"Ckckckck!" Nara tersenyum tipis dengan ulah para saudarinya tadi sambil melepaskan tangan Yun Xiang.
"Aku akan melaporkan pada ayah. Awas kamu, Xi Yue!" ancamnya.
"Dasar! Berapa umurmu? Sikapku masih kekanak-kanakkan. Cih!" ejek Nara.
"Apa kau bilang? Jangan mentang-mentang kamu hilang ingatan, kamu berani padaku! Kau itu cuma seorang gadis jelek yang menyedihkan!" balas Yun Xiang mengejek Nara sambil berjalan mengitari Nara perlahan dan menatapnya sinis. "Belum lagi... aku sangat kasihan padamu. Selain berpenyakitan, siapa yang mau menikahimu sekarang? Kau pikir, Lu You tunanganmu itu mau denganmu?"
Yun Xiang sudah puas mengejek Nara. Ia berdiri berhadapan dengan Nara sambil berkacak pinggang seolah-olah sedang menunjukkan kehebatannya yang harus ditakuti oleh Nara.
'Gadis ini benar-benar memuakkan,' umpat Nara dalam hati.
Dengan bosannya melihat tingkah laku Yun Xiang, Nara pura-pura tidak melihatnya. Ia bahkan memutar bola matanya ke segala arah.
"Heh, ku peringatkan padamu agar segera menyerah saja pada Lu You! Karena yang berhak mendampinginya, cuma aku seorang," ucap Yun Xiang bangga.
"Jangan terlalu percaya diri kamu, Yun Xiang! Belum tentu kakak Lu You mau denganmu," sela Shiya tidak terima ucapan Yun Xiang barusan.
"Dia pasti lebih memilihku daripada gadis-gadis lainnya, karena aku lebih cantik dan menarik," katanya yakin. "Tidak seperti kalian yang memalukan," lanjutnya mengejek kedua saudari tirinya.
"Yun Xiang, kamu yang memalukan! Bisa-bisanya kamu berkata seperti itu," kata Shiya tak terima sambil mendorong tubuh Yun Xiang hingga hampir terjatuh.
Perdebatan kecil itu jadi sebuah pertengkaran. Yun Xiang yang tidak terima dengan sikap Shiya, ia akhirnya mendorong balik tubuh Shiya hingga terjatuh. Hal ini tentunya jadi tontonan menarik bagi Nara dan Ji Cheng.
"Sudah! Sudah!" pinta Li Xun seraya melerai keduanya agar menyudahi pertengkaran ini.
Tanpa sepengetahuan mereka, tuan Rong Zhi yang tengah jalan-jalan dengan ketiga istrinya telah melewati jalan ke arah gajebo yang akhirnya melihat pertengkaran antar kedua putri mereka.
"Yun Xiang! Shiya! Li Xun!" panggil tuan Rong Zhi dari kejauhan.
Mereka bertiga terkejut dengan kehadiran tuan Rong Zhi dan para ibunya.
"Ayah!" seru Ji Cheng berlari kecil menghampiri tuan Rong Zhi.
"Ji Cheng, pelan-pelan, nak! Nanti kamu terjatuh," kata nyonya Rui memperingatkan putra bungsunya itu.
"Ayah, lihat apa yang kak Yun Xiang lakukan padaku!" kata Ji Cheng mengadu sambil memperlihatkan bekas jeweran yang membuat telinganya merah padam.
"Kenapa dengan telingamu?" tanya tuan Rong Zhi.
Nyonya Rui yang penasaran, akhirnya ia melihat kondisi putra kesayangannya itu. Betapa terkejutnya ia, saat melihat telinga Ji Cheng merah bengkak dan ada goresan-goresan kecil pada daun telinganya.
"Yun Xiang, apa yang telah kau lakukan sehingga telinga Ji Cheng sampai merah begini?"
"Ibu, putra kesayangan ibu sangat nakal. Jadi aku sebagai kakanya, hanya memberinya sedikit pelajaran agar dia menjadi anak yang patuh. Bukankah itu hal yang wajar?"
"Kamu cukup memperingatinya saja, tidak usah sampai membuat telinganya cidera."
"Ibu, andai ibu lihat tadi, dia itu sangat susah dikasih tahu," kata Yun Xiang sambil menatap sini ke Ji Cheng.
"Ibu, lihat! Kakak mau merudungku lagi," adu Ji Cheng pada nyonya Rui dengan nada merengek.
"Ji Cheng, kakakmu berniat baik ingin mengajarimu jadi anak baik. Kelak, kau harus patuh pada kakak ya agar tidak terjadi hal seperti ini lagi!" kata nyonya Rui memperingati Ji Cheng.
Di pihak lain, Yun Xiang tersenyum puas karena merasa dia menang dan mendapat pembelaan dari ibunya.
"Ji Cheng, patuhlah dengan saudara saudari tetuamu!" timpal tuan Rong Zhi yang ikut memperingati Ji Cheng.
"Kenapa kalian membelanya? Jelas-jelas, dia yang salah. Dia telah membicarakan kak Xi Yue dibelakang dan dia juga senang kalau kak Xi Yue dihukum oleh ayah. Aku hanya tidak tahan dia menjelek-jelekkan kak Xi Yue, makanya aku memperingatinya. Tapi dia malah marah dan menarik telingaku dengan kuat," jelas Ji Cheng penuh emosi.
"Bohong! Dia memfitnahku, ayah. Aku tidak mungkin menjelek-jelekkan kak Xi Yue, apalagi membicarakannya dibelakang," elak Yun Xiang. "Ayah, kau harus percaya padaku. Ji Cheng tadi bicara tidak sopan padaku, makanya aku menjewer telinganya. Benar kan kak Li Xun?" Yun Xiang mencari pembelaan dari pihak lain.
"Sudah! Sudah! Tidak perlu diributkan lagi. Kamu Yun Xiang, sebagai kakak jangan mendidik adikmu terlalu keras! Sekarang yang ingin ayah tanyakan, kenapa kamu bertengkar dengan Shiya?" tanya tuan Rong Zhi yang penasaran dengan kedua putrinya.
"Ayah, aku tadi tidak sengaja menampar Shiya," akunya sambil merangkul manja lengan tangan tuan Rong Zhi.
"Kenapa kau lakukan itu?"
"Itu karena kak Xi Yue!" tuduhnya sambil menunjuk pada Nara yang sedari tadi memperhatikan sandiwaranya.
"Xi Yue?" tanya tuan Rong Zhi sambil melirik ke arah Nara.
"Iya, ayah. Kak Xi Yue ikut campur saat aku sedang menghukum Ji Cheng. Lalu... aku bilang pada kakak kalau kak Lu You akan segera membatalkan pertunangannya dengan kakak. Jadi kak Xi Yue marah dan hampir mau memukulku. Karena aku tidak mau dipukul olehnya, aku segera membalas dengan ingin menamparnya. Tapi... yang kena malah Shiya. Aku benar-benar tidak sengaja. Shiya juga jadi ikut-ikutan merudungku hingga akhirnya kami bertengkar," jelas Yun Xiang panjang lebar.
'Dasar gadis rubah!' umpat Nara dalam hati.
'Rasakan kau, Xi Yue! Aku mau lihat sendiri, hukuman apa nanti yang akan ayah berikan padamu. Hahaha..' batin Yun Xiang senang.
"Ayah, kak Yun Xiang berbohong!" seru Ji Cheng tak terima Nara disudutkan oleh kakaknya sendiri.
"Masalah ini, ayah akan sidak di ruang belajar. Sekarang lebih baik kita berkumpul disana!" tegas tuan Rong Zhi pada semua anak-anaknya.
Di ruang belajar
Tuan Rong Zhi duduk di kursi khususnya dibagian atas ditemani oleh ketiga istrinya disamping kanan kirinya. Sedangkan anak-anaknya ada di bawah sedang berdiam diri pada posisinya masing-masing.
"Mengenai masalah tadi yang menimbulkan pertengkaran antara Yun Xiang dan Shiya, apa Li Xun tau kejadian sebenarnya?" selidik tuan Rong Zhi.
"Ayah, itu sebenarnya hanya masalah kecil saja. Namun mereka telah menganggapnya serius hingga pertengkaran ini terjadi. Menurut ananda, lebih baik masalah ini cukup sampai disini dan berikan mereka kesempatan untuk berdamai kembali. Bagaimanapun juga kita adalah saudara sedarah, jadi tidak perlu dianggap serius," jawab Li Xun bijak.
"Ayah setuju dengan ucapan Li Xun. Ayah harap, kalian bisa sama-sama menjaga kerukunan antar saudara."
"Ayah, ini tidak adil," timpal Nara yang tiba-tiba bersuara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Hasan
titip sendal thor🤭🤭
2023-05-19
0