Emosi

Sstttttt!

Seketika, mobil pun mendadak berhenti. Tentu saja, membuat Evana jantungan.

"Aw! kamu sudah gila, ya!" pekik Evana tak lupa membentak lelaki yang ada di disebelahnya sambil mengusap keningnya yang sakit akibat benturan yang cukup keras.

Lelaki itu justru tertawa lepas saat melihat Evana meringis kesakitan. Tentu saja membuat Evana seakan tensinya mau naik.

Geram, itu sudah pasti.

"Dah! aku mau turun, terima kasih atas tumpangan darimu." Ucapnya, dan langsung keluar dari mobil setelah melepaskan sabuk pengaman.

Evana yang geram, segera berpindah tempat duduknya dan memukul setir mobilnya.

"Sial! ngapain juga aku harus bertemu dengan laki-laki aneh seperti dia. Awas aja kalau sampai bertemu lagi, aku bakalan buat dia jadi adonan donat." Gerutunya dengan penuh kekesalan.

Sudah jatuh, tertimpa tangga. Kalimat seperti itu yang pantas untuk Evana. Mendapati suaminya selingkuh dengan temannya sendiri, kini harus berurusan dengan lelaki yang tidak dikenalinya. Lebih lagi, harus ketahuan sama suaminya sendiri.

Otak yang panas dan terasa mendidih saat mengingat suaminya tengah tengah bercumbu di depan matanya, membuat Evana ingin rasanya naik tikam.

Tidak ada cara lain selain pergi dari rumah, Evana mencari suasana baru untuk menghilangkan penat di kepalanya.

Di Danau kecil tapi cukup nyaman untuk menenangkan diri, Evana janjian dengan teman satu gengnya.

"Muka kamu kenapa, Va? kok, ditekuk gitu."

"Aku lagi kesel, dan hari ini juga aku menyatakan cerai dengan suamiku." Jawabnya yang langsung pada pokok intinya, dan pastinya telah membuat sahabat karibnya sangat terkejut mendengarnya.

"Apa! kamu mau cerai dengan Ardi, gitu?"

Evana mengangguk pelan.

"Mereka berdua itu baji_ngan tengik, tau." Kata Evana tak lupa umpatan karena kekesalannya.

"Mereka berdua, maksudnya kamu itu, siapa?"

"Siapa lagi kalau bukan Lely yang sudah menghancurkan rumah tanggaku bersama Mas Ardi." Jawab Evana dengan kesal.

"Maksudnya kamu itu, suami kamu selingkuh dengan Lely?"

Evana kembali mengangguk.

"Ya, Net. Baru saja aku memergoki mereka berdua tengah bercu_mbu di rumah baru kami, yang rencananya aku dan Mas Ardi mau pindah." Jawab Evana berusaha untuk tidak menangisi lelaki bejat seperti suaminya.

Neti yang mendengar curhatan dari Evana, hatinya ikut teriris. Rumah tangga yang dibangun dengan cinta, harus berakhir dengan sebuah pengkhianatan.

Neti langsung merangkul dan memeluk Evana, tentunya untuk memenangkannya.

"Kamu yang sabar ya, Va. Jika kamu tidak bisa untuk bertahan dan tidak bisa menerima perlakuan dari suami kamu, lebih baik kamu berpisah. Sakit sih, tapi mau bagaimana lagi. Aku yakin bahwa kamu bisa melewati ujian ini semua, mungkin suami kamu bukan lelaki baik untuk kamu. Bukannya aku ingin kamu berpisah, tapi itu sangat menyakitkan jika kamu masih terus bertahan." Ucap Neti sambil mengusap punggungnya.

Kemudian, Evana melepaskan pelukan dari Neti.

"Sepandai-pandainya menyembunyikan bangkai, pasti akan tercium baunya. Kamu beruntung, karena kamu tidak lagi dibohongi oleh suami kamu. Lagi pula kamu belum mempunyai anak, tidak ada pertimbangan apapun untuk berpisah dengan suami kamu. Tapi, itu semua ada pada diri kamu. Tinggal kamu sendiri, keputusan apa yang ingin kamu ambil. Berpisah, atau bertahan. Tapi ingat, kebiasaan sangat sulit untuk dihilangkan." Ucap Neti tak lupa mengingatkan.

"Ya, Net. Aku terima saran dari kamu, semoga pilihanku tidak salah." Jawab Evana meyakinkan diri sendiri untuk memutuskan pilihannya.

"Nah, gitu dong. Kamu tidak perlu menangisi lelaki yang tidak ada gunanya untuk kamu pertahankan. Ingat, kamu masih muda dan masih bisa untuk mencari lelaki yang baik." Kata Neti.

"Entahlah, aku masih trauma. Yang jelas, aku mau menata hidupku sebaik mungkin. Agar aku tidak salah untuk melangkah dan percaya dengan gombalan maupun rayuan dari lelaki." Jawab Evana yang tidak dapat dipungkiri jika dirinya menangis karena rasa sakit hati oleh suaminya sendiri.

"Itu hak kamu, Va. Tapi harus di garis bawahi, jangan sampai kamu menyiksa diri kamu sendiri dengan cara tidak mau menerima perhatian dan cinta dari lelaki yang serius untuk menikahi kamu." Ucap Neti, Evana sendiri mengangguk.

"Makasih banyak ya, Net. Kamu teman aku yang selalu ada waktu untukku berbagi curhatan."

"Ngomong-ngomong, kamu udah makan belum? aku lapar nih."

"Aku sedang tidak berselera makan. Kalau kamu mau pesan, pesan aja. Aku pesan minuman aja kalau gitu."

"Ya udah, kamu disini dulu. Aku mau pergi ke sana, pesan makanan dan minuman dulu."

"Makasih banyak ya, Net."

"Kek ama siapa aja, dah ah, aku ke sana dulu." Kata Neti yang langsung bergegas pergi untuk memesan.

"Nih, minuman kamu. Seriusan nih, kamu gak makan. Entar badan kamu sakit loh, mau bagaimanapun kamu itu butuh energi. Jangan sampai kamu itu sakit, sayangi badanmu. Kamu itu cantik, da_sar suami kamu aja yang mata kera_njang. Maaf, bukannya aku menghina kamu. Aku hanya tidak ingin, kalau kamu di budak dengan cinta dari suami kamu." Ucap Neti sambil menawari Evana untuk memesan makanan.

"Tidak apa-apa kok, yang kamu katakan itu memang benar. Seharusnya aku berterima kasih padamu, karena kamu sudah mengingatkan aku. Kalau untuk makan, aku masih kenyang." Jawab Evana sambil mengaduk minumannya.

"Lebih baik selesaikan masalah kamu dengan suami kamu. Ingat, jangan sampai mengulur waktu. Yang ada tuh, kamu bakal sakit hati." Ucap Neti blak-blakan mengingatkan teman dekatnya.

"Ya, Net. Besok juga, aku mau urus surat perceraian. Mungkin dengan cara berpisah, akan membuatku tenang." Jawab Evana sambil mengatur pernapasannya, meski begitu sakit menerima kenyataan yang ada.

Mau bagaimana lagi, penghianatan tetap penghianatan, dan tidak ada kata ampun, pikir Evana yang sudah bulat dengan keputusannya. Bahwa dirinya akan menggugat suaminya dengan tuduhan perselingkuhan.

'Untung saja, aku ada rekaman CCTV tanpa suamiku tahu. Jadi, tanpa saksi sekalipun, aku masih mempunyai bukti yang sangat akurat.' Batin Evana sambil tersenyum lega saat dirinya sudah gunakan idenya tanpa di ketahui oleh suaminya.

"Hei! ngelamun aja, aku pesankan makanan ya, Va. Jangan-jangan kamu ini belum makan, kamu kan gitu. Kalau belum siang, kamu belum sarapan."

"Gak ah, aku masih kenyang kok, serius. Tadi tuh, aku dibuatkan sarapan pagi oleh Bi Ratna."

"Awas ya, kalau sampai kamu bohongi aku. Oh ya, kalau kamu sudah cerai, kamu mau tinggal dimana? di rumah aku aja, bagaimana? kebetulan, aku ngontrak sendirian."

"Gak tahu deh, Net. Mungkin aku ngontrak juga deh, aku lagi pingin sendirian aja." Jawab Evana yang tidak ingin merepotkan teman dekatnya.

"Nanti kalau terjadi sesuatu denganmu, bagaimana? kita satu kontrakan aja. Lagian nih ya, kontrakan aku ruangannya luas. Ya emang sih, gak kek rumah suami kamu."

"Hem, aku gak bangga dengan kekayaan suami aku. Justru nih ya, hidup sederhana dengan suami yang setia tuh, aku rasa lebih bahagia. Karena apa coba, karena tahu rasanya berjuang."

"Cie ... udah bisa keluarin kata-kata mutiara nih."

"Lagian untuk apa aku harus bersedih, ya ... walau kenyataannya hatiku sangat sakit sih. Tapi, untuk apa aku menangisinya, bikin sakit hati."

"Sangat bagus itu, ini baru namanya temanku yang kuat dan sabar yang berlipat-lipat."

"Kalau gitu, aku pulang dulu ya. Aku lagi kena apes tadi, sial dah pokoknya."

"Apes kenapa, Va? terus, sialnya kenapa?"

"Itu, tadi aku ketemu laki-laki reseh. Udah gitu, suami aku tahu, kalau lelaki sial itu berada di dalam mobilku."

"Dari mana datangnya, Va? kok bisa ada di mobil kamu?"

"Tadi tuh, hampir saja aku menabrak dia. Eee, dianya langsung meminta imbalan untuk mengantarkannya, sial banget kan, akunya. Yang jelas tuh, aku bakal di tuduh selingkuh juga sama suamiku. Bo_doh amat lah, yang penting aku ada buktinya, jika suamiku berselingkuh."

"Apes bener, kamu ini. Yang sabar, ya. Aku do'ain, semoga urusan kamu dengan suami kamu segera selesai. Dan kamu-nya bisa bebas, tidak lagi memikirkan suami selingkuh. "

"Ya, Net. Ya udah ya, aku pulang dulu. Nanti aku kabarin kalau aku keluar dari rumah suamiku."

"Ya, Va. Hati-hati dijalan, jangan kebut-kebutan."

"Tenang aja, aku baik-baik saja kok. Ya udah, aku pulang."

Setelah berpamitan, Evana segera pulang ke rumah suaminya.

Terpopuler

Comments

blecky

blecky

hahahahaa

2022-09-05

0

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

aku mampir thor, ceritanya menarik

2022-08-16

0

lihat semua
Episodes
1 Ketahuan
2 Emosi
3 Tuduhan
4 Keputusan
5 Perpisahan
6 Disambut hangat
7 Keputusan yang sudah bulat
8 Kesialan
9 Takut terlambat
10 Di kantor
11 Lulus interview
12 Sama-sama terkejut
13 Mendapatkan tugas
14 Merasa kesal
15 Tidak diizinkan
16 Merasa untung
17 Permohonan
18 Di rumah sakit
19 Keputusan yang diambil
20 Dikerjain
21 Permintaan orang tua
22 Harus berjaga-jaga
23 Menerima permintaan
24 Tidak ada izin
25 Menyetujui
26 Kekhawatiran Evana
27 Takut terjadi sesuatu
28 Kabar sedih
29 Bertemu lagi
30 Sakit
31 Bertemu seseorang
32 Teringat sesuatu
33 Berkata jujur
34 Ingin tahu
35 Ada rasa kecewa
36 Dipertemukan
37 Ketahuan
38 Menjemput seseorang
39 Keputusan yang diambil
40 Tidak menyangka
41 Beralasan
42 Bersiap-siap
43 Mencoba untuk bertahan
44 Membuat terkejut
45 Gugup
46 Merasa bingung
47 Jalan-jalan
48 Kejebak hujan
49 Kepergok
50 Mengejutkan
51 Menolak ajakan
52 Pergi
53 Sebuah pilihan dan keputusan
54 Mencari tahu kebenarannya
55 Menyelidiki
56 Tidak disangka
57 Bercerita
58 Mendapat nasehat kecil
59 Akan ada acara
60 Sadar dari koma
61 Diminta bantuan
62 Dikejutkan
63 Beralasan
64 Berkata jujur agar tidak salah paham
65 Ajakan kerja sama
66 Merindukan istri
67 Menolak
68 Ancaman
69 Pingsan
70 Berebut mengakuinya
71 Berebut memberi perhatian
72 Ungkapan
73 Akhirnya ketahuan
74 Menyelesaikan masalah terlebih dulu
75 Teringat kejadian yang sama
76 Segera berangkat
77 Gak ada pilihan
78 Dikejutkan dalam pertemuan
79 Merasa bersaing
80 Sampai di kampung
81 Jatuh Pingsan
82 Berebut memberi bukti
83 Ingin benar sendiri
84 Kebahagiaan yang sempurna
85 Kejutan
86 Sempurnanya kebahagiaan berumah tangga
87 Keputusan atas nama kebahagiaan
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Ketahuan
2
Emosi
3
Tuduhan
4
Keputusan
5
Perpisahan
6
Disambut hangat
7
Keputusan yang sudah bulat
8
Kesialan
9
Takut terlambat
10
Di kantor
11
Lulus interview
12
Sama-sama terkejut
13
Mendapatkan tugas
14
Merasa kesal
15
Tidak diizinkan
16
Merasa untung
17
Permohonan
18
Di rumah sakit
19
Keputusan yang diambil
20
Dikerjain
21
Permintaan orang tua
22
Harus berjaga-jaga
23
Menerima permintaan
24
Tidak ada izin
25
Menyetujui
26
Kekhawatiran Evana
27
Takut terjadi sesuatu
28
Kabar sedih
29
Bertemu lagi
30
Sakit
31
Bertemu seseorang
32
Teringat sesuatu
33
Berkata jujur
34
Ingin tahu
35
Ada rasa kecewa
36
Dipertemukan
37
Ketahuan
38
Menjemput seseorang
39
Keputusan yang diambil
40
Tidak menyangka
41
Beralasan
42
Bersiap-siap
43
Mencoba untuk bertahan
44
Membuat terkejut
45
Gugup
46
Merasa bingung
47
Jalan-jalan
48
Kejebak hujan
49
Kepergok
50
Mengejutkan
51
Menolak ajakan
52
Pergi
53
Sebuah pilihan dan keputusan
54
Mencari tahu kebenarannya
55
Menyelidiki
56
Tidak disangka
57
Bercerita
58
Mendapat nasehat kecil
59
Akan ada acara
60
Sadar dari koma
61
Diminta bantuan
62
Dikejutkan
63
Beralasan
64
Berkata jujur agar tidak salah paham
65
Ajakan kerja sama
66
Merindukan istri
67
Menolak
68
Ancaman
69
Pingsan
70
Berebut mengakuinya
71
Berebut memberi perhatian
72
Ungkapan
73
Akhirnya ketahuan
74
Menyelesaikan masalah terlebih dulu
75
Teringat kejadian yang sama
76
Segera berangkat
77
Gak ada pilihan
78
Dikejutkan dalam pertemuan
79
Merasa bersaing
80
Sampai di kampung
81
Jatuh Pingsan
82
Berebut memberi bukti
83
Ingin benar sendiri
84
Kebahagiaan yang sempurna
85
Kejutan
86
Sempurnanya kebahagiaan berumah tangga
87
Keputusan atas nama kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!