Destiny In My Life
Misha Laurensia, Anak bungsu dari keluarga yang sederhana. Ia memiliki kakak perempuan bernama Diyah Laurensia, jarak usia mereka terpaut 6 tahun.
Misha disekolahkan di sekolah negri waktu sekolah dasar, saat masuk SMP ia memilih untuk masuk ke sekolah swasta dengan alasan karena ada alat transportasi di sekolah itu.
Ia anak yang tidak terlalu pintar di sekolah, tidak terlalu suka pelajaran apapun tetapi ia tetap berusaha untuk meraih prestasi di sekolahnya.
Waktu di sekolah menengah pertama, Misha sering mendapatkan juara kedua. Walaupun selisih tidak jauh dengan peringkat pertama ia tetap berusaha mengejar tetapi tidak pernah bisa.
Misha anak pendiam jika dirumah tetapi berbeda bila berada diluar. Ia akan ceria bersama teman temannya yang ia anggap asik.
Dia memang bisa bergaul dengan siapapun asal diajak duluan. Misha memang cuek jika belum kenal dan tidak pernah so kenal sama siapapun.
Bahkan waktu di kelas 2 sekolah menengah pertama Misha pernah dicuekin sama guru pelajaran padahal guru itu bermasalah dengan temannya. Malahan dia juga ikut kebawa bawa padahal nilainya sangat tinggi dan tidak masuk ke peringkat di kelasnya.
Dari situ Misha mulai tidak memikirkan masalah prestasi, ia belajar asalkan nilainya bagus dan naik kelas. Jura kelas hanyalah bonus buat Misha jika masalah sepele membuat itu berpengaruh.
Dan yang membuat Misha sakit hati, ia berasa dibandingkan dengan kakak perempuannya. Dulu waktu kakaknya dapat juara sering dibelikan apapun yang kakaknya mau sama orang tuanya tetapi berbeda dengannya. Ia tidak pernah mendapat apapun bahkan ditawarin pun nggak.
Apa salahnya jika Misha iri pada kakaknya. Ia juga ingin lebih diperhatikan sama orang tuanya. Apalah daya Misha hanya bisa memendam tanpa berkata apapun.
Masa SMP adalah waktu bersenang senang baginya. Lebih parahnya waktu kelas 3 Ia sama teman temannya bahkan sering dipanggil ke ruangan BK karena ingin membuat adik kelasnya berhenti sekolah.
Bukan alasan biasa Misha dan teman temannya melabrak adik kelasnya yang selalu membuat ulah pada salah satu teman Misha.
Misha tidak takut untuk masuk ke ruang BK jika itu menyangkut kebenaran. Tetapi untungnya orang tuanya tidak pernah dipanggil ke sekolah masalah itu. Bahkan guru BK juga sudah sangat dekat dengan Misha cs, bukannya memarahi malah sering bercanda bareng.
................
Riyan Mahendra, anak tunggal dari keluarga Mahendra yang sedang berkuliah di London, Ia penerus dari Rindra Company yang mengelola di bidang hotel dan restoran.
Jauh dari keluarganya membuat Riyan menjadi pria yang mandiri. Ia memiliki sahabat yang bernama Angga Pratama, anak dari asisten ayahnya. Yang akan selalu menempel pada Riyan kemanapun dan kapanpun ia pergi.
...🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂...
Kring. . . Kring. . . Kring.
Suara alarm kesekian kalinya, tetapi tidak pernah membuat gadis kecil di dalam selimut itu bangun.
"Misha. . Bangun ini udah siang.. Misha". Teriak wanita paruh baya membangun kan anak gadisnya yang tidak pernah bisa bangun pagi.
Mengganti posisi tidurnya tanpa ada niatan bangun dan hanya menjawab dengan deheman saja.
"Anak gadis tidak pernah bisa bangun pagi. . Misha bangun". Omel Bu Nita menarik selimut Misha agar terbangun.
Dengan berat Misha bangun mengambil handuk menuju kamar mandi dengan mata tertutup. Sesekali menabrak tembok akibat tidak melihat jalan.
Kamar mandi yang hanya satu dirumahnya membuat semua orang harus bergantian untuk mandi. Karena dikamar mandi sedang ada orang membuat gadis cantik itu duduk di kursi sambil melanjutkan tidurnya.
cklek. . .
Mendengar suara pintu terbuka Misha bangun dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badan.
Rapih dengan seragam sekolah, ia berpamitan kepada ibunya yang ada di dapur untuk berangkat sekolah tanpa sarapan dulu.
Jam sudah menunjukan pukul 06.30 pagi. Walaupun masih ada waktu untuk sarapan tetapi Misha selalu melewatkannya dengan alasan tidak lapar.
Mengendarai motor Vario berwarna pink dengan hati hati. Rumah Misha memang memasuki gang tidak berhadapan langsung dengan jalan raya.
Didepan gang Misha memberhentikan motornya dan mengambil ponsel yang ada di kantong bajunya untuk menghubungi teman sekelasnya.
"Lo dimana??". Tanya Misha setelah panggilan tersambung.
"Gue dijalan bentar lagi sampai". Balas teman sekelas Misha di sebrang telpon.
Mematikan telpon sepihak dan gak lama temannya datang memperlambat laju motornya saat berada di dekat Misha menunggu.
"Yuk. . .".
Menyalakan motor lalu menyusul temannya yang sudah duluan. Mereka selalu berangkat beriringan walaupun memakai motor sendiri sendiri.
Jika jam masih lama menuju waktu masuk mereka akan mengendarai motor dengan kecepatan sedang tetapi juga sudah mepet mereka akan mengendarai dengan kecepatan tinggi seperti balapan.
Sampai di gerbang sekolah Misha memalkirkan motornya di palkiran sekolah. Ia akan memalkirkan kendaraannya di palkiran paling ujung untuk mempermudah keluar jika pulang nanti.
Jarak dari palkiran ke kelas memang jauh. Kelasnya berada di paling ujung. Kelas yang baru dibikin pihak sekolah dan ditempati untuk kelas 12 yaitu kelas Misha.
Cuma ada 2 ruangan karena memang siswa disana tidak terlalu banyak. Misha mengambil jurusan komputer yang ada di sekolahnya.
"Pagi mang". Sapa Misha dan Tina kepada penjaga sekolah.
Tina adalah salah satu teman sekelas Misha yang kebetulan satu kampung dengannya tetapi rumah mereka berjauhan.
2 lagi teman sekelas Misha yang dekat dengannya bernama Sinta dan Elma. Mereka dari kampung yang berbeda dan kebetulan beda jalur.
Sebelum memasuki kelas mereka berempat selalu menunggu satu sama lain di depan sekolah sambil nongkrong melihat anak anak sekolah lewat.
Apalagi sekolah Misha berdekatan dengan sekolah negri di disampingnya. Misha sekolah di sekolah menengah atas yang masih satu yayasan dengan sekolah yang sebelumnya.
"Woy napain Lo pada disitu??". Teriak seseorang di palkiran sekolah.
Menatap ke arah suara."Cari cowok cakep.. udah sana Lo duluan aja". Jawab Misha dengan teriakan lagi.
"Yang udah punya cowok mah dilarang jelalatan". Sambung sinta yang sebelumnya gabung dengan Misha dan Tina.
Bukannya pergi Elma yang baru datang mendekati 3 temannya yang sedang duduk di depan sekolah.
Sedang asik melihat anak sekolah lain tiba tiba rombongan anak cowok seangkatannya datang dengan mulai mendekati mereka. Hal itu membuat keempat gadis dengan cepat berdiri meninggalkan mereka menuju ke kelas.
Tidak menyerah rombongan cowok seangkatan mereka tetapi beda jurusan malah mengikuti keempat gadis itu sampai ke depan kelas.
Hanya acuh tidak menanggapi Misha cs masuk ke kelas dan duduk di meja masing masing.
Tempat duduk dikelas 12 memang sendiri sendiri membuat Misha cs duduk dengan sejajar kebelakang dengan yang paling depan elma , Misha, Tina dan paling belakang Sinta.
Elma anak yang paling pintar diantara mereka berempat membuatnya sering di mintai contekan sama teman temannya yang lain.
Berbeda dengan Misha yang akan rajin pada waktu waktu tertentu saja. Tetapi jika berhubungan dengan matematika ia tidak akan bisa diganggu saat mengerjakannya.
Tetapi juga susah mendapatkan jawaban walaupun rumusnya tau Misha akan segera menyerah dan melimpahkannya pada elma.
...---------------------------...
Hai reader. . .
Maaf kalau banyak typo dalam setiap tulisan author hanya memakai handphone untuk mengaturnya . . .
Dukung terus author. .
Ingat ini hanya cerita fiksi tidak ada kaitan dengan siapapun. . .
Dilarang copas dan menjiplak hak cipta orang. . .
Happy reading semua. . . . .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments