Suasana sekolah

Misha adalah bendahara dikelas 12B yang bertugas untuk menyimpan dan meminta uang kas dari setiap siswa sekelasnya.

"Woy kas. . ". Teriak Misha mengeluarkan buku dari dalam tasnya.

Teriakan Misha akan terdengar setiap pagi di dalam kelas untuk menagih uang kas teman temannya yang sangat susah. Terutama siswa laki laki yang akan menjawab dengan kata nanti atau besok dan masih banyak lagi.

Berdiri di depan pintu kelas sambil membawa buku catatan karena jam akan segara memasuki pelajaran pertama membuat para siswa memasuki kelas masing masing.

Jika belum waktunya masuk tidak akan ada siswa yang ada di kelas. Mereka semua pasti berada di lingkungan sekitar sekolah. Ntah di palkiran, kantin, taman, perpustakaan dan dimana mana.

"Kas". Tagih Misha pada rombongan teman cowok sekelasnya.

"Masih pagi ibu rentenir udah nagih aja". Ledek salah satu cowok.

"Bodo amat daripada numpuk. . Cepetan". tegas Misha.

Beberapa siswa memberikan uang kas kepada Misha dan ada juga yang bandel. Biasalah anak laki laki paling susah untuk dimintain uang kas.

Bug. . . . . pukulan Misha layangkan kepada salah satu anak cowok.

"Lepas sepatu. . Bersih bersih nggak Lo". Pekik Misha dengan suara garang menunjuk ke arah cowok itu.

"Gue sering bersih bersih ya. . Ngada Ngada Lo kalau ngomong". Balas cowok itu melepaskan sepatunya.

"Dalam mimpi". Celetuk Misha.

"Awas. . ". Cowok itu masuk kelas dengan mendorong Misha yang berdiri di dekat pintu membuat dirinya terhuyung ke samping.

"Bang**** sakit bego". Keluh Misha yang kesakitan karena terbentur pilar yang ada di depan kelas.

Cowok itu menjulurkan lidahnya nya membuat Misha kesal.

Tidak lama kemudian guru mapel pelajaran pertama datang ke kelas 12B yang awalnya sangat berisik dan tidak teratur menjadi hening.

Walaupun berisik kelas mereka dijuluki dengan kelas yang paling bersih dan indah. Ya walaupun siswanya pada susah diatur guru. Tetapi berbeda juga anak cewek yang sudah turun tangan.

Pelajaran pertama hari ini adalah matematika yang membuat semua siswa terdiam tidak ada yang bicara karena guru yang mengajar matematika salah satu guru paling kiler di sekolah itu.

Kringg. . . Kringg. .

Suara bel istirahat berbunyi membuat semua siswa senang karena terlepas dari pelajaran yang paling mereka benci.

"Baiklah anak anak ini akan jadi tugas kalian dirumah. . Minggu depan harus sudah dikumpulkan kalau tidak akan dapat hukuman. .ingat itu". Ucap guru matematika dengan sedikit ancaman.

"Iya Bu". Jawab semua siswa.

Sepeninggalnya guru, semua orang langsung meninggalkan kelas menuju kantin.

"Yuk kantin". Ajak Tina berdiri dari tempat duduknya.

"Lo gak ke kantin". Lanjut Tina pada sinta yang sedang menundukkan kepalanya bertumpu kedua tangan di meja.

"Ah. . Pusing gue". Teriak Sinta membuat semua orang tertawa.

"Udah jangan dipikirin mending kita ke kantin lapar gue". Ajak Misha setelah merapihkan semua buku yang ada di meja.

Keempat gadis itu pergi menuju kantin yang sudah padat dengan para mahasiswa.

Tidak hanya di kantin, di taman pun penuh dengan siswa yang sedang makan.

Pergi memesan makanan sebelum duduk di tempat. Di kantin itu memang mandiri tidak ada yang mengantarkan makanan di setiap mejanya.

"Bi seperti biasa 4". Ucap Elma mengacungkan jarinya ke depan.

"Siap neng".

Gak lama pesanan jadi. Seperti biasa bakso dan es teh manis minumannya. Untuk bumbu akan dituangkan sediri sesuai selera masing masing.

Siap semua Misha cs membawa makanannya ke meja yang paling pojok. Kebetulan hanya itu meja yang tersisa.

Memakan makanan mereka sambil bercanda bersama tiba tiba Adit cs datang menghampiri mereka di meja kantin dengan membawa beberapa cemilan.

Misha cs memang dekat dengan siapapun di sekolahan karena mereka terbilang sangat welcome dengan siapapun. Tidak termasuk jika orang itu berbuat kesalahan mereka tidak akan tinggal diam.

Walaupun sering adu omongan tapi mereka semua tidak akan pernah dimasukan kedalam hati karena itu semua cuma bercandaan semata.

Kelakuan mereka semua akan berbeda jika berada di luar sekolah. Didalam akan sangat sangat dekat tetapi juga diluar mereka semua bersikap biasa aja.

"Dit bayarin dong". Seru Elma sambil tersenyum.

"Siap beb. . Beres semuanya". Ucap Adit dengan memberikan jempol.

"Asik makan gratis". Kata Tina kegirangan.

Misha cs berdiri membawa mangkuk yang kotor membuat keempat cowok itu heran.

"Mau pada kemana?? Disini aja". Ujar Kelvin.

"Mau kelapangan". Jawab Misha langsung meninggalkan meja tersebut.

Sesuai ucapan Misha. Keempat gadis itu pergi ke lapangan untuk melihat ada yang main voli apa tidak.

Sampai disana lapangan kosong tidak ada yang main hanya ada anak cowok yang sedang main sepak bola.

Melihat bola voli nganggur di sisi lapangan dengan cepat Misha mengambilnya.

"Yuk main". Ajak Misha memainkan bola voli di tangannya.

Mereka berempat bermain passing satu sama lain dan tidak lama beberapa anak laki laki ikut bergabung. Akhirnya mereka bermain voli dengan pemain campuran.

Misha cs memang memiliki hobi yang sama yaitu bermain bola voli walaupun dari tinggi badannya tidak memenuhi tetapi mereka suka.

Mereka juga memiliki latihan sepulang sekolah sama guru olahraga yang sudah disiapkan pihak sekolah.

Kebetulan jam pelajaran selanjutnya tidak ada guru yang masuk mambuat mereka asik bermain bersama sama di lapangan sekolah.

Tidak akan tinggal diam aja pasti kejahilan di setiap permainan pasti akan tercipta. Cewek akan jadi korban jika bermain bola voli bersama cowok. Mereka akan passing dengan kencang dan memberikannya ke setiap cewek yang berdiri di posisi lawan.

Bug. . . .

Bola mendarat di kepala Misha membuat sebagian orang tertawa keras.

"Ahh. . . ". Teriak Misha kesakitan, lalu jongkok memegang kepalanya yang terasa pusing.

Beberapa cowok mendekati Misha yang merengek kesakitan.

Melihat orang yang memberikan bola padanya mendekat ia segera bangkit dan memukul cowok itu dengan keras.

"****** Lo. . Sakit tau". Rengek Misha dengan terus memukuli cowok itu.

"Ha.ha.ha sorry sha. . Aduh sakit berhenti. . Misha sakit". Cowok itu terus menghindari pukulan dari Misha.

"Huh rasain pembalasan gue". Dengan cemberut Misha meninggalkan lapangan menuju ke kantin.

"Bi teh manis satu". Pesan Misha setelah sampai di kantin.

Meminum es teh manis dengan cepat karena ia sangat kecapekan. Diikuti 3 temannya duduk di kursi kantin bersama sama.

"Guys disuruh ke lab ngerjain tugas sekarang. . Gurunya lagi rapat di kantor". Ucap salah satu teman sekelasnya.

"Ok nanti kita kesana". Seru Elma.

"Gue ke kelas dulu ambil tas. . Kepastian bakal sampai pulang". Kata Tina berdiri dari duduknya diikuti Sinta.

"Sekalian punya gue".

Tina dan Sinta pergi ke kelas untuk mengambil tas, sedangkan Misha dan elma masih di kantin menunggu mereka berdua kembali.

"Kalian gak ada kelas??". Tanya ibu kantin mendekati Elma dan Misha.

"Lagi ambil tas nanti ke lab komputer bi". Balas Misha yang masih asik dengan minumannya.

Setelah kedatangan Tina dan Sinta, mereka pergi ke lab untuk mengerjakan tugas yang di kasih oleh guru pelajaran.

Didalam lab tugas dengan segera dikerjakan, selesai tugas mereka semua beres. Semua siswa malah memutar film horor di proyektor yang sudah terpasang di lab komputer. Kebetulan guru masih mengadakan rapat untuk ujian akhir.

Menutup semua gorden yang ada di lab dan mematikan lampu, suasana benar benar seperti di bioskop. Duduk di setiap kursi sambil fokus menatap ke layar proyektor didepan ruangan.

Jika bisa membawa makanan masuk mungkin mereka akan memborong semua cemilan yang ada di kantin menuju lab komputer. Tetapi sayangnya itu dilarang oleh kepala sekolah karena mengenai semua komputer yang ada di ruangan itu.

...----------------------...

Hai reader. . .

Maaf kalau banyak typo dalam setiap tulisan author hanya memakai handphone untuk mengaturnya . . .

Dukung terus author. .

Ingat ini hanya cerita fiksi tidak ada kaitan dengan siapapun. . .

Dilarang copas dan menjiplak hak cipta orang. . .

Happy reading semua. . . . .

Episodes
1 Pengenalan
2 Suasana sekolah
3 Kesepian
4 Jalan jalan
5 Kejutan ulang tahun
6 Ujian sekolah
7 Ujian sekolah (2)
8 Kelulusan
9 Makan makan
10 Berangkat ke Jakarta
11 Teman baru
12 Tidak mempan
13 Hari pertama kerja
14 Hari libur
15 Kesialan Misha
16 Bad mood
17 Ketemu lagi
18 Tidak pernah akur
19 Selalu datang
20 Kalung
21 Perasaan aneh
22 Menyangkal
23 Bertemu di mall
24 Rindu yang terobati
25 Membantu Riyan
26 kotak misterius
27 Dijenguk Riyan
28 Rumah sakit
29 Kotak lagi
30 Tinggal dikediaman Mahendra
31 Bertemu orang tua Riyan
32 Suasana di pagi hari
33 Siapa Stella??
34 Terungkap
35 Terungkap (2)
36 Pindah rumah
37 Kemarahan mami Vita
38 Kedekatan Misha dengan keluarga Mahendra
39 Sebuah Poto
40 Kejujuran Riyan
41 Keputusan Misha
42 Keluar dari pekerjaan
43 Menemani mami Vita
44 Liburan
45 Liburan (2)
46 Bekerja di perusahaan Riyan
47 Mood yang berantakan
48 Sendiri
49 Kedatangan mami Vita
50 Puncak
51 Mencari udara segar
52 Kekhawatiran Riyan
53 Menjadi tempat favorit
54 Pulang ke Jakarta
55 Pengalihan perusahaan
56 Big baby
57 Marah
58 Sakit
59 Merawat sang kekasih
60 Kejutan dari mami Vita
61 Kedatangan Stela
62 Menginap
63 Weekend
64 Datang tak diundang, pulang tak diantar
65 Satu lagi
66 Cuti
67 Berkumpul dengan teman lama
68 Ketahuan
69 mengklaim kepemilikan
70 Malas malasan
71 Apartemen Misha
72 Spend time with friends
73 Orang tidak dikenal
74 Mode manja
75 Pengalaman pertama
76 Seoul, Korea Selatan
77 Ikut bekerja
78 Ikut bekerja (2)
79 Tawaran menjadi model
80 Pemotretan pertama kali
81 Berita hoax
82 Riyan si keras kepala
83 Kesal
84 Penghianatan
85 Pengakuan Arthur
86 Introspeksi diri
87 Klarifikasi
88 Konsekuensi untuk Riyan
89 Makanan spesial
90 Penantian panjang
91 Merajuk
92 Menemani bekerja
93 Berkunjung
94 Will you marry me
95 Keputusan semua orang
96 Mall
97 Perkara kacamata
98 Jalan jalan pagi
99 Lamaran
100 Geng cewek
101 Touring
102 Kejadian di tempat umum
103 Japan
104 Fashion week
105 Jeoules
106 Go publik
107 Selamat tinggal
108 Kecelakaan
109 Amnesia
110 110 : Amnesia (2)
111 111 : Model
112 112 : Pulang dari rumah sakit
113 113 : Dibius
114 114 : Bayi Besar
115 115 : Drop
116 116 : Pergi
117 117 : Tidak ada perkembangan
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Pengenalan
2
Suasana sekolah
3
Kesepian
4
Jalan jalan
5
Kejutan ulang tahun
6
Ujian sekolah
7
Ujian sekolah (2)
8
Kelulusan
9
Makan makan
10
Berangkat ke Jakarta
11
Teman baru
12
Tidak mempan
13
Hari pertama kerja
14
Hari libur
15
Kesialan Misha
16
Bad mood
17
Ketemu lagi
18
Tidak pernah akur
19
Selalu datang
20
Kalung
21
Perasaan aneh
22
Menyangkal
23
Bertemu di mall
24
Rindu yang terobati
25
Membantu Riyan
26
kotak misterius
27
Dijenguk Riyan
28
Rumah sakit
29
Kotak lagi
30
Tinggal dikediaman Mahendra
31
Bertemu orang tua Riyan
32
Suasana di pagi hari
33
Siapa Stella??
34
Terungkap
35
Terungkap (2)
36
Pindah rumah
37
Kemarahan mami Vita
38
Kedekatan Misha dengan keluarga Mahendra
39
Sebuah Poto
40
Kejujuran Riyan
41
Keputusan Misha
42
Keluar dari pekerjaan
43
Menemani mami Vita
44
Liburan
45
Liburan (2)
46
Bekerja di perusahaan Riyan
47
Mood yang berantakan
48
Sendiri
49
Kedatangan mami Vita
50
Puncak
51
Mencari udara segar
52
Kekhawatiran Riyan
53
Menjadi tempat favorit
54
Pulang ke Jakarta
55
Pengalihan perusahaan
56
Big baby
57
Marah
58
Sakit
59
Merawat sang kekasih
60
Kejutan dari mami Vita
61
Kedatangan Stela
62
Menginap
63
Weekend
64
Datang tak diundang, pulang tak diantar
65
Satu lagi
66
Cuti
67
Berkumpul dengan teman lama
68
Ketahuan
69
mengklaim kepemilikan
70
Malas malasan
71
Apartemen Misha
72
Spend time with friends
73
Orang tidak dikenal
74
Mode manja
75
Pengalaman pertama
76
Seoul, Korea Selatan
77
Ikut bekerja
78
Ikut bekerja (2)
79
Tawaran menjadi model
80
Pemotretan pertama kali
81
Berita hoax
82
Riyan si keras kepala
83
Kesal
84
Penghianatan
85
Pengakuan Arthur
86
Introspeksi diri
87
Klarifikasi
88
Konsekuensi untuk Riyan
89
Makanan spesial
90
Penantian panjang
91
Merajuk
92
Menemani bekerja
93
Berkunjung
94
Will you marry me
95
Keputusan semua orang
96
Mall
97
Perkara kacamata
98
Jalan jalan pagi
99
Lamaran
100
Geng cewek
101
Touring
102
Kejadian di tempat umum
103
Japan
104
Fashion week
105
Jeoules
106
Go publik
107
Selamat tinggal
108
Kecelakaan
109
Amnesia
110
110 : Amnesia (2)
111
111 : Model
112
112 : Pulang dari rumah sakit
113
113 : Dibius
114
114 : Bayi Besar
115
115 : Drop
116
116 : Pergi
117
117 : Tidak ada perkembangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!