Aku bangun di sepertiga malam.Kulirik ponsel yang ada di atas meja.Ada pesan dari A Alby.Mengabarkan jika dia sudah sampai.
Ingin rasanya aku menghubungi suamiku,tapi aku takut dia sedang tidur di tengah malam seperti ini.Lebih baik aku menunggu usai subuh nanti.
Aku mendirikan dua rakaat ku di sepertiga malam terakhir ini.Ku panjatkan doa untuk kebaikan keluarga ku.
Setelah bermanja-manja pada sang khalik, aku pun melanjutkan solat subuh.Lampu kamar emak pun sudah menyala,artinya beliau juga sudah bangun.
Aku melanjutkan aktivitas ku di dapur, memasak air panas dan juga menanak nasi. Sepi!Itu yang kurasakan setelah semalam tidur sendiri.Ponsel sengaja ku kantongi di kantong daster ku.Berharap a Alby segera menghubungi ku.
Aku mulai meracik bahan masakan yang ada di kulkas.Hanya ada kangkung yang ku petik di atas kolam kami.Dan sisanya ada tahu tempe yang memang sudah ku ungkep kemarin.
Emak belum keluar dari kamar nya,akhirnya aku pun menghampirinya.
Tok...tok...
"Mak,emak udah bangun?"
"Tos Neng!",sahut Mak lirih.
"Teh nya mau Bia bawa ke kamar ngga Mak?"
"Ngga usah neng,nanti Mak keluar kok!", sahutnya lagi dari dalam.
Aku tak bisa memaksa Mak,jadi aku kembali ke dapur.Aku duduk sambil menikmati teh panas ku.Baru saja duduk,ponsel ku berdering.Ada nama suamiku tertera di ponselku.Senyumku pun merekah.
[Assalamualaikum A!]
Entah rasanya aku bahagia sekali seperti orang yang sedang kasmaran.
[Walaikumsalam neng?]
[Aa, aku kangen]
Pasti suara ku terdengar manja di telinga A Alby.
[Hehehe sama, Aa juga kangen neng.Padahal baru semalem ngga tidur sebelah neng]
Aku tersipu malu meski hanya kalimat sederhana yang keluar dari bibir suamiku.Iya, kami memang melakukan video call untuk sekedar mengurangi kerinduan kami.
[Mak belum bangun neng?]
[Udah A,tapi katanya nanti aja keluar nya]
[Eum...titip Mak ya neng!]
[Iya A.Dari kemarin ngomong gitu terus.Eh... ngomong-ngomong Aa teh udah ketemu sama calon majikan Aa belum?]
Aku masih belum fasih berbahasa Sunda meski sudah lama tinggal di kampung.
[Nanti neng,di anterin sama kang Asep. Sekarang kang asep masih tidur.Lagian majikan Aa rumahnya di depan majikan kang Asep persis]
[Alhamdulillah,deket atuh sama kang Asep ya]
[Muhun neng]
Selang berapa menit kemudian Asep bangun dan menyapaku.
[Aa Alby tos dugi dengan selamat ya neng]
Kang Asep muncul di ponselku sambil tersenyum.
[Muhun kang.Nitip ya kang,kalo macem-macem bilang sama Bia]
A Alby dan kang Asep terkekeh.
[Ya udah neng,Aa mau mandi dulu ya]
[Iya A,nanti kabarin Bia lagi ya?!]
[Nya heeuh atuh neng.Assalamu'alaikum]
[Walaikumsalam]
Panggilan video pun berakhir, bersamaan pula Mak yang keluar dari kamarnya.
"Mak,Aa tadi telpon."
"Terus kumaha?Tos gawe?", tanya emak duduk di bangku depan ku.
"Belum Mak, baru mau di anterin sama kang Asep.Rumah majikannya depan-depanan sama majikan kang Asep"
"Oh...syukur atuh kalo Deket mah",ujar Mak sambil meminum teh hangat nya.
"Oh iya Mak, hari ini Bia mau ke kantor pos ya Mak.Mau bayar listrik dulu,Mak mau nitip apa?",tanyaku.
"Ngga ada neng.Emak mah makan masakan kamu udah cukup."
"Barangkali Mak mau beli buah apa gitu? Sekalian lewat pasar kan Mak?"
"Buah naon ya neng?",tanya Mak padaku.
"Mak pengen nya apa?"
"Terserah neng aja,Mak mah nurut!"
"Mak mah gitu, Bia kan bingung Mak.Takut nya Mak ngga suka sama yang bia beli."
"Di bilang apa pun yang neng kasih,Mak mah mau asal bukan racun hehehehe..."
"Mak ih.....!",sahutku.
"Udah...mending masak gih.Mau masak apa emang nya neng?"
"Kemarin metik kangkung, tahu tempe udah bia ungkep tinggal goreng."
"Lauk asin euweh?"
"Aya atuh Mak.Lauk asin juga?"
Mak mengangguk.
"Siap Mak!",kataku sambil bersiap untuk mengolah masakan ku.
.
.
"Mak,Bia berangkat dulu ya!",pamitku.
"Ya udah hati-hati."
"Emak juga,ngga usah ngapa-ngapain lho. Diem aja nonton tipi!",pesanku.
"Heuh! Mak mau nonton sinetron Ind*siar. Tuh...yang suka berebut harta sama rebutan laki!Suka geregetan Mak tuh!",kata Mak.
"Hehehe Mak....kalo geregetan mah jangan di tonton atuh!"
"Habisnya mau nonton apa?Gosip?Mak ga suka."
"Ya udah atuh terserah Mak aja! Bia jalan ya, assalamualaikum!", pamitku lagi.
"Walaikumsalam."
Aku pun menyalakan sepeda motor ku.Tak lupa ku kenakan helem.Meski hanya berkeliling di daerah kampung,tetap dong pake helem demi keselamatan bukan karena takut polisi.
Di perempatan kampung, ada tetangga yang sepertinya juga akan ke arah yang sama dengan ku.
"Teh, arek ka mana?",tanyaku pada seorang perempuan yang berjalan dengan menggunakan pakaian rapi.
"Eh neng Bia?Arek ka kantor pos neng,bayar listrik!", sahut teh Iin.
"Oh...sama atuh,ayo bareng aja!",ajakku.
"ya udah atuh teteh nebeng!",teh Iin langsung naik ke motorku.
Perjalanan ke kantor pos memakan waktu sekitar dua puluh lima menit menggunakan motor.
"Kalo tadi ngga sama saya, teteh ke kantor pos mau jalan kaki?",tanyaku.
"Iya atuh, pan teteh ngga bisa naik motor heheh!"
"Eum...lain kalo bareng aja sama Bia, teh!", tawarku.
"Heuh!", sahut teh Iin singkat.
Tak terasa kami sudah sampai di kantor pos. Kami pun mengantri untuk membayar tagihan listrik kami.
"Bia, teteh mau ke saudara teteh. Ngga pulang bareng ya?", kata teh Iin.
"Ya udah teh ngga apa. Bia juga mau mampir pasar, mau stok lauk asin hehehe."
"Hehehe sekalian jalan ya neng!",canda Iin.
"Muhun teh!",kataku sambil tersenyum.
Aku pun duduk di sepeda motor ku. Dan ponsel ku berdering.Ada nama suamiku memanggil.
[Assalamu'alaikum,di mana neng?]
[Walaikumsalam,beres bayar listrik A.]
[Oh...ini,Aa baru mau ketemu sama calon majikan Aa.Doain ya biar lancar]
[Iya,Bia doain semoga semua lancar terus Aa juga betah di sana]
[Tapi aa kangen tahu!]
[Mulai...???]
[Heheheh...biar Aa ga grogi neng.Kasih semangat atuh]
[Semangat suamiku!Aku mendukung mu!]
Suaraku memancing perhatian orang di sekitar ku.Membuat ku malu dan cengengesan sendiri meskipun mereka pasti memaklumi pejuang LDR seperti kami.
[Hehehe makasih Bia ku sayang]
Alby tak kalah semangat.
[Ya udah A,jangan lupa bismillah.Ingat, ada istri dan Emak yang menunggumu di rumah]
[Tentu aa ingat selalu neng.Ya udah ya, Aa mau ke rumah depan dulu.Assalamualaikum]
[Walaikumsalam]
Panggilan kami pun berakhir.Aku pun bersiap memakai helm lagi.Tapi lagi-lagi ponsel ku berdering, kali ini dari ibuku yang ada di Jawa sana.Sebenarnya aku malas mengangkat panggilannya tapi sepertinya tak sopan sekali.Sampai akhirnya dering ponsel ku berhenti. Tapi setelah nya ada chat masuk, dari ibuku.
[Neng, bapak sudah balikin sertifikat tanah dan sawah kamu ya.Jadi bapak udah ngga punya hutang lagi.Sertifikat nya ibu titip ke Le Sarman]
Aku hanya membaca sekilas tanpa membalasnya.
Huft!Sebenarnya aku sudah tak mau ambil pusing.Sawah dan tanah peninggalan ayah ku cukup lumayan dan terakhir di pinjam bapak tiriku untuk mencalonkan diri jadi lurah di kampung ku.Meski saat tak meminta persetujuan ku.Dari situ,hubungan ku dengan ibuku menjauh.Bukan karena harta itu,tapi sikap ibuku yang semaunya tanpa meminta ijin padaku.Meski sekarang mereka mengembalikan nya lagi padaku.Masih cukup jelas di ingatan ku,tiga bulan usai ayahku tiada ibu ku langsung menikah dengan bapak tiriku.Meski sudah bertahun-tahun,aku masih saja mengingat jika hal itu sangat menyakitkan hatiku.
Masih dengan keruwetan soal ibuku, Le Sarman juga mengirimkannya pesan padaku. Berita yang sama,sertifikat tanah dan sawah sudah di tangan nya.Adik kandung bapakku satu-satunya yang sangat menyayangi ku bahkan dia yang menjadi wali nikah ku saat itu. Pernikahan sederhana,tanpa pesta!
Aku hanya membalas pesan dari le Sarman. Aku memintanya untuk menyimpan sertifikat itu.
Kembali ke rutinitas ku lagi, usai dari kantor pos aku menuju ke pasar untuk membeli stok ikan asin dan beberapa sayuran yang tidak ada di rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 261 Episodes
Comments
andi hastutty
blom ada konflik
2024-02-14
0
Hanipah Fitri
bagus
2022-12-12
0