Istri Yang Kau Jandakan

Istri Yang Kau Jandakan

Ketahuan

Evana yang baru saja menerima sebuah pesan dari seseorang, air matanya lolos begitu saja. Tak peduli dengan kondisinya yang sedang sakit, ia langsung pergi dari rumah dengan membawa mobilnya.

Semakin jauh melajukan kendaraannya, Evana menambahkan kecepatannya. Tidak peduli baginya jika harus menyalip mobil besar maupun mobil kecil sekalipun, yang jelas amarahnya harus segera disalurkan.

Tidak perlu sopan santun untuk masuk ke rumah, karena Evana sendiri mempunyai kunci serepnya. Itupun karena sebuah kelalaian dari suaminya sendiri yang menganggap istrinya mudah untuk di bohongi.

Saat sudah masuk kedalam rumah, Evana mendapati sepasang sandal milik perempuan dan satu pasang sepatu yang jelas milik suaminya.

Detak jantung yang hampir saja meledak, Evana mencoba untuk tetap tenang, meski amarahnya sudah memuncak ke ubun-ubun sekalipun.

Saat napasnya mulai bergemuruh, terdengar jelas suara dibalik pintu kamar dengan suara yang sangat menjijikkan untuk didengar. Evana masih mengatur pernapasannya, mencoba untuk tetap tenang walau sangat sakit sekalipun.

Kesabaran yang sudah tidak bisa untuk ditahan, akhirnya dibukalah pintu kamar tersebut.

Alangkah terkejutnya saat melihat suaminya tengah bermain asik dengan perempuan yang sangat dikenalinya, siapa lagi kalau bukan teman dekatnya sendiri yang kini sudah berada dalam dekapan mesra suaminya tanpa sehelai benang apapun yang menempel pada tubuh keduanya yang polos.

Jangankan tertutup selimut, keduanya justru sangat asik dengan permainannya tanpa disadari jika ada sosok perempuan yang tengah berdiri di ambang pintu sambil menyaksikan langsung didepan matanya.

Sedih, justru sangat jijik melihatnya. Tanpa pikir panjang, Evana langsung mematikan lampunya.

"Sayang, lampunya mati." Ucap seorang perempuan yang sedang menikmati sebuah ga*irah di atas tempat tidur bersama suami Evana.

"Lanjutkan saja permainan kalian, bukankah sesuatu yang tidak kelihatan sangat bagus." Ucap Evana dan langsung pergi dari rumah yang menurutnya sangat terkutuk itu.

Seketika, kedua sejoli tersebut terkejut mendengarnya. Tentu saja, suami Evana yang bernama Ardi dan juga perempuan simpanan suaminya yang bernama Lely, langsung mencari sesuatu yang dapat menutupi tubuh polosnya.

Malu dengan tubuh polosnya masing-masing, tetapi tidak malu saat keduanya lepas bajunya dalam satu ruangan.

Ardi dan Lely langsung mengenakan pakaiannya masing-masing setelah lampu dapat dinyalakan kembali.

Setelah itu, Ardi meninggalkan Lely sendirian di rumah yang sudah dijadikan rumah untuk Lely dan Ardi saat keduanya melampiaskan has*ratnya. Dengan terburu-buru, Ardi berusaha mengejar istrinya yang sudah pergi dari rumah kedua miliknya.

Lely yang seharusnya merasa bersalah dan malu dengan Evana, justru tersenyum puas saat melihat rumah tangga temannya sendiri hancur karenanya.

"Rasakan, kamu Evana. Kamu pikir, aku tidak bisa merebut suamimu. Sekarang kamu tahu akibatnya, karena kamu harus menerima karma dari orang tuamu." Ucap Lely yang tengah berdiri di ambang pintu sambil menyaksikan Ardi yang tengah melajukan mobilnya untuk mengejar istrinya.

Evana yang begitu murka dengan apa yang sudah dilakukan oleh suaminya, tak peduli jika dirinya terus menambahkan kecepatannya.

Ssssssttttt!

"Aw!" pekik Evana saat mengerem mendadak mobilnya, yang hampir saja menabrak seseorang yang tengah menyebrang jalanan.

BRAK BRAK BRAK BRAK!

"He! buka." Bentak seorang lelaki dengan kedua mata tajamnya saat menggebrak pintu mobil dengan kuat.

Evana yang ketakutan, terasa takut untuk membuka kaca mobilnya.

"Buka!" bentaknya lagi dan lagi, dan masih saja menggebrak pintu mobil milik Evana.

Evana menelan ludahnya kasar. Sudah jatuh, tertimpa tangga lagi. Seperti itulah perumpamaan untuk Evana yang ketiban sial.

Karena takut di serang oleh komplotan, Evana membuka kaca mobilnya.

"Maaf ya, Bang. Serius, tadi aku tidak sengaja. Abang tidak apa-apa, 'kan? sekali lagi aku minta maaf."

"Maaf, kata kamu. Enak saja, sekarang juga kamu harus mengantarkan aku."

"Yang benar saja, aku tidak mau. Lebih baik aku bayar kamu saja, cari taksi lain aja."

"Oh, jadi kamu tidak mau. Baiklah, aku akan panggil banyak orang untuk mengeroyok kamu." Ancam lelaki yang tidak dikenal Evana.

"Jangan, jangan, jangan. Ok, masuk dan duduk di belakang." Jawab Evana yang akhirnya menyerah, dari pada dirinya harus mendapatkan masalah.

Baginya, cukup melihat suaminya bercu*mbu mesra dengan sahabatnya, tetapi tidak untuk kesialan yang ketiga kalinya.

"Aku tidak mau, pokoknya duduk didepan." Pintanya yang tidak bisa untuk ditolak.

Evanana yang tidak mempunyai pilihan lain, akhirnya menyetujuinya.

"Si*alan! kenapa juga mesti apes kek gini." Gerutu Evana sambil memukul setir mobilnya.

Tanpa disadari oleh Evana, lelaki tersebut sudah duduk disebelahnya.

"Itu kan salah kamu sendiri, ngapain juga bawa mobil gak konsentrasi. Makanya, kalau bikin SIM itu, jangan nembak. Gini nih jadinya, lulus kaga, bikin celaka orang mah ya."

"Enak aja kalau ngomong, sok tahu kamu ini."

"Nah! kan, orang kalau SIM nya nembak itu emosian. Seperti kamu ini nih, gampang marah-marah." Tuduhnya lagi sambil memancing emosinya Evana.

Karena merasa berisik dengan segala omelan dari lelaki yang tidak dikenalinya, Evana langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tidak peduli baginya jika dirinya akan mendapatkan bentakan yang entah ke berapa.

"Woi! mau cari mati apa kau ini. Berhenti! belum juga nikah, udah dibikin sport jantung."

Sstttt!

"Aw! sial." Pekiknya saat keningnya terbentur dengan cukup kuat. Evana ketawa kecil melihat lelaki yang duduk disebelahnya tengah mengusap keningnya yang terasa sakit karena ulah darinya yang mengerem mendadak.

'Rasain Lu, emang enak, gue kerjain.' Batin Evana saat dapat membalas dengan impas.

Lelaki yang ada di sampingnya itu langsung menoleh pada Evana, dan menatapnya tajam sambil memegangi keningnya.

Saat itu juga, Evana langsung ditarik dan ganti posisi dengan lelaki tersebut.

"Sekarang giliran aku yang akan membuatmu jera, lihat ini." Ucapnya yang sudah siap untuk melajukan mobil dengan kecepatan tinggi sesuai untuk membalas perbuatan Evana terhadap dirinya.

Naas, baru saja mau menekan gas, rupanya sudah ada lelaki yang berdiri di depan mobil. Siapa lagi kalau bukan suami Evana yang tengah mengejar sang istri.

Evana benar-benar terkejut saat melihat suaminya sendiri sudah berdiri di depan mobil. Ditambah lagi ada sosok laki-laki yang tengah duduk disebelahnya, yakni hendak melajukan mobilnya.

"Siapa dia? apakah pacar kamu? atau suami kamu?" tanyanya pada Evana.

Evana tidak menjawab, masih diam tanpa menoleh kepada lelaki yang ada disebelahnya.

"Buka!" bentak sang suami sambil menggebrak kaca pintu mobil berulang kali.

Terlihat jelas jika suaminya ikut emosi saat melihat didalam mobil istrinya ada sosok lelaki yang tengah duduk sebagai pengemudi. Tentu saja, Ardi menyimpan tanda tanya besar tentang istrinya.

Evana tidak pedulikannya, jika sang suami terus menggebrak kaca pintu mobil.

Saat itu juga, Evana mencari ide.

"Cepat! jalankan mobilnya." Perintah Evana pada lelaki disebelahnya dengan bentakan.

Seketika, langsung menginjakkan gasnya dan melaju juga mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

aku mampir thor

2023-02-02

0

Revita Vita

Revita Vita

baru baca kok kayaknya seru

2022-12-02

1

YuWie

YuWie

gak suami gak sahabat pasti kok penghianat

2022-10-06

0

lihat semua
Episodes
1 Ketahuan
2 Emosi
3 Tuduhan
4 Keputusan
5 Perpisahan
6 Disambut hangat
7 Keputusan yang sudah bulat
8 Kesialan
9 Takut terlambat
10 Di kantor
11 Lulus interview
12 Sama-sama terkejut
13 Mendapatkan tugas
14 Merasa kesal
15 Tidak diizinkan
16 Merasa untung
17 Permohonan
18 Di rumah sakit
19 Keputusan yang diambil
20 Dikerjain
21 Permintaan orang tua
22 Harus berjaga-jaga
23 Menerima permintaan
24 Tidak ada izin
25 Menyetujui
26 Kekhawatiran Evana
27 Takut terjadi sesuatu
28 Kabar sedih
29 Bertemu lagi
30 Sakit
31 Bertemu seseorang
32 Teringat sesuatu
33 Berkata jujur
34 Ingin tahu
35 Ada rasa kecewa
36 Dipertemukan
37 Ketahuan
38 Menjemput seseorang
39 Keputusan yang diambil
40 Tidak menyangka
41 Beralasan
42 Bersiap-siap
43 Mencoba untuk bertahan
44 Membuat terkejut
45 Gugup
46 Merasa bingung
47 Jalan-jalan
48 Kejebak hujan
49 Kepergok
50 Mengejutkan
51 Menolak ajakan
52 Pergi
53 Sebuah pilihan dan keputusan
54 Mencari tahu kebenarannya
55 Menyelidiki
56 Tidak disangka
57 Bercerita
58 Mendapat nasehat kecil
59 Akan ada acara
60 Sadar dari koma
61 Diminta bantuan
62 Dikejutkan
63 Beralasan
64 Berkata jujur agar tidak salah paham
65 Ajakan kerja sama
66 Merindukan istri
67 Menolak
68 Ancaman
69 Pingsan
70 Berebut mengakuinya
71 Berebut memberi perhatian
72 Ungkapan
73 Akhirnya ketahuan
74 Menyelesaikan masalah terlebih dulu
75 Teringat kejadian yang sama
76 Segera berangkat
77 Gak ada pilihan
78 Dikejutkan dalam pertemuan
79 Merasa bersaing
80 Sampai di kampung
81 Jatuh Pingsan
82 Berebut memberi bukti
83 Ingin benar sendiri
84 Kebahagiaan yang sempurna
85 Kejutan
86 Sempurnanya kebahagiaan berumah tangga
87 Keputusan atas nama kebahagiaan
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Ketahuan
2
Emosi
3
Tuduhan
4
Keputusan
5
Perpisahan
6
Disambut hangat
7
Keputusan yang sudah bulat
8
Kesialan
9
Takut terlambat
10
Di kantor
11
Lulus interview
12
Sama-sama terkejut
13
Mendapatkan tugas
14
Merasa kesal
15
Tidak diizinkan
16
Merasa untung
17
Permohonan
18
Di rumah sakit
19
Keputusan yang diambil
20
Dikerjain
21
Permintaan orang tua
22
Harus berjaga-jaga
23
Menerima permintaan
24
Tidak ada izin
25
Menyetujui
26
Kekhawatiran Evana
27
Takut terjadi sesuatu
28
Kabar sedih
29
Bertemu lagi
30
Sakit
31
Bertemu seseorang
32
Teringat sesuatu
33
Berkata jujur
34
Ingin tahu
35
Ada rasa kecewa
36
Dipertemukan
37
Ketahuan
38
Menjemput seseorang
39
Keputusan yang diambil
40
Tidak menyangka
41
Beralasan
42
Bersiap-siap
43
Mencoba untuk bertahan
44
Membuat terkejut
45
Gugup
46
Merasa bingung
47
Jalan-jalan
48
Kejebak hujan
49
Kepergok
50
Mengejutkan
51
Menolak ajakan
52
Pergi
53
Sebuah pilihan dan keputusan
54
Mencari tahu kebenarannya
55
Menyelidiki
56
Tidak disangka
57
Bercerita
58
Mendapat nasehat kecil
59
Akan ada acara
60
Sadar dari koma
61
Diminta bantuan
62
Dikejutkan
63
Beralasan
64
Berkata jujur agar tidak salah paham
65
Ajakan kerja sama
66
Merindukan istri
67
Menolak
68
Ancaman
69
Pingsan
70
Berebut mengakuinya
71
Berebut memberi perhatian
72
Ungkapan
73
Akhirnya ketahuan
74
Menyelesaikan masalah terlebih dulu
75
Teringat kejadian yang sama
76
Segera berangkat
77
Gak ada pilihan
78
Dikejutkan dalam pertemuan
79
Merasa bersaing
80
Sampai di kampung
81
Jatuh Pingsan
82
Berebut memberi bukti
83
Ingin benar sendiri
84
Kebahagiaan yang sempurna
85
Kejutan
86
Sempurnanya kebahagiaan berumah tangga
87
Keputusan atas nama kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!