jilid 4

"Ckckckck!" Nara tersenyum tipis dengan ulah para saudarinya tadi sambil melepaskan tangan Yun Xiang.

"Aku akan melaporkan pada ayah. Awas kamu, Xi Yue!" ancamnya.

"Dasar! Berapa umurmu? Sikapku masih kekanak-kanakkan. Cih!" ejek Nara.

"Apa kau bilang? Jangan mentang-mentang kamu hilang ingatan, kamu berani padaku! Kau itu cuma seorang gadis jelek yang menyedihkan!" balas Yun Xiang mengejek Nara sambil berjalan mengitari Nara perlahan dan menatapnya sinis. "Belum lagi... aku sangat kasihan padamu. Selain berpenyakitan, siapa yang mau menikahimu sekarang? Kau pikir, Lu You tunanganmu itu mau denganmu?"

Yun Xiang sudah puas mengejek Nara. Ia berdiri berhadapan dengan Nara sambil berkacak pinggang seolah-olah sedang menunjukkan kehebatannya yang harus ditakuti oleh Nara.

'Gadis ini benar-benar memuakkan,' umpat Nara dalam hati.

Dengan bosannya melihat tingkah laku Yun Xiang, Nara pura-pura tidak melihatnya. Ia bahkan memutar bola matanya ke segala arah.

"Heh, ku peringatkan padamu agar segera menyerah saja pada Lu You! Karena yang berhak mendampinginya, cuma aku seorang," ucap Yun Xiang bangga.

"Jangan terlalu percaya diri kamu, Yun Xiang! Belum tentu kakak Lu You mau denganmu," sela Shiya tidak terima ucapan Yun Xiang barusan.

"Dia pasti lebih memilihku daripada gadis-gadis lainnya, karena aku lebih cantik dan menarik," katanya yakin. "Tidak seperti kalian yang memalukan," lanjutnya mengejek kedua saudari tirinya.

"Yun Xiang, kamu yang memalukan! Bisa-bisanya kamu berkata seperti itu," kata Shiya tak terima sambil mendorong tubuh Yun Xiang hingga hampir terjatuh.

Perdebatan kecil itu jadi sebuah pertengkaran. Yun Xiang yang tidak terima dengan sikap Shiya, ia akhirnya mendorong balik tubuh Shiya hingga terjatuh. Hal ini tentunya jadi tontonan menarik bagi Nara dan Ji Cheng.

"Sudah! Sudah!" pinta Li Xun seraya melerai keduanya agar menyudahi pertengkaran ini.

Tanpa sepengetahuan mereka, tuan Rong Zhi yang tengah jalan-jalan dengan ketiga istrinya telah melewati jalan ke arah gajebo yang akhirnya melihat pertengkaran antar kedua putri mereka.

"Yun Xiang! Shiya! Li Xun!" panggil tuan Rong Zhi dari kejauhan.

Mereka bertiga terkejut dengan kehadiran tuan Rong Zhi dan para ibunya.

"Ayah!" seru Ji Cheng berlari kecil menghampiri tuan Rong Zhi.

"Ji Cheng, pelan-pelan, nak! Nanti kamu terjatuh," kata nyonya Rui memperingatkan putra bungsunya itu.

"Ayah, lihat apa yang kak Yun Xiang lakukan padaku!" kata Ji Cheng mengadu sambil memperlihatkan bekas jeweran yang membuat telinganya merah padam.

"Kenapa dengan telingamu?" tanya tuan Rong Zhi.

Nyonya Rui yang penasaran, akhirnya ia melihat kondisi putra kesayangannya itu. Betapa terkejutnya ia, saat melihat telinga Ji Cheng merah bengkak dan ada goresan-goresan kecil pada daun telinganya.

"Yun Xiang, apa yang telah kau lakukan sehingga telinga Ji Cheng sampai merah begini?"

"Ibu, putra kesayangan ibu sangat nakal. Jadi aku sebagai kakanya, hanya memberinya sedikit pelajaran agar dia menjadi anak yang patuh. Bukankah itu hal yang wajar?"

"Kamu cukup memperingatinya saja, tidak usah sampai membuat telinganya cidera."

"Ibu, andai ibu lihat tadi, dia itu sangat susah dikasih tahu," kata Yun Xiang sambil menatap sini ke Ji Cheng.

"Ibu, lihat! Kakak mau merudungku lagi," adu Ji Cheng pada nyonya Rui dengan nada merengek.

"Ji Cheng, kakakmu berniat baik ingin mengajarimu jadi anak baik. Kelak, kau harus patuh pada kakak ya agar tidak terjadi hal seperti ini lagi!" kata nyonya Rui memperingati Ji Cheng.

Di pihak lain, Yun Xiang tersenyum puas karena merasa dia menang dan mendapat pembelaan dari ibunya.

"Ji Cheng, patuhlah dengan saudara saudari tetuamu!" timpal tuan Rong Zhi yang ikut memperingati Ji Cheng.

"Kenapa kalian membelanya? Jelas-jelas, dia yang salah. Dia telah membicarakan kak Xi Yue dibelakang dan dia juga senang kalau kak Xi Yue dihukum oleh ayah. Aku hanya tidak tahan dia menjelek-jelekkan kak Xi Yue, makanya aku memperingatinya. Tapi dia malah marah dan menarik telingaku dengan kuat," jelas Ji Cheng penuh emosi.

"Bohong! Dia memfitnahku, ayah. Aku tidak mungkin menjelek-jelekkan kak Xi Yue, apalagi membicarakannya dibelakang," elak Yun Xiang. "Ayah, kau harus percaya padaku. Ji Cheng tadi bicara tidak sopan padaku, makanya aku menjewer telinganya. Benar kan kak Li Xun?" Yun Xiang mencari pembelaan dari pihak lain.

"Sudah! Sudah! Tidak perlu diributkan lagi. Kamu Yun Xiang, sebagai kakak jangan mendidik adikmu terlalu keras! Sekarang yang ingin ayah tanyakan, kenapa kamu bertengkar dengan Shiya?" tanya tuan Rong Zhi yang penasaran dengan kedua putrinya.

"Ayah, aku tadi tidak sengaja menampar Shiya," akunya sambil merangkul manja lengan tangan tuan Rong Zhi.

"Kenapa kau lakukan itu?"

"Itu karena kak Xi Yue!" tuduhnya sambil menunjuk pada Nara yang sedari tadi memperhatikan sandiwaranya.

"Xi Yue?" tanya tuan Rong Zhi sambil melirik ke arah Nara.

"Iya, ayah. Kak Xi Yue ikut campur saat aku sedang menghukum Ji Cheng. Lalu... aku bilang pada kakak kalau kak Lu You akan segera membatalkan pertunangannya dengan kakak. Jadi kak Xi Yue marah dan hampir mau memukulku. Karena aku tidak mau dipukul olehnya, aku segera membalas dengan ingin menamparnya. Tapi... yang kena malah Shiya. Aku benar-benar tidak sengaja. Shiya juga jadi ikut-ikutan merudungku hingga akhirnya kami bertengkar," jelas Yun Xiang panjang lebar.

'Dasar gadis rubah!' umpat Nara dalam hati.

'Rasakan kau, Xi Yue! Aku mau lihat sendiri, hukuman apa nanti yang akan ayah berikan padamu. Hahaha..' batin Yun Xiang senang.

"Ayah, kak Yun Xiang berbohong!" seru Ji Cheng tak terima Nara disudutkan oleh kakaknya sendiri.

"Masalah ini, ayah akan sidak di ruang belajar. Sekarang lebih baik kita berkumpul disana!" tegas tuan Rong Zhi pada semua anak-anaknya.

Di ruang belajar

Tuan Rong Zhi duduk di kursi khususnya dibagian atas ditemani oleh ketiga istrinya disamping kanan kirinya. Sedangkan anak-anaknya ada di bawah sedang berdiam diri pada posisinya masing-masing.

"Mengenai masalah tadi yang menimbulkan pertengkaran antara Yun Xiang dan Shiya, apa Li Xun tau kejadian sebenarnya?" selidik tuan Rong Zhi.

"Ayah, itu sebenarnya hanya masalah kecil saja. Namun mereka telah menganggapnya serius hingga pertengkaran ini terjadi. Menurut ananda, lebih baik masalah ini cukup sampai disini dan berikan mereka kesempatan untuk berdamai kembali. Bagaimanapun juga kita adalah saudara sedarah, jadi tidak perlu dianggap serius," jawab Li Xun bijak.

"Ayah setuju dengan ucapan Li Xun. Ayah harap, kalian bisa sama-sama menjaga kerukunan antar saudara."

"Ayah, ini tidak adil," timpal Nara yang tiba-tiba bersuara.

Terpopuler

Comments

Hasan

Hasan

titip sendal thor🤭🤭

2023-05-19

0

lihat semua
Episodes
1 Jilid 1
2 jilid 2
3 jilid 3
4 jilid 4
5 jilid 5
6 jilid 6
7 jilid 7
8 jilid 8
9 jilid 9
10 jilid 10
11 jilid 11
12 jilid 12
13 jilid 13
14 jilid 14
15 jilid 15
16 jilid 16
17 jilid 17
18 jilid 18
19 jilid 19
20 jilid 20
21 jilid 21
22 jilid 22
23 jilid 23
24 jilid 24
25 jilid 25
26 jilid 26
27 jilid 27
28 jilid 28
29 jilid 29
30 jilid 30
31 jilid 31
32 jilid 32
33 jilid 33
34 jilid 34
35 jilid 35
36 jilid 36
37 jilid 37
38 jilid 38
39 jilid 39
40 jilid 40
41 jilid 41
42 jilid 42
43 jilid 43
44 jilid 44
45 jilid 45
46 jilid 46
47 jilid 47
48 jilid 48
49 jilid 49
50 jilid 50
51 jilid 51
52 jilid 52
53 jilid 53
54 jilid 54
55 jilid 55
56 jilid 56
57 jilid 57
58 jilid 58
59 jilid 59
60 jilid 60
61 jilid 61
62 jilid 62
63 jilid 63
64 jilid 64
65 jilid 65
66 jilid 66
67 jilid 67
68 jilid 68
69 jilid 69
70 jilid 70
71 jilid 71
72 jilid 72
73 jilid 73
74 jilid 74
75 jilid 75
76 jilid 76
77 jilid 77
78 jilid 78
79 jilid 79
80 jilid 80
81 jilid 81
82 jilid 82
83 jilid 83
84 jilid 84
85 jilid 85
86 jilid 86
87 jilid 87
88 jilid 88
89 jilid 89
90 jilid 90
91 jilid 91
92 jilid 92
93 jilid 93
94 jilid 94
95 jilid 95
96 jilid 96
97 jilid 97
98 jilid 98
99 jilid 99
100 jilid 100
101 jilid 101
102 jilid 102
103 jilid 103
104 jilid 104
105 jilid 105
106 jilid 106.
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Jilid 1
2
jilid 2
3
jilid 3
4
jilid 4
5
jilid 5
6
jilid 6
7
jilid 7
8
jilid 8
9
jilid 9
10
jilid 10
11
jilid 11
12
jilid 12
13
jilid 13
14
jilid 14
15
jilid 15
16
jilid 16
17
jilid 17
18
jilid 18
19
jilid 19
20
jilid 20
21
jilid 21
22
jilid 22
23
jilid 23
24
jilid 24
25
jilid 25
26
jilid 26
27
jilid 27
28
jilid 28
29
jilid 29
30
jilid 30
31
jilid 31
32
jilid 32
33
jilid 33
34
jilid 34
35
jilid 35
36
jilid 36
37
jilid 37
38
jilid 38
39
jilid 39
40
jilid 40
41
jilid 41
42
jilid 42
43
jilid 43
44
jilid 44
45
jilid 45
46
jilid 46
47
jilid 47
48
jilid 48
49
jilid 49
50
jilid 50
51
jilid 51
52
jilid 52
53
jilid 53
54
jilid 54
55
jilid 55
56
jilid 56
57
jilid 57
58
jilid 58
59
jilid 59
60
jilid 60
61
jilid 61
62
jilid 62
63
jilid 63
64
jilid 64
65
jilid 65
66
jilid 66
67
jilid 67
68
jilid 68
69
jilid 69
70
jilid 70
71
jilid 71
72
jilid 72
73
jilid 73
74
jilid 74
75
jilid 75
76
jilid 76
77
jilid 77
78
jilid 78
79
jilid 79
80
jilid 80
81
jilid 81
82
jilid 82
83
jilid 83
84
jilid 84
85
jilid 85
86
jilid 86
87
jilid 87
88
jilid 88
89
jilid 89
90
jilid 90
91
jilid 91
92
jilid 92
93
jilid 93
94
jilid 94
95
jilid 95
96
jilid 96
97
jilid 97
98
jilid 98
99
jilid 99
100
jilid 100
101
jilid 101
102
jilid 102
103
jilid 103
104
jilid 104
105
jilid 105
106
jilid 106.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!