Nara

Nara

Jilid 1

"Huhuhu..." suara tangisan yang menghiasi ruang kamar seorang gadis, anak perdana menteri Wang yang bernama Wang Xi Yue.

'Berisik sekali!' umpat Nara kesal dalam hati yang merasa terganggu dengan suara isak tangis ditelinganya.

Di sisi lain, ada seorang tabib yang sedang sibuk mengelap keringat dinginnya yang terus mengalir dikeningnya. Tabib tersebut tampak ketakutan karena gagal mengobati Xi Yue. Sebelumnya ia sudah di ancam akan di nonaktifkan statusnya sebagai tabib ternama apabila ia tidak dapat menyembuhkan putri seorang perdana menteri yang cukup ternama di negaranya. Ancaman tersebut berhasil membuat sang tabib harus bertanggung jawab atas apa yang sudah disepakati sebelumnya.

"Hamba sudah berusaha, tuan besar," kata sih tabib dengan nada bergetar. "Tapi... Nyawa putri tuan..." ia tidak berani melanjutkan kalimat berikutnya.

Dengan kedua mata terbuka lebar dan emosi yang sudah terpancing, tuan Rong Zhi mencengkeram pakaian sih tabib dengan erat.

"Apa kau bilang? Apa yang terjadi dengan putriku?" tanyanya dengan nada tinggi dan wajah memerah.

"I...itu..itu..." tiba-tiba tabib jadi gagap.

"Cepat katakan dengan jelas!" bentak tuan Rong Zhi.

Suasana ricuh ini membuat beberapa orang ketakutan, tapi turut mengundang perhatian beberapa orang yang penasaran ikutan masuk kedalam. Salah satu dari mereka adalah istri kedua tuan Rong Zhi, nyonya Meili.

"Tuan, ada apa?" tanya nyonya Meili yang baru tiba dengan dayang pribadinya. "Tuan, tolong redakan emosimu! Tidak baik kalau kamu marah-marah seperti ini," katanya sembari membujuk suaminya.

"Lihat apa kamu?" tanya tuan Rong Zhi pada sang tabib yang sempat menengok ke arah nyonya Meili seraya minta bantuan agar dapat meredakan emosi tuan Rong Zhi.

"A... Ampun, tuan! Ha...hamba...sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi nyawa putri tuan tidak tertolong lagi," jawab sang tabib dengan takut.

"Kamu bilang apa? Ucapkan sekali lagi!" seru tuan Rong Zhi tak percaya apa yang didengarnya.

"Putri tuan sudah meninggal," tegas sang tabib.

"Apa? Tidak mungkin putriku meninggal begitu saja. Ini pasti ulah kamu yang tidak becus mengobatinya!" tuduh tuan Rong Zhi pada tabib.

"Tuan, sudahlah! Jangan menyalahkan tabib lagi! Ini sudah takdir Yue-er (nama panggilan dari Xi Yue)," kata istri pertamanya, nyonya Su Shi.

Nyonya Su Shi berusaha melerai suaminya agar melepaskan tabib tadi yang tidak bersalah itu. Walaupun ia sendiri masih berat menerima kenyataan, tapi ia sebagai seorang ibu harus berusaha tegar.

Setelah berhasil dilerai, tuan Rong Zhi akhirnya melepaskan tabib itu. Nyonya Su Shi langsung bersujud dengan rasa penyesalannya disebelah ranjang putri tunggalnya sambil menangis meratapi putrinya yang sudah tiada.

"Tabib Song (nama sang tabib), mulai hari ini aku akan melaporkan tindakanmu yang semena-mena sehingga menyebabkan putriku Yue-er meninggal dunia pada kaisar agar usahamu dan profesimu segera dicabut dan..." ucap tuan Rong Zhi penuh dendam. "Kamu akan diungsikan di kota terlarang agar kamu hidup susah disana," lanjutnya dengan nada dingin.

Tabib Song langsung bersujud mohon pengampunan pada tuan Rong Zhi.

"Ampuni hamba, tuan! Hamba bersumpah tidak ada niat jahat pada keluarga ini, termasuk pada putri tuan. Kasihanilah istri dan anak-anak hamba yang masih kecil-kecil! Kalau kami pindah kesana, itu sama saja kami mengantar nyawa kami disana," keluhnya sambil menangis memelas diberi pengampunan.

'Kenapa mereka berisik sekali?' batin Nara makin kesal karena tidurnya terusik.

Karena sudah tidak tahan lagi, Nara bangun dari tidurnya. Ia langsung terduduk diam di atas kasurnya. Semua orang terkejut dibuatnya. Mereka mundur menjauh dari Nara. Ada yang ketakutan, hingga berlari keluar. Ada juga yang bersembunyi dibalik pilar-pilar sambil mengintip. Tuan Rong Zhi juga terkejut hingga kedua bola matanya hampir keluar. Hanya satu orang yang bertahan pada posisinya. Ia tidak takut sama sekali, melainkan ada senyum haru terpancar dari wajahnya. Siapa lagi kalau bukan nyonya Su Shi, ibu kandung sih pemilik tubuh asli yang ditempati oleh Nara sekarang.

"Kenapa kalian sangat ribut? Ganggu tidurku saja!" dumel Nara pada orang-orang disekitarnya.

'Eh.. Ini dimana? Kenapa orang-orang disini memakai baju kuno?' batinnya bertanya-tanya keheranan saat mengamati sekelilingnya. 'Aku juga kenapa berpakaian seperti ini?' Ia melihat pakaian tertutup yang dikenakannya. 'Apa aku sedang bermimpi?'

'Pok! Pok! Pok! Pok!' suara tepukkan ringan yang ia lakukan saat menampar wajahnya sendiri.

'Sakit!' Ia merasakan kesakitan dari tindakannya itu. 'Berarti ini bukan mimpi, tapi aku berada di dimensi alam lain.'

Nyonya Su Shi bangun dan beralih duduk disamping putrinya. Ia menyeka air matanya sendiri dengan sapu tangannya yang selalu ia bawa kemana-mana.

"Yue-er, kamu sudah bangun? Apa ada bagian tubuhmu yang kesakitan?" tanya nyonya Su Shi khawatir sambil memeriksa keadaan putrinya.

"Kamu, siapa?" tanya Nara menatap tajam pada nyonya Su Shi.

Semua orang yang berada disana tercengang dengan pertanyaan Nara, bahkan nyonya Su Shi dibuatnya terdiam.

"Kenapa kamu diam saja? Cepat periksa putriku!" suruh tuan Rong Zhi yang paling sadar diantara lainnya pada sang tabib.

"Baik, tuan!" jawab tabib Song dengan cekatan bangun dari sujudnya.

Nyonya Su Shi memberi ruang pada sang tabib untuk memeriksa putrinya.

"Nona muda, hamba ingin meminjam tangan kiri nona sebentar," ucapnya sopan pada Nara.

Tanpa berkata apapun, Nara menyetujui permintaannya dan menyerahkan tangannya untuk diperiksa.

'Apa yang sedang dia lakukan? Apa dia sedang mengecek kesehatanku dengan cara kuno?' batin Nara yang memperhatikan kegiatan tabib tersebut.

Dengan memeriksa urat nadi pada pergelangan tangan Nara, tabib dengan teliti merasakan setiap denyutan-denyutan yang bergetar. Tidak lupa juga ia melihat dengan jelas kedua bola mata Nara sebagai alhir pemeriksaannya.

"Lapor tuan besar, nyonya besar, hamba sudah memeriksanya! Nona muda sudah dalam keadaan stabil. Arti kata, bahwa nona muda telah melewati masa kritisnya dan sembuh total dari penyakit-penyakit yang telah dideritanya sebelumnya," lapor sang tabib dari hasil pemeriksaannya.

Mendengar laporan dari tabib Song, banyak yang tidak percaya dan terheran-heran. Pikir mereka kebanyakan, bagaimana bisa orang yang sudah hampir mati dan berpenyakitan sejak kecil dapat sembih begitu saja?

"Kamu tidak main-main kan dengan ucapanmu?" tanya tuan Rong Zhi dengan tatapan tajamnya.

"Hamba tidak berani, tuan," jawabnya sambil bersujud menunduk ketakutan didepan tuan Rong Zhi. "Ini juga menyangkut nyawa nona muda, mana mungkin saya bohong."

"Tapi kenapa dia tampak seperti orang asing? Dia seperti sedang hilang ingatan," protes nyonya Meili saat menanggapi sikap Nara tadi.

Sang tabib juga merasa heran, tapi ia juga harus menemukan cara agar dapat terbebas dari ini semua.

Terpopuler

Comments

dita18

dita18

baru mampir thoorrr

2023-10-16

0

Hasan

Hasan

titip sendal🤭🤭

2023-05-19

0

IndraAsya

IndraAsya

👣👣👣 Jejak 💪💪💪😘😘😘

2022-09-01

3

lihat semua
Episodes
1 Jilid 1
2 jilid 2
3 jilid 3
4 jilid 4
5 jilid 5
6 jilid 6
7 jilid 7
8 jilid 8
9 jilid 9
10 jilid 10
11 jilid 11
12 jilid 12
13 jilid 13
14 jilid 14
15 jilid 15
16 jilid 16
17 jilid 17
18 jilid 18
19 jilid 19
20 jilid 20
21 jilid 21
22 jilid 22
23 jilid 23
24 jilid 24
25 jilid 25
26 jilid 26
27 jilid 27
28 jilid 28
29 jilid 29
30 jilid 30
31 jilid 31
32 jilid 32
33 jilid 33
34 jilid 34
35 jilid 35
36 jilid 36
37 jilid 37
38 jilid 38
39 jilid 39
40 jilid 40
41 jilid 41
42 jilid 42
43 jilid 43
44 jilid 44
45 jilid 45
46 jilid 46
47 jilid 47
48 jilid 48
49 jilid 49
50 jilid 50
51 jilid 51
52 jilid 52
53 jilid 53
54 jilid 54
55 jilid 55
56 jilid 56
57 jilid 57
58 jilid 58
59 jilid 59
60 jilid 60
61 jilid 61
62 jilid 62
63 jilid 63
64 jilid 64
65 jilid 65
66 jilid 66
67 jilid 67
68 jilid 68
69 jilid 69
70 jilid 70
71 jilid 71
72 jilid 72
73 jilid 73
74 jilid 74
75 jilid 75
76 jilid 76
77 jilid 77
78 jilid 78
79 jilid 79
80 jilid 80
81 jilid 81
82 jilid 82
83 jilid 83
84 jilid 84
85 jilid 85
86 jilid 86
87 jilid 87
88 jilid 88
89 jilid 89
90 jilid 90
91 jilid 91
92 jilid 92
93 jilid 93
94 jilid 94
95 jilid 95
96 jilid 96
97 jilid 97
98 jilid 98
99 jilid 99
100 jilid 100
101 jilid 101
102 jilid 102
103 jilid 103
104 jilid 104
105 jilid 105
106 jilid 106.
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Jilid 1
2
jilid 2
3
jilid 3
4
jilid 4
5
jilid 5
6
jilid 6
7
jilid 7
8
jilid 8
9
jilid 9
10
jilid 10
11
jilid 11
12
jilid 12
13
jilid 13
14
jilid 14
15
jilid 15
16
jilid 16
17
jilid 17
18
jilid 18
19
jilid 19
20
jilid 20
21
jilid 21
22
jilid 22
23
jilid 23
24
jilid 24
25
jilid 25
26
jilid 26
27
jilid 27
28
jilid 28
29
jilid 29
30
jilid 30
31
jilid 31
32
jilid 32
33
jilid 33
34
jilid 34
35
jilid 35
36
jilid 36
37
jilid 37
38
jilid 38
39
jilid 39
40
jilid 40
41
jilid 41
42
jilid 42
43
jilid 43
44
jilid 44
45
jilid 45
46
jilid 46
47
jilid 47
48
jilid 48
49
jilid 49
50
jilid 50
51
jilid 51
52
jilid 52
53
jilid 53
54
jilid 54
55
jilid 55
56
jilid 56
57
jilid 57
58
jilid 58
59
jilid 59
60
jilid 60
61
jilid 61
62
jilid 62
63
jilid 63
64
jilid 64
65
jilid 65
66
jilid 66
67
jilid 67
68
jilid 68
69
jilid 69
70
jilid 70
71
jilid 71
72
jilid 72
73
jilid 73
74
jilid 74
75
jilid 75
76
jilid 76
77
jilid 77
78
jilid 78
79
jilid 79
80
jilid 80
81
jilid 81
82
jilid 82
83
jilid 83
84
jilid 84
85
jilid 85
86
jilid 86
87
jilid 87
88
jilid 88
89
jilid 89
90
jilid 90
91
jilid 91
92
jilid 92
93
jilid 93
94
jilid 94
95
jilid 95
96
jilid 96
97
jilid 97
98
jilid 98
99
jilid 99
100
jilid 100
101
jilid 101
102
jilid 102
103
jilid 103
104
jilid 104
105
jilid 105
106
jilid 106.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!