Karena mendapatkan bentakan dari Leinard. Kaira lantas mengulurkan tangannya tepat di di depan dada Leinard. Ia membuka satu per satu kancing baju Leinard sambil menolehkan kepalanya ke samping. Tangannya bergetar dari saking gugupnya. Ini kala pertama Ia membuka kancing baju Pasiennya.
"Kalau kamu kerjanya kayak gitu kapan selesainya?" tanya Leinard. Yang tak sabaran. Ia hanya tersenyum simpul melihat Kaira yang takut dan di penuhi rasa gugup.
Sedangkan Juno sedikit menjauh dari mereka. Ia memilih duduk di bangku yang dekat dengan mereka. Kurang lebih tuju meteran dari tempat Leinard dan Kaira.
"Ma-maaf.." cicitnya, sungguh Kaira benar-benar canggung dengan keadaan yang seperti ini. Membuat ia tak bisa bernafas dengan nyaman. Karena Dia menahan nafasnya sendiri, saat tepat berada di depan pasien.
Leinard sangat menikmati kegugupan anak gadis di depannya ini. Ia terus saja menatap wanita bercadar itu, tak mengalihkan tatapannya matanya sedikit pun dari wajah yang tertutup cadar itu. Rasa sakit luka tembak itu jadi tak kerasa adanya, dari saking larut nya menikmati keindahan ciptaan Allah SWT yang ada di depannya.
"Mas,,,tolong jangan liatin saya seperti itu, sungguh saya sangat risih." ujar Kaira merasa tak nyaman. Ia beberapa kali mengalihkan pandangan ke arah lain. Ketika melihat kedepan lagi, ia langsung di suguhi tatapan mata Leinard yang indah.
"Berani sekali kamu memerintah saya..!" ucap Leinard. Ia sengaja mengeraskan suaranya agar Kaira takut padanya. Dan benar saja, hal yang diinginkan Leinard terjadi.
"Kamu tidak tahu berhadapan dengan siapa Nona? Cepat kerjakan saja apa yang harus kamu lakukan. Kamu tidak punya hak memerintah saya ataupun bertanya tentang hal ini!" sarkas nya lagi. Kaira yang sedari tadi mendapatkan bentakan, mengelus-ngelus dadanya halus. 'Sabar-sabar Kaira, Dia memang pasien yang sedikit tidak waras!" batinnya, Kaira menyemangati dirinya sendiri.
Leinard memandang Wanita itu menurut nya sama, semua Wanita tak berhati dan cuma menginginkan harta saja. Kecuali Mommy tercinta. Karen Ia begitu tahu perjuangan Deddy dan Mommy hingga bisa berada di titik sekarang. Deddy yang bersusah membangun perusahaan JM Grup. Hingga meraksasa sampai sekarang.
Tanpa babibu lagi Kaira langsung saja memfokuskan diri untuk mengobati orang di depannya. Ia mengeluarkan peralatan untuk mengambil peluru yang masih bersemayam di bahu mulus Leinard.
Leinard heran kepada Wanita yang ada di depannya ini, Dia nggak mau menoleh ke arah wajah Leinard berang sedikitpun. Yang notaben ganteng kayak Nabi Yusuf a.s.
Ia heran sekali, dirinya yang digilai kaum hawa di dunia ini. Beda hal nya dengan Wanita ini.
"Menarik...!" pikirnya.
Ia tersenyum dengan pemikirannya sendiri.
Sedangkan Kaira benar-benar fokus pada luka yang Ia tangani, sampai-sampai Dia tak sadar ada sepasang mata yang terus memperhatikan gerak-geriknya.
Leinard melihat name tag yang terpasang di jas Kaira. Ia menundukkan pandangan sedikit, agar bisa membaca nama yang tertera di sana.
"Kaira Anastasya," gumamnya.
'Nama yang cantik! Mungkinkah wajah nya lebih cantik dari nama itu?' Leinard bermonolog dengan dirinya sendiri.
"Hah...Anda berbicara sesuatu?" tanya Kaira. Dia tak mendengar begitu jelas, apa yang di ucapkan Leinard. Walau jarak di keduanya begitu dekat.
Kedua pasang mata itu bersirobok untuk sesaat. Saling mengagumi satu sama lain. Entah fikiran apa yang terbesit di antara keduanya. Hembusan semilir angin malam menerpa wajah keduanya, Namun tak jua berkedip.
Setelah tersadar dengan apa yang mereka lakukan, Ia langsung memalingkan wajahnya. Menyebut asmanya Allah SWT.
"Astagfirullahal adzim..." ucapnya berkali-kali. Guna menetralkan detak jantung yang bertalu-talu.
"Emang kamu lihat hantu? sampai-sampai nyebut Astagfirullahal adzim segala." kata Leinard. Namun di balik itu, ia merasa senang. Bisa membuat gadis di depannya ini salah tingkah.
Kaira mempercepat membalut luka itu dengan kain kasa, menempelkan plaster diujung kain masing-masing. Tanpa mengubris omongan orang di depannya. Hanya satu yang ia harapkan sekarang, cepat selesai dari tugasnya dan langsung pulang.
"Alhamdulillah,,sudah selesai." serunya.
Dengan cepat Ia merapikan alat-alat yang di pakai tadi kedalam tasnya. Leinard hanya memperhatikan apa yang di kerjakan Kaira.
"Kamu bekerja di rumah sakit mana?" tanya Leinard pura-pura tidak tahu, padahal melihat logo instansi yang menempel di jas Kaira, dirinya bisa tahu Dia bekerja di rumah sakit mana. Melihat kaira yang beranjak dari tempatnya.
"Rumah sakit JM Mahmud." jawab Kaira.
"Oooh..ya sudah kalau begitu. Sekalian saja biar kami antar ke rumahmu. Lagian ini udah larut banget, nanti kamu kenapa-napa di jalan." Kata Leinard ikut berdiri.
"Nggak usah..takutnya malah ngerepotin Anda." ujarnya.
"Nggak akan ngerepotin juga kok, ini udah malem banget. Nggak mungkinkan seorang gadis pulang sendirian tengah malam begini?"
"Ta-tapi gimana dengan motor saya Tuan?" tanya Kaira, nggak mungkin dong sepeda nya ditinggal di sini. Motor satu-satu nya itu. Kalau ditinggal, besok ia naik apa?.
"Juno...!" teriak Leinard. Dengan sigap Juno bangun dari bangku yang di duduki nya tadi, lantas Ia berjalan ke arah dua manusia yang berbeda jenis itu.
"Saya Tuan!"
"Bawa sepeda motor Wanita ini!" Leinard menunjuk ke arah gadis yang menundukkan kepala di depannya.
"Baik Tuan, saya akan membawanya. Jadi tidak perlu khawatir." kata Juno. Membuat Kaira bisa bernafas lega, jadi tidak pusing deh besok mau berangkat kerja.
Karena nggak punya pilihan lain, akhirnya Kaira ikut masuk ke dalam mobil Bugatti yang terparkir di pinggir jalan. Kaira hanya berdiri saja di samping pintu mobil. Ia tak berani masuk, sedangkan sang empu mobil masuk terlebih dahulu. Tanpa menyuruh dirinya masuk juga.
"Dia niat nggak sih nganterin aku?" batinnya.
Leinard menurunkan kaca mobilnya, melihat kearah Kaira yang hanya memandangi mobil nya saja.
"Sampai kapan kamu mau ngeliatin mobilku terus?, cepetan masuk!" suruhnya.
Kaira membuka pintu mobil bagian depan, Ia duduk denfan tenang, Lalu memasang seatbelt nya sendiri.
Tak mungkin Ia duduk di bangku penumpang. Nanti takutnya jadi tidak sopan, membuat pemilik mobil ini jadi sopir pribadinya walau hanya beberapa menit saja. Nanti bisa bangun macan tidur. Siapa lagi kalau bukan pemilik mobil ini, yang akan tersinggung nanti.
Melihat Kaira sudah duduk dengan nyaman. Leinard menghidupkan mesin Mobilnya. Ia menginjak pedal gas, membuat mobil melaju. Membelah jalanan yang sunyi. Karena tidak ada lagi pengendara di jalanan. Di dalam mobil pun begitu, tidak kalah sunyi dari jalanan yang panjang. Baik penumpang maupun pengemudi sama-sama membungkam rapat-rapat bibirnya. Menambah kecanggungan yang ada.
Blummm.....blummm....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Neulis Saja
awkward at first
2023-02-22
0