterkenal itu?. Saat bertemu, mereka mengintimidasiku. Yah, walaupun mereka memang tampan, tapi tetap saja menyebalkan. Terlebih lagi si leader sombong itu' Gerutu Emira.

"Kau bicara apa, Em?"

"Tidak...tapi kenapa kalian menyukai SUN?"

"Mereka sangat menginspirasi, lucu, pekerja keras, berprestasi, dan tampan. Mereka mengagumkan, juga seperti oasis untuk 'My Spring'. Jika menonton semua kegiatan harian SUN, pasti kau akan langsung menjadi 'My Spring' "

"Benar, kau harus melihat perjuangan mereka dari nol. Mereka bukan hanya mengandalkan wajah, tapi juga kemampuan" Teman Emira yang lain ikut menimpali.

"Apa kau mau situs untuk mengunduh video kegiatan mereka?" Teman Emira memberikan tawaran, namun Emira tidak tertarik.

"Tidak perlu, nanti aku akan mencarinya sendiri jika ingin menonton" Tolak Emira.

"Situs ini rahasia. Kau harus menjadi 'My Spring' member VVIP agar bisa mendapatkannya. Apa kau tahu, betapa susahnya aku untuk menjadi member VVIP?"

"Ada yang seperti itu juga?"

"Tentu, member VVIP akan lebih dulu mendapatkan video kegiatan mereka sebelum disebar luas ke internet. Yang menjadi ketuanya adalah staf dari SUN. Itu sebabnya, kami para member VVIP cepat mendapatkan berita terbaru. Tapi kenapa saat mereka syuting di sini, kami malah tidak tahu" Teman Emira menjelaskan dengan penuh semangat, namun kembali murung mengingat kesempatan untuk bertemu SUN hilang begitu saja.

Emira mengakhiri obrolan dengan teman-temannya saat ponselnya kembali berdering. Terlihat nomor tanpa nama di layar ponselnya, ia enggan untuk menjawab. Tetapi nomor tanpa nama itu terus menelepon, hingga akhirnya, Emira menyerah dan menjawab panggilan telepon tersebut.

"Kenapa lama sekali menjawabnya, Em?" Suara di seberang sana nampak kesal.

"Jangan bilang kau melupakanku!" Tebak si penelepon.

Emira masih mencoba mengingat suara seseorang di seberang sana "Pak Arsel..." Jawab Emira setelah mengingatnya.

"Iya benar. Bagaimana kabarmu?"

"Baik. Bagaimana dengan, Anda?"

"Aku tidak baik karena merindukanmu"

Emira tertawa mendengar jawaban Pak Arsel.

"Apa yang membuat Anda menghubungi saya?" Tanyanya.

"Aku ingin menawarkan pekerjaan untukmu. Gajinya lebih besar tiga kali lipat dari pekerjaanmu saat ini, kau bisa membantu keluargamu" Pak Arsel mencoba memberikan penawaran.

"Bekerja sebagai apa?" Tanya Emira hati-hati.

"Asisten, kau sangat cocok di bidang ini"

"Apa Pak Alan sudah mengundurkan diri?"

"Bukan untukku, tapi untuk SUN"

"SUN...." Mata Emira membola mendengar jawaban Pak Arsel.

'Menjadi asisten SUN?. Itu berarti, aku akan bertemu SUN setiap hari. Bagaimana bisa, aku yang tidak tahu apa-apa soal boy group tersebut, malah mendapatkan kesempatan untuk menjadi asistennya. Sebenarnya, ini keistimewaan atau malah tekanan' Monolog Emira.

"Bagaimana?.  Apa kau setuju?" Pak Arsel berharap mendapat jawaban sesuai keinginannya.

"Saya bahkan tidak tahu apa-apa soal SUN. Bagaimana bisa, Anda meminta saya menjadi asisten mereka?"

"Aku yakin kau pasti bisa, gajinya tiga kali lipat dari gajimu saat ini"

"Jika menjadi asisten SUN, itu artinya... saya harus pindah ke ibu kota dan mencari kontrakan. Apa bedanya gaji besar, jika harus membayar sewa?"

"Tentu beda, kau akan tinggal di SUN house. Bahkan, kau tidak perlu mengelurkan uang untuk biaya makan dan lain-lain, karena semua sudah menjadi fasilitas perusahaan. Gajimu akan tetap utuh" Kali ini tawaran Pak Arsel menggiurkan. Namun, Emira tidak bisa menerimanya begitu saja tanpa berdiskusi terlebih dulu bersama orang tuanya.

"Tolong beri waktu untuk berpikir dan berdiskusi dengan orang tua saya terlebih dulu" Pinta Emira.

"Baiklah. Tapi, kau tidak punya waktu lama. Asisten SUN sudah mengundurkan diri karena akan menikah. Aku menunggu kabar baik darimu besok pagi"

"Baik. Terima kasih atas tawarannya"

Setelah pembicaraannya dengan pak Arsel selesai, Emira segera menghubungi orang tuanya untuk meminta izin. Sebenarnya, ia enggan pergi dari kotanya saat ini karena kondisi ayahnya yang sudah tua. Ia takut jika terjadi sesuatu pada ayahnya dan ia tidak ada di sana. Meskipun saat ini mereka tidak tinggal bersama, namun jarak untuk pulang ke rumah orang tuanya hanya empat jam. Sedangkan, jika pindah ke ibu kota bisa membutuhkan waktu seharian untuk pulang. Tapi di sisi lain, kesempatan menjadi asisten SUN sangat bagus untuknya. Selain karena gajinya yang besar, ia juga bisa bertemu banyak orang yang mungkin bisa menjadi relasi untuknya kelak. Setelah banyak pertimbangan dan mendapat dukungan dari orang tuanya, akhirnya Emira menerima tawaran pak Arsel untuk menjadi asisten SUN.

...***...

Happy Reading... semoga readers suka sama ceritanya🖤❤🧡💙💜

Jangan lupa suka, komentar, favorit, vote, dan beri hadiah 🙏🏻😁

Terima kasih😘🤗🙏🏻

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!