NovelToon NovelToon

Juragan Muda

Bab 1. Kelulusan

JURAGAN MUDA

"Berangkat jam berapa ntar, Rey?" kata bapak nya Reyhan sambil menyeruput segelas teh.

"Jam 7, Pak, ini sebentar lagi selesai." jawab Reyhan masih sibuk mengelap motor nya yang baru saja di cuci.

Tok... tok... tok

Reyhan menggedor pintu kamar mandi berulangkali.

"Bay, cepetan bay, aku mau mandi keburu telat nih." Reyhan tak sabar menggedor gedor pintu kamar mandi sambil meneriaki adiknya.

"Baru juga masuk udah di suruh keluar aja, tungguuu!!" jawab Bayu adik pertama Reyhan dari dalam kamar mandi sambil menyelesaikan misinya, p*p rutin di pagi hari.

"Ngga tau apa kalo kakak nya yang ganteng badannya atletis ini mau ada acara kelulusan, ntar aku bisa telat, buruaan." teriak Reyhan.

"Makanya kalo ada acara itu bangunnya pagian dikit, dikurangi kelayapan nya." jawab Bayu berlalu keluar sambil menyipratkan air ke muka Reyhan.

"Huh dasar, adik ngga ada adab." sungut Reyhan masuk kamar mandi.

_____

Tin.. tin.. tin..

Bapak Reyhan mengklakson motor nya, sebagai tanda waktu nya untuk segera berangkat.

"Tungguu pak... susah bener sih pake beskap udah kayak orang mau nikahan aja." gerutu Reyhan sambil merapikan kancing beskap nya dan membenarkan letak blangkon nya.

"Aamiin...." jawab bapak, ibu, Bayu dan Bima

serempak.

"Kenapa pada ngaminin? siapa yang lagi doa?" tanya Reyhan keheranan.

"Katanya mau nikah, ya kita aminin aja," jawab Bayu cengengesan dan semua kompak tertawa lagi.

"Ampun! kan tadi aku cuma perumpamaan. ya udah aku berangkat dulu." gerutu Reyhan sambil menyalami ibu dan kedua adiknya.

_____

"Duduk di mana kita pak?" tanya Reyhan sambil mengedarkan pandangan ke dalam ruang aula sekolah.

"Tuh, disitu aja, dekat kipas angin dan pintu keluar juga." jawab bapak nya sambil menunjuk deretan kursi yang masih kosong di samping kanan pintu keluar.

Beberapa menit berlalu acarapun dimulai, dibuka dengan pertunjukan tari, lagu hymne guru, sambutan kepala sekolah dan sampai pada penyerahan hasil nilai ujian. akhirnya tiba giliran Reyhan dipanggil ke depan.

"Reyhan Perdana Kusuma." suara MC memanggil namanya.

"Reyhan Perdana Kusuma." MC mengulang lagi karena yang dipanggil tak kunjung menampakkan diri.

Bayangan ngga lulus sekolah dan di tertawakan oleh seisi sekolah telah menari indah di kepalanya.

"Hei! ayo segera kesana!" bapak nya menepuk pundak Reyhan.

"Hah, i_iya pak." jawab Reyhan gelagapan karena kaget.

"Lemes dengkul aku pak, kira kira lulus ngga ya nanti?"

"Ya mana bapak tau, diambil aja belum, udah buruan kesana." bentak bapaknya.

"Ini, Pak" Reyhan menyodorkan map biru yang dipegangnya ke paha bapaknya kemudian kembali duduk.

"Kenapa di serahkan ke bapak?"

"Kamu aja pak yang buka, Reyhan takut kecewa."

"Halah kamu itu, berani bolos sekolah demi bola bunder, tapi buka map aja nyuruh bapak." sungut bapak sambil membuka map itu juga.

"Kamu... kamu.... kamu lulus Rey, tapi nilainya...." kata bapak sambil menyodorkan map itu ke Reyhan sambil geleng-geleng kepala.

"Hah... iya... aku lulus." senyum mengembang penuh kemenangan walaupun rata rata nya cuma enam setengah. Baginya yang terpenting bukan nilai nya, tapi kata 'lulus' nya batin Reyhan.

_____

"Pak, aku pulang nya sama Andre saja ya, bapak pulang duluan ngga papa." kata Reyhan mengusir bapak nya dengan halus.

"Kamu ini, berangkat minta ditemani giliran pulang seperti orang ngusir," sungut bapak nya.

"Duh.. Reyhan ngga ngusir bapak, lagian ini juga bukan rumah Reyhan. Reyhan mau kumpul sama teman-teman dulu." Reyhan menjawab sambil cengar-cengir.

"Ya udah bapak pulang dulu, jangan kelayapan kemana mana, sholat dhuhur dulu," kata bapaknya sambil berlalu.

"SIAP..." tangan Reyhan ditempel ke dahi dengan penuh semangat, walaupun ujungnya juga dia males sholat. masih muda matinya paling juga masih lama, Reyhan terkekeh sendiri.

_____

"Woi!" Andre menepuk pundak Reyhan dari belakang. saking terkejutnya, es cendol dalam genggaman Reyhan jatuh membanjiri jalan. Mata Reyhan melotot menatap es nya yang sudah jatuh meler meler.

"waduh, maaf Rey, aku sengaja." Andre menjawab sambil terkekeh.

"Tanggung jawab!" seru Reyhan.

Andre menjawab dengan jentikan ujung jari kelingking. "Beres, yok."

"Es cendolnya 2, Pak," kata Andre ke tukang jualan yang mangkal di depan sekolah.

"Halo, aku lagi di depan gerbang sekolah beli es cendol." Reyhan menjawab panggilan telepon dari teman nya.

"Ok, aku tunggu di sini sama Andre, buruan ya. Eh, mau es cendol ngga, Andre yang bayarin... ok 18 bungkus ya total nya.. sip.. sip.." Reyhan menutup panggilan telepon nya sambil tertawa terbahak bahak.

"Bang, bungkusin 18 lagi ya, ntar yang bayarin mas nya ini," kata Reyhan sambil menunjuk Andre disampingnya.

"Kamu.... kamu mau bikin aku bangkrut!!" seru Andre meninju lengan Reyhan.

"Hush!! Anggep aja sedekah ke teman, apa salahnya sih?" balas Reyhan menyeruput es cendol nya.

"Kenapa ngga kamu aja sendiri? dasar ngga mau rugi." sungut Andre kesal.

"Kamu kan tau selama ini uang saku ku pas pasan, ntar lah aku ganti yang traktir," jawab Reyhan sambil mengaduk aduk es nya.

"KAPAN?" protes Andre.

"Kalo udah KAYA." jawab Reyhan mantap. lalu keduanya tertawa.

_____

"Yok buruan habisin es nya setelah itu kita konvoi untuk merayakan kelulusan kita." Reyhan berkata dengan senyum jumawa.

"Kita ke arah selatan saja, lewat gedung olahraga, taman kota habis itu kita puter balik." lagi Reyhan memberi instruksi ke teman teman nya.

Mereka pun segera menghabiskan es dan bergegas ke motor masing masing. awalnya Reyhan yang memboncengkan Andre, nanti ketika perjalanan pulang Andre yang di depan memboncengkan.

Ketika mereka konvoi handphone Reyhan bergetar berulangkali, rupanya dia lupa mengatur ke mode suara. Akhirnya sederatan telepon dan pesan singkat tidak diketahuinya. Hingga kebetulan Andre bertanya jam ke Reyhan karena kebetulan handphone nya kehabisan baterai.

"Handphone ku ada dalam tas kecil bagian depan Ndre, buka aja." Reyhan menyuruh Andre melihat jam di handphone nya.

"Waduh parah bener, baru juga jalan sebentar sudah banyak deretan telepon dan pesan Rey, dari pacar mu ya." goda Andre.

"Aku ngga punya pacar, kamu ada ada aja." jawab Reyhan sambil teriak karena suaranya kalah sama deru motor brundul mereka.

"Eh.. eh.. tunggu, kamu berhenti dulu, Rey, coba cek pesan ini, kira kira penipuan ngga ya?" Andre menepuk pundak Reyhan untuk menepi.

"Apaan sih, Ndre?" sungut Reyhan sambil menepikan motor dan mulai membuka beberapa pesan yang diterima sambil mengernyitkan dahi.

"Coba kamu telepon ulang saja." suruh Andre.

Setelah berpikir lama akhirnya Reyhan memutuskan menelpon balik nomor baru tersebut.

"Halo, ini siapa ya? sms penipuan ya? Maaf saya ngga mempan kayak yang begituan, cari mangsa yang lain aja, saya orang miskin ngga punya apa apa, es cendol 2 ribu aja minta dibayarin teman." Reyhan langsung mengomel ketika sambungan telepon tersambung.

Andre yang berada di dekatnya terkekeh mendengar temannya mengomel seperti emak emak.

Ketika Reyhan hampir mematikan telepon orang yang di telepon segera menjelaskan lagi dengan seksama hingga membuat muka Reyhan seperti orang kebingungan dan mulai panik.

Pembicaraan itupun selesai, dan Reyhan mulai membaca satu persatu pesan dan, terhenti pada sebuah foto yang membuatnya menjadi yakin kalau itu semua benar. Seketika badan nya terasa lemas, kalo mau pingsan dia malu akan semakin turun wibawanya.

"Heh!! kok jadi bengong, gimana lanjut ngga? teman teman kita udah sampai jauh kamu masih mengheningkan cipta." Andre menepuk bahu Reyhan hingga mengejutkan Reyhan dari lamunannya.

"Aku ngga mengheningkan cipta tolol, bapak ku...." jawab Reyhan ngambang.

"Bapakmu kenapa? kalo ngomong jangan setengah-setengah, tanggung!!" bentak Andre.

"Bapakku, kecelakaan Ndre..." jawab Reyhan lirih disertai isakan tangis.

"APA? serius kamu?" jawab Andre tak kalah terkejut.

"Ya udah, ayo aku anter. Dibawa ke rumah sakit mana?" lagi lagi Andre bicara keras yang membuat Reyhan tersadar dari mengheningkan cipta.

"Eh iya, ayo anterin aku, menurut pesan ini, bapak ku di rumah sakit Suryadi." jawab Reyhan segera menuju motor.

Mereka pun berboncengan, menaiki motor dengan kekuatan super, akhirnya tak sampai 30 menit mereka pun tiba. Mereka segera menuju ruang informasi dan bertanya ke perawat, di mana bapak nya berada. setelah mengetahui mereka segera berlari keruang UGD.

Reyhan langsung mendorong kasar pintu UGD dan mencari bapaknya sambil menangis sesenggukan hingga pandangan nya kabur dan menabrak tempat tidur pasien kecelakaan, dia langsung menangis sejadi jadinya. Andre yang melihat itu pun terheran heran, dan mengelus pundak Reyhan.

"Rey,.. sejak kapan bapak mu ganti, selama aku kerumah mu, bapak mu muka nya ngga seperti ini." ujar Andre pelan tepat di telinga Reyhan.

Reyhan mendongakkan kepala pelan pelan sambil mengelap ingus nya yang sudah serong kanan serong kiri seperti lagu potong bebek angsa.

"Astaga!!" pekik Reyhan.

"Bukan bapakku Ndre?!" Reyhan berucap pelan sambil mengelus dada. kaget dengan orang yang sudah ditangisi nya, mukanya serem, kumisnya sudah seperti pagar kabupaten batinnya.

"Maaf pak, bu, saking syok nya dapat kabar buruk teman saya agak linglung, permisi semoga cepat sembuh ya pak." Andre meminta maaf dan segera menarik tangan Reyhan menjauh dari pasien itu.

"Kok ada ya Ndre preman bisa sakit." celetuk Reyhan.

"Presiden aja bisa mati apalagi preman, tolol." balas Andre sambil melotot.

Mereka segera mendekat ke perawat yang masih berada di ruang UGD dan bertanya tentang bapak Gunawan ayah Reyhan. Ternyata ayahnya sudah dibawa ke ruang operasi. Mereka pun segera kesana.

"Bu." Reyhan menyalami tangan ibunya.

Andre pun ikut menyalami ibu Reyhan.

"Yang sabar ya tante, semoga operasi nya berhasil."

Ibu Reyhan hanya tersenyum sambil mengangguk.

"Ibu sudah dari tadi?" Reyhan menyapa ibunya yang duduk sendiri di kursi depan ruang operasi. Hanya anggukan lemah yang diberikan ibunya.

"Maafin Reyhan ya, Bu, semua ini gara gara Reyhan, coba Reyhan ngga ikut konvoi dan pulang bareng bapak, mungkin kejadiannya ngga akan seperti ini." Reyhan berkata sambil mengelus tangan ibunya lagi, ibunya hanya mengangguk lemah.

"Bu, dimana orang yang sudah menolong bapak, Reyhan mau mengucapkan terima kasih." kata Reyhan lagi.

"Dia baru saja pulang, karena kebetulan saudara jauhnya datang dan minta dijemput," jawab ibunya masih disertai isakan.

Tak lama pintu ruang operasi terbuka, dokter keluar dengan wajah murung. Mereka segera mendekat.

"Gimana keadaan bapak dok." kata mereka serempak.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi rupanya Allah berkehendak lain. Bapak ngga bisa diselamatkan, doakan bapak semoga husnul khatimah," jawab dokter dengan suara pelan namun mampu meruntuhkan langit di kepala Reyhan dan ibunya.

"Bapak!!" teriak mereka histeris.

Ibu dan Reyhan menangis dan langsung berpelukan untuk saling memberi dukungan. Sedangkan Andre juga turut prihatin atas kejadian yang menimpa ayah sahabatnya itu dan mengelus pundak Reyhan sebagai bentuk dukungannya, semoga bisa melewati ujian ini.

2. Takziyah

Setelah pengurusan jenazah bapak selesai, segera dimasukkan ke dalam ambulance. Reyhan dan ibunya juga turut serta masuk ke dalam mobil ambulance.

"Aku pamit pulang dulu ya Rey, nanti aku kerumah mu lagi." kata Andre berpamitan sambil menyalami Reyhan dan ibunya kembali.

Sebelum pulang, Andre segera menghubungi seluruh teman temannya dan guru guru. Karena selama berada dirumah sakit tak bisa memegang handphone lantaran sungkan di hadapan Reyhan dan ibunya.

Mereka pun pulang berlawanan arah.

Suara sirine ambulance semakin menggetarkan hati pasangan ibu dan anak itu. Selama berada di dalam ambulance tak hentinya keduanya menangis. Petugas yang ikut menemani membiarkan keduanya meluapkan kesedihan.

Reyhan seakan masih tak percaya, bahwa bapaknya yang baru saja menemaninya untuk menghadiri kelulusan nyatanya kini sudah terbaring tak bernyawa.

Reyhan tak memiliki firasat apa-apa tentang hal ini. Hanya ingat pesan bapak, 'Jangan meninggalkan sholat.'

Reyhan menyadari memang sholat nya tak serajin bapak nya. Terkadang hanya 2x mengerjakan sholat dalam sehari.

Teringat dalam memori pikirannya, selalu ibunya yang mengambil rapot dan mengurusi segala keperluan sekolah nya. Kebetulan ibunya tidak bisa tukar shif, oleh karena itu bapaknya yang bekerja day shift sengaja ijin libur.

Namun naas giliran bapaknya yang bisa menemani acara kelulusan malah berujung petaka.

Jika mengingat hal itu, timbul rasa penyesalan dihati Reyhan. Tapi sesal itu tak pernah bisa mengembalikan nyawa bapaknya.

_____

Sesampainya di rumah, Reyhan dan ibunya segera mengelap muka mereka dengan tisu yang di sodorkan oleh petugas rumah sakit dan bergegas turun dari mobil ambulance.

Jenazah bapak diturunkan oleh petugas. Kedua adiknya segera berhambur menuju jenazah. Reyhan sebenarnya juga masih terpukul dengan kejadian itu, tapi sebagai kakak laki-laki dia harus berusaha tegar di hadapan semua orang termasuk adik adiknya.

"Sudah, jangan tangisi kepergian bapak, biarkan bapak tenang di alamnya sana," kata Reyhan terdengar bijaksana di depan ibu dan adik adiknya.

Bima yang masih kelas 2 SD tentu saja sudah mengetahui arti kematian dari orang orang di sekitarnya. Apalagi Bima yang paling sering mengikuti bapaknya pergi ke masjid. Dia menangis histeris.

Reyhan segera menggendong Bima untuk menenangkannya, sedangkan Bayu memapah ibunya memasuki rumah.

Tamu tamu mulai berdatangan , tetangga, teman teman sekolah, guru guru mulai memenuhi tenda yang sengaja di pasang di depan rumah. Mereka datang untuk memberi bantuan moril dan materiil. Lantunan ayat suci sudah mulai mengalun sejak jenazah datang.

Tak lama, acara pun segera dimulai menurut adat setempat. Dan, ketika jenazah bapaknya mulai di angkat menuju ke pemakaman, ibu dan kedua adiknya kompak menangis lagi.

Dan Reyhan berusaha untuk menahan tangisnya sambil kembali menggendong si bungsu Bima agar tidak semakin menjadi-jadi tangisnya.

Setelah acara selesai, dan tamu bergiliran pulang, tinggal Reyhan sekeluarga duduk terpaku di ruang tamu. Bergelut dengan pikiran masing-masing.

Dan, saat itulah salah satu tetangga yang mendapat amanah mengurus acara pemakaman datang mendekat menyerahkan amplop yang berisi uang santunan sebesar 6 juta rupiah dari para petakziyah tadi. Lalu segera pamit undur diri dan tak lupa memberi nasehat untuk bisa tabah dan berlapang dada.

Pukul 7 malam ba'da sholat isya' para tetangga berkumpul kembali untuk membaca surat Yasin, atas permintaan saudara Reyhan yang tinggal sekampung dengannya.

Meskipun tertatih tatih Reyhan berusaha membaca semampunya.

_____

Karena semalaman tidak bisa tidur, akhirnya seisi rumah kompak bangun kesiangan. ketika bangun mereka segera melakukan aktivitas masing-masing seperti biasa. Hingga, ketika mereka berkumpul di meja makan. Mereka menyadari kalo bapak sudah tiada, mereka kembali termenung.

"Bu, maafin Reyhan ya, semua gara gara Reyhan." Reyhan kembali menyesali yang terjadi.

"Sudahlah, yang sudah terjadi ngga usah di sesali. Boleh bersedih tapi jangan lama-lama. kita mulai lembaran baru," jawab ibunya sambil menuangkan teh di cangkirnya. Mata ibunya pun masih terlihat bengkak akibat seharian kemarin menangis.

"Ada atau tanpa ayah kita harus tetap semangat menjalani hari-hari. Jalan hidup kalian masih panjang. Terus berjuang semampu kalian. Buat ayah bangga dengan kalian." kata ibunya menatap satu persatu anak anaknya.

'Bismilah, semoga setelah hari ini tidak ada lagi kesedihan ya Tuhan.' batin Reyhan lalu tersenyum kepada ibunya yang tengah menatapnya.

"Bu, mulai besok aku akan cari kerja, supaya bisa bantu perekonomian keluarga kita." Reyhan mengutarakan keinginannya.

"Jangan besok Rey, kurang pantas, kita masih suasana berduka, mungkin mulai minggu depan ngga papa." ibunya memberi usul.

"Baik bu." jawab Reyhan singkat dan mulai menyeruput teh nya.

Dalam pikirannya, Reyhan harus sesegera mungkin mendapat kerja agar ibunya tidak kecapekan kerja seorang diri dengan memiliki anak anak yang masih sekolah.

Reyhan tau selama ini hidup keluarganya amat sangat sederhana.

Makan dengan sayur yang diperoleh dari hasil kebun belakang rumah. Lauk cukup tahu tempe dan daging dikala kedua orangtuanya gajian.

Tabungan orangtuanya digunakan untuk membeli 2 motor, yang 1 untuk Reyhan sekolah dan yang 1 dipake untuk bapaknya. Dan kedua motor itu bukan motor baru, melainkan motor bekas.

Lebih baik membeli motor second tanpa hutang daripada membeli motor baru dengan hasil hutang. Itulah prinsip orangtuanya, yang bertentangan dengan keinginan Reyhan.

"Kak!" Bayu menyenggol lengan Reyhan yang duduk disampingnya sehingga terkejut dari lamunan.

"Apaan sih." jawab Reyhan kaget lalu menyeruput teh nya lagi.

"Ambilin itu tekonya." pinta Bayu menunjuk teko di depan ibunya.

Tak ada gunanya meratapi kepergian orang yang sudah tiada, kita harus bangkit untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.

Mereka pun perlahan sudah mulai bisa mengikhlaskan dan tersenyum menyambut pagi yang cerah.

Walaupun saat itu belum banyak hal yang mereka bicarakan.

_____

Seminggu setelah meninggal nya bapak, sekeluarga mulai melakukan aktivitas seperti biasa. Ibu sudah mulai masuk kerja, bangun pagi dan menyiapkan segala sesuatunya, jam tujuh pagi ibunya menunggu bus jemputan karyawan di depan rumah.

Bayu menaiki sepeda onthel bersama dengan temannya menuju ke sekolah nya, dia tidak diijinkan mengendarai motor sebelum masuk SMA.

Orang tuanya senantiasa menekankan pada anak-anaknya bahwa kita terlahir dengan keadaan tidak punya apa-apa, jadi syukuri apa yang ada. Jangan gengsi untuk menaiki sepeda onthel kemanapun. Asal itu halal. Setiap jerih payah yang kita lakukan semoga mengandung keberkahan.

Sedangkan Bima juga sama, menaiki sepeda onthel nya menuju ke sekolah.

Karena Bima masih kecil ketika dia ingat ayahnya pasti akan menangis. Kadang keduanya kakaknya akan berinisiatif meminjamkan handphone mereka sebentar. Kadang juga membelikan jajanan agar suasana hatinya puluh kembali.

Dan dengan semangat 45, Reyhan segera berpamitan dengan ibunya untuk pergi ke pabrik terdekat guna melamar pekerjaan.

Sebagai anak sulung dan masih memiliki 2 adik yang masih bersekolah dia merasa memiliki tanggungjawab yang besar pada keluarganya.

3. Cari kerja

Dihari ketiga sebelum berangkat mencari kerja suasana rumah sudah mulai sedikit berisik dengan senda gurau.

"Doakan Reyhan ya bu, semoga cepat dapat kerjaan," pamit Reyhan sambil mencium tangan ibunya.

"Iya ibu doakan semoga cepat dapat kerjaan, hati-hati di jalan, jangan lupa sholat," balas ibunya sambil mengusap kepala Reyhan.

"Kalo minta doa tuh jangan pilih pilih, sama adik adiknya juga dong, kok ngremehin banget sih, siapa tau doa adik teraniaya seperti kami malah cepat dikabulkan sama Allah," protes Bayu. Reyhan pun berbalik arah, mau marah takut kena karma, akhirnya mengalah.

"Ya udah aku pamit dulu, cari kerjaan." Reyhan mengulurkan tangan ke Bayu dan Bima bergiliran.

"Kalo pamitan yang ikhlas dong." Bayu masih memprotes.

"Heh. mau nya apa sih, bikin luntur aura kegantenganku," semprot Reyhan.

"Ya udah ya udah, aku pamit cari kerja dulu ya adik adik, doakan semoga aku cepat dapat kerja." Reyhan berkata dengan senyum terpaksa dan menyalami kedua adiknya yang tengah menahan tawa masing masing.

"Iya kakak, semoga cepat dapat kerja, jangan lupa traktiran nya." jawab mereka kompak.

Reyhan pun segera keluar sambil memakai helm. Pertama Reyhan segera menuju ke pabrik pembuatan benang yang berada tak jauh dari rumah nya. cukup menempuh perjalanan 15 menit Reyhan sudah sampai di pabrik tersebut dan segera memarkirkan motornya di depan pos satpam.

"Permisi pak." Reyhan menyapa satpam yang bertugas.

"Iya mas, silahkan, ada yang bisa kami bantu." kata satpam menawarkan bantuan.

"Saya mau tanya pak, apa pabrik ini buka lowongan kerja ya, saya mau melamar, ini surat lamaran saya." tutur Reyhan sambil menyodorkan map nya di meja.

"Wah maaf mas, lowongan nya baru aja terisi seminggu yang lalu. mungkin buka nya masih lama lagi mas."

"Oh begitu ya, Pak, terimakasih infonya, Pak, kalo begitu saya permisi dulu." Reyhan berpamitan.

'Huh.. baru pertama saja sudah ditolak.' batin Reyhan kecewa.

Akhirnya dia pun segera melanjutkan perjalanan ke pabrik pabrik berikut nya. Sampai tiga pabrik berikut nya yang didatangi juga semuanya menolak dengan alasan yang sama. Terik matahari sudah terasa menyengat, haus dan lapar bercampur jadi satu. Akhirnya Reyhan memutuskan untuk makan siang terlebih dulu. setelah makan siang barulah melanjutkan perjalanan. Dan, ketika hendak ke pabrik berikut nya, Reyhan melewati masjid di samping kirinya, jadi memutuskan untuk mampir sekedar melepas penat di sana.

'Belum masuk waktu sholat ternyata, aku rebahan di luar masjid dulu aja sambil cari lowongan kerja di handphone.' pikir Reyhan.

Semua atribut di lepas lalu menghambur ke lantai masjid yang sudah mirip kasur dikamar nya kala capek melanda.

Scroll layar handphone ke atas bawah sampai akhirnya tertidur.

"Mas.. mas.. bangun mas, kalo mau tidur di dalam masjid ngga papa." kata seorang bapak bapak yang hendak adzan menghancurkan mimpi Reyhan seketika.

Reyhan segera terbangun dan mengelap muka nya yang penuh dengan keringat.

"Maaf, Pak, saya ketiduran." jawab Reyhan sambil garuk-garuk kepala yang tak gatal.

"Ngga papa mas, kalo mau tidur di dalam masjid saja ngga papa, saya permisi mau membersihkan masjid dan bersiap untuk adzan," jawab bapak itu dan segera berlalu.

"Iya, Pak, saya juga mau wudhu dulu kalo begitu," ucap Reyhan bangkit dari duduknya dan segera ke kamar mandi.

_____

Saking khusyuk nya berdoa Reyhan tak sadar jika yang di masjid hanya tinggal dirinya dan bapak yang menegurnya tadi. Reyhan segera keluar dan memakai atribut nya lagi.

"Bukan orang daerah sini ya mas?" tegur bapak yang tadi.

"Eh iya, Pak, bukan, kebetulan lewat trus sekalian mampir."

"Kalo boleh saya tau mau kemana mas?"

"He he, lagi muter-muter cari kerja pak, ternyata susah ya." jawab Reyhan sambil nyengir kuda disertai garuk garuk kepala.

"Oalah, apa baru lulus sekolah mas."

"Iya pak."

"Masih beruntung mas bisa sekolah, bisa mengamalkan ilmu yang di dapat dari sekolah. Kalo saya malah ngga sekolah, saudara kandung saya ada 8, saya yang paling bungsu, tiap pagi membantu nenek saya bikin tempe, sampai ketika nenek saya meninggal produksi tempe berhenti sesaat, tapi karena permintaan tempe banyak, akhirnya mau tak mau saya memberikan diri mencukupi kebutuhan tempe para bakul nya Simbah. Bahkan sampai sekarang saya juga masih jualan tempe. Alhamdulillah semua bisa tercukupi, bisa menguliahkan anak anak saya, bisa beli gerobak untuk wira wiri. Kalo kamu ngga bisa mendapatkan lowongan kerja harusnya bisa menciptakan lowongan kerja mas. kalo ada niat ya pasti ada jalan mas. Yakin saja itu."

"Wah... bapak hebat ya... terima kasih atas pencerahannya ya pak." ucap Reyhan seakan penuh bola bola di dada nya, eh bunga bunga maksudnya.

"Emm, tapi pak, kalo sekarang njenengan ( kamu ) udah kaya kenapa beli nya gerobak, bukan motor atau mobil pak?" tanya Reyhan terheran heran.

"Eh he he..... Oalah anak muda zaman sekarang." Bapak itu tertawa sejenak sebelum melanjutkan bicara nya.

"Yang saya maksud gerobak ya mobil itu tadi he he he.... saya hanya ingin merendah, tapi ternyata direndahkan juga." jelas bapak itu masih dengan tertawa.

'Astaga! nyebut mobil aja gerobak, kalo nyebut pesawat apa yaa?' batin Reyhan sambil garuk-garuk kepala.

"Oh begitu ya maksudnya, Pak." cuma itu kata yang bisa diucapkan Reyhan.

"Kalo begitu saya permisi dulu ya, Pak, meneruskan perjalanan lagi." pamit Reyhan sambil berjabat tangan akhirnya.

"Iya mas, semoga berhasil."

Akhirnya Reyhan pun melanjutkan perjalanan nya lagi, singgah ke pabrik pabrik yang dia lewati sampai sore hari. sayangnya, belum ada pabrik yang membuka lowongan lagi. Karena matahari sudah hampir terbenam, Reyhan memutuskan untuk segera pulang.

"Gimana hasilnya kak, udah kayak pakaian kusut aja." tegur Bayu yang lagi nonton TV sambil mengunyah setoples peyek.

"Huh.. capek, belum ada hasil." jawab Reyhan sambil menjatuhkan tubuhnya di karpet depan TV.

_____

Tak terasa sebulan sudah Reyhan kesana kesini mencari kerja tapi belum ada satu pun pabrik yang menerima. Hingga suatu pagi yang syahdu di temani rintik hujan Reyhan terbangun karena bunyi telepon.

"Halo siapa ini?" jawab Reyhan dengan suara parau karena nyawa belum terkumpul sepenuhnya.

"Iya iya bener saya Reyhan Perdana Kusuma. APA!!. Ah iya iya ngga papa pak, terimakasih pak." Reyhan mendadak bangkit dari kuburnya dengan penuh semangat. eh dari kasur maksudnya.

Reyhan segera bergegas ke kamar mandi, tak sampai 5 menit Reyhan sudah keluar lagi, tak perlu berlama-lama, intinya mengguyur seluruh tubuh dengan air itu namanya juga mandi.

Setelah merapikan pakaian segera bergegas berangkat ke pabrik Indotex, tak lupa mencium tangan ibunya dan adik adiknya. Perut mendadak kenyang seketika ketika teringat berita bahagia itu bahwa dirinya menerima panggilan kerja.

Menempuh perjalanan selama 30 menit akhirnya tiba juga di pabrik yang dituju.

Rupanya banyak juga yang menerima panggilan tes kerja di hari itu.

'Mudahkan tes nya nanti ya Allah, aku sudah menunggu lama panggilan kerja ini.' Reyhan berdoa dalam hati, menarik nafas dalam dalam dan menghembuskan pelan pelan untuk merilekskan pikiran.

Tak berselang lama seorang manager personalia datang dan segera memberi pengarahan untuk kegiatan tes.

Semua peserta tes mengerjakan tugas dengan penuh konsentrasi. Dan, tepat pukul 3 sore serangkaian tes berhasil mereka kerjakan.

'Huh..!! ngga nyangka baru ikut tes seleksi aja, udah seharian penuh, mudah mudahan ngga rugi.' Reyhan membatin sambil mengenakan jaket nya.

_____

"Kok baru pulang kak." sapa Bima di depan tv.

"Baru selesai tes ini, ngga mampir kemana mana, udah seharian aja." keluh Reyhan lalu menjatuhkan tubuhnya di karpet depan TV. Tak lama, langsung terbuai mimpi.

"Kebakaran... kebakaran... kebakaran..." suara Bayu lantang membangunkan Reyhan.

"HAH... kebakaran.. kebakaran.. dimana kebakaran nya?!" Reyhan tersentak kaget.

"Disini." jawab Bayu sambil menunjuk mulutnya yang merah karena makan mie bertabur irisan cabe sekilo.

"Huh... dasar... bisa nya gangguin orang tidur aja." Reyhan bersungut-sungut dan menimpuk adiknya dengan bantal.

"Makanya kalo dibangunin ya buruan bangun. Udah berkali-kali dibangunin ibu dan Bima tapi ngga bangun bangun juga. Aku kira latihan mati." balas Bayu.

"Hush... mulut mu. dijaga dong." Reyhan bangkit dari duduknya dan menoyor kepala adiknya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!