Bertahan atau Lepaskan!
Emak baru saja ku suapi dengan bubur kacang hijau sebagai makanan pendamping. Emak Titin,ibu mertuaku yang tak lain ibu dari suamiku A Alby.
"Neng,si Aa kok belum pulang ya?",tanya emak.
"Mungkin sebentar lagi Mak,ini kan hari Sabtu mak.Pasti Aa lagi antre gajian."
Ibu mertua ku menatap sendu ke halaman rumah.
"Maafin emak ya neng.Kamu jadi repot rawat emak yang bawel begini.Gara-gara emak juga, kalian jadi menunda ngasih cucu buat emak!"
"Astaghfirullah emak,kan Bia udah sering bilang Mak.Anak itu rejeki dari Allah,kalau memang Allah sudah mempercayakan anak buat kami,pasti Allah ngasih kok Mak",ku genggam tangan keriput ibu mertuaku itu.
Mak pun terdiam,masih menatap halaman. Beruntung nya aku,memiliki ibu mertua sangat baik dan menerima ku apa adanya serta menganggap ku seperti anaknya sendiri.
A Alby anak satu-satunya,emak pernah menikah sebelum menikah dengan almarhum bapaknya A alby.Intinya,Mak Titin memang bukan ibu kandung A Alby tapi beliau yang sudah merawat A Alby penuh kasih sayang semenjak kedua orang tuanya tiada.
Kami tinggal di salah satu dusun di pelosok kabupaten daerah Jawa Barat.Kehidupan kami terbilang sangat sederhana.A Alby hanyalah kuli bangunan sejak setahun yang lalu setelah ia di berhentikan dari pabrik sejak pandemi tahun lalu.Sedangkan aku sendiri, dulunya bekerja di salah satu minimarket yang banyak tersebar di seluruh Indonesia.
Aku yang asli orang Jawa, bertemu dan akhirnya memutuskan menikah dengan A Alby sejak dua tahun yang lalu.Beberapa bulan sebelum pandemi di umumkan.Yah... karena hal itu, kami akhirnya pulang ke rumah emak.Dan di saat yang bersamaan,ternyata emak menderita sakit yang cukup menguras banyak biaya.
Di sela lamunan kami berdua,ku lihat A Alby masuk ke pekarangan rumah kami dengan sepeda motor nya.Setelah beberapa saat, ia pun menghampiri kami yang sedang bersantai di teras rumah.
"Assalamualaikum!",sapa Alby.
"Walaikumsalam!",jawab aku dan Mak bersama-sama.
A Alby menyalami tangan Mak, setelah itu barulah aku menyalami tangan suamiku.
"Masuk Mak, udah mau magrib!",kata Alby. Emak pun menuruti permintaan anak nya.Aku membuntuti keduanya, lalu tak lupa aku menutup pintu ruang tamu kami.
Tak lama kemudian azan magrib berkumandang.
"Neng,kamu sama emak solat aja dulu ya. Aa mau mandi dulu!",titah Alby.
"Ayo Mak, kita wudu dulu!",ajakku pelan.Emak masih bisa berjalan,hanya saja harus pelan-pelan.
Setelah kami berwudhu,aku mengajak emak ke musholla kecil rumah kami.Lebih tepatnya sudut kecil di rumah ini yang kami jadikan tempat untuk solat.
Benar saja,kami selesai solat A Alby baru selesai mandi.Setelah itu ia menyusul kami di tempat solat.Sambil menunggui A Alby solat, aku dan emak menyempatkan diri untuk tadarus.
Tidak ada obrolan apa pun di antara kami hingga azan isya berkumandang.Dan kami pun solat isya berjamaah.
"Mak, A...Bia mau nyiapin makan dulu ya!", ujarku sambil melipat mukena ku.
"Iya Neng!",kata Emak.A Alby pun hanya mengangguk pelan.
Tak lama bagi ku menyiapkan makan malam sederhana kami karena pada dasarnya aku hanya menyediakan sayur asem,tempe dan ikan asin serta sambel terasi.
Ku lihat ibu dan anak itu sedang mengobrol saat aku kembali ke tempat solat tadi.
"Ayo Mak, A! kita makan dulu!",ajakku.Emak dan A Alby pun bangkit dari duduknya.Lalu A Alby pun menuntun emak ke meja makan. Aku menuangkan nasi ke piring suamiku, setelah itu barulah piring emak.
Makan malam kami yang sederhana ini kamu lalui dengan tenang.
Usai makan, kami duduk di ruang tengah yang ada televisinya.Aku memilih duduk di kasur lantai, sedangkan Mak duduk di sofa single.A Alby pun turut duduk di bawah sepertiku.
"Neng, ini gajian Aa.Tolong di terima ya!",Alby menyerahkan uang itu padaku. Lima lembar seratus ribu serta selembar lima puluh ribu.
"Alhamdulillah, makasih mas.Semoga berkah buat kita semuanya, terutama buat kesembuhan Emak!", kataku.A Alby mengusap kepala ku yang sudah tak mengenakan jilbab.Mak pun tersenyum padaku.
"Mak mau di masakin apa besok Mak, atau ini...Mak ingin beli sesuatu yang Mak mau?", aku menyerahkan selembar uang berwarna merah untuk Mak.
Tapi Mak menolak nya dan menggeleng pelan.
"Kamu saja yang simpan neng,kan Mak berobat juga sama kamu.Buat apa Mak pegang uang."
"Bukan gitu Mak, maksud Bia... barangkali Mak pengen beli sesuatu Mak."
Mak mengusap kepalaku dengan penuh kasih sayang.
"Mak ngga pengen apa-apa Neng.Mak punya neng,adalah kebahagiaan yang luar biasa buat Mak!"
Aku tak dapat menahan rasa haruku, langsung ku peluk kaki Mak yang berada di depan sofa.
"Makasih ya Mak,Mak udah anggap Bia anak Mak sendiri."
Iya,Mak memang mertua ku tapi kasih sayang nya melebihi kasih sayang ibu kandung ku sendiri yang sekarang justru sudah bahagia dengan kehidupan barunya.
A Alby pun mengusap bahuku pelan.
"Mak mau istirahat saja di kamar, kalian kalo mau nonton televisi silahkan.Jangan lupa, kunci pintu ruang tamu nya ya!", kata Mak.
"Alby antar ke kamar Mak!",Alby pun menuntun emak menuju kamar beliau yang ada di belakang dekat dengan kamar mandi.
Menunggu A Alby mengantar Mak, aku mengunci pintu ruang tamu kami.Tak lupa ku periksa gorden di tiap jendela.
Tiba-tiba saja A Alby mengalungkan tangannya ke leherku.
"Astaghfirullah,Aa!Bikin kaget aja deh!", kataku.
"Kenapa harus kaget,kan cuma aa yang bisa peluk kamu neng!",kata Alby lalu mencuri ciuman di pipiku.
"Aa! Mak belum tidur ah?Malu atuh!",kataku.
"Malu kenapa?Ya biar atuh,Mak ge paham."
Aku pun menuruti saja apa maunya.
"Ke kamar yuk neng,Aa kangen?",bisiknya di dekat telinga ku.
"Iya A!",kataku sambil mencubit pipi nya.
A Alby menggandeng tangan ku menuju kamar kami yang dekat dengan ruang televisi. Tak lupa ia mematikan lampu ruang tamu dan ruang tengah.
"Oh iya neng,ada yang Aa mau omongin!", kata Alby membawa ku ke kasur yang berada di lantai karena kami memang tidak menggunakan ranjang setelah mengunci pintu kamar kami tentunya.
"Ya udah,ngomong aja!", kataku sambil menyandarkan punggungku ke dinding.A Alby pun melakukan hal yang sama. Tak lupa ia menggenggam tanganku.
"Neng,temen Aa ada yang nawarin Aa jadi supir pribadi di kota.Menurut neng gimana?", tanya Alby menatap ku lekat.
"Ke kota ?",tanyaku membeo.
Alby mengangguk.
"Kang Asep yang ngasih info,katanya teman bos nya sedang butuh sopir. Kalo neng ngijinin,Aa pergi.Tapi kalo neng ga ngijinin,Aa tetep di rumah kerja seperti biasanya."
Aku terdiam.
"Neng?",Alby menakupkan kedua tangannya di pipiku.
"Mak udah tahu?",tanyaku.Alby mengangguk.
"Udah, tadi abis solat isya kami sempat ngobrol sebentar."
Aku tak langsung menyahut.
"Neng,Mak bilang terserah kamu.Mak ikut saja keputusan kamu."
Jujur,sejak menikah aku tak pernah jauh dari suamiku selain karena bekerja.Tapi ini???A Alby akan bekerja diluar kota, apa aku bisa jauh dari nya???
"Apa yang neng cemaskan heum?",Alby menatap mataku.Karena tak tahan, aku pun memeluk tubuh suamiku itu.Alby pun membalas pelukan ku.
"Apa aku bisa jauh dari Aa?",aku mendongak menatap wajah tampan nya yang terlihat lelah.
Alby tersenyum sekilas lalu mengecup bibir ku sesaat.
"Demi masa depan kita dan demi kesembuhan Mak!", jawab Alby.Jika boleh aku egois,aku ingin selalu bersama mu A! Batinku bermonolog.
Aku semakin mengeratkan pelukan ku.
"Aa janji,akan selalu mengabari mu.Dan kalo bisa,Aa akan usahakan untuk bisa sering pulang menemui kamu neng!",Alby menatap wajah ku.
"Kalo itu udah keputusan Aa,aku ikut aja A!", kataku.
"Terimakasih neng!",kata Alby.Tak lupa ia menghujani ku dengan ciuman mesra hingga akhirnya penyatuan kami terjadi.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 261 Episodes
Comments
andi hastutty
penasaran
2024-02-14
0
Hanipah Fitri
ikut baca ah
2022-12-12
0
Uthie
Mampir 👍🤗
2022-09-18
0