Menyetujui

Rahelia yang menatap wajah Jupiter yang penuh kebencian, ia mengangguk pelan padanya.

"Ya, aku siap melakukan perintah darimu." Jawab Rahelia sambil menatap wajah lelaki yang kini telah menjadikannya tawanannya.

Jupiter langsung tertawa puas saat perempuan yang ada dihadapannya itu telah menyerahkan diri untuk melakukan apapun yang dia mau.

"Jadilah istriku." Ucap Jupiter yang masih memegang dagunya.

Rahelia melotot dengan sempurna. Apa yang dia dengar, sungguh membuatnya terkejut.

"Me-ni-kah, katamu?" tanya Rahelia memastikan, apa benar yang diucapkan oleh lelaki yang ada di hadapannya itu telah memintanya untuk mengajak menikah.

"Ya, menikah denganku." Jawab Jupiter dengan santai.

Melihat mukanya saja merasa jijik, apalagi harus menjadi istrinya. Begitulah yang dipikirkan oleh Rahelia.

"Untuk apa kamu menikahi aku, bukankah kamu mau membunuhku." Kata Rahelia yang sulit untuk menebak maksud dari ucapan Jupiter.

"Tentu saja, aku ingin menyiksamu perlahan. Jika aku tidak menikahi kamu, bagaimana aku bisa menyakitimu, memegang tubuhmu." Ucap Jupiter dan menyeringai, Rahelia menatapnya penuh kebencian yang seperti mendarah daging.

"Bagaimana? kau akan menuruti apa yang aku minta, bukan? seperti yang kamu katakan barusan."

"Apa tidak ada permintaan lain selain menikah denganmu?" tanya Rahelia yang sebenarnya menolak untuk menikah dengan lelaki yang akan membunuh dirinya.

"Tidak ada, hanya dengan cara menikahi kamu, aku bebas melakukan apapun yang aku mau." Jawab Jupiter sambil menekan kuat pada bagian rahangnya.

Rahelia menahannya dengan penuh kebencian terhadap lelaki yang menurutnya sangat bia_dap itu.

'Bede_bah kau manusia brengs_ek!' batin Rahelia penuh kebencian.

"Baiklah, aku penuhi permintaan dari kamu. Tapi aku mohon, jangan sakiti Kakakku." Ucap Rahelia yang akhirnya pasrah menerima permintaan dari Jupiter.

"Aku tidak akan lagi menyiksa kakak kamu, karena aku sudah membuangnya. Jadi, kamu tak perlu memikirkannya lagi. Karena kakakmu, sudah dipastikan telah dimakan binatang buas di hutan belantara." Jawab Jupiter dengan seringainya.

"Apa! kau benar-benar membuang Kakakku. Benar-benar bia_dap kau! aku sumpahin, kau tidak akan menemukan kebahagiaanmu." Ucap Rahelia dengan lantang, dan juga dengan sorot kedua matanya yang tajam.

Jupiter kembali mengangkat dagunya milik Rahelia, dan menekan kuat pada bagian kedua rahangnya sekuat tenaganya, hingga membuatnya kesakitan.

Sudah sakit di bagian rahangnya, Rahelia harus menahan rasa gatal pada sekujur tubuhnya. Benar-benar penderitaan yang sudah mulai.

"Pelayan!" teriak Jupiter memanggil pelayan yang sudah mendapat perintah untuk mengurus Rahelia.

Dengan cepat dan gesit, sudah berada di dalam kamar mandi.

"Apa yang harus saya lakukan, Tuan." Ucap seorang pelayan sekaligus asisten rumah yang harus bertanggung jawab atas Rahelia.

"Mandikan perempuan ini dengan bersih, kemudian siapkan makan siang untuknya. Setelah itu, suruh dia tidur. Satu lagi, siapkan pernikahan nanti malam." Perintah Jupiter kepada asistennya.

"Baik, Tuan." Jawabnya sambil menunduk.

Setelah itu, Jupiter langsung keluar dari kamarnya.

Rahelia masih diam, menyimpan berjuta-juta kebencian terhadap Jupiter, lelaki yang sudah menyiksanya, dan juga kakaknya yang entah dimana keberadaannya, entah baik-baik saja atau yang dikatakan Jupiter memanglah benar. Bahwa sang kakak telah dimakan binatang buas, pasalnya di buang ke hutan belantara.

"Nona, mari saya bantu untuk membersihkan diri." Ucap seorang asisten berusaha untuk bersikap ramah pada Rahel.

"Aku tidak mau, biarkan aku mati kedinginan, daripada aku harus disiksa perlahan oleh majikan kamu." Jawab Rahelia menolak dengan kasar.

"Lalu, apa untungnya Nona mati dengan sia-sia dengan cara menyiksa diri? mari Nona, saya bantu untuk mandi."

"Aku bilang tidak! ya tidak! apa telinga kamu itu tuli? hah!"

"Saya mohon, Nona. Kalau Nona tidak mau, saya akan kehilangan pekerjaan. Percayalah dengan saya, Tuan Jupiter aslinya sangat baik." Ucapnya berusaha untuk meyakinkannya.

Rahelia langsung mendongak dan menatapnya.

"Kamu bilang apa tadi, Tuan Jupiter aslinya sangat baik, apa aku tidak salah dengar? apa penyiksaan kepadaku dan membuang kakakku itu perbuatan yang sangat baik? pikir."

"Siapa orangnya yang tidak hilang kendali, jika adiknya meninggalkan sang kakak untuk selama-lamanya." Kata asisten rumah memberi penjelasan.

"Kakakku itu tidak bersalah, dan tidak menyebabkan kematian adiknya Tuan Arogan yang kejam itu." Ucap Rahelia dengan penuh kebencian.

"Nona, mau mandi atau tidak?" tanyanya.

"Sudah aku bilang, aku tidak mau mandi, titik." Jawabnya yang tetap menolak.

"Baiklah, akan saya panggilkan Tuan Jupiter untuk membantu Nona mandi dan menggunakan sabun yang baru saja Nona gunakan."

Seketika, Rahelia kaget mendengarnya.

"Jangan, jangan, jangan, aku akan mandi sendiri. Mendingan kamu keluar saja dari kamar mandi, aku tidak butuh bantuan apapun." Ucap Rahelia yang malas ribet.

"Tapi, Nona. Saya ditugaskan untuk membantu membersihkan diri, karena malam ini Nona akan menikah."

"Terserah kamu, lakukan saja sesuai perintah majikanmu yang arogan dan kejam itu." Kata Rahelia yang akhirnya pasrah.

"Baik, Nona. Kalau boleh tahu, nama Nona, siapa? perkenalkan, nama saya Mariti, asisten rumah dan sekaligus penanggung jawab atas Nona. Bila berkenan, panggil saja Mbak Riti.

"Namaku, Rahelia. Terserah mau panggil aku siapa, yang penting masih dalam lingkup nama Rahelia. Mau Rahel, heli, elia, lia, ia, terserah kamu." Kata Rahelia sambil garuk-garuk tangannya yang masih terasa gatal.

"Baik, Nona Rahel. Nama yang sangat cantik, seperti pemiliknya." Jawab Mbak Riti.

Setelah setuju untuk dibantu, Mbak Riti memulai menggosokkan sabun dan memijatnya pada bagian punggungnya hingga selesai membersihkan diri.

Sedangkan Jupiter sendiri, tengah sibuk dengan pekerjaannya sebagai pengiriman barang ilegal. Bahkan, dirinya juga mempunyai bisnis gelapnya, perdagangan manusia untuk dijadikan pekerja rodi di berbagai tambang hasil bumi.

Saat pandangannya sibuk di layar komputernya, Jupiter dikagetkan dengan suara ketukan pintu ruang kerjanya. Segera ia menyudahinya, dan menekan tombol pintunya.

Dengan sekejap, pintu ruang kerjanya terbuka dengan sendirinya.

"Permisi, Tuan." Ucap seorang asisten rumah.

"Masuk." Sahutnya, asisten rumah tersebut segera mendekati majikannya.

"Maaf, Tuan. Di luar ada Tuan Bimo ingin bertemu dengan Tuan Jupiter, sekarang orangnya sedang menunggu di ruang tamu." Ucapnya menyampaikan pesan pada seseorang yang bertamu.

"Katakan padanya, aku akan segera menemuinya. Ah ya, antarkan orangnya ke ruang privasi." Jawabnya dan memberi perintah kepada asistennya.

"Baik, Tuan. Kalau begitu, saya permisi."

Karena tak ingin waktunya berkurang, Jupiter bergegas bangkit dari posisi duduknya dan segera menemui tamu yang baru saja datang.

Sambil menuruni anak tangga, Jupiter sambil memikirkan sesuatu.

"Sudah, Tuan." Ucap asisten rumah saat mendapati majikannya yang baru sampai di anak tangga yang terakhir.

"Kamu boleh pergi, dan kembali lanjutkan pekerjaan." Perintah Jupiter, dan segera menuju ke ruang privasinya.

"Akhirnya datang juga kamu, Bim. Kirain mau kabur, awas saja kamu." Ucap Jupiter saat masuk ke ruang privasinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!