Rata rata kaum pria mendominasi sebagai karyawan day shift ( masuk kerja jam 8 sampai jam 4 sore ), sedangkan kaum wanita mendominasi sebagai karyawan shif ( shif pagi jam 6 pagi sampai jam 2 siang, shif siang jam 2 siang sampai jam 10 malam dan shif malam jam 10 malam sampai jam 6 pagi ). Dan setiap hari mereka akan lebih sering menjalin komunikasi agar proses produksi berjalan lancar. Termasuk pagi itu ketika Reyhan baru datang di lokasi kerja, melihat sarapan pagi yang begitu mengenyangkan. Sebuah mesin dengan banyak benang yang mengeroll.
"Mas, segera bantuin perbaiki mesinnya ya tolong." kata seorang wanita yang tiba tiba sudah berdiri di samping Reyhan.
"Oh iya, tunggu sebentar, aku dan teman teman mechanic siap siap dulu." jawab Reyhan setelah termenung beberapa saat melihat wanita di depan nya itu. Lalu dia berlalu ke gudang mechanic, menyiapkan peralatan seperti biasanya.
_____
"Mas, selama 3 bulan aku disini kok belum pernah lihat operator itu ya." bisik Reyhan ke Doni teman nya sambil menunjuk seorang wanita yang masih wira wiri mengatasi mesin yang benangnya mengeroll.
"Karyawan baru mungkin." jawab Doni singkat.
"Biasanya kan kalo karyawan baru harus training dulu, paling tidak seminggu lah masuk day shift. Nah, selama seminggu ini aku ngga pernah papasan sama dia." terang Reyhan lagi.
"Mungkin punya relasi orang dalam jadi gampang keterima nya." jawab Doni sambil memutar obeng.
"Kok enak banget ya, padahal dulu aku ngelamar kerja kesana kesini sebulan lebih tapi baru satu pabrik ini yang menerima lamaran ku."
"Heh, ya mungkin belum rezeki mu kali, lagian kalo masih muda ya di perbanyak relasi nya, biar gampang keluar masuk pabrik." Doni menasehati Reyhan.
"Hey, kamu liatin apa sih, bukan nya kerja malah melamun." Doni memukul lengan Reyhan yang otomatis langsung kaget.
"Em.." belum selesai Reyhan menjawab sudah di potong Doni.
"Oh, jadi kamu masih ngeliatin cewek itu." goda Doni tapi Reyhan diam tak menjawab lalu keduanya sibuk memperbaiki mesin itu lagi.
Hari berikutnya Reyhan kembali masuk kerja, keadaan nya masih sama seperti hari kemarin, disuguhi beberapa mesin yang mengeroll. Dirinya segera bergegas ke gudang mechanic dan mulai menyiapkan peralatan. Dan, hal itu berlangsung selama sepekan. selama sepekan itu kerjaan nya selain memperbaiki mesin juga memperbaiki diri, ada keringat yang menetes di dahi segera di seka, akibat nya bukan malah tambah ganteng tapi malah tambah kacau. Hal itupun ternyata diamati Doni selama ini.
"Aku amati, penampilan mu akhir akhir ini bukan nya malah tambah ganteng tapi malah makin amburadul kenapa Rey?" Doni mulai mengajak bercerita sambil tetap memperbaiki mesin.
"Ah, masa sih mas." sahut Reyhan lagi lagi sambil mengelap keringat di dahinya dan merapikan pakaian, padahal tangan nya kena oli yang mengakibatkan muka dan bajunya juga belepotan oli.
"Nah kan, malah ditambah lagi." ucap Doni melihat Reyhan yang sudah belepotan oli lalu tertawa.
Reyhan yang ngga enak sama temannya akhirnya segera ke kamar mandi membersihkan mukanya.
'Macam ini sih muka ku, belepotan banget, apa aku kurang konsentrasi gara gara terlalu lama ngeliatin cewek itu? Ah perasaan ngga juga.' batin Reyhan sambil mematut diri di depan cermin kamar mandi lalu segera keluar takut dimarahi oleh pengawas nya.
Tampilan lebih segar membuat Reyhan juga lebih cepat menyelesaikan pekerjaan nya. Tak lama kemudian jam istirahat tiba, Reyhan segera keluar bersama teman teman nya tapi lagi-lagi wanita itu muncul dari balik mesin.
"Mas, bisa minta tolong, gantiin lapet ( potongan karet tebal sebagai alas benang pada mesin spining ), aku belum berani." kata wanita itu kepada Reyhan.
"Oh iy bisa bisa, bawa cuter ngga, mana " jawab Reyhan antusias.
Wanita itu segera mengeluarkan cutter dari kantongnya dan memberikan ke Reyhan. Tak sampai 5 menit Reyhan sudah selesai mengganti lapet tersebut.
"Karyawan baru ya mbak." Reyhan memberanikan diri bertanya karena sudah seminggu ini melihat wanita cantik itu bergelut dengan mesin yang rusak.
"Iya mas." jawab wanita itu sambil tersenyum, walaupun sebagian muka nya tertutup masker tapi Reyhan masih bisa mengetahui kalo dia tersenyum.
"Sudah berapa lama mbak." tanya Reyhan lagi.
"8 hari mas."
"8 hari langsung masuk shif, sudah berpengalaman ya." tanya Reyhan lagi.
"Em.. Jadi gini mas, saya kalo kerja di pabrik sini memang baru 8 hari mas, training saya ngga disini tapi dikota Metro, cabang dari pabrik sini juga, disana sudah 3 bulan mas." cerita wanita itu.
"Berarti kita sama dong, baru sekitar 3 bulan kerja. Lulusan tahun ini ya." Reyhan lebih antusias bertanya.
"Eh iy mas, saya permisi mau melanjutkan kerja lagi, takut di marahi sama checker (pembantu pengawas) saya." pamit wanita itu lalu segera berjalan mengitari mesin.
"Perasaan tadi jalannya bareng aku, tapi kenapa baru sampai, makan ku aja udah habis, nyantol dimana kamu Rey?" tanya Doni.
"Anu... tadi ada sedikit kerusakan jadi aku berhenti dulu memperbaiki." jawab Reyhan sambil meneguk segelas es kopi.
"Ehm.. makin rajin aja kamu ku lihat." goda Doni sambil tersenyum.
"Ya wajar lah, kan baru lepas training, kalo kamu kan udah kawakan."
"Dulu aku jadi orang baru, juga ngga seperti kamu bawaannya." seloroh Doni.
"Beda dong mas, aku tuh udah rajin dari sono nya, nah kamu baru rajin kalo mendekati gajian." jawab Reyhan lalu semua tertawa.
"Jangan jangan.... kamu lagi pedekate ya sama cewek kemarin." seloroh Doni menatap Reyhan.
"Wah bisa jadi nih, biasanya kalo lagi mabok cinta bisa lupa segalanya, oli berubah fungsi jadi bedak bayi." ucap Doni yang mengundang gelak tawa teman semeja nya.
Setiap hari Reyhan semakin semangat berangkat kerja, walaupun terkadang rasa sakit melanda, bukan menjadi penghalang Reyhan untuk tetap bekerja.
Selain mengumpulkan pundi-pundi uang juga mengumpulkan pundi-pundi cinta untuk sesosok wanita yang telah sering bertegur sapa dengan nya. Belakangan ini dia mengetahui kalo wanita itu bernama Evi dari kartu nama yang tertempel di dada wanita itu. Walaupun sering bertegur sapa, anehnya Reyhan selalu lupa untuk meminta nomor telepon nya.
Konon katanya, kalo orang jatuh cinta sering lupa segalanya, termasuk yang dialami oleh Reyhan. Hingga suatu ketika wanita itu mendatangi Reyhan lagi untuk memperbaiki mesin nya yang rusak. Ini kesempatan Reyhan untuk meminta nomor teleponnya. Dengan senang hati Evi menyebutkan nomor teleponnya.
Kalo Evi masuk malam, Reyhan bakal tidak bertemu di pabrik selama sepekan penuh. Hal itu tentu membuat Reyhan seperti orang puasa, lemes dan tidak bersemangat kerja.
Hari Sabtu karyawan day shift pulang jam 1 siang. Sebelum pulang Reyhan mendekat ke mesin Evi berusaha menawarkan jasa penjemputan gratis dalam rangka pedekate. Pucuk di cinta ulam pun tiba, kebetulan Evi tak membawa motor karena sedang diperbaiki. Akhirnya Evi menerima tawaran Reyhan.
Sepulang kerja Reyhan segera mandi dan berganti pakaian rapi wangi, aura kegantengannya semakin terpancar, mematut di depan cermin berulang kali. Setelah itu segera mengambil kunci motor yang di letakkan di atas meja.
"Lho kak, kan baru pulang, udah rapi aja, mau pergi kemana? Perasaan gajian juga masih lama." tanya Bima yang masih sibuk mengerjakan PR.
"Mau tau aja urusan orang gede, tuh buruan kerjain PR nya, biar cepet selesai trus bisa main bareng temen temen mu. Kakak pergi dulu ya." jawab Reyhan sambil tersenyum.
Setelah sampai pabrik, tak perlu menunggu lama, akhirnya Evi keluar. Evi segera menghampiri Reyhan yang sudah menunggu di bawah pohon waru yang rindang.
"Maaf mas, udah nunggu lama ya." sapa Evi sekedar basa-basi.
"Ah, ngga juga, yok buruan naik." ajak Reyhan.
"Eh mau mampir jajan seblak ngga Vi?" tawar Reyhan ketika melewati penjual seblak.
"Boleh mas."
Sambil menunggu pesanan datang, mereka hanyut dalam berbagai cerita. Hingga pesanan pun datang, mereka segera menyikat habis, mungkin karena sama sama lapar. Setelah selesai makan mereka pun segera melanjutkan perjalanan menuju rumah Evi.
"Akhirnya sampai juga ya Vi." kata Reyhan sambil melepas helm nya.
"Rumah mu lumayan jauh juga."
"He he iya mas, maaf ya udah ngrepotin."
"Eh ngga papa, kan aku yang nawarin."
"Eh Vi, biasanya tamu itu kan ditawari masuk kerumah ya." ucap Reyhan sambil nyengir.
"Oh iy mas, maaf, yuk masuk dulu."
"Okay Vi, yuk." Reyhan tersenyum lega, segera meletakkan helm yang sudah dilepas dibagian spion motor nya.
Mereka berjalan bersama menuju teras rumah.
"Mau duduk di sini atau di dalam mas." tawar Evi sopan.
"Disini aja Vi, lebih sejuk." kata Reyhan langsung duduk di kursi yang sudah ada.
"Silahkan duduk Vi."
"Harusnya aku mas yang bilang seperti itu." ucap Evi sambil tersenyum.
"Oh iya ya Vi, maklum teras rumah nya sejuk seperti rumah ku sendiri." ucap Reyhan sambil tersenyum juga.
"Ngomong sama siapa Vi." ucap ibunya Evi dari dalam rumah.
"Ini bu, ada teman kerja Evi, kebetulan nawarin boncengan jadi Evi terima aja dari pada kelamaan nunggu bus."
"Salam kenal tante." ucap Reyhan sambil menyalami punggung tangan ibunya Evi.
"Dilanjutkan aja ngobrol nya ya mas saya ke belakang dulu." pamit ibu Evi.
Mereka pun kembali terlibat percakapan yang penuh dengan canda tawa. Dan, percakapan itu terhenti kala sebuah motor gede berhenti di depan rumah Evi.
"Hai Vi, aku telepon ngga diangkat, aku kirimi pesan juga ngga dibalas." kata seorang laki-laki bertubuh pendek dengan kulit gelap yang baru saja turun dari motor nya itu.
"Oh ya mas, maaf, kan kamu sendiri tau kalo di pabrik aku ngga boleh bawa handphone. Biasanya aku buka handphone pas udah keluar dari lokasi kerja." tutur Evi menjelaskan.
"Ini siapa." kata laki laki itu sambil menunjuk Reyhan.
"Oh sampai lupa mau ngenalin. Ini mas Reyhan, mechanic ditempat kerja ku. kebetulan tadi menawarkan bantuan nganter aku pulang jadi ya aku terima aja. Oh ya mas Reyhan, kenalin ini mas Bowo pacar ku." Evi menjelaskan.
'Astaga, gampang sekali kamu Vi berkata pacar didepan ku. Eh kenapa jadi begini, apa aku memang benar benar cinta Evi. kok hatiku sakit mendengarnya menyebut kata pacar dengan laki laki itu. Bagaikan langit dan bumi, bedanya jauh sekali, Evi putih tinggi rambutnya lurus sedangkan Bowo, udah pendek, kepala gundul item pula, mata nya Evi rabun kali ya.'
"Mas, mas Reyhan, kok melamun?" kata Evi sambil menyenggol tangan Reyhan.
"Eh tuyul loncat!" seru Reyhan terkejut karena senggolan tangan mulus Evi sehingga Reyhan berhenti dari aktivitas nya membatin ciptaan Tuhan yang bernama Bowo dan membuatnya ingin memasukkan ke dalam toples peyek dirumah nya.
"Eh i_iya, saya Reyhan mas teman kerja Evi." tangan Reyhan diulurkan hendak mengajak jabat tangan ke Bowo, tapi Bowo mengacuhkan tangan Reyhan. Akhirnya Evi berinisiatif menyalami tangan Reyhan menghilangkan kecanggungan diantara mereka bertiga yang sedang berdiri mematung.
"Eh Vi, aku lupa, tadi ada janji mau main futsal bareng temen, kalo gitu aku pamit dulu ya." dengan lancarnya Reyhan berbohong demi menyelamatkan harga dirinya yang rontok di depan makhluk tak kasat mata seperti Bowo. Reyhan pun segera berjalan menuju motor nya terparkir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
J S N Lasara
jdi kecewa
2022-08-23
1
Ipah
terimakasih kak sudah mampir 😉
2022-08-16
0
Lyeend
Hahaha..jadi kecewa pula kerana yg dikejar sudah ada pacar
2022-08-16
2