NovelToon NovelToon

Tambatan hati sang Mafia

part 1. penghianatan kekasih

Di sebuah restaurant ternama di tengah kota, Di ruangan VVIP itu Leinard menunggu sang kekasih, Seseorang yang telah mengisi hatinya 6 bulan terakhir ini. Tetapi Leinard sangat mencintai nya, walaupun Ia sering di bodoh-bodohi pacarnya.

Ia berniat akan melamar kekasihnya untuk mempersunting dan di jadikan teman hidupnya . Namun sayangnya, foto yang di kirim oleh sahabatnya itu telah mengubah semua yang Ia rencanakan. impian-impian hidup dengan sang kekasih sirna begitu saja.

Tinuuuut...tinuuut....

Suara notifikasi dari handphone, Yang ada di saku jas. Leinard mengambil benda pipih itu dan melihat nama pengirim.

" Foto apa yang di kirim Zeo kepadaku?," Bergumam pada dirinya sendiri. Leinard lantas menekan tombol open, Betapa kecewa dan marah dirinya. Saat melihat foto kekasihnya berciuman dengan pria lain. Ia mengepalkan tangan nya sampai baku-baku tangannya memutih.

"Berani sekali kau Luna! Bermain api di belakang ku." Leinard lantas berdiri, keluar dengan amarah yang menggebu-gebu. Dia meninggal kan tempat yang sudah di hias sebegitu rupa, Sehingga tempat itu terlihat sangat indah nan romantis.

Leinard berjalan kearah mobilnya, Ia langsung menuju tempat yang sudah di beritahukan oleh Zeo. Ya sahabatnya itulah yang memergoki kelakuan Luna di belakang Leinard.

"Di cafe Loren'Z" gumamnya, Setalah

menempuh perjalanan 17 menit. Akhirnya Leinard sampai di cafe Loren'Z, Dia memarkirkan mobilnya terlebih dahulu, berjalan dengan tegap dan gagah. Ia langsung masuk ke dalam cafe dan mengedarkan pandangannya. mencari sosok Wanita yang ia tunggu-tunggu kedatangannya.

Zeo yang melihat temannya di pintu masuk melambaikan tangan kepadanya. Leinard yang melihat itu langsung menghampiri temannya sekaligus informan terbaikanya. Dia duduk di bangku kosong tepat di depan Zeo.

"Dimana mereka?" tanya Leinard to the point.

"Santai aja lagian bro, mendingan kamu minum dulu!" Leinard mengulurkan orange jus yang baru datang. Ia emang sengaja memesan minuman untuk Leinard.

kedua pasang mata Leinard tak henti-hentinya melihat ke arah Luna dan sang pacar. Ia tersenyum miring melihat pacar nya itu, yang sebentar lagi akan jadi mantan pacar nya. Zeo tersenyum simpul melihat kedua nya.

"pasangan yang serasi," gumamnya memanas-manasi Leinard yang sedang terbakar. Zeo nambah minyak gas di api yang menyala.

Tak sengaja Luna mengedarkan pandangannya ke meja yang ada di paling pojok, Ia merasa tak asing dengan sosok orang yang duduk menyamping di sebelah temannya itu.

"kenapa sayang?" tanya Reygan. ia melihat ke arah Luna yang sedari tadi fokus ke meja yang ada di pojokan itu.

"nggak kenapa-napa kok sayang!" jawab Luna sembari tersenyum memperlihat kan gigi pitih yang terbaris rata. Leinard yang memakai topi membuat pandangan Luna tak begitu jelas.

"sayang, kamu kapan yang mau mutusin pacar kamu itu?" tanya Reygan.

"Tunggu aja sayang, Dia itu masih aku manfaatin jadi mesin uang aku. aku pake baju dan tas mahal ini kan gara-gara uang nya kan!" Luna mempertegas lagi bahwa Dia tidak mau mutusin Leinard. Nanti pundi-pundi uang nya ikut menghilang.

Leinard tersenyum sinis, mendengar ucapan yang di lontarkan Luna. 'begitukah benar-benar menakjubkan' batinnya.

Saat Leinard memalingkan wajahnya ke arah Luna, bertepatan dengan itu Luna menatap ke arah Leinard. Membuat mata mereka bersirobok. Leinard tersenyum devil, membuat siapa saja takut melihat ke arahnya.

Betapa terkejutnya wanita itu, Melihat sang kekasih ada di depan matanya. Hanya dengan jarak tiga meja saja. Membuat Leinard mendengar semua perkataan Luna dan Reygan.

Luna langsung beranjak dari tempat duduknya, berjalan ke arah dua pria yang duduk di pojok. 'dugaanku benar, ternyata Dia. Semoga saja tak mendengar obrolan kami tadi' ujarnya kepada diri sendiri.

"Sayang bukannya kamu di luar negeri ya..." kata Luna dengan suara yang takut-takut. Luna langsung duduk di bangku kosong sebelah Leinard.

"Tutup mulut mu wanita murahan!, aku tak sudi kau memanggilku sebutan sayang dengan mulut kotor mu itu!." sarkas Leinard dengan penuh emosi, Zeo hanya memperhatikan pertikaian yang terjadi. Ia tak berniat sekali ikut campur urusan sahabatnya itu.

karena suara bentakakan Leinard, membuat semua mata pengunjung melihat ke arah mereka. mereka jadi tontonan di Cafe, ada juga pengunjung yang membuat siaran langsung di medsos masing-masing. Zeo yang melihat itu, segera ambil tindakan.

"turunan kan handphone kalian! Kalau tidak mau menerima konsekuensi setelah ini." bentaknya kepada para pengunjung. pengunjung yang semua riuh langsung bungkam seketika, saat melihat amarah dari Zeo Keano Maksum.

"Sayang aa-ku bisa jelaskan semua ini..." kata Luna terbata-bata, Dirinya sudah ketahuan selingkuh. Berduaan di sebuah Cafe, duduk berdempet-dempetan.

"Tutup mulutmu...!" teriak Leinard pada wanita itu. Dengan amarah, sehingga urat-urat nya terlihat.

"Hei! wanita ular, Mau berdalih apa lagi kau." Tunjuk Zeo kepada Luna, Ia tak habis pikir alasan apa yang akan Luna lontarkan.

"Dari sekarang kau bukan lagi kekasihku Luna, Jangan pernah tampakkan lagi muka mu itu di depanku. Kalau tidak kau akan tahu akibatnya." Setelah mengucapkan kata-kata itu Leinard lantas keluar.

Zeo menyusul sahabat keluar, "Benar-benar menakjubkan membangun kan iblis yang tidur..." gumaanya.

Sapulang dari Hotel Leinard mengemudikan mobilnya, Ia pergi ke sebuah club ternama. Pemilik club itu adalah sahabatnya Leinard sendiri yaitu Leon Adi Kusumo.

Leinard memarkirkan mobil nya, Ia bergegas masuk kedalam. Karena teman-temannya sudah menunggu di sebuah ruangan yang cukup privat, Teman-teman nya saling bercengkrama sembari menanti kedatangan sang Leader Black Eagle.

"Hei...Bro gimana kabarnya?" sapa Sean. Saat melihat temannya itu berada di depannya, Lantas Leinard duduk di single sofa yang berada di tengah-tengah mereka.

"Muka kok kusut amat, kayak baju belum di setrika aja." kata Stevan menggoda sahabatnya itu.

Leinard melayangkan tatapan tajamya, sehingga membuat nyali Stevan menciut seketika.

Selang beberapa menit pelayan datang membawakan bir untuk mereka, Pelayan langsung saja menata bir di meja.

"Lei...untung saja lo tahu sebelum nikah. Cobak setelah nikah gue nggak akan tahu lagi kayak apa ke depannya rumah tangga kalian!" kata Leon.

"Benar banget tu kata Leon, Mestinya bersyukur lo tahu sekarang." Sean ikut menimpali omongannya Leon.

"Kenapa pada ngomongin si Luna yang nggak jelas itu, mendingan kita happy-happy aja. Puas-puasin masa lajang kita." kata Juno

Pada akhirnya lima sekawan itu meminum bir yang ada di meja. Mereka memang sering sekali datang ke bar, Namun tidak untuk playing girl. Melainkan nongkrong bersama.

Kerena menurut mereka, Sangat di sayangkan bercocok tanam sebelum menikah...

*****.....*****

part 2. Pertikaian

Mobil Bugatti membelah jalanan yang cukup sepi. Jam menunjukan pukul 00.32 wib, ia melajukan mobilnya sedikit cepat agar lekas nyampe rumah. Namun sayang sekali, Leinard tidak menyadari mobil yang sedari tadi mengikuti mobilnya. Untung saja saat minum bir tadi tidak terlalu banyak sehingga kesadarannya masih terjaga.

Leinard yang mengetahui dirinya diikuti, langsung saja dia menambah kecepatan mobil. Karena tidak mungkin dirinya turun dan bertarung dengan musuh yang begitu banyak.

Di perempatan jalan yang cukup sepi dirinya di kepung. Sebelum benar-benar kaluar, Leinard memberikan kode bahaya terlebih dahulu kepada teman-teman nya. Memberi tahu bahwa dirinya saat ini tidak baik-baik saja.

"Keluar,,,, lo. Nggak usah jadi pengecut!" teriak seseorang dari luar mobil.

Mendengar teriakan itu, Leinard langsung keluar dari mobil, Ia menatap seseorang yang paling ada di barisan depan dengan tatapan bnegisnya. Dia berjalan mendekat sampai jarak yang tersisa di antara mereka satu meter.

"Pengecut itu mainnya yang keroyokan kayak kalian..!" ujar Leinard kepada mereka.

Mendengar kalimat itu, lantas saja membuat amarah sang bos berada di ubun-ubun. Xaron langsung saja melangkah kedapan, hendak melayangkan bogemnya ke muka Leinard. Pergerakan Xaron terbaca oleh Leinard sehingga dengan mudahnya Ia bersilat.

Leinard tersenyum mengejek ke arah Xaron.

"Kamu dari dulu itu nggak akan pernah bisa mengalahkan Leinard Julio Maxim, Dan juga kamu itu harus menerima kenyataan Xaron. Bahwa yang membunuh kedua orang tuamu itu bukan Kakekku." Ujar Leinard penuh ketegasan. menyombongkan dirinya kepada musuh.

"Persetan dengan semuanya, Keluarga Maxim tetaplah seorang pembunuh!!" teriak Xaron.

Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Xaron, Jiwa iblis Leinard benar-benar meronta-ronta. Ia tak dapat menahan amarah nya lagi.

Leinard melayang kan bogemannya yang cukup keras, tepat di pipi Xaron. Darah mengalir di sudut bibirnya. Karena saron yang tidak siap sehingga dirinya terhuyung ke belakang.

Untung saja anak buah Xaron dengan sigap menahan tubuhnya. Sehingga tubuhnya tidak mencium aspal jalan.

"Kurang ngajar...!" makinya.

Xaron melangkah maju lagi, jadilah Leinard

Dan saron saling baku hantam. Tanpa menggunakan senjata. Para bodygard hanya menyaksikan perkelahian yang terjadi, karena sebelumnya Leinard meminta mereka tidak ikut campur. Namun tidak sesuai dengan kesepakatan awal, Pengawal Xaron juga ikut menyerang Ketika tuannya memberikan isyarat lewat matanya. Karena Xaron yang berlaku curang, Para pengawal Leinard ikut menyerang membantu sang Bos mereka. Terjadilah perkelahian sengit di antara dua kubu.

Selang beberapa menit, datang lah sahabat Leinard, Kecuali Leon. karena seorang Leon, memiliki putri kecil. pernikahan dengan istri pertamanya. Karena sikap dan perilaku wanita itu yang kurang baik membuat Leon harus bersabar dengan pernikahannya. Namun setelah istrinya katahuan selingkuh Leon langsung saja menggugat cerai. Dia mbawa serta anaknya, karena Leon tak sudi darah daging nya di asuh wanita seperti mantan istrinya. karena Leon yang menjaga sang buah hati, jadi Ia tak bisa menampakkan batang hidungnya di sana.

"Akhirnya kita bermain lagi setelah sekian lama, ini pasti sangat menyenangkan bukan." Kata zeo dengan senyum devil nya.

Tanpa banyak menyia-nyiakan waktu lagi, Mereka langsung ikut bertarung. Tak lupa mereka menyimpan senjata masing-masing, Sebelum turun.

Leinard yang melihat kedatangan sahabat dan para bodygard nya itu tersenyum menang. Sahabat serta bodygard Leinard mampu melemahkan musuh dengan jangka waktu yang cukup singkat. Sehingga jalan menjadi lautan mayat.

Xaron yang melihat kondisi para Bodygard nya yang kalah. Ia mulai memutar otak mencari rencana licik apa yang bisa Ia gunakan saat ini.

"Kau tahu Leinard, mengapa semua yang kamu miliki menjadi milikku, Karena kamu tak akan pernah pantas. Hanya seonggok sampah yang bernaung di ketiak deddy dan mommy mu. Sampai-sampai kekasih mu pun menjadi milik seketarisku." ujar Xaron.

"Ha...haha...ha, benar-benar sangat lucu" kata Xaron dengan nada mengejek nya.

Leinard yang mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Xaron, membuat pikirannya bercabang. Kalimat terakhir itu sangat mengusik fikirannya.

Xaron yang melihat Leinard tak fokus makin tertawa. Ia memanfaatkan keadaan Leinard. Ia mengambil pistol dari balik jas nya. Langsung mengarahkan ke arah Leinard.

Dooor....

Suara tembakan pistol, Leinard yang kurang siaga hingga tak dapat menghindar. Sahabat Leinard yang melihat itu sontak saja berlari kearahnya. Untung saja peluru itu mengenai bahu atasya saja, jadi luka tidak begitu dalam.

Xaron yang melihat kejadian itu, memanfaatkan keadaan untuk melarikan diri.....

Xaron bergegas masuk kedalam mobil, sebelum benar-benar meninggal kan tempat itu. Dia menoleh dan memperhatikan keadaan sekitar.

"sialaaan!" teriaknya penuh amarah di dalam mobil. ia menatap kearah pengawalnya yang sudah tergeletak tak bernyawa. Darah dimana-mana,

"Aku pastikan kamu akan merasakan lebih dari ini, setelah apa yang kamu lakukan. Aku nggak akan membiarkan kamu bahagia selama aku masih bernafas Leinard Julio Maxim Mahmud. akan kupastika itu." kata Xaron yang meradang. ia memperhatikan wajah-wajah orang yang mengkhawatirkan Leinard. Melihat itu, Xaron tambah murka.

Teman-teman Leinard memangku sang Sahabat yang terluka, Merekaa membawa Leinard duduk di bangku di sebelah jalan. di bawah pohon yang rindang. Namun Leinard lebih memilih menyender kan tubuhnya di pohon itu, daripada Ia duduk di bangku.

"Bersender di bawah pohon ini lebih nyaman," ujarnya kepada sahabat. Leinard meyenderkan tubuhnya di pohon dengan wajah yang meringis menahan sakit.

"Gue cari pertolongan dulu yaa, tutup lukanya biar tidak banyak darah yang keluar!" sementara Juno menekan terus-menerus benda pipihnya itu. Namun tak kunjung juga ada yang menjawab atau membalas pesan dan panggila yang Dia lakukan.

"siaaal!" umpatnya. "Pada kemana sih! apa mereka budek?" dengan wajah yang kesal bercampur rasa khawatir. Juno memilih beranjak dari tempatnya. Dia hendak meminta bantuan kepada siapapun itu.

Juno berjalan mendekat ke arah jalan raya, Karena tempat mereka lebih jauh dari jalan.Juno terlebih dahulu menitipkan Leinard pada Zeo sebelum ia benar-benar pergi. Sehingga ia merasa tenang untuk mencari bantuan.

menyusuri jalan raya tanpa menggunakan mobil. membuat Juno lebih leluasa melihat arah demi arah. Jalan yang remang-remang dan sunyi membuat ia sedikit takut. Bukan takut sama hantu ataupun genderuwo, Melainkan preman atau bertemu dengan komplotan para musuhnya. 'Bisa kehilangan nyawa di usia yang masi muda gue! mana belum nikah lagi!' batin Juno . pikiran-pikiran ngelantur Juno terpecahkan, Saat dirinya melihat lampu sepeda motor dari kejauhan yang menuju kearahnya.

"akhirnya,,,ada orang lewat juga" kata Juno kepada dirinya sendiri. ia tersenyum ke arah pengendara, walau sebenarnya si pengendara tak bisa melihat senyuman manis Juno

part 3. Pasien Dadakan (1)

Drttt...Drttt....

Suara telephone berbunyi di saku jasa Dr. Kaira. Kaira mengambil benda pipih yang terus saja bergetar di dalam sakunya.

"Astagfirullahaladzim, kok aku lupa ya ngabarin Umma. Aku kan pulang telat. Pasti Umma dan Abba khawatir ni..." gumamnya

Kaira lantas mengangkat telephone genggamnya, ia tempelkan di kupingnya.

"Wa'alaikumsalam Umma" Kaira menjawab salam dari si penelfon.

"Nak...kamu kok belum pulang?" tanya Umma Fatimah dengan nada khawatir kepada putri semata wayangnya itu. Ia takut anak gadisnya kenapa-napa.

"Maaf kan Kai ya Umma..Kai lupa yang mau ngabarin Umma tadi. Soalnya ada operasi dadakan. Mau gak mau Kai pulang telat." ujarnya.

"Ooohh...yaudah nak nggak apa-apa, operasi sudah apa belum?" tanya Umma lagi.

"Udah kok Umma, ini udah siap-siap pulang kok. Tapi masih mau bersih-bersih ruangan bentar, " jawab Kaira.

"Yaudah kalau gitu, hati-hati bawa motornya. Jangan ngebut, pelan-pelan aja yang penting sampai." peringat Umma Fatimah kepada putrinya.

"Iya Umma kai ingat kok, kalau gitu Kai tutup dulu ya Umma. Takutnya kalau ngobrol terus nanti kemaleman yang pulang. Assalamualaikum Umma cantiik!"

Kaira menutup telephone nya, langsung menaruh handphone ke dalam tas jinjing nya. Ia membereskan barang-barangnya yang berserakan di meja. menaruh ke tempat semula. menyapu ruangan itu sampai bersih. Setelah selesai semuanya, Kaira mengambil tas jinjingnya yang Ia sampirkan di kursi.

Melihat ruangannya yang kembali rapi, Kaira tersenyum. Lalu menutup pintu dan mengunci ruangannya. Dia lantas pulang "Alhamdulillah semuanya sudah kelar." kata Kaira

Kaira melihat jam tangannya. " Ya Allah ini udah larut banget! pantesan aja Umma khawatir kayak tadi." gumamnya. Kaira memperlebar derap langkah nya agar segera sampai ke parkiran.

"Sudah jam 00.48 WIB, Aku harus cepat-cepat pulang ini. Kasian orang di rumah nungguin Aku." kata Kaira. Ia merasa tak enak hati membuat orang tuanya khawatir. Membayangkan wajah kedua orang tuanya saja ia tak sampai hati, di tambah lagi membuat mereka kurang tidur karena nunggu Kaira pulang.

Kaira berjalan kearah parkiran husus staf, rumah sakit ini. Ia mengambil sepeda motor matic nya, Lalu naik dan mengenakan helm hitam miliknya.

"Bismillahirrahmannirrahim." ujarnya. Kaira menghidupkan motor maticnya, Ia membelah jalanan yang lengang dari kendaraan. Karena malam ini cukup larut, di dalam hatinya Ia tiada henti mengucapkan asma Allah SWT.

***

Juno melihat sepeda motor yang akan melintasi mereka, Ia memperhatikan pakaian yang dikenakan pengendara. Ia lantas berjalan lebih maju dari tempatnya berdiri tadi untuk mencegah si pengendara motor. tanpa berfikir lagi Juno langsung di tengah-tengah jalan yang akan di lalui si pengendara. Ia membentangkan tangannya seolah-olah akan menangkap orang di depannya.

"Mbak..mbak.." teriak Juno

Kaira memperhatikan penampilan orang yang teriak-teriak padanya. "Apa jangan-jangan Dia para preman, hanya pura-pura berpenampilan bagus supaya bisa nipu yaa?" tanya Kaira pada dirinya sendiri.

"Astagfirullahal adzim, kok aku pikirannya yang tidak-tidak yaa. Tapi kalau iya gimana?" pikirnya lagi.

Karena Ia sangat takut, Kaira hendak menaikkan kecepatan sepedanya. Juno yang bisa membaca gelagat wanita bercadar itu, Langsung saja menghalangi jalan sepeda motor yang di naiki Kaira. Dengan cepat Kaira menarik rem sepedanya agar tidak mengenai orang yang di depannya.

"Astagfirullahal adzim." kata Kaira sambil menepuk-nepuk dadanya pelan. 'ini orang nggak tahu bahaya apa? ngehalangin jalan orang kayak gitu. untung tidak kenapa-napa, kalau aja ngeremnya lambat tinggal nama ini orang' batin Kaira ngedumel melihat orang di depannya.

"Assalamualaikum mas, ada apa yaa?. Kok ngehalangin jalan saya?" tanya Kaira sopan kepada orang yang menghalangi jalannya.

"Nggak usah banyak tanya! Mendingan kamu langsung tolongin temanku aja." jawab Juno dengan tegas. Membuat Kaira tidak bisa berkata-kata lagi. Sebenarnya Kaira tidak nyaman dengan keadaan, dimana hanya Dia yang berjenis Hawa diantara beberapa kaum Adam yang ada di sana. baik yang ia lihat duduk di bangku maupun yang tepat bersender ria di bawah pohon.

Juno hendak menarik tangan Kaira, karena Ia melihat gadis itu tidak beranjak dari sepedanya. Kaira yang tau itu, langsung mengangkat tangannya ke udara untuk menghindari tangan Juno.

"Kalau nggak mau di paksa cepat turun!" sentak Juno.

Kaira dengan cepat turun dari Sepedanya. Ia tak lupa membawa tas yang berisi segala perlangkapan nya.

Kaira berjalan di belakang Juno, dengan jarak kurang lebih lima meter. Ia hanya menunduk dan menunduk. Berapa pasang mata yang memperhatikan Kaira, tambah membuat dirinya tidak nyaman.

"Lelet banget sih jalannya, nanti kalau teman gue sampe kenapa-napa awas lo yaa!" ancam Juno. Dia sudah tak sabar melihat Kaira yang terus saja menjaga jarak dengannya. Ingin rasanya Juno menarik tangan Kaira agar cepat sampai. Namun Kaira tak mengiddahkan omongan yang keluar dari mulut orang di depannya itu. Ia hanya melihat saja, 'menarik nafas lalu buang' pikirnya. Agar tidak terbawa amarah.

Tak jauh dari keberadaannya saat ini, Kaira melihat beberapa orang dengan wajah khawatir. Ia melihat seseorang yang menahan sakit sedang nyender di pohon yang berada di belakang nya.

"Kok kamu lama banget? Kamu mau aku cepetan mati yaa!" sentak Leinard

"Orang ini, lagi sakit kenceng juga kalau lagi marah." batinnya.

Kaira hanya menunduk Ia sangat risih dengan pandangan orang-orang di sekitarnya.

"Cepetaaaan!!!" dengan wajah tak sabarnya Leinard menyuruh gadis itu.

Kaira lantas mendekat ke arah orang bersender di pohon. Kaira duduk menyamping dari pasiennya saat ini. Ia melihat bekas tembakan di bahu pria yang tak di kenal sama sekali.

Walaupun dirinya merasa tidak nyaman dengan keadaan ini, mau bagaimana lagi karena Ia seorang Dokter. Sudah menjadi kewajibannya mengobati orang sakit.

"Tolong lepaskan terlebih dahulu baju anda." Pinta Kaiara.

"Saya akan mengobatinya." ucapnya lagi.

Leinard mendongak melihat gadis di depannya, wanita yang berani menurutnya. Karena dirinya tak pernah di suruh-suruh sebelumnya, meskipun itu Mommy nya.

"Gadis yang cukup berani." timpal Sean. Melihat luka yang di alami Leinard tidak terlalu dalam, Sahabatnya memilih pergi dari tempat itu. Kecuali Juno yang masih eatia menunggu tuan sekaligus sahabatnya.

"Ya udah kalau gitu, Kami pulang dulu deh. Lukamu itu jauh dari maut, jadi nggak akan mati muda!" kekeh nya.

"Dasar temen lacnut...!" seru Juno

Sedangkan Leinard tak menanggapi apapun yang dikatakan temannya itu.

Leinard kembali melihat gadis di depannya, yang sedari tadi hanya nunduk aja.

"Kamu nggak lihat tangan ku sakit..!" sarkasnya. dengan mempertahankan wajah datar nya Leinard menatap Kaira. Seakan mengintimidasi orang di sampingnya itu.

*****.....*****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!