"Rumah mu di mana?" tanya Leinard dengan wajah datarnya. Walaupun hatinya merasa senang, karena bisa mengantar dokter cantik di sebelahnya ini. Dia tetap mempertahankan wajar datarnya itu.
"Di jalan. Melati. Perum Griya JM, no VIII." jawabnya dengan wajah yang terus saja menunduk. Sesekali ia melihat ke arah luar, melihat pemandangan jalan yang cukup indah. Lampu yang kerlap-kerlip di jalan, menambah keindahan malam ini.
'Ternyata Dia tinggal di perumahan ku' batinnya. Melihat itu membuat Leinard tambah gigih mendekati gadis bercadar itu. Dia tak akan pusing mencari alamatnya lagi.
"Hmmm...!" suara deheman dari Leinard.
"Mendingan saya turun di depan gang aja! Nggak usah masuk." jawab Kaira lagi. Ia mersa tak enak, apalagi kalau sampai ada mang Ujang. Walau sebenarnya Leinard tidak menanyakan apapun.
"Hmmm...!" sahut Leinard datar. Lagi dan lagi, ia hanya mengeluarkan deheman saja. Membuat Kaira tambah kikuk aja.
Setelah sampai di tempat yang di tuju, Kata segera turun dari mobil. Dia tak mau sampai security penjaga kompleks perum Griya JM itu melihatnya. Yang notaben nya di antar seorang laki-laki yang bukan mahrom nya.
'Bisa berabe, kalau sampai mang ujang lihat aku' pikirnya. Sambil celingak-celinguk mencari keberadaan si Mang penjaga kompleks.
Leinard yang memperhatikan gestur tubuh Kaira, yang sepertinya mencari sesuatu. 'Apa sih yang Dia cari?' jiwa kepo Leinard mulai meronta-ronta.
"Lagi cari siapa sih?" tanya Leinard. Daripada pertanyaannya bersarang di kepala, lebih baik tanya langsung aja ke orangnya.
"Nggak kok, nggak cari siapa-siapa!" jawabnya tegas. Kaira menyangkal pertanyaan yang di utarakan Leinard kepadanya. Ia akan malu setengah mati kalau sampai tahu apa yang ia cemaskan.
Karena rasa penasaran yang mendera Leinard, Ia langsung saja turun cari tahu sendiri. Sebenarnya apa yang membuat Kaira sampek kelihatan gugup sekali?.
'Apa Dia lihat hantu yaa?' pikiranya, otak Leinard bekerja keras. Menerka-nerka apa yang sedang di pikir gadis bercadar ini.
Leinard mengikuti arah pandang Kaira, memperhatikan pos satpam yang sedari tadi di pandangi terus. Tempat penjagaan kompleks kurang lebih 15 meter dari tempat mereka sekarang.
"Kamu niat pulang nggak sih? Dari tadi cuma berdiri aja kerjaannya!" tanya Leinard dari samping kanan Kaira.
"Astagfirullahal adzim! Bisa nggak sih jangan ngagetin kayak gitu. Tidak tahu apa jantung ku hampir copot!" cerocos Kaira. Ia yang melihat laki-laki di dekat nya langsung memberi jarak di antara mereka.
Mang Ujang yang melihat dua orang di depan gang, langsung menghampiri mereka. 'Dasar anak muda zaman sekarang pacarannya sampek larut banget' batinnya. Menatap miris sekali ke arah dua orang yang terus saja bertukar argumen itu.
"Lah kamu dari tadi yang nggak jelas! Malah di balikin ke aku?" Ia menunjuk dirinya sendiri. Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran wanita. Jelas-jelas dirinya lah yang tidak beranjak dari tempatnya. Leinard jadi tambah kesel.
"Loh kok neng Kaira! Ngapain malam-malam di sini neng...?" tanya mang Ujang. Sambil melirik orang di sebelah Kaira. 'Den Leinard ngapain tengah malem disini?, sama si neng Kaira lagi!' batinnya bertanya. Mang Ujang yang tahu si pemilik Perumahan ini berada di depannya, membuat Ia terkejut. Sebelum mang Ujang mengatakan sesuatu, Leinard memberikan isyarat ke mang Ujang. Agar tidak berkata apapun dan pura-pura tidak kenal.
'Duh,,,Ya Allah, kok mang Ujang keluar sih, kalau ginimah gawat. Bisa mikir yang macem-macem Dia'
"Neng, malah bengong. Bukannya di jawab pertanyaan Emmang!" tegur mang Ujang.
Kaira tersentak dari fikurannya sendiri. Leinard yang melihat Kaira tambah gugup
'Gemes banget sih' pikirnya. Juno yang sedari tadi di samping mobil si bos, nggak kelihatan sama sekali oleh mang Ujang. Sehingga menyangka mereka hanya berdua saja. Juno yang melihat kelakar sahabatnya itu tersenyum.
'Baru juga di selingkuhin, eeh udah nemu lagi belokan gang' batin Juno sambil terkekeh melihat tingkah bos sekaligus sahabatnya itu.
"Assalamualaikum Mang." salam Leinard bersamaan menjabat tangan security itu.
"Wa'alaikumsalam." jawab mang Ujang.
Tanpa ditanya lagi, Leinard langsung mempertegas keadaan. Sebelum mang Ujang bertanya.
"Ini mang, saya lagi nganterin calon istri saya! Kasian pulang larut malam. Gara-gara ada operasi dadakan!" ucap Leinard dengan tegas. Tanpa ragu-ragu Ia menyebut gadis yang beberapa menit lalu Ia temui.
Kaira yang mendengar ucapan Leinard di buat melongo.
"Si neng mah, kagak cerita kalau udah punya calon se tampan ini! Yahh, nggak jadi dong menantu nya Mang. Kan harapannya Emmang kan mau di nikahi putra sulung ku atu neng. Jadi kalah cepat sama babang tampannya neng." ucapang Ujang lesu. Mangbujang mengungkapkan isi hatinya.
Beda halnya dengan Kaira, Dirinya malah terkekeh mendengar kalimat demi kalimat yang terlontar dari mang Ujang.
"Juno! Bawa kesini sepeda calon nyonyamu" teriaknya sedikit keras. Agar mang Ujang menanam kembali pikiran yang di utarakan tadi. Dengan sigap Juno membawa sepeda motor matic mendekat ke sang pemilik. Juno turun dari sepeda, membiarkan kunci tetap menggantung nyaman di tempatnya. Kaira manaiki sepedanya.
"Makasi ya kak. Kalau begitu saya langsung pamit aja ya, udah larut juga kan. nggak enak malam-malam sama tetangga. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarkatuh." kata Kaira ramah. ia menjalankan sepeda mootrnya masuk ke pekarangan rumah ber cat putih di padukan warna lilac. Leinard terus saja memperhatikan Kaira, sampai ia benar-
"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarkatuh." jawab mereka serempak.
"Jadi nggak sabar aku menunggu nyonya muda, apalagi bawaannya adem terus!" celetuk Juno di tengah-tengah kesunyian. Ia sengaja menggoda bos nya itu. Mendengar kata Juno, Leinard langsung menatap ke arah Juno. Ia melayang kan tatapan tajam nan dingin itu. Membuat nyali Juno ciut. ia tdak berani menggoda bos nya.
"ingat! Dia itu Nyonya muda dari keluarga Maxim Mahmud!. Jadi, jangan berani kamu gangguin dia. Kalau tidak, kamu akan jadi mangsa buaya peliharaan ku" kata Leinard memperingatkan Juno. Supaya tidak dekat-dekat dengan Kaira.
"Dan jug kamu Mang, jaga calon nyonyamu dengan baik, jangan sampai Dia tahu aku pemilik perumahan ini. Sampai nyonya kenapa-napa, Mang Ujang pasti tahu apa yang akan ku perbuat." ujar Leinard tegas. Dia sudah mengklaim bahwa Kaira adalah miliknya. Ia akan lakukan apapun agar Kaira mau menikah dengannya.
"Kalau begitu saya pamit juga ya mang, soalnya udah larut ini. Assalamualaikum." ucap nya. Leinard memang memiliki stok sikap yang banyak, mudah sekali berubah-ubah. Tegantung mood nya. Leinard berlalu di hadapan mang Ujang. Ia dan Juno memasuki mobil mahal itu. Juno menghidupkan mesin mobil dan mengemudi dengan benar.
\*\*\*\*\*.....\*\*\*\*\*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Uthie
Suka 👍🤗
2023-11-21
0
Tati Suwarsih
gerak cepat!
2023-06-08
0
Neulis Saja
next
2023-02-22
0