Tambatan hati sang Mafia
Di sebuah restaurant ternama di tengah kota, Di ruangan VVIP itu Leinard menunggu sang kekasih, Seseorang yang telah mengisi hatinya 6 bulan terakhir ini. Tetapi Leinard sangat mencintai nya, walaupun Ia sering di bodoh-bodohi pacarnya.
Ia berniat akan melamar kekasihnya untuk mempersunting dan di jadikan teman hidupnya . Namun sayangnya, foto yang di kirim oleh sahabatnya itu telah mengubah semua yang Ia rencanakan. impian-impian hidup dengan sang kekasih sirna begitu saja.
Tinuuuut...tinuuut....
Suara notifikasi dari handphone, Yang ada di saku jas. Leinard mengambil benda pipih itu dan melihat nama pengirim.
" Foto apa yang di kirim Zeo kepadaku?," Bergumam pada dirinya sendiri. Leinard lantas menekan tombol open, Betapa kecewa dan marah dirinya. Saat melihat foto kekasihnya berciuman dengan pria lain. Ia mengepalkan tangan nya sampai baku-baku tangannya memutih.
"Berani sekali kau Luna! Bermain api di belakang ku." Leinard lantas berdiri, keluar dengan amarah yang menggebu-gebu. Dia meninggal kan tempat yang sudah di hias sebegitu rupa, Sehingga tempat itu terlihat sangat indah nan romantis.
Leinard berjalan kearah mobilnya, Ia langsung menuju tempat yang sudah di beritahukan oleh Zeo. Ya sahabatnya itulah yang memergoki kelakuan Luna di belakang Leinard.
"Di cafe Loren'Z" gumamnya, Setalah
menempuh perjalanan 17 menit. Akhirnya Leinard sampai di cafe Loren'Z, Dia memarkirkan mobilnya terlebih dahulu, berjalan dengan tegap dan gagah. Ia langsung masuk ke dalam cafe dan mengedarkan pandangannya. mencari sosok Wanita yang ia tunggu-tunggu kedatangannya.
Zeo yang melihat temannya di pintu masuk melambaikan tangan kepadanya. Leinard yang melihat itu langsung menghampiri temannya sekaligus informan terbaikanya. Dia duduk di bangku kosong tepat di depan Zeo.
"Dimana mereka?" tanya Leinard to the point.
"Santai aja lagian bro, mendingan kamu minum dulu!" Leinard mengulurkan orange jus yang baru datang. Ia emang sengaja memesan minuman untuk Leinard.
kedua pasang mata Leinard tak henti-hentinya melihat ke arah Luna dan sang pacar. Ia tersenyum miring melihat pacar nya itu, yang sebentar lagi akan jadi mantan pacar nya. Zeo tersenyum simpul melihat kedua nya.
"pasangan yang serasi," gumamnya memanas-manasi Leinard yang sedang terbakar. Zeo nambah minyak gas di api yang menyala.
Tak sengaja Luna mengedarkan pandangannya ke meja yang ada di paling pojok, Ia merasa tak asing dengan sosok orang yang duduk menyamping di sebelah temannya itu.
"kenapa sayang?" tanya Reygan. ia melihat ke arah Luna yang sedari tadi fokus ke meja yang ada di pojokan itu.
"nggak kenapa-napa kok sayang!" jawab Luna sembari tersenyum memperlihat kan gigi pitih yang terbaris rata. Leinard yang memakai topi membuat pandangan Luna tak begitu jelas.
"sayang, kamu kapan yang mau mutusin pacar kamu itu?" tanya Reygan.
"Tunggu aja sayang, Dia itu masih aku manfaatin jadi mesin uang aku. aku pake baju dan tas mahal ini kan gara-gara uang nya kan!" Luna mempertegas lagi bahwa Dia tidak mau mutusin Leinard. Nanti pundi-pundi uang nya ikut menghilang.
Leinard tersenyum sinis, mendengar ucapan yang di lontarkan Luna. 'begitukah benar-benar menakjubkan' batinnya.
Saat Leinard memalingkan wajahnya ke arah Luna, bertepatan dengan itu Luna menatap ke arah Leinard. Membuat mata mereka bersirobok. Leinard tersenyum devil, membuat siapa saja takut melihat ke arahnya.
Betapa terkejutnya wanita itu, Melihat sang kekasih ada di depan matanya. Hanya dengan jarak tiga meja saja. Membuat Leinard mendengar semua perkataan Luna dan Reygan.
Luna langsung beranjak dari tempat duduknya, berjalan ke arah dua pria yang duduk di pojok. 'dugaanku benar, ternyata Dia. Semoga saja tak mendengar obrolan kami tadi' ujarnya kepada diri sendiri.
"Sayang bukannya kamu di luar negeri ya..." kata Luna dengan suara yang takut-takut. Luna langsung duduk di bangku kosong sebelah Leinard.
"Tutup mulut mu wanita murahan!, aku tak sudi kau memanggilku sebutan sayang dengan mulut kotor mu itu!." sarkas Leinard dengan penuh emosi, Zeo hanya memperhatikan pertikaian yang terjadi. Ia tak berniat sekali ikut campur urusan sahabatnya itu.
karena suara bentakakan Leinard, membuat semua mata pengunjung melihat ke arah mereka. mereka jadi tontonan di Cafe, ada juga pengunjung yang membuat siaran langsung di medsos masing-masing. Zeo yang melihat itu, segera ambil tindakan.
"turunan kan handphone kalian! Kalau tidak mau menerima konsekuensi setelah ini." bentaknya kepada para pengunjung. pengunjung yang semua riuh langsung bungkam seketika, saat melihat amarah dari Zeo Keano Maksum.
"Sayang aa-ku bisa jelaskan semua ini..." kata Luna terbata-bata, Dirinya sudah ketahuan selingkuh. Berduaan di sebuah Cafe, duduk berdempet-dempetan.
"Tutup mulutmu...!" teriak Leinard pada wanita itu. Dengan amarah, sehingga urat-urat nya terlihat.
"Hei! wanita ular, Mau berdalih apa lagi kau." Tunjuk Zeo kepada Luna, Ia tak habis pikir alasan apa yang akan Luna lontarkan.
"Dari sekarang kau bukan lagi kekasihku Luna, Jangan pernah tampakkan lagi muka mu itu di depanku. Kalau tidak kau akan tahu akibatnya." Setelah mengucapkan kata-kata itu Leinard lantas keluar.
Zeo menyusul sahabat keluar, "Benar-benar menakjubkan membangun kan iblis yang tidur..." gumaanya.
Sapulang dari Hotel Leinard mengemudikan mobilnya, Ia pergi ke sebuah club ternama. Pemilik club itu adalah sahabatnya Leinard sendiri yaitu Leon Adi Kusumo.
Leinard memarkirkan mobil nya, Ia bergegas masuk kedalam. Karena teman-temannya sudah menunggu di sebuah ruangan yang cukup privat, Teman-teman nya saling bercengkrama sembari menanti kedatangan sang Leader Black Eagle.
"Hei...Bro gimana kabarnya?" sapa Sean. Saat melihat temannya itu berada di depannya, Lantas Leinard duduk di single sofa yang berada di tengah-tengah mereka.
"Muka kok kusut amat, kayak baju belum di setrika aja." kata Stevan menggoda sahabatnya itu.
Leinard melayangkan tatapan tajamya, sehingga membuat nyali Stevan menciut seketika.
Selang beberapa menit pelayan datang membawakan bir untuk mereka, Pelayan langsung saja menata bir di meja.
"Lei...untung saja lo tahu sebelum nikah. Cobak setelah nikah gue nggak akan tahu lagi kayak apa ke depannya rumah tangga kalian!" kata Leon.
"Benar banget tu kata Leon, Mestinya bersyukur lo tahu sekarang." Sean ikut menimpali omongannya Leon.
"Kenapa pada ngomongin si Luna yang nggak jelas itu, mendingan kita happy-happy aja. Puas-puasin masa lajang kita." kata Juno
Pada akhirnya lima sekawan itu meminum bir yang ada di meja. Mereka memang sering sekali datang ke bar, Namun tidak untuk playing girl. Melainkan nongkrong bersama.
Kerena menurut mereka, Sangat di sayangkan bercocok tanam sebelum menikah...
*****.....*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Uthie
Awal yg menarik 👍👍👍
2023-10-19
1
Tati Suwarsih
boleh senang2 asal jangan berzinah
2023-06-08
0
Neulis Saja
it's good pyou have principles
2023-02-21
0