Juragan Muda
JURAGAN MUDA
"Berangkat jam berapa ntar, Rey?" kata bapak nya Reyhan sambil menyeruput segelas teh.
"Jam 7, Pak, ini sebentar lagi selesai." jawab Reyhan masih sibuk mengelap motor nya yang baru saja di cuci.
Tok... tok... tok
Reyhan menggedor pintu kamar mandi berulangkali.
"Bay, cepetan bay, aku mau mandi keburu telat nih." Reyhan tak sabar menggedor gedor pintu kamar mandi sambil meneriaki adiknya.
"Baru juga masuk udah di suruh keluar aja, tungguuu!!" jawab Bayu adik pertama Reyhan dari dalam kamar mandi sambil menyelesaikan misinya, p*p rutin di pagi hari.
"Ngga tau apa kalo kakak nya yang ganteng badannya atletis ini mau ada acara kelulusan, ntar aku bisa telat, buruaan." teriak Reyhan.
"Makanya kalo ada acara itu bangunnya pagian dikit, dikurangi kelayapan nya." jawab Bayu berlalu keluar sambil menyipratkan air ke muka Reyhan.
"Huh dasar, adik ngga ada adab." sungut Reyhan masuk kamar mandi.
_____
Tin.. tin.. tin..
Bapak Reyhan mengklakson motor nya, sebagai tanda waktu nya untuk segera berangkat.
"Tungguu pak... susah bener sih pake beskap udah kayak orang mau nikahan aja." gerutu Reyhan sambil merapikan kancing beskap nya dan membenarkan letak blangkon nya.
"Aamiin...." jawab bapak, ibu, Bayu dan Bima
serempak.
"Kenapa pada ngaminin? siapa yang lagi doa?" tanya Reyhan keheranan.
"Katanya mau nikah, ya kita aminin aja," jawab Bayu cengengesan dan semua kompak tertawa lagi.
"Ampun! kan tadi aku cuma perumpamaan. ya udah aku berangkat dulu." gerutu Reyhan sambil menyalami ibu dan kedua adiknya.
_____
"Duduk di mana kita pak?" tanya Reyhan sambil mengedarkan pandangan ke dalam ruang aula sekolah.
"Tuh, disitu aja, dekat kipas angin dan pintu keluar juga." jawab bapak nya sambil menunjuk deretan kursi yang masih kosong di samping kanan pintu keluar.
Beberapa menit berlalu acarapun dimulai, dibuka dengan pertunjukan tari, lagu hymne guru, sambutan kepala sekolah dan sampai pada penyerahan hasil nilai ujian. akhirnya tiba giliran Reyhan dipanggil ke depan.
"Reyhan Perdana Kusuma." suara MC memanggil namanya.
"Reyhan Perdana Kusuma." MC mengulang lagi karena yang dipanggil tak kunjung menampakkan diri.
Bayangan ngga lulus sekolah dan di tertawakan oleh seisi sekolah telah menari indah di kepalanya.
"Hei! ayo segera kesana!" bapak nya menepuk pundak Reyhan.
"Hah, i_iya pak." jawab Reyhan gelagapan karena kaget.
"Lemes dengkul aku pak, kira kira lulus ngga ya nanti?"
"Ya mana bapak tau, diambil aja belum, udah buruan kesana." bentak bapaknya.
"Ini, Pak" Reyhan menyodorkan map biru yang dipegangnya ke paha bapaknya kemudian kembali duduk.
"Kenapa di serahkan ke bapak?"
"Kamu aja pak yang buka, Reyhan takut kecewa."
"Halah kamu itu, berani bolos sekolah demi bola bunder, tapi buka map aja nyuruh bapak." sungut bapak sambil membuka map itu juga.
"Kamu... kamu.... kamu lulus Rey, tapi nilainya...." kata bapak sambil menyodorkan map itu ke Reyhan sambil geleng-geleng kepala.
"Hah... iya... aku lulus." senyum mengembang penuh kemenangan walaupun rata rata nya cuma enam setengah. Baginya yang terpenting bukan nilai nya, tapi kata 'lulus' nya batin Reyhan.
_____
"Pak, aku pulang nya sama Andre saja ya, bapak pulang duluan ngga papa." kata Reyhan mengusir bapak nya dengan halus.
"Kamu ini, berangkat minta ditemani giliran pulang seperti orang ngusir," sungut bapak nya.
"Duh.. Reyhan ngga ngusir bapak, lagian ini juga bukan rumah Reyhan. Reyhan mau kumpul sama teman-teman dulu." Reyhan menjawab sambil cengar-cengir.
"Ya udah bapak pulang dulu, jangan kelayapan kemana mana, sholat dhuhur dulu," kata bapaknya sambil berlalu.
"SIAP..." tangan Reyhan ditempel ke dahi dengan penuh semangat, walaupun ujungnya juga dia males sholat. masih muda matinya paling juga masih lama, Reyhan terkekeh sendiri.
_____
"Woi!" Andre menepuk pundak Reyhan dari belakang. saking terkejutnya, es cendol dalam genggaman Reyhan jatuh membanjiri jalan. Mata Reyhan melotot menatap es nya yang sudah jatuh meler meler.
"waduh, maaf Rey, aku sengaja." Andre menjawab sambil terkekeh.
"Tanggung jawab!" seru Reyhan.
Andre menjawab dengan jentikan ujung jari kelingking. "Beres, yok."
"Es cendolnya 2, Pak," kata Andre ke tukang jualan yang mangkal di depan sekolah.
"Halo, aku lagi di depan gerbang sekolah beli es cendol." Reyhan menjawab panggilan telepon dari teman nya.
"Ok, aku tunggu di sini sama Andre, buruan ya. Eh, mau es cendol ngga, Andre yang bayarin... ok 18 bungkus ya total nya.. sip.. sip.." Reyhan menutup panggilan telepon nya sambil tertawa terbahak bahak.
"Bang, bungkusin 18 lagi ya, ntar yang bayarin mas nya ini," kata Reyhan sambil menunjuk Andre disampingnya.
"Kamu.... kamu mau bikin aku bangkrut!!" seru Andre meninju lengan Reyhan.
"Hush!! Anggep aja sedekah ke teman, apa salahnya sih?" balas Reyhan menyeruput es cendol nya.
"Kenapa ngga kamu aja sendiri? dasar ngga mau rugi." sungut Andre kesal.
"Kamu kan tau selama ini uang saku ku pas pasan, ntar lah aku ganti yang traktir," jawab Reyhan sambil mengaduk aduk es nya.
"KAPAN?" protes Andre.
"Kalo udah KAYA." jawab Reyhan mantap. lalu keduanya tertawa.
_____
"Yok buruan habisin es nya setelah itu kita konvoi untuk merayakan kelulusan kita." Reyhan berkata dengan senyum jumawa.
"Kita ke arah selatan saja, lewat gedung olahraga, taman kota habis itu kita puter balik." lagi Reyhan memberi instruksi ke teman teman nya.
Mereka pun segera menghabiskan es dan bergegas ke motor masing masing. awalnya Reyhan yang memboncengkan Andre, nanti ketika perjalanan pulang Andre yang di depan memboncengkan.
Ketika mereka konvoi handphone Reyhan bergetar berulangkali, rupanya dia lupa mengatur ke mode suara. Akhirnya sederatan telepon dan pesan singkat tidak diketahuinya. Hingga kebetulan Andre bertanya jam ke Reyhan karena kebetulan handphone nya kehabisan baterai.
"Handphone ku ada dalam tas kecil bagian depan Ndre, buka aja." Reyhan menyuruh Andre melihat jam di handphone nya.
"Waduh parah bener, baru juga jalan sebentar sudah banyak deretan telepon dan pesan Rey, dari pacar mu ya." goda Andre.
"Aku ngga punya pacar, kamu ada ada aja." jawab Reyhan sambil teriak karena suaranya kalah sama deru motor brundul mereka.
"Eh.. eh.. tunggu, kamu berhenti dulu, Rey, coba cek pesan ini, kira kira penipuan ngga ya?" Andre menepuk pundak Reyhan untuk menepi.
"Apaan sih, Ndre?" sungut Reyhan sambil menepikan motor dan mulai membuka beberapa pesan yang diterima sambil mengernyitkan dahi.
"Coba kamu telepon ulang saja." suruh Andre.
Setelah berpikir lama akhirnya Reyhan memutuskan menelpon balik nomor baru tersebut.
"Halo, ini siapa ya? sms penipuan ya? Maaf saya ngga mempan kayak yang begituan, cari mangsa yang lain aja, saya orang miskin ngga punya apa apa, es cendol 2 ribu aja minta dibayarin teman." Reyhan langsung mengomel ketika sambungan telepon tersambung.
Andre yang berada di dekatnya terkekeh mendengar temannya mengomel seperti emak emak.
Ketika Reyhan hampir mematikan telepon orang yang di telepon segera menjelaskan lagi dengan seksama hingga membuat muka Reyhan seperti orang kebingungan dan mulai panik.
Pembicaraan itupun selesai, dan Reyhan mulai membaca satu persatu pesan dan, terhenti pada sebuah foto yang membuatnya menjadi yakin kalau itu semua benar. Seketika badan nya terasa lemas, kalo mau pingsan dia malu akan semakin turun wibawanya.
"Heh!! kok jadi bengong, gimana lanjut ngga? teman teman kita udah sampai jauh kamu masih mengheningkan cipta." Andre menepuk bahu Reyhan hingga mengejutkan Reyhan dari lamunannya.
"Aku ngga mengheningkan cipta tolol, bapak ku...." jawab Reyhan ngambang.
"Bapakmu kenapa? kalo ngomong jangan setengah-setengah, tanggung!!" bentak Andre.
"Bapakku, kecelakaan Ndre..." jawab Reyhan lirih disertai isakan tangis.
"APA? serius kamu?" jawab Andre tak kalah terkejut.
"Ya udah, ayo aku anter. Dibawa ke rumah sakit mana?" lagi lagi Andre bicara keras yang membuat Reyhan tersadar dari mengheningkan cipta.
"Eh iya, ayo anterin aku, menurut pesan ini, bapak ku di rumah sakit Suryadi." jawab Reyhan segera menuju motor.
Mereka pun berboncengan, menaiki motor dengan kekuatan super, akhirnya tak sampai 30 menit mereka pun tiba. Mereka segera menuju ruang informasi dan bertanya ke perawat, di mana bapak nya berada. setelah mengetahui mereka segera berlari keruang UGD.
Reyhan langsung mendorong kasar pintu UGD dan mencari bapaknya sambil menangis sesenggukan hingga pandangan nya kabur dan menabrak tempat tidur pasien kecelakaan, dia langsung menangis sejadi jadinya. Andre yang melihat itu pun terheran heran, dan mengelus pundak Reyhan.
"Rey,.. sejak kapan bapak mu ganti, selama aku kerumah mu, bapak mu muka nya ngga seperti ini." ujar Andre pelan tepat di telinga Reyhan.
Reyhan mendongakkan kepala pelan pelan sambil mengelap ingus nya yang sudah serong kanan serong kiri seperti lagu potong bebek angsa.
"Astaga!!" pekik Reyhan.
"Bukan bapakku Ndre?!" Reyhan berucap pelan sambil mengelus dada. kaget dengan orang yang sudah ditangisi nya, mukanya serem, kumisnya sudah seperti pagar kabupaten batinnya.
"Maaf pak, bu, saking syok nya dapat kabar buruk teman saya agak linglung, permisi semoga cepat sembuh ya pak." Andre meminta maaf dan segera menarik tangan Reyhan menjauh dari pasien itu.
"Kok ada ya Ndre preman bisa sakit." celetuk Reyhan.
"Presiden aja bisa mati apalagi preman, tolol." balas Andre sambil melotot.
Mereka segera mendekat ke perawat yang masih berada di ruang UGD dan bertanya tentang bapak Gunawan ayah Reyhan. Ternyata ayahnya sudah dibawa ke ruang operasi. Mereka pun segera kesana.
"Bu." Reyhan menyalami tangan ibunya.
Andre pun ikut menyalami ibu Reyhan.
"Yang sabar ya tante, semoga operasi nya berhasil."
Ibu Reyhan hanya tersenyum sambil mengangguk.
"Ibu sudah dari tadi?" Reyhan menyapa ibunya yang duduk sendiri di kursi depan ruang operasi. Hanya anggukan lemah yang diberikan ibunya.
"Maafin Reyhan ya, Bu, semua ini gara gara Reyhan, coba Reyhan ngga ikut konvoi dan pulang bareng bapak, mungkin kejadiannya ngga akan seperti ini." Reyhan berkata sambil mengelus tangan ibunya lagi, ibunya hanya mengangguk lemah.
"Bu, dimana orang yang sudah menolong bapak, Reyhan mau mengucapkan terima kasih." kata Reyhan lagi.
"Dia baru saja pulang, karena kebetulan saudara jauhnya datang dan minta dijemput," jawab ibunya masih disertai isakan.
Tak lama pintu ruang operasi terbuka, dokter keluar dengan wajah murung. Mereka segera mendekat.
"Gimana keadaan bapak dok." kata mereka serempak.
"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi rupanya Allah berkehendak lain. Bapak ngga bisa diselamatkan, doakan bapak semoga husnul khatimah," jawab dokter dengan suara pelan namun mampu meruntuhkan langit di kepala Reyhan dan ibunya.
"Bapak!!" teriak mereka histeris.
Ibu dan Reyhan menangis dan langsung berpelukan untuk saling memberi dukungan. Sedangkan Andre juga turut prihatin atas kejadian yang menimpa ayah sahabatnya itu dan mengelus pundak Reyhan sebagai bentuk dukungannya, semoga bisa melewati ujian ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Rini Antika
Selamat Ya udah lulus, aku sudah mampir jg ya Kak, semangat terus nulisnya, nanti bacanya nyicil..
2022-08-25
1
Oh Dewi
mampir ah mana tau seru.
Btw, aku pernah baca novel yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, itu keren banget. Kalo search jangan lupa tanda kurungnya
2022-08-22
4
Rierudi Laras
Baru baca Thor
2022-08-18
1