Mobil Bugatti membelah jalanan yang cukup sepi. Jam menunjukan pukul 00.32 wib, ia melajukan mobilnya sedikit cepat agar lekas nyampe rumah. Namun sayang sekali, Leinard tidak menyadari mobil yang sedari tadi mengikuti mobilnya. Untung saja saat minum bir tadi tidak terlalu banyak sehingga kesadarannya masih terjaga.
Leinard yang mengetahui dirinya diikuti, langsung saja dia menambah kecepatan mobil. Karena tidak mungkin dirinya turun dan bertarung dengan musuh yang begitu banyak.
Di perempatan jalan yang cukup sepi dirinya di kepung. Sebelum benar-benar kaluar, Leinard memberikan kode bahaya terlebih dahulu kepada teman-teman nya. Memberi tahu bahwa dirinya saat ini tidak baik-baik saja.
"Keluar,,,, lo. Nggak usah jadi pengecut!" teriak seseorang dari luar mobil.
Mendengar teriakan itu, Leinard langsung keluar dari mobil, Ia menatap seseorang yang paling ada di barisan depan dengan tatapan bnegisnya. Dia berjalan mendekat sampai jarak yang tersisa di antara mereka satu meter.
"Pengecut itu mainnya yang keroyokan kayak kalian..!" ujar Leinard kepada mereka.
Mendengar kalimat itu, lantas saja membuat amarah sang bos berada di ubun-ubun. Xaron langsung saja melangkah kedapan, hendak melayangkan bogemnya ke muka Leinard. Pergerakan Xaron terbaca oleh Leinard sehingga dengan mudahnya Ia bersilat.
Leinard tersenyum mengejek ke arah Xaron.
"Kamu dari dulu itu nggak akan pernah bisa mengalahkan Leinard Julio Maxim, Dan juga kamu itu harus menerima kenyataan Xaron. Bahwa yang membunuh kedua orang tuamu itu bukan Kakekku." Ujar Leinard penuh ketegasan. menyombongkan dirinya kepada musuh.
"Persetan dengan semuanya, Keluarga Maxim tetaplah seorang pembunuh!!" teriak Xaron.
Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Xaron, Jiwa iblis Leinard benar-benar meronta-ronta. Ia tak dapat menahan amarah nya lagi.
Leinard melayang kan bogemannya yang cukup keras, tepat di pipi Xaron. Darah mengalir di sudut bibirnya. Karena saron yang tidak siap sehingga dirinya terhuyung ke belakang.
Untung saja anak buah Xaron dengan sigap menahan tubuhnya. Sehingga tubuhnya tidak mencium aspal jalan.
"Kurang ngajar...!" makinya.
Xaron melangkah maju lagi, jadilah Leinard
Dan saron saling baku hantam. Tanpa menggunakan senjata. Para bodygard hanya menyaksikan perkelahian yang terjadi, karena sebelumnya Leinard meminta mereka tidak ikut campur. Namun tidak sesuai dengan kesepakatan awal, Pengawal Xaron juga ikut menyerang Ketika tuannya memberikan isyarat lewat matanya. Karena Xaron yang berlaku curang, Para pengawal Leinard ikut menyerang membantu sang Bos mereka. Terjadilah perkelahian sengit di antara dua kubu.
Selang beberapa menit, datang lah sahabat Leinard, Kecuali Leon. karena seorang Leon, memiliki putri kecil. pernikahan dengan istri pertamanya. Karena sikap dan perilaku wanita itu yang kurang baik membuat Leon harus bersabar dengan pernikahannya. Namun setelah istrinya katahuan selingkuh Leon langsung saja menggugat cerai. Dia mbawa serta anaknya, karena Leon tak sudi darah daging nya di asuh wanita seperti mantan istrinya. karena Leon yang menjaga sang buah hati, jadi Ia tak bisa menampakkan batang hidungnya di sana.
"Akhirnya kita bermain lagi setelah sekian lama, ini pasti sangat menyenangkan bukan." Kata zeo dengan senyum devil nya.
Tanpa banyak menyia-nyiakan waktu lagi, Mereka langsung ikut bertarung. Tak lupa mereka menyimpan senjata masing-masing, Sebelum turun.
Leinard yang melihat kedatangan sahabat dan para bodygard nya itu tersenyum menang. Sahabat serta bodygard Leinard mampu melemahkan musuh dengan jangka waktu yang cukup singkat. Sehingga jalan menjadi lautan mayat.
Xaron yang melihat kondisi para Bodygard nya yang kalah. Ia mulai memutar otak mencari rencana licik apa yang bisa Ia gunakan saat ini.
"Kau tahu Leinard, mengapa semua yang kamu miliki menjadi milikku, Karena kamu tak akan pernah pantas. Hanya seonggok sampah yang bernaung di ketiak deddy dan mommy mu. Sampai-sampai kekasih mu pun menjadi milik seketarisku." ujar Xaron.
"Ha...haha...ha, benar-benar sangat lucu" kata Xaron dengan nada mengejek nya.
Leinard yang mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Xaron, membuat pikirannya bercabang. Kalimat terakhir itu sangat mengusik fikirannya.
Xaron yang melihat Leinard tak fokus makin tertawa. Ia memanfaatkan keadaan Leinard. Ia mengambil pistol dari balik jas nya. Langsung mengarahkan ke arah Leinard.
Dooor....
Suara tembakan pistol, Leinard yang kurang siaga hingga tak dapat menghindar. Sahabat Leinard yang melihat itu sontak saja berlari kearahnya. Untung saja peluru itu mengenai bahu atasya saja, jadi luka tidak begitu dalam.
Xaron yang melihat kejadian itu, memanfaatkan keadaan untuk melarikan diri.....
Xaron bergegas masuk kedalam mobil, sebelum benar-benar meninggal kan tempat itu. Dia menoleh dan memperhatikan keadaan sekitar.
"sialaaan!" teriaknya penuh amarah di dalam mobil. ia menatap kearah pengawalnya yang sudah tergeletak tak bernyawa. Darah dimana-mana,
"Aku pastikan kamu akan merasakan lebih dari ini, setelah apa yang kamu lakukan. Aku nggak akan membiarkan kamu bahagia selama aku masih bernafas Leinard Julio Maxim Mahmud. akan kupastika itu." kata Xaron yang meradang. ia memperhatikan wajah-wajah orang yang mengkhawatirkan Leinard. Melihat itu, Xaron tambah murka.
Teman-teman Leinard memangku sang Sahabat yang terluka, Merekaa membawa Leinard duduk di bangku di sebelah jalan. di bawah pohon yang rindang. Namun Leinard lebih memilih menyender kan tubuhnya di pohon itu, daripada Ia duduk di bangku.
"Bersender di bawah pohon ini lebih nyaman," ujarnya kepada sahabat. Leinard meyenderkan tubuhnya di pohon dengan wajah yang meringis menahan sakit.
"Gue cari pertolongan dulu yaa, tutup lukanya biar tidak banyak darah yang keluar!" sementara Juno menekan terus-menerus benda pipihnya itu. Namun tak kunjung juga ada yang menjawab atau membalas pesan dan panggila yang Dia lakukan.
"siaaal!" umpatnya. "Pada kemana sih! apa mereka budek?" dengan wajah yang kesal bercampur rasa khawatir. Juno memilih beranjak dari tempatnya. Dia hendak meminta bantuan kepada siapapun itu.
Juno berjalan mendekat ke arah jalan raya, Karena tempat mereka lebih jauh dari jalan.Juno terlebih dahulu menitipkan Leinard pada Zeo sebelum ia benar-benar pergi. Sehingga ia merasa tenang untuk mencari bantuan.
menyusuri jalan raya tanpa menggunakan mobil. membuat Juno lebih leluasa melihat arah demi arah. Jalan yang remang-remang dan sunyi membuat ia sedikit takut. Bukan takut sama hantu ataupun genderuwo, Melainkan preman atau bertemu dengan komplotan para musuhnya. 'Bisa kehilangan nyawa di usia yang masi muda gue! mana belum nikah lagi!' batin Juno . pikiran-pikiran ngelantur Juno terpecahkan, Saat dirinya melihat lampu sepeda motor dari kejauhan yang menuju kearahnya.
"akhirnya,,,ada orang lewat juga" kata Juno kepada dirinya sendiri. ia tersenyum ke arah pengendara, walau sebenarnya si pengendara tak bisa melihat senyuman manis Juno
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Ibunya Alzam Zaky
makin seru
2022-09-01
3