jilid 3

"Jaga ucapanmu!" bentak nyonya Su Shi. "Kamu tidak boleh bicara sembarang!" larangnya lagi.

"Hahahaha..." tawa Nara yang membuat mereka bingung. "Kalian berdua... Apakah benar adalah orang tua kandungku?" tanyanya memandang sepeleh kedua orang tuanya.

"Yue-er, kamu kenapa bisa seperti ini? Kamu berbeda dengan Yue-erku yang dulu," protes nyonya Su Shi.

"Tentu saja aku berbeda. Aku bukan Yue-er kalian yang dulu lagi, tapi sekarang... aku adalah Nara," ucapnya congak. "Aku tidak akan menuruti perintah siapapun bagi yang tidak memanggilku Nara," lanjutnya bersikukuh.

"Yue..." Nyonya Meili hampir saja keceplosan. "Nara!" Akhirnya ia terpaksa menyebut nama asing itu. "Nara, kamu harus memberikan mereka waktu untuk berpikir sejenak, karena masalah nama keluarga ini tidak boleh main-main. Apalagi ayahmu adalah seorang terkemuka. Apa kata orang-orang diluar sana, kalau saja kamu ganti nama terang-terangan seperti ini?"

"Apa peduli orang-orang diluar sana? Apa mereka dapat membantu kalian saat sedang kesulitan? Apa mereka yang membayar kalian? Apa mereka juga yang menjamin kehidupan kalian sampai sekarang ini?"

"Tentu saja, bukan," jawab nyonya Meili.

"Kalau bukan mereka, untuk apa berpikir terlalu jauh tentang sebuah nama? Aku masih bisa memakai marga ayahlu didepan namaku dan aku hanya mengganti nama belakangnya saja. Kenapa dipersulit?"

"Bagus! Bagus!" puji tuan Rong Zhi sambil tersenyum lebar hingga membuat nyonya Su Shi tidak nyaman, karena ia takut anaknya disakiti. "Setelah aku dengar semua ucapanmu, aku akan menyutujui tentang pergantian namamu."

Kedua istri tuan Rong Zhi terkejut mendegar keputusan suami mereka. Bagaimana bisa seorang yang keras kepala melebihi batu, bisa menyetujui permintaan seorang anak kecil seperti Yue-er? Mereka tercengang bercampur dengan rasa takut didalam hati mereka, karena suami mereka kadang lain dihati lain dimulut.

"Benarkah?" tanya Nara memastikan dan segera diberikan anggukkan kecil sebanyak dua kali oleh tuan Rong Zhi.

"Tuan, anda tidak main-main dengan ucapanmu, kan?" tanya nyonya Su Shi ikut memastikan.

"Tentu saja aku tidak main-main dengan ucapanku," jawabnya yakin. "Putriku yang sebelumnya sangat lemah, terlalu pendiam, pasif dalam segala hal, tapi semenjak ia bangkit kembali dengan nama barunya, aku dapat melihat sisinya yang banyak kesamaan dengan diriku, yakni sifat keras kepala akan keberaniannya dan kegigihannya," komentar jujur tuan Rong Zhi yang memuji Nara.

Setelah mendengar ucapan tuan Rong Zhi, para istrinya dapat bernafas lega. Pikiran negatif sebelumnya juga sudah sirna. Rasa takut mereka sudah berganti dengan senyuman yang merekah penuh haru.

"Putriku... Nara!" panggil tuan Rong Zhi dengan senyum puas. "Bolehkah ayah memelukmu?"

Tanpa menjawab apapun, Nara mengizinkan ayah Yue-er memeluk dirinya. Mereka berpelukkan di depan kedua istri tuan Rong Zhi yang menjadi saksi awal kebahagiaan Nara di kediaman perdana menteri Wang.

*****

Di sebuah gajebo klasik halaman keluarga Wang..

Mendengar Xi Yue sembuh dan telah hilang ingatan, membuat para saudara-saudari tirinya senang. Mereka berpesta kecil ditemani teh dan beberapa kudapan ringan.

"Shiya, apa kau dengar kalau Xi Yue kemarin dimarahi oleh ayah karena dia berani membangkang?" tanya Li Xun, kakak laki-lakinya.

"Benarkah?" tanya Shiya memastikan kebenaran ucapan kakaknya barusan.

"Tentu saja, benar. Apa kakak pernah membohongimu?"

"Kakakku ini paling baik dan jujur sejagad raya, mana mungkin membohongi adiknya yang cantik ini," kata Shiya yang jago menjilat.

"Entah gimana nasibnya sekarang?" tanya Li Xun dengan senyum menyeringai.

"Matilah dia!" umpat Yun Xiang sambil tersenyum puas membayangi Xi Yue yang sedang dihukum oleh ayah mereka. "Semoga dia kena hukuman yang berat dari ayah!" harapnya.

"Kalian tidak boleh bicara seperti itu pada kak Xi Yue!" kata Ji Cheng yang sudah berani pasang badan bela Xi Yue.

"Heh bocah kecil, aku adalah kakak kandungmu. Kenapa kamu malah membela Xi Yue jelek itu?" protes Yun Xiang sambil berkacak pinggang.

"Karena dia lebih baik daripada kamu," sahut Ji Cheng.

Yun Xiang yang terpancing emosi, akhirnya menjewer telinga Ji Cheng dengan kuat.

"Aw! Aw! Aw! Sakit! Sakit!" kata Ji Cheng sambil menahan rasa sakit pada telinganya yang sudah memerah.

"Hahahaha...." tawa saudara saudari lainnya yang ikut menyaksikan kejadian itu.

"Lepaskan! Cepat, lepaskan!" pinta Ji Cheng yang sudah tidak tahan lagi.

"Siapa suruh kamu lebih membela gadis jelek itu? Rasakan kekuatanku!" kata Yun Xiang tidak mau melepaskan Ji Cheng, malah menambah kekuatannya menarik telinga Ji Cheng hingga hampir menangis.

"Aku akan adukan pada ayah dan ibu, agar kau dihukum," ancam Ji Cheng tengah menahan sakit.

"Coba saja kalau berani! Aku ingin lihat, ucapan siapa yang paling dipercaya oleh ayah dan ibu."

Karena Ji Cheng masih kalah tinggi dari Yun Xiang, ia hanya bisa menginjak salah satu kaki Yun Xiang dengan sekuat tenaga untuk membebaskan diri.

"Aaaaaa.....!!!" teriak Yun Xiang kencang karena kesakitan.

Kini, giliran Yun Xiang yang berjingkrak-jingkrak kesakitan.

"Dasar anak nakal!" umpat Yun Xiang kesal.

"Blek!" ledek Ji Cheng sambil menjulurkan lidahnya seraya meledek Yun Xiang.

"Rasakan ini!" seru Yun Xiang yang hendak menampar Ji Cheng.

Yang lain hanya menjadi penonton saja tanpa mau campur tangan memisahkan kedua kakak beradik itu. Untung saja Nara tiba tepat pada waktunya, sehingga ia dapat menahan tangan Yun Xiang yang hampir mendarat ke wajah Ji Cheng.

"Siapa yang menahanku?" tanya Yun Xiang tidak senang, karena ada seseorang yang menggenggam pergelangan tangannya.

Sontak ekspresi saudara saudari tirinya terkejut saat melihat penampakkan Xi Yue sudah berada diantara mereka.

"Aku," jawab Nara hampir membuat kedua bola mata Yun Xiang keluar.

Yun Xiang berontak agar tangannya segera dilepaskan, tapi Nara malah menambah kekuatannya agar Yun Xiang kesakitan.

"Aw! Aw! Aw!" jerit Yun Xiang kesakitan. "Kamu berani melawanku?" tanyanya dengan nada tinggi.

"Kenapa? Sakit, ya?" tanya Nara dengan senyum menyeringai.

"Kau!" seru Yun Xiang yang akan menampar Nara dengan tangan yang satunya.

Untung saja Nara gerak cepat, sehingga saat tangan Yun Xiang melayang, Nara dapat mengelak dan tidak mengenainya melainkan mengenai yang lain.

'Plak!' suara tamparan keras mengenai wajah Shiya.

Shiya tidak dapat mengelak saat itu. Kini pipinya merah, panas, dan meninggalkan bekas tanda tapak lima jari disana.

"Yun Xiang, kenapa kau menamparku?" protes Shiya sambil memegang bekas tamparan itu.

"Shiya, aku sama sekali tidak berniat menamparmu, tapi dia..." kata Yun Xiang sambil menatap tajam Nara penuh amarah. "Dia yang seharusnya menerima tamparanku."

"Ckckckck!" Nara tersenyum tipis dengan ulah para saudarinya tadi sambil melepaskan tangan Yun Xiang.

Episodes
1 Jilid 1
2 jilid 2
3 jilid 3
4 jilid 4
5 jilid 5
6 jilid 6
7 jilid 7
8 jilid 8
9 jilid 9
10 jilid 10
11 jilid 11
12 jilid 12
13 jilid 13
14 jilid 14
15 jilid 15
16 jilid 16
17 jilid 17
18 jilid 18
19 jilid 19
20 jilid 20
21 jilid 21
22 jilid 22
23 jilid 23
24 jilid 24
25 jilid 25
26 jilid 26
27 jilid 27
28 jilid 28
29 jilid 29
30 jilid 30
31 jilid 31
32 jilid 32
33 jilid 33
34 jilid 34
35 jilid 35
36 jilid 36
37 jilid 37
38 jilid 38
39 jilid 39
40 jilid 40
41 jilid 41
42 jilid 42
43 jilid 43
44 jilid 44
45 jilid 45
46 jilid 46
47 jilid 47
48 jilid 48
49 jilid 49
50 jilid 50
51 jilid 51
52 jilid 52
53 jilid 53
54 jilid 54
55 jilid 55
56 jilid 56
57 jilid 57
58 jilid 58
59 jilid 59
60 jilid 60
61 jilid 61
62 jilid 62
63 jilid 63
64 jilid 64
65 jilid 65
66 jilid 66
67 jilid 67
68 jilid 68
69 jilid 69
70 jilid 70
71 jilid 71
72 jilid 72
73 jilid 73
74 jilid 74
75 jilid 75
76 jilid 76
77 jilid 77
78 jilid 78
79 jilid 79
80 jilid 80
81 jilid 81
82 jilid 82
83 jilid 83
84 jilid 84
85 jilid 85
86 jilid 86
87 jilid 87
88 jilid 88
89 jilid 89
90 jilid 90
91 jilid 91
92 jilid 92
93 jilid 93
94 jilid 94
95 jilid 95
96 jilid 96
97 jilid 97
98 jilid 98
99 jilid 99
100 jilid 100
101 jilid 101
102 jilid 102
103 jilid 103
104 jilid 104
105 jilid 105
106 jilid 106.
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Jilid 1
2
jilid 2
3
jilid 3
4
jilid 4
5
jilid 5
6
jilid 6
7
jilid 7
8
jilid 8
9
jilid 9
10
jilid 10
11
jilid 11
12
jilid 12
13
jilid 13
14
jilid 14
15
jilid 15
16
jilid 16
17
jilid 17
18
jilid 18
19
jilid 19
20
jilid 20
21
jilid 21
22
jilid 22
23
jilid 23
24
jilid 24
25
jilid 25
26
jilid 26
27
jilid 27
28
jilid 28
29
jilid 29
30
jilid 30
31
jilid 31
32
jilid 32
33
jilid 33
34
jilid 34
35
jilid 35
36
jilid 36
37
jilid 37
38
jilid 38
39
jilid 39
40
jilid 40
41
jilid 41
42
jilid 42
43
jilid 43
44
jilid 44
45
jilid 45
46
jilid 46
47
jilid 47
48
jilid 48
49
jilid 49
50
jilid 50
51
jilid 51
52
jilid 52
53
jilid 53
54
jilid 54
55
jilid 55
56
jilid 56
57
jilid 57
58
jilid 58
59
jilid 59
60
jilid 60
61
jilid 61
62
jilid 62
63
jilid 63
64
jilid 64
65
jilid 65
66
jilid 66
67
jilid 67
68
jilid 68
69
jilid 69
70
jilid 70
71
jilid 71
72
jilid 72
73
jilid 73
74
jilid 74
75
jilid 75
76
jilid 76
77
jilid 77
78
jilid 78
79
jilid 79
80
jilid 80
81
jilid 81
82
jilid 82
83
jilid 83
84
jilid 84
85
jilid 85
86
jilid 86
87
jilid 87
88
jilid 88
89
jilid 89
90
jilid 90
91
jilid 91
92
jilid 92
93
jilid 93
94
jilid 94
95
jilid 95
96
jilid 96
97
jilid 97
98
jilid 98
99
jilid 99
100
jilid 100
101
jilid 101
102
jilid 102
103
jilid 103
104
jilid 104
105
jilid 105
106
jilid 106.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!