Sore hari,kang Asep mengunjungi rumah kami.
"Neng Bia,insyaallah sampe kota kang Alby langsung kerja kok.Jadi,ngga usah cemas nanti dia di sana gimana-gimana",ujar kang Asep padaku.
"Iya kang!",kataku.
A Alby membawa tas ranselnya di bahu. Suamiku yang tampan ini akan merantau lagi ke kota setelah hampir dua tahun ini di kampung halaman ku.
"Neng,nitip emak ya!Aa ke kota juga buat neng buat kesembuhan Emak juga!",Alby mengusap pipiku.Kang Asep dan emak berada di teras.
"Jangan lupa solat ya A, sesibuk apa pun kamu di sana.Jangan lupa selalu hubungi aku kalo lagi senggang.Jangan....!"
"Psssst....!",Alby meletakkan jari nya di depan bibir ku.
"Aa pasti bakal merindukan kamu neng."
Cup...
Alby mencium bibirku sesaat,setelah itu ia pun mengecup kening ku.
"Aa akan sering pulang kan?,tanyaku.Alby mengusap bekas salivanya di bibir ku.
"Insyaallah neng.Aa usahakan tiap ada kesempatan pulang,Aa pasti pulang."
Aku memeluk pria tampanku ini.Rasanya segan jika berjauhan dengannya.
"Tapi aa janji ya,jangan macem-macem di sana?!", kataku sambil mengeratkan pelukan ku.
"Macem-macem apa sih sayang?Kamu doakan Aa,semoga aa sehat terus biar bisa bekerja dengan baik.Aa janji, cuma neng seorang dalam hidup aa.Punya satu istri cantik begini aja ngga habis-habis kok. Apalagi istri Aa saliha, baik dan... sepenuhnya merawat emak, padahal cuma emak mertua."
"Jangan bilang gitu atuh A.Emak mu kan emak ku juga!", kataku.
Alby mengecup puncak kepalaku lagi.
"Kamu juga di rumah hati-hati ya sayang."
Aku mengangguk dalam pelukannya.
"Jadi,kapan Aa boleh berangkat kalo masih nemplok begini?", tanya Alby.
Perlahan aku melepaskannya dari dekapan ku.
"Jangan sedih,insyaallah Aa akan selalu menghubungi neng setiap ada kesempatan!", ujar Alby.
"Iya A!".
Aku dan Alby berjalan beriringan menuju teras rumah.
Disana emak dan kang Asep sedang mengobrol.
"Udah pamit nya?",ledek kang Asep.Aku dan A Alby sama-sama tersenyum.
"Mak, Alby berangkat ya mak. Mak yang rajin minum obat, insyaallah kalo Alby udah kerja dan dapet penghasilan tetap, emak bisa secepatnya berobat!",kata Alby berjongkok di depan emak.
"Iya By. Emak cuma pesan sama Alby, di mana pun kamu berada jangan lupa solat ya Nak.Ingat ada istri mu di rumah yang rela jagain emak.Jangan macam-macam di luaran sana!",nasehat emak.
"Kok nasehat emak gitu sih?Bia juga ngomong begitu tadi!"
"Jang,emak cuma nasehatin aja.Kamu kan laki-laki dewasa, sudah beristri pula.Jaga pandangan mu dari selain mahram.Paham kan maksud emak?"
"Insyaallah Mak."
Setelah itu,Alby mencium tangan emak. Barulah beralih padaku.Aku mencium tangan A Alby,sedangkan dia mengecup kening ku lagi.
"Alby berangkat ya Neng,Mak! Assalamualaikum!",Alby memberikan salam nya.
"Walaikumsalam."
Aku dan emak menyahutnya kompak.
Sepeda motor kang Asep pun berlalu dari pekarangan rumah kami.Iya,rumah kami karena kelak kami juga yang akan menghuni rumah ini.
"Neng,Mak mau di kamar ya.Nanti kalo mau makan panggil Mak aja.Mak mau tadarusan."
"Iya Mak,Bia juga mau masak buat kita makan malam."
.
.
.
Alby dan Asep menggunakan bus untuk ke kota. Hanya butuh sekitar enam jam untuk sampai ke kota.
"By,maneh mah enak.Tugas maneh cuma anterin anak majikan ke kampus,udah gitu balik lagi ke rumah.Anak calon majikan maneh mah anak rumahan,jarang keluar", ujar Asep.
"Memang supir yang sebelumnya kenapa kang?", tanya Alby.
"Sudah sepuh,pensiun!",jawab Asep.
"Mudah-mudahan aku betah ya mang. Sebenarnya mah ngga tega sama si neng, apalagi Mak sakit-sakitan begitu.Tapi kalo di kampung terus pendapatan nguli segitu wae, ga ada kemajuan."
"Ya...namanya ge hirup Jang!", Asep menepuk bahu Alby.
"Dari sini,kita langsung ke rumah calon majikan ku?",tanya Alby.
"Nya heeuh atuh! Urang tos wa!",sahut Asep.
Alby hanya mengangguk. Tak terasa perjalanan menuju kota di lalui dengan tenang. Tak ada drama macet.
Turun dari pull bus,Asep mengajak Alby naik bajaj. Sekitar lima belas menit, bajaj pun berhenti di depan sebuah pintu gerbang sebuah perumahan.Asep mengajak Alby turun.
"Ayok Jang!", ajak Asep.Alby pun mengikuti Asep.
"Malam pak Anto!",sapa Asep pada satpam komplek.
"Malam kang asep, siapa itu?", tanya pak Anto yang dia tujukan padaku.
"Oh...ini, Alby.Keponakan saya dari kampung. Mau kerja di rumah pak Hartama", Asep menjelaskan.
"Calon supir baru nya non Silvy?",tanya pak Anto.
"Iya pak!",sahut Asep. Alby sendiri hanya mengangguk pelan seraya tersenyum.
"Ganteng-ganteng kok jadi supir mas,kenapa ngga melamar jadi mantunya pak Hartama aja hahahah!",pak Anton tertawa lepas.
"Alhamdulillah saya sudah punya istri pak Anto!",sahut Alby yang merasa dirinya jadi bahan candaan.
"Istri kan di kampung mas Alby, di sini mah jomblo hahahah!",sahut pak Anto lagi.Kini Alby hanya menggeleng mendengar celoteh satpam komplek.
"Pak Anto bikin keponakan saya keki aja deh!", ujar Asep.Pak Anto masih saja tertawa.
Alby...Alby...gue yakin, habis liat Lo pasti tuan Hartama bakal bikin Lo jadi mantunya!Batin pak anto.
"Hehehe maaf ya mas Alby, saya suka bercanda!",ujar pak Anto yang berpostur tinggi besar itu menepuk bahu Alby.
Alby yang merasa canggung hanya tersenyum.
"Kalo gitu,kami permisi ya pak Anto!",pamit Asep.
"Iya kang Asep, silahkan!"
Alby dan Asep pun menjauh dari gerbang perumahan elit ini.
"Kang, jauh mereun imah na teh?",tanya Alby yang berjalan di samping Asep.Karena sudah beberapa rumah ia lalui.
"Nanti kalo udah biasa mah deket By!",ujar Asep.
Alby melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam.Ingin sekali mengabari sang istri, ltapi dia belum sampai di rumah calon majikannya.
Asep mengajak Alby masuk ke salah satu rumah lewat pintu kecil.
"Singgah di sini dulu ya,besok pagi baru ke rumah pak Hartama."
Alby mengikuti Asep masuk ke rumah mewah itu lewat pintu samping.Seperti nya memang di khususkan untuk para pekerja rumah ini.
Usai membuka pintu kamar nya,Alby mengekor Asep masuk ke dalamnya.
"Kang Asep supir juga?", tanya Alby usai masuk ke dalam kamar Asep.
"Iya, nah rumah depan itu...rumah pak Hartama, calon majikan maneh.Kita ke sana besok pagi saja ya!",ujar Asep sambil menunjuk ke rumah yang tak kalah mewah dari rumah majikan Asep.
"Owh....!", Alby hanya berOh saja.
"Kalo mau ke kamar mandi, itu kamar mandi yang ujung.Yang ada WC nya,kalo satunya cuma kamar mandi doang!",kata Asep.Alby mengiyakan. Tanpa mengganti baju, Asep langsung memejamkan matanya.
Alby langsung menghubungi istrinya. Mungkin Bisa sudah tidur,gumam Alby. Akhirnya ia hanya mengirimkan pesan pada sang istri.
[Neng,Aa tos dugi kota]
(Neng,Aa sudah sampai kota)
Hanya ada centang dua abu-abu, itu tanda nya sang istri pasti sudah terlelap.Akhirnya Alby membersihkan diri ke kamar mandi yang Asep maksud. Tadi Alby tak sempat solat magrib dan isya di jalan.Maka dari itu, ia bermaksud untuk mengqodo dan menjamak solatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 261 Episodes
Comments
andi hastutty
kayanya nanti majikan cinta ma supirnya yah ?
2024-02-14
1
Hanipah Fitri
ceritanya enak dibaca
2022-12-12
0