Sahabatku, Maduku

Sahabatku, Maduku

Hari Dag Dig dug

Bukan sekedar paksaan untuk menjalani. Tepatnya sebuah jalan untuk bisa mencapai kepada tahap keikhlasan dan kesabaran yang sempurna.

Di jodohkan, bukan hal yang pernah terbersit di benak gadis bernama Alsya Ainun Zahwa. Tapi karena kepatuhannya kepada sang ayah, Alsya hanya bisa bersabar dengan menerimanya juga ikhlas dalam menjalaninya.

 

Hari ini adalah puncak dari segala kegundahannya. Tubuh Alsya sudah dibalut pakaian yang menjadikannya bak bidadari, namun Tak Bersayap. Alsya mematutkan tubuhnya di depan cermin. Melihat betapa indahnya tubuh gadis yang masih berusia sembilan belas tahun itu ketika dibalut gaun pengantin. Tidak ada wajah polos yang selalu dia lihat ketika bercermin.

Di dalam kamar, Alsya hanya berdiam diri menunggu acara yang sedang dilaksanakan di ruang tamu selesai.

Sayup-sayup telinganya mendengar jelas ayahnya di luar sedang melakukan proses akadnya. Setelah ayahnya selesai, di sambung dengan suara pria yang terdengar tegas juga sepertinya hanya dalam satu tarikan nafas saja. Dan disusul lagi dengan kata "SAH" seakan menggema dan menggetarkan seisi rumah.

Hati Alsya semakin dilanda kegelisahan. Entah apa yang sedang dia rasakan sekarang. Karena dia sendiri tidak mengerti dengan perasaannya sendiri saat ini. Alsya terkesiap ketika ada yang membuka pintu kamarnya.

 

" Alsya. "

" Umma. "

" Iya, nak. Ayo keluar. Temui suamimu sekarang." Ucap ummanya lalu menggandeng lengan Alsya.

" Tapi, umma. Alsya takut..."

" Takut kenapa?."

Alsya menggeleng. Benar apa yang dikatakan ummanya. Apa yang dia takutkan?.

Di belakang ummanya, kakaknya juga masuk ke dalam kamarnya. "Ayo, Al. Itu suamimu sudah di depan pintu. " Ucap kakaknya yang juga ikut-ikutan menggandeng lengan Alsya.

Alsya mendesah lalu mengangguk. Dengan lengan kanan digandeng oleh ibunya dan lengan kiri digandeng kakaknya, perlahan kaki Alsya melangkah tapi langsung terhenti saat di depan pintu yang masih tertutup rapat.

Alsya menoleh ke arah ibunya. " Umma.." panggilnya lirih.

" Kenapa Al ?."

" Umma. Di luar pasti ramai, kan ?."

" Yah jelas lah, kan ada acara. " Kakaknya yang menyahut.

" Iya, Alsya malu kak."

" Ya Allah, Alsya. Itu kasian Aly nya udah nunggu kamu lama di luar. " Dengus kakaknya kesel.

"Ya udah. Kalian ketemunya di kamar aja, berdua. Biar gak malu. Tapi nanti keluar ya ?." Putus ibunya akhirnya.

" Ihh, umma. Kok di kamar sih ?." Decak Alsya saat ibunya sudah berjalan ke arah pintu.

" Kamu ini, dek. Ribet tau gak ?. Udah ahh. Kakak keluar dulu. " Ucap kakaknya yang juga ikut keluar dari kamar.

" Kenapa jadi keluar semua sih ?." Alsya cemberut dan langsung mendudukkan tubuhnya di tepian tempat tidur.

Baru beberapa detik, pintunya kembali bergerak dan memunculkan seorang pria yang berdiri di ambang nya. Senyuman yang terlukis di wajah pria itu seakan langsung menghipnotis matanya. Bahkan Alsya tanpa sadar sudah kembali berdiri menatap pria itu yang sedang melangkah menghampiri.

 

"Assalamualaikum." Ucap pria itu dengan suara yang sangat lembut. Pria bernama Zuhally Hasbi Lathif, yang beberapa menit lalu menyandang status sebagai suaminya.

"Waalaikumsalam. " Jawab Alsya dengan suara lirih hampir tak terdengar.

 

Aly semakin mendekat dan kini keduanya berdiri saling berhadapan dengan jarak kurang dari setengah meter.

 

" Kamu masih punya wudhu ?." Tanya Aly.

 

Alsya mengangguk. Karena ia memang belum merasa membatalkan wudhunya yang ia ambil sebelum melakukan make up tadi.

 

"Kita sholat dulu."

 

Ucapan yang merupakan sebuah ajakan itu membuat hati Alsya berdesir damai.

Senikmat inikah memiliki seorang imam ahli agama ?. Bathin Alsya.

 

Alsya kembali mengangguk-anggukkan kepalanya.

 

"Menunduk lah sebentar. " Ucap Aly lagi.

Alsya terdiam dengan tatapan bingung mendengar ucapan Aly kali ini tapi tak urung ia tetap menundukkan kepalanya sesuai perintah Aly.

Alsya merasakan hijabnya sedikit tertarik dan sesaat kemudian Aly menjauhkan kembali tangannya dari kepala Alsya. Aly berjalan ke arah meja rias dan meletakkan sesuatu yang dia ambil dari kepala Alsya.

Alsya hanya terdiam memperhatikan tingkah Aly yang tiba-tiba itu. Ternyata Aly baru saja melepas mahkota kecil yang tadi di pakai Alsya.

Aly kembali ke hadapan Alsya. "Maaf, Kamu bisa memakainya lagi, nanti." Ucap Aly meminta maaf atas hal yang baru saja dilakukannya.

 

Keduanya memulai shalat dua rakaat Sunnah Rasul-nya dan di lanjut dengan empat rakaat dua salam sholat Sunnah Dhuha. Setelah selesai, kedua pasang tangan itu menengadah. Alsya mengaminkan serangkaian doa yang di lantunkan dari sepasang bibir suaminya. Aly menutup doanya dan berbalik menghadap Alsya. Tangannya terulur untuk di sambut oleh tangan Alsya.

Alsya menggeser duduknya menjadi lebih maju dan menyambut tangan itu dengan tenang dan disalami penuh khidmat bersamaan hatinya menyenandungkan sholawat pada sang junjungan umat akhir zaman, yang menghukum kan sebuah pernikahan menjadi salah satu dari Sunnahnya.

Karena terlalu khusyu dalam sholat yang terasa begitu nikmat dan mendamaikan. Keduanya tidak menyadari, jika di ambang pintu ada tiga pasang mata yang menyaksikan momen indah tersebut dengan bibir tersenyum lebar. Momen yang sangat romantis.

Bersamaan dengan Alsya yang menyalami tangan Aly, Aly juga menangkupkan telapak tangannya yang bebas di puncak kepala Alsya seraya berdoa. Setelah Alsya selesai, tangan Aly yang tadi di Salami Alsya berpindah memegang dagu Alsya, mendongakkan wajah Alsya lalu mendaratkan kecupannya di kening Alsya.

Alsya memejamkan matanya sambil merasakan kehangatan yang berasal dari keningnya menjalar ke dalam lubuk hatinya yang terdalam. Dan itu benar-benar mendamaikan jiwa dan raganya. Alsya langsung membuka matanya saat kehangatan itu berpindah ke bibirnya. Tentu saja, karena Aly juga mendaratkan kecupannya di bibir Alsya, meski hanya beberapa detik saja.

Wajah itu menuai jarak dengan rona merah yang menghias di wajah masing-masing. Seulas senyum tersungging saling membalas.

Keduanya keluar kamar setelah sebelumnya Aly meminta periasnya untuk membenarkan make up Alsya juga memasangkan kembali mahkota yang tadi tersingkir di kepala Alsya.

 

____________

 

Menyandang status sebagai seorang istri juga santri secara bersamaan membuat Alsya harus kuat-kuat hati menahan rindu yang mendalam terhadap sosok suaminya itu. Setelah tinggal bersama selama lima hari, kini dirinya sudah menahan rindu selama sebulan. Tidak pernah bertemu dengan sosok suaminya itu dalam keadaan berdua seperti yang sering mereka lakukan sebelumnya.

Hari ini Alsya di panggil Ning nya untuk ke rumah ndalem. Persahabatan yang keduanya jalin memang sudah lama, dan hal itu pula yang mengharuskan dirinya sering bolak-balik ke rumah keluarga Kyai nya.

" Assalamualaikum, Ning Imah."

"Waalaikum salam , Al. Akhirnya kamu datang juga. Yuk, kita langsung berangkat aja. " Halimah atau sering disebut Ning Imah karena merupakan putri dari pengasuh pondok itu menggandeng tangan Alsya menuju Pajero yang mesinnya sudah menyala.

" Ehh. Ning Imah. Kita mau kemana, Ning ?." Tanya Alsya penasaran.

"Kita akan jalan-jalan. Kamu temani saya ya ?. Mau kan ?.''

"Saya tidak bisa mengatakan menolaknya, Ning."

Mendengar ucapan Alsya Ning Halimah langsung terkekeh kecil. Iya. Memang benar yang dikatakan Alsya, jika Alsya tidak punya hak untuk menolak ajakan Ning Halimah. Sebab itu akan diperkarakan sebagai bentuk takzim juga tata krama terhadap putri sang pemilik ilmu.

Mereka masuk ke dalam mobil yang sudah dipanaskan tetapi tidak ada supirnya. Alsya melihat sekeliling, tapi tetap tidak ada siapa-siapa selain keduanya saling ini.

"Ning, kita berangkat dengan siapa?." Tanya Alsya masih mencari keberadaan santri yang akan menjadi supirnya untuk kepergian saat ini.

"Sama kang Aly, dia tidak ada disini ?, Apa mungkin sedang ke toilet dulu ya?." Ucap Ning Halimah yang juga mulai mencari-cari keberadaan Kang Aly, salah satu santri gawai di rumah keluarga kyai atau disebut santri khodam.

"Kang Aly ?." Tanya Alsya sedikit tertegun dan menatap lekat wajah Ning Halimah.

Tidak ada lagi nama dengan panggilan Kang Aly sebagai santri khodam disini selain Zuhaly, suaminya.

Hati Alsya sedikit tidak nyaman mendengar suaminya yang akan menjadi supir perjalanan mereka kali ini. Sebab ia tahu bagaimana Ning nya, Ning Halimah adalah salah satu dari pengagum rahasia suaminya itu. Bahkan, Alsya adalah tempat curhat Ning Halimah saat Ning Halimah mengagumi sosok Kang Aly.

Pintu kemudi dibuka dari luar, sontak keduanya melihat bersamaan ke arah depan.

Penampilan pria didepannya memang sangat mempesona dan menghipnotis mata. Pesona kang Aly memang sudah jangan diragukan lagi. Kang Aly memiliki wajah oriental, dengan perpaduan wajah Indonesia Jawa dan Turki. Jambang tipis di rahangnya menambah kesan ketampanannya, begitupun dengan warna kulit terang yang tidak sama seperti santri laki-laki lainnya. Warna kulit yang dimiliki oleh kang Aly tidak jauh berbeda dengan warna kulit Alsya, istrinya.

Alsya melirik Ning Halimah, dan dugaannya benar, bahwa Ning Halimah sedang mengagumi sosok kang Aly meski hanya dari belakangnya saja.

 

"Punten, Ning. Kita akan pergi kemana?." Tanya kang Aly tanpa menoleh ke belakang sama sekali.

Ning Halimah langsung tersadar dari lamunannya setelah mendengar ucapan kang Aly.

"Kita ke mall, kang." Jawab Ning Halimah.

"Baik, Ning." Jawab kang Aly dan segera melajukan mobilnya keluar dari halaman pesantren dan membaur di jalan raya.

 

________

 

 

 

Terpopuler

Comments

Dinawati

Dinawati

lanjut

2023-01-26

0

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

lanjut

2022-09-12

1

lihat semua
Episodes
1 Hari Dag Dig dug
2 Sahabat
3 Restu orang tua
4 Kabar
5 Amanah Abah Kyai
6 Membagi waktu
7 Dua Hati
8 Pria Aneh
9 Kecelakaan
10 Kabar Buruk
11 Arah di dalam nestapa
12 Bersikap adil
13 Kemarahan sang penggemar
14 Pria aneh 2
15 Bukan gadis pelakor
16 Sikap membingungkan
17 Fakta
18 Bumil manja
19 Teman baru
20 mimpi buruk
21 Saksi
22 Berita
23 Suami tak bertanggung jawab
24 Hidup dan mati
25 Kasih sayang ibu mertua
26 Ibu muda
27 Mulai Bertingkah
28 Keluarga kecil
29 Jalan-jalan bertiga
30 Khodam, suami ?
31 Suami badal
32 anak ke dua
33 Mimpi buruk
34 Hampir
35 Affan Affin
36 Ragu terbongkar
37 Berita mengejutkan
38 Genting
39 Kesilapan Aly
40 Hari Terpuruk
41 Pulang
42 Pukulan terhadap Aly
43 seperti Keluarga bahagia
44 Bertemu
45 Pergi
46 Mencoba berdamai dengan keadaan
47 Keputusan mutlak
48 Pamit Pergi
49 Pergi menjauh
50 Merajuk asa
51 Bertemu lagi
52 Kembali Dalam Rapuh
53 Mimpi Buruk
54 Firasat
55 Kabar duka
56 Rutinan Pengajian
57 Wanita idaman
58 ++++
59 Bangkit kembali
60 Penyesalan tiada guna
61 Calon suami
62 Menjalani hukuman
63 Tingkah Fazal
64 Bos Aneh
65 Sepupu luknut
66 Bayangan manis
67 Pahlawan malam
68 Kembali menyesali
69 Hari bahagia
70 Bidadarinya Anand
71 Sandiwara hati
72 Malam istimewa
73 Merajut cinta
74 Rahasia Nareena
75 Pertemuan tak sengaja
76 Mata Keyya
77 Rona pengantin baru
78 Abinya anak-anak
79 Penjara masa lalu
80 Memberitahu
81 Bertamu
82 Tamu tak di undang
83 Teman Curhat
84 Suami Idaman
85 Bos dingin & Sekretaris Aneh
86 Hati Aly
87 Tingkah si kembar
88 Berlibur
89 Perihal Hati
90 Saingan
91 Puncak Usaha Nareena
92 Kesalahan Fyzha
93 Liburan
94 Liburan 2
95 Penyesalan
96 Liburan 3
97 Karena kangen
98 Ikut Pulang
99 Kelembutan Aly
100 Sisi lain Fyzha
101 Hal Mengejutkan !
102 Acara syukuran
103 Rahasia Fyzha
104 Rahasia Fyzha 2
105 Pengakuan Affin
106 Kemarahan Anand
107 momen indah
108 Penyesalan Fyzha
109 Hari H
110 Hari H 2
111 Pengantin baru Absurd
112 Jujur
113 Kisah Haru
114 Janji Suci
115 Step by step
116 Bingkai foto
117 Perhatian Affin
118 Perihal Hak
119 Mulai Cemburu
120 Khawatir
121 Khawatir 2
122 Putri Yang malang
123 Kasih sayang Anand
124 Siapa ?
125 Doa terbaik ibu
126 Tiga jagoan
127 Si bucin Pasutri
128 Pasangan² romantis
129 Anggota keluarga baru
130 Promo Judul lanjutan
131 Hadiah Untuk Keyya
132 Pemberontakan Alifah
133 Akhir
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Hari Dag Dig dug
2
Sahabat
3
Restu orang tua
4
Kabar
5
Amanah Abah Kyai
6
Membagi waktu
7
Dua Hati
8
Pria Aneh
9
Kecelakaan
10
Kabar Buruk
11
Arah di dalam nestapa
12
Bersikap adil
13
Kemarahan sang penggemar
14
Pria aneh 2
15
Bukan gadis pelakor
16
Sikap membingungkan
17
Fakta
18
Bumil manja
19
Teman baru
20
mimpi buruk
21
Saksi
22
Berita
23
Suami tak bertanggung jawab
24
Hidup dan mati
25
Kasih sayang ibu mertua
26
Ibu muda
27
Mulai Bertingkah
28
Keluarga kecil
29
Jalan-jalan bertiga
30
Khodam, suami ?
31
Suami badal
32
anak ke dua
33
Mimpi buruk
34
Hampir
35
Affan Affin
36
Ragu terbongkar
37
Berita mengejutkan
38
Genting
39
Kesilapan Aly
40
Hari Terpuruk
41
Pulang
42
Pukulan terhadap Aly
43
seperti Keluarga bahagia
44
Bertemu
45
Pergi
46
Mencoba berdamai dengan keadaan
47
Keputusan mutlak
48
Pamit Pergi
49
Pergi menjauh
50
Merajuk asa
51
Bertemu lagi
52
Kembali Dalam Rapuh
53
Mimpi Buruk
54
Firasat
55
Kabar duka
56
Rutinan Pengajian
57
Wanita idaman
58
++++
59
Bangkit kembali
60
Penyesalan tiada guna
61
Calon suami
62
Menjalani hukuman
63
Tingkah Fazal
64
Bos Aneh
65
Sepupu luknut
66
Bayangan manis
67
Pahlawan malam
68
Kembali menyesali
69
Hari bahagia
70
Bidadarinya Anand
71
Sandiwara hati
72
Malam istimewa
73
Merajut cinta
74
Rahasia Nareena
75
Pertemuan tak sengaja
76
Mata Keyya
77
Rona pengantin baru
78
Abinya anak-anak
79
Penjara masa lalu
80
Memberitahu
81
Bertamu
82
Tamu tak di undang
83
Teman Curhat
84
Suami Idaman
85
Bos dingin & Sekretaris Aneh
86
Hati Aly
87
Tingkah si kembar
88
Berlibur
89
Perihal Hati
90
Saingan
91
Puncak Usaha Nareena
92
Kesalahan Fyzha
93
Liburan
94
Liburan 2
95
Penyesalan
96
Liburan 3
97
Karena kangen
98
Ikut Pulang
99
Kelembutan Aly
100
Sisi lain Fyzha
101
Hal Mengejutkan !
102
Acara syukuran
103
Rahasia Fyzha
104
Rahasia Fyzha 2
105
Pengakuan Affin
106
Kemarahan Anand
107
momen indah
108
Penyesalan Fyzha
109
Hari H
110
Hari H 2
111
Pengantin baru Absurd
112
Jujur
113
Kisah Haru
114
Janji Suci
115
Step by step
116
Bingkai foto
117
Perhatian Affin
118
Perihal Hak
119
Mulai Cemburu
120
Khawatir
121
Khawatir 2
122
Putri Yang malang
123
Kasih sayang Anand
124
Siapa ?
125
Doa terbaik ibu
126
Tiga jagoan
127
Si bucin Pasutri
128
Pasangan² romantis
129
Anggota keluarga baru
130
Promo Judul lanjutan
131
Hadiah Untuk Keyya
132
Pemberontakan Alifah
133
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!