Setelah pengurusan jenazah bapak selesai, segera dimasukkan ke dalam ambulance. Reyhan dan ibunya juga turut serta masuk ke dalam mobil ambulance.
"Aku pamit pulang dulu ya Rey, nanti aku kerumah mu lagi." kata Andre berpamitan sambil menyalami Reyhan dan ibunya kembali.
Sebelum pulang, Andre segera menghubungi seluruh teman temannya dan guru guru. Karena selama berada dirumah sakit tak bisa memegang handphone lantaran sungkan di hadapan Reyhan dan ibunya.
Mereka pun pulang berlawanan arah.
Suara sirine ambulance semakin menggetarkan hati pasangan ibu dan anak itu. Selama berada di dalam ambulance tak hentinya keduanya menangis. Petugas yang ikut menemani membiarkan keduanya meluapkan kesedihan.
Reyhan seakan masih tak percaya, bahwa bapaknya yang baru saja menemaninya untuk menghadiri kelulusan nyatanya kini sudah terbaring tak bernyawa.
Reyhan tak memiliki firasat apa-apa tentang hal ini. Hanya ingat pesan bapak, 'Jangan meninggalkan sholat.'
Reyhan menyadari memang sholat nya tak serajin bapak nya. Terkadang hanya 2x mengerjakan sholat dalam sehari.
Teringat dalam memori pikirannya, selalu ibunya yang mengambil rapot dan mengurusi segala keperluan sekolah nya. Kebetulan ibunya tidak bisa tukar shif, oleh karena itu bapaknya yang bekerja day shift sengaja ijin libur.
Namun naas giliran bapaknya yang bisa menemani acara kelulusan malah berujung petaka.
Jika mengingat hal itu, timbul rasa penyesalan dihati Reyhan. Tapi sesal itu tak pernah bisa mengembalikan nyawa bapaknya.
_____
Sesampainya di rumah, Reyhan dan ibunya segera mengelap muka mereka dengan tisu yang di sodorkan oleh petugas rumah sakit dan bergegas turun dari mobil ambulance.
Jenazah bapak diturunkan oleh petugas. Kedua adiknya segera berhambur menuju jenazah. Reyhan sebenarnya juga masih terpukul dengan kejadian itu, tapi sebagai kakak laki-laki dia harus berusaha tegar di hadapan semua orang termasuk adik adiknya.
"Sudah, jangan tangisi kepergian bapak, biarkan bapak tenang di alamnya sana," kata Reyhan terdengar bijaksana di depan ibu dan adik adiknya.
Bima yang masih kelas 2 SD tentu saja sudah mengetahui arti kematian dari orang orang di sekitarnya. Apalagi Bima yang paling sering mengikuti bapaknya pergi ke masjid. Dia menangis histeris.
Reyhan segera menggendong Bima untuk menenangkannya, sedangkan Bayu memapah ibunya memasuki rumah.
Tamu tamu mulai berdatangan , tetangga, teman teman sekolah, guru guru mulai memenuhi tenda yang sengaja di pasang di depan rumah. Mereka datang untuk memberi bantuan moril dan materiil. Lantunan ayat suci sudah mulai mengalun sejak jenazah datang.
Tak lama, acara pun segera dimulai menurut adat setempat. Dan, ketika jenazah bapaknya mulai di angkat menuju ke pemakaman, ibu dan kedua adiknya kompak menangis lagi.
Dan Reyhan berusaha untuk menahan tangisnya sambil kembali menggendong si bungsu Bima agar tidak semakin menjadi-jadi tangisnya.
Setelah acara selesai, dan tamu bergiliran pulang, tinggal Reyhan sekeluarga duduk terpaku di ruang tamu. Bergelut dengan pikiran masing-masing.
Dan, saat itulah salah satu tetangga yang mendapat amanah mengurus acara pemakaman datang mendekat menyerahkan amplop yang berisi uang santunan sebesar 6 juta rupiah dari para petakziyah tadi. Lalu segera pamit undur diri dan tak lupa memberi nasehat untuk bisa tabah dan berlapang dada.
Pukul 7 malam ba'da sholat isya' para tetangga berkumpul kembali untuk membaca surat Yasin, atas permintaan saudara Reyhan yang tinggal sekampung dengannya.
Meskipun tertatih tatih Reyhan berusaha membaca semampunya.
_____
Karena semalaman tidak bisa tidur, akhirnya seisi rumah kompak bangun kesiangan. ketika bangun mereka segera melakukan aktivitas masing-masing seperti biasa. Hingga, ketika mereka berkumpul di meja makan. Mereka menyadari kalo bapak sudah tiada, mereka kembali termenung.
"Bu, maafin Reyhan ya, semua gara gara Reyhan." Reyhan kembali menyesali yang terjadi.
"Sudahlah, yang sudah terjadi ngga usah di sesali. Boleh bersedih tapi jangan lama-lama. kita mulai lembaran baru," jawab ibunya sambil menuangkan teh di cangkirnya. Mata ibunya pun masih terlihat bengkak akibat seharian kemarin menangis.
"Ada atau tanpa ayah kita harus tetap semangat menjalani hari-hari. Jalan hidup kalian masih panjang. Terus berjuang semampu kalian. Buat ayah bangga dengan kalian." kata ibunya menatap satu persatu anak anaknya.
'Bismilah, semoga setelah hari ini tidak ada lagi kesedihan ya Tuhan.' batin Reyhan lalu tersenyum kepada ibunya yang tengah menatapnya.
"Bu, mulai besok aku akan cari kerja, supaya bisa bantu perekonomian keluarga kita." Reyhan mengutarakan keinginannya.
"Jangan besok Rey, kurang pantas, kita masih suasana berduka, mungkin mulai minggu depan ngga papa." ibunya memberi usul.
"Baik bu." jawab Reyhan singkat dan mulai menyeruput teh nya.
Dalam pikirannya, Reyhan harus sesegera mungkin mendapat kerja agar ibunya tidak kecapekan kerja seorang diri dengan memiliki anak anak yang masih sekolah.
Reyhan tau selama ini hidup keluarganya amat sangat sederhana.
Makan dengan sayur yang diperoleh dari hasil kebun belakang rumah. Lauk cukup tahu tempe dan daging dikala kedua orangtuanya gajian.
Tabungan orangtuanya digunakan untuk membeli 2 motor, yang 1 untuk Reyhan sekolah dan yang 1 dipake untuk bapaknya. Dan kedua motor itu bukan motor baru, melainkan motor bekas.
Lebih baik membeli motor second tanpa hutang daripada membeli motor baru dengan hasil hutang. Itulah prinsip orangtuanya, yang bertentangan dengan keinginan Reyhan.
"Kak!" Bayu menyenggol lengan Reyhan yang duduk disampingnya sehingga terkejut dari lamunan.
"Apaan sih." jawab Reyhan kaget lalu menyeruput teh nya lagi.
"Ambilin itu tekonya." pinta Bayu menunjuk teko di depan ibunya.
Tak ada gunanya meratapi kepergian orang yang sudah tiada, kita harus bangkit untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.
Mereka pun perlahan sudah mulai bisa mengikhlaskan dan tersenyum menyambut pagi yang cerah.
Walaupun saat itu belum banyak hal yang mereka bicarakan.
_____
Seminggu setelah meninggal nya bapak, sekeluarga mulai melakukan aktivitas seperti biasa. Ibu sudah mulai masuk kerja, bangun pagi dan menyiapkan segala sesuatunya, jam tujuh pagi ibunya menunggu bus jemputan karyawan di depan rumah.
Bayu menaiki sepeda onthel bersama dengan temannya menuju ke sekolah nya, dia tidak diijinkan mengendarai motor sebelum masuk SMA.
Orang tuanya senantiasa menekankan pada anak-anaknya bahwa kita terlahir dengan keadaan tidak punya apa-apa, jadi syukuri apa yang ada. Jangan gengsi untuk menaiki sepeda onthel kemanapun. Asal itu halal. Setiap jerih payah yang kita lakukan semoga mengandung keberkahan.
Sedangkan Bima juga sama, menaiki sepeda onthel nya menuju ke sekolah.
Karena Bima masih kecil ketika dia ingat ayahnya pasti akan menangis. Kadang keduanya kakaknya akan berinisiatif meminjamkan handphone mereka sebentar. Kadang juga membelikan jajanan agar suasana hatinya puluh kembali.
Dan dengan semangat 45, Reyhan segera berpamitan dengan ibunya untuk pergi ke pabrik terdekat guna melamar pekerjaan.
Sebagai anak sulung dan masih memiliki 2 adik yang masih bersekolah dia merasa memiliki tanggungjawab yang besar pada keluarganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Mariana Frutty
✖️✔️
2022-11-25
1
Alfian Rosyadi
lest go rehan
2022-09-09
2
J S N Lasara
semangat rehan
2022-08-23
2