jilid 2

Sang tabib juga merasa heran, tapi ia juga harus menemukan cara agar dapat terbebas dari ini semua.

"Izinkan hamba menjawab!" kata tabib Song yang masih mempertahankan posisi sujudnya. "Nona muda telah sembuh total. Ia juga tidak akan menderita lagi, hanya saja efek sampingnya yang harus ia terima adalah kehilangan ingatannya. Mengenai ini, hamba hanya bisa menjelaskan sampai disini, karena hamba sendiri baru pertama kali menemui kasus seperti ini," jelas tabib Song.

"Dasar kamu tidak becus!" maki tuan Rong Zhi pada sang tabib.

"Sudahlah, tuan!" kata nyonya Su Shi yang memegang lengan tangan suaminya seraya menenangkannya.

"Diam semua!" teriak Nara yang mendapat perhatian banyak orang disekitarnya.

"Yue-er!" panggil tuan Rong Zhi refleks.

"Kenapa kalian menindasnya?" tanya Nara saat melihat sang tabib yang diperlakukan tidak adil. "Apa kalian tidak bisa dengar dia bilang kalau aku sudah baik-baik saja?"

"Yue-er, kenapa kamu bicara seperti itu?" protes nyonya Su Shi.

"Kenapa aku tidak boleh bicara? Apa ada yang salah dengan kata-kataku tadi?"

"Yue-er, kami adalah orang tua kandungmu. Kami hanya ingin yang terbaik untukmu. Oleh karena itu, ayah memintanya agar lebih bertanggung jawab mengobatimu," timpal tuan Rong Zhi.

"Ckck!" Nara senyum menyeringai.

Nara mengibaskan selimutnya ke samping yang sedari tadi menutup tubuhnya. Kemudian, ia berdiri di hadapan semua orang.

"Lepaskan dia! Aku sudah tidak apa-apa. Kalian bisa lihat sendiri!" seru Nara tegas.

Tuan Rong Zhi menatap nyonya Su Shi dengan wajah bingungnya. Ia tidak menyangka kalau putrinya bisa bicara seperti itu dihadapannya.

"Tabib Song, kamu boleh pergi sekarang!" suruh nyonya Su Shi. "Upahmu akan kami bayar nanti lewat orang suruhan kami."

"Terima kasih, nyonya besar, tuan besar. Hamba tidak akan lupakan budi kebajikan nyonya dan tuan besar," ucap sang tabib penuh syukur sambil memberi hormat dan menunduk 30° pada tuan Rong Zhi, kedua istri tuan Rong Zhi, dan Nara.

Tanpa berlama-lama, tabib Song membawa kota perkakasnya segera meninggalkan kediaman perdana menteri Wang. Ia merasa lega karena ia baru saja terbebas dari ancaman yang hampir membuat mata pencahariannya hilang.

"Yue-er, jaga sikap dan bicaramu!" tegas tuan Rong Zhi.

"Tuan, sabar sedikit! Yue-er baru sembuh," kata nyonya Su Shi mengingatkan.

"Yue-er, bibi sangat senang kamu baik-baik saja," kata nyonya Meili datang menghampiri Nara dengan senyum manisnya.

'Kenapa dengannya? Senyumnya terlihat aneh,' batin Nara saat melihat bibinya itu.

"Yue-erku, cepat duduk sini!" ajak nyonya Meili sambil menggandeng lengan tangan Nara agar duduk disebelahnya, di sebuah kursi kayu yang ada di ruangan itu.

Tidak mau ketinggalan, nyonya Su Shi juga ikut bergabung dengan mereka. Setelah mereka bertiga duduk, tuan Rong Zhi pun menyusul.

"Kalian semua, keluarlah dulu!" suruh tuan Rong Zhi pada seluruh bawahannya.

"Yue-er, apa ada sesuatu yang menganggu pikiranmu?" tanya nyonya Meili perhatian.

"Tidak ada," jawab Nara singkat.

Nara memperhatikan lagi seisi ruangan. Ia melihat banyak ornamen kuno estentik pada setiap furniture disekitarnya.

'Masa iya aku ada di zaman ini? Lalu orang-orang ini, siapa? Apa mereka adalah keluarga dari pemilik tubuh ini?' Nara memperhatikan wajah tiga orang asing yang kini berada dihadapannya.

"Yue-er, apakah kamu tidak bisa mengingat kami?" tanya nyonya Meili lagi.

Nara berdiri dari tempat duduknya. Ia tidak menjawab pertanyaan dari nyonya Meili. Ia mencari sebuah cermin untuk melihat penampakkan dirinya yang sekarang. Setelah berjalan ke meja rias, ia menemukan sebuah cermin bulat agak kekuningan. Disanalah, ia nampak jelas wajahnya yang baru.

'Wajah ini sangat polos, pucat, dan badannya terlalu kurus. Hanya sisa tulang belulang,' batinnya sambil mengomentari si pemilik tubuh ini.

"Yue-er, bibi kedua sedang bertanya, kenapa tidak dijawab?" tanya tuan Rong Zhi dengan nada tidak sabaran.

Nara langsung menengok ke arah pemilik suara. Ia juga menampakkan wajah tidak sukanya, karena tuan Rong Zhi mendesaknya.

"Maaf, aku tidak ingat siapa kalian!" ucapnya tiba-tiba dengan gaya angkuhnya.

Tuan Rong Zhi langsung berdiri dari tempat duduknya. Matanya menatal tajam ke Nara.

"Sabar, tuan! Yue-er kita baru sembuh dan bukankah tabib Song sudah memberitahu kita kalau Yue-er telah hilang ingatan karena efek kesembuhan dari penyakitnya?" Nyonya Su Shi berusaha membujuk suaminya agar tidak marah pada putri mereka.

"Hm..." hela tuan Rong Zhi yang akhirnya harus terpaksa sabar. "Yue-er, aku adalah ayah kandungmu. Namaku Wang Rong Zhi, seorang perdana menteri kesehatan ternama di negara ini," katanya sambil memperkenalkan dirinya. "Wanita disamping kiriku ini adalah ibu kandungmu, namanya Lim Su Shi. Sedangkan yang disebelah kananku ini adalah bibi keduamu yang bernama Xu Meili," lanjutnya sambil memperkenalkan kedua istrinya.

*Wang Rong Zhi (ayah kandung Yue-er)

*Lim Su Shi (ibu kandung Yue-er)

*Xu Meili (istri kedua tuan Rong Zhi atau bibi kedua)

"Baiklah! Aku akan mengingat kalian mulai sekarang. Jadi...tadi kalian memanggilku Yue-er. Apa itu namaku?"

"Iya, tentu saja, nak. Itu adalah nama panggilan kesayangan kami untukmu," jawab nyonya Su Shi dengan nada lembut ciri khasnya.

"Tapi aku tidak menyukai nama itu."

"Apa? Kau..." tuan Rong Zhi menahan amarahnya lagi, tapi langsung dibujuk oleh nyonya Su Shi.

"Maaf membuat ayah dan ibu kecewa! Aku tidak menyukai nama yang kalian berikan, karena nama itu hampir membuatku kehilangan nyawaku. Mulai sekarang, aku ingin dipanggil Nara!" pintanya.

"Tidak bisa! Nama yang kami berikan sebelumnya adalah nama dari langit. Tidak bisa seenak kamu ingin merubahnya begitu saja," protes tuan Rong Zhi.

"Oooo...jadi ayahku ingin melihat putrinya mati untuk kedua kalinya?" tanyanya dengan nada mengancam.

"Lancang!" seru tuan Rong Zhi dengan nada tinggi.

"Tuan, tidak ada salahnya dia berganti nama. Aku rasa, apa yang dia ucapkan adalah benar. Kadang kala, kita tidak tahu apakah nama kita akan cocok dengan nasib kita atau tidak. Buktinya Yue-er telah mengalami penderitaannya sejak kecil dan belum lagi ia telah melewati masa kritisnya. Benar bukan, kakak?" bela nyonya Meili dan ia berharap dapat dukungan dari nyonya Su Shi.

"A... Aku.." kata nyonya Su Shi bingung mengambil keputusan.

Nara tersenyum. "Ibu!" panggilnya pada nyonya Su Shi.

"Ya, nak!" jawab nyonya Su Shi.

"Apa ibu juga tidak bersedia mengganti namaku? Apa ibu sama seperti ayah yang hanya suka dengan namaku sebelumnya yang membawa kesialan itu?"

"Jaga ucapanmu!" bentak nyonya Su Shi. "Kamu tidak boleh bicara sembarang!" larangnya lagi.

Terpopuler

Comments

adie_izzati

adie_izzati

hmmm...awal awal sda nga suka dgn watak mc... sombong dan berlagak angkuh...

2023-10-23

0

dita18

dita18

masih nyimak

2023-10-16

0

lihat semua
Episodes
1 Jilid 1
2 jilid 2
3 jilid 3
4 jilid 4
5 jilid 5
6 jilid 6
7 jilid 7
8 jilid 8
9 jilid 9
10 jilid 10
11 jilid 11
12 jilid 12
13 jilid 13
14 jilid 14
15 jilid 15
16 jilid 16
17 jilid 17
18 jilid 18
19 jilid 19
20 jilid 20
21 jilid 21
22 jilid 22
23 jilid 23
24 jilid 24
25 jilid 25
26 jilid 26
27 jilid 27
28 jilid 28
29 jilid 29
30 jilid 30
31 jilid 31
32 jilid 32
33 jilid 33
34 jilid 34
35 jilid 35
36 jilid 36
37 jilid 37
38 jilid 38
39 jilid 39
40 jilid 40
41 jilid 41
42 jilid 42
43 jilid 43
44 jilid 44
45 jilid 45
46 jilid 46
47 jilid 47
48 jilid 48
49 jilid 49
50 jilid 50
51 jilid 51
52 jilid 52
53 jilid 53
54 jilid 54
55 jilid 55
56 jilid 56
57 jilid 57
58 jilid 58
59 jilid 59
60 jilid 60
61 jilid 61
62 jilid 62
63 jilid 63
64 jilid 64
65 jilid 65
66 jilid 66
67 jilid 67
68 jilid 68
69 jilid 69
70 jilid 70
71 jilid 71
72 jilid 72
73 jilid 73
74 jilid 74
75 jilid 75
76 jilid 76
77 jilid 77
78 jilid 78
79 jilid 79
80 jilid 80
81 jilid 81
82 jilid 82
83 jilid 83
84 jilid 84
85 jilid 85
86 jilid 86
87 jilid 87
88 jilid 88
89 jilid 89
90 jilid 90
91 jilid 91
92 jilid 92
93 jilid 93
94 jilid 94
95 jilid 95
96 jilid 96
97 jilid 97
98 jilid 98
99 jilid 99
100 jilid 100
101 jilid 101
102 jilid 102
103 jilid 103
104 jilid 104
105 jilid 105
106 jilid 106.
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Jilid 1
2
jilid 2
3
jilid 3
4
jilid 4
5
jilid 5
6
jilid 6
7
jilid 7
8
jilid 8
9
jilid 9
10
jilid 10
11
jilid 11
12
jilid 12
13
jilid 13
14
jilid 14
15
jilid 15
16
jilid 16
17
jilid 17
18
jilid 18
19
jilid 19
20
jilid 20
21
jilid 21
22
jilid 22
23
jilid 23
24
jilid 24
25
jilid 25
26
jilid 26
27
jilid 27
28
jilid 28
29
jilid 29
30
jilid 30
31
jilid 31
32
jilid 32
33
jilid 33
34
jilid 34
35
jilid 35
36
jilid 36
37
jilid 37
38
jilid 38
39
jilid 39
40
jilid 40
41
jilid 41
42
jilid 42
43
jilid 43
44
jilid 44
45
jilid 45
46
jilid 46
47
jilid 47
48
jilid 48
49
jilid 49
50
jilid 50
51
jilid 51
52
jilid 52
53
jilid 53
54
jilid 54
55
jilid 55
56
jilid 56
57
jilid 57
58
jilid 58
59
jilid 59
60
jilid 60
61
jilid 61
62
jilid 62
63
jilid 63
64
jilid 64
65
jilid 65
66
jilid 66
67
jilid 67
68
jilid 68
69
jilid 69
70
jilid 70
71
jilid 71
72
jilid 72
73
jilid 73
74
jilid 74
75
jilid 75
76
jilid 76
77
jilid 77
78
jilid 78
79
jilid 79
80
jilid 80
81
jilid 81
82
jilid 82
83
jilid 83
84
jilid 84
85
jilid 85
86
jilid 86
87
jilid 87
88
jilid 88
89
jilid 89
90
jilid 90
91
jilid 91
92
jilid 92
93
jilid 93
94
jilid 94
95
jilid 95
96
jilid 96
97
jilid 97
98
jilid 98
99
jilid 99
100
jilid 100
101
jilid 101
102
jilid 102
103
jilid 103
104
jilid 104
105
jilid 105
106
jilid 106.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!