Dendam Yang Salah

Dendam Yang Salah

Ketakutan

"Jangan mendekat! atau peluru ini yang akan menembus kepala adikmu." Ancam Jupiter pada Gala, kakak dari adik yang ia sandra.

"Lep-lepaskan!"

Ucapnya sambil memberontak, dan berusaha untuk melepaskan diri dari sosok Jupiter yang tengah menahan dirinya dengan tenaganya yang cukup kuat itu.

Gala, sang kakak yang sudah babak belur oleh anak buahnya Jupiter. Dengan kedua sudut bibirnya yang memar akibat mendapat perlawanan dari kawanannya sendiri, Gala tak mampu berbuat apa-apa untuk menyelamatkan nyawa adiknya.

"Kamu boleh membunuhku, tapi tidak untuk adikku." Ucap Gala yang akhirnya menyerahkan diri pada lawannya.

Bukannya menjawab, justru Jupiter tertawa lepas saat mendengar Gala meminta bernegosiasi.

Saat itu juga, Jupiter mengarahkan sebuah pistolnya menempel pada pelipis milik adiknya Gala, yakni Rahelia. Sekali lepas sebuah pelatuk, melayang lah peluru dalam pistol milik Jupiter.

"Mulai detik ini, adikmu akan menjadi tawananku. Ingat! kau sudah menghilangkan nyawa adikku, dan sebagai gantinya, aku akan melakukan penyiksaan pada adik perempuanmu ini. Nyawa harus dibayar dengan nyawa, perempuan di balas perempuan. Jadi, kau dan aku akan impas." Ucap Jupiter dengan entengnya ketika melakukan barter dengan lawannya.

"Bed_ebah! kau Piter. Lihat saja, kau tidak akan bisa melawanku." Sahut Gala saat merasa harga dirinya diinjak-injak lewat adik perempuannya.

"Seret! dia, dan singkirkan jauh-jauh dari hadapanku. Bawa manusia yang tidak berguna ini ke hutan belantara, biarkan dimakan oleh binatang buas." Perintah Jupiter dengan tatapan penuh kebencian." Perintah Jupiter pada beberapa anak buahnya.

"Cuih! bede_bah kau Piter."

"Kau yang akan menyusul kematian selanjutnya, Gala." Ucap Jupiter sambil memegangi dagu milik Gala.

Dengan terpaksa, Gala hanya bisa menyerah dan tidak bisa melakukannya perlawanan apapun pada Jupiter yang mana memiliki anak buah yang cukup banyak.

"Kak Gala! jangan tinggalkan aku. Kak! tunggu, aku mau ikut dengan Kakak."

PLAK!

Sebuah tamparan keras mendarat lewat pipi kanannya yang mulus, dan meninggalkan bekas yang cukup sakit dan juga perih, serta panasnya tamparan dari lelaki yang sudah tega menyiksa dirinya.

"Bawa perempuan mur_ahan ini masuk ke dalam mobil, kita akan membawanya pulang." Perintah Jupiter pada beberapa anak buahnya untuk melakukan perintah darinya.

"Baik, Bos." Jawabnya.

Gala yang melihat perlakuan Jupiter kepada adiknya, hatinya begitu terpukul. Seakan tiada gunanya menjadi seorang kakak yang tidak bisa melindungi adiknya sendiri.

Dengan rasa sakit yang di terima akibat ulah dari Jupiter, Rahel hanya bisa menahan rasa sakitnya itu.

Saat itu juga, Jupiter membawa pergi Rahel. Sedangkan Gala dibawa pergi oleh beberapa anak buahnya Jupiter untuk di asingkan.

"Tambahkan kecepatannya, cepat!" perintah Jupiter dengan suara yang begitu jelas saat tengah memberi perintah kepada supirnya sendiri.

Tidak memakan waktu yang lama, Rahel dan Jupiter telah sampai di Villa dengan pengawal yang banyak, tempat yang cukup jauh dari keramaian.

"Cepat! kau seret perempuan ini sampai di dalam kamar mandi. Ingat, siapkan air panas untukku, karena aku harus memberinya pelajaran." Perintah Jupiter kepada beberapa anak sungai.

"Baik, akan segera kami laksanakan." Jawabnya dan langsung menyeret tubuh Rahel dengan paksa.

"Tolong, jangan siksa aku." Ucap Rahel penuh permohonan, agar dirinya tidak mendapatkan perlakuan yang lebih kasar lagi dari sosok Jupiter.

Jupiter tidak menanggapinya sama sekali, justru dirinya segera masuk ke dalam Villa.

Sedangkan anak buahnya segera membawanya sesuai perintah dari Bosnya.

Sampainya Rahel berada di dalam kamar milik Jupiter yang sudah di siapkan oleh orang suruhannya, lalu meminta para asisten rumahnya untuk meninggalkannya sendirian di dalam kamar.

Kedua tangan milik Rahel masih dalam keadaan terikat kencang, sampai-sampai tidak bisa untuk melepaskan diri.

Senyum menyeringai tengah ditunjukkan di depan Rahel, dan melepaskan satu persatu pakaian yang melekat di tubuhnya. Kemudian, Jupiter mengganti celana panjang ke celana pendek tanpa baju yang menutupi dada bidangnya.

Rahel tertunduk di atas karpet tanpa mendongak ke arah lelaki yang ada di hadapannya itu. Dengan aura penuh kebencian, Jupiter berjongkok di depan perempuan yang dijadikan tawanan olehnya.

Dengan senyumnya yang sinis, Jupiter mengangkat dagu milik Rahel hingga terangkat dan mendongak ke arahnya. Lalu di tekan dagu itu dengan sangat kuat, hingga jari-jarinya ikut menekan bagian kedua pipinya hingga kesakitan.

Dengan tatapan yang penuh kebencian, Rahel tak kalah menatapnya dengan tajam juga. Keduanya seperti tengah beradu pandang dan saling menunjukkan kebenciannya masing-masing.

"Malam ini, aku akan memberi hukuman terhadap dirimu. Tentu saja, aku akan menyiksa kamu dari ujung kaki sampai ke ujung kepala, seperti sakitnya adikku karena perbuatan kakak kamu terhadap adik perempuanku." Ucap Jupiter sambil menekan lebih kuat lagi pada bagian rahangnya.

Rahel yang tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa mendengus kesal saat menatap lelaki di hadapannya itu. Ingin memberontak, sedikitpun tak mampu untuk dilakukannya.

Jupiter yang sudah tidak sabar, ia segera menarik paksa tubuh Rahel yang tengah terikat tali pada bagian kedua tangannya.

"Lepaskan! aku bisa jalan sendiri." Ucap Rahel dengan nada yang tinggi.

Jupiter yang mendengarnya, pun langsung mencengkram lengannya sangat kuat. Kemudian, ia menarik kembali tubuh Rahel yang terseret di lantai sampai di dalam kamar mandi.

BRUG!

"Aw!" pekik Rahel saat terjatuh sambil menahan rasa sakit karena bagian punggungnya mendapatkan benturan yang cukup kuat.

Untungnya, bukan pada bagian kepalanya. Meski sudah terbentur sangat kuat dan juga sakit, masih ada kata beruntung karena tidak fatal, pikirnya.

Tanpa harus melepaskan pakaiannya, Jupiter menyemburkan air pada sekujur tubuh milik Rahel.

"Aw! tolong hentikan. Aku mohon, hentikan." Pekik Rahel dan berteriak meminta tolong.

Seketika, Jupiter menyudahinya.

"Kamu bilang apa barusan? ha! hentikan kamu bilang? tidak. Sakit dan panas yang kamu rasakan ini, belum seberapa dengan sakit yang dirasakan oleh adikku. Jadi, jangan berharap kamu akan mendapatkan ampun dariku." Ucap Jupiter dengan tatapannya yang penuh kebencian.

"Bed_ebah! kau, das_ar lelaki brengs_ek."

PLAK!

Sebuah tamparan keras kembali mendarat di bagian pipinya, dan menyisakan bekas merah yang kebiruan. Tentu saja, rasanya sangat panas dan juga sakit.

Tanpa berpikir panjang, Jupiter memberi sabun mandi kepada rahel untuk menggosokkan kesemua anggota tubuhnya. Berharap, tubuh Rahel merasa gatal-gatal dan bila perlu kulitnya memerah dan penuh garukan kuku.

Tidak berselang lama, Rahelia merasakan gatal-gatal yang hebat. Berkali-kali menggaruk hingga terluka, Rahelia benar-benar tak sanggup untuk merasakan gatal pada sekujur tubuhnya.

"Aku mohon, hentikan. Aku siap melakukan apapun perintah darimu, asal jangan siksa tubuhku ini yang tidak bersalah." Ucap Rahel sambil menunduk dan memohon kepada lelaki yang tengah menyiksa dirinya.

Jupiter menghentikannya, dan menyelidik Rahel dari ekspresi mimik mukanya. Saat itu juga, Jupiter menyunggingkan senyumnya yang sinis.

"Yakin dengan keputusan kamu itu?" tanya Jupiter sambil mengangkat dagu milik Rahel, dan keduanya saling menatap satu sama lain.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!