"Ayah, ini tidak adil," timpal Nara yang tiba-tiba bersuara.
Semuanya tertuju pada Nara.
"Kenapa? Apa kamu bisa memberi alasannya?" tanya nyonya Su Shi.
"Yun Xiang telah memfitnahku, seperti halnya yang Ji Cheng ucapkan tadi kalau Yun Xiang telah berbohong. Walaupun sebelumnya aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi aku hanya melihat seorang anak kecil tengah dirudung oleh kakak perempuannya hingga kesakitan. Anak kecil tersebut membela diri dengan menginjak salah satu kaki Yun Xiang untuk melepaskan diri," jawab Nara awal cerita.
Yun Xiang agak panik, tapi ia mencoba untuk tenang. Tidak hanya dia, Shiya dan Li Xun juga ikutan panik ketika mendengar cerita Nara.
"Karena Yun Xiang tidak terima, ia ingin membalasnya dengan cara menampar wajah Ji Cheng, jadi aku langsung menahannya. Tidak cukup sampai disana, Yun Xiang terlihat sangat menyukai tunanganku yang bernama Lu You. Jadi dia memberiku saran agar aku segera membatalkan saja perjanjian pernikahanku dengan Lu You. Tapi sayangnya tidak hanya Yun Xiang yang menyukai tunanganku, Shiya juga menyukainya. Karena hal inilah, mereka berdua saling dorong mendorong hingga akhirnya bertengkar," lapor Nara.
Tuan Rong Zhi bersama para istrinya terkejut mendengar ucapan Nara.
"Ayah.. A.. aku.." kata Yun Xiang yang belum selesai.
'Brakk!!' suara gebrakkan meja tuan Rong Zhi.
"Yun Xiang, lancang sekali kamu! Ternyata kamu dalang masalah tadi!" sela tuan Rong Zhi murka.
Yun Xiang terdiam. Kali ini, ia tidak berani bersuara. Ji Cheng yang melihat kakak perempuannya dimarahi, ia tampak tersenyum puas.
"Tuan, Yun Xiang belum dewasa. Mohon maafkanlah dia! Aku akan mendidiknya lagi dengan benar," kata nyonya Rui.
"Umurnya sudah 16 tahun. Diusianya ini sudah terbilang dewasa dan sudah siap menikah, tapi kelakuannya masih seperti Ji Cheng. Apa dia tidak malu?" protes tuan Rong Zhi yang masih meluapkan emosinya.
"Ayah, maafkan aku telah bertengkar dengan Shiya! Aku akui, sebelum kak Xi Yue bertunangan dengan kak Lu You, aku sudah menyukainya terlebih dulu. Tapi karena keputusan ayah ingin mereka segera bertunangan, apalah daya diriku yang harus merelakannya," ungkap Yun Xiang minta dikasihani.
"Cih!" Nara tidak tahan mendengarnya.
"Xi Yue, kamu tidak boleh seperti itu. Bagaimanapun juga Yun Xiang telah mengorbankan perasaannya demi kebahagiaanmu," bela nyonya Rui pada putrinya.
"Tapi adik, sikap Yun Xiang terlalu terang-terangan dan tidak menghargai Yue-er. Harusnya Yun Xiang bisa tahan perasaannya jika benar-benar sudah merelakan dengan ikhlas," timpal nyonya Su Shi yang ikutan membela Nara.
"Sudah, cukup!" tegas tuan Rong Zhi. "Ini adalah masalah keluarga. Sangat tidak pantas kalau sampai terdengar keluar. Yun Xiang, tolong diperhatikan lagi sikapmu kedepan! Walaupun sangat menyukai tuan muda Lu, kamu tetap harus jaga harga dirimu sebagai seorang wanita terhormat dan jangan sampai mencoreng nama baik keluarga," pesan tuan Rong Zhi pada Yun Xiang. "Dan kau, Nara.."
"Nara?!"
Beberapa orang yang baru mendengar nama itu tercengang ketika tuan Rong Zhi memanggil Xi Yue dengan nama asing itu.
"Oh ya, aku lupa memberitahu kalian. Xi Yue sekarang sudah berganti nama menjadi Nara. Itu adalah nama barunya yang akan memberinya semangat hidup yang tinggi serta hidup dengan kemakmuran kedepannya," ucap tuan Rong Zhi seraya mendoakan masa depan Nara.
"Terima kasih, ayah," sahut Nara sambil memberi hormat 30° pada tuan Rong Zhi.
"Kebetulan kita sedang membahas masalah perjanjian pernikahan antara kamu dengan tuan muda Lu. Ada yang ingin ayah sampaikan disini. Bahwa dua minggu yang lalu, ayah mendapatkan surat kalau pihak keluarga Lu meminta agar pernjanjian pernikahan kalian dibatalkan. Namun, ayah belum memberikan jawabannya karena pada saat itu kondisi fisikmu masih lemah. Jadi, sekarang sudah waktunya yang tepat. Nara, bagaimana kamu menyingkapinya?"
'Bagus! Sudah kuduga kalau Lu You pasti akan memilihku,' batin Yun Xiang sambil senyum-senyum sendiri.
"Nara, kamu jangan sedih! Ibu doakan, semoga kelak kamu akan dipertemukan dengan seseorang yang dapat menerimamu apa adanya!" harap nyonya Su Shi untuk masa depan putrinya.
"Terima kasih, bu. Tapi aku tidak sedang sedih."
'Sombong sekali,' umpat Yun Xiang pada Nara dalam hati.
"Ayah, ibu, kalian tidak perlu cemas tentang pembatalan perjanjian pernikahan aku dengan tuan muda Lu. Mengenai masalah ini, aku siap untuk tidak melanjutkan perjanjian itu. Harap ayah dan ibu dapat segera memberikan kabar ini pada keluarga Lu agar mereka tidak lama menunggu kepastian dari keluarga kita," kata Nara bijak.
"Baiklah, kalau kamu sudah mengambil keputusan. Ayah bangga padamu yang mau berlapang dada. Masalah hari ini tidak perlu didebatkan lagi. Sesama saudara harus saling mendukung, bukan menjatuhkan. Apa kalian paham?" tanya tuan Rong Zhi pada anak-anaknya.
"Paham, ayah," jawab mereka serentak.
"Kalau begitu, kalian kembali ke urusan kalian masing-masing!"
Setelah rapat keluarga selesai, mereka membubarkan diri. Ji Cheng menghampiri Nara.
"Kakak, apa kamu benar-benar sudah baikkan? Apa kau mengingatku?" tanya Ji Cheng.
"Kamu, siapa? Aku hanya tahu namamu Ji Cheng, karena mereka memanggilmu seperti itu," jawab Nara yang membuat Ji Cheng kecewa.
"Ternyata kau melupakanku," katanya lemas.
Ji Cheng tidak patah semangat. Ia langsung memasang ekspresi wajah cerianya di depan Nara.
"Aku Ji Cheng. Umurku 10 tahun. Aku adalah adik bungsumu dan kamu adalah kakak terbaikku," kata Ji Cheng memperkenalkan diri sambil mengacungkan jempol kanannya pada Nara.
'Anak ini benar-benar menarik,' batin Nara.
"Baiklah, adik! Apa yang kau mau dariku sekarang?"
"Sebenarnya aku ingin bermain layang-layang denganmu, tapi aku harus belajar sastra dulu. Apa kita bisa bermain layang-layang setelah aku belajar nanti?"
"Mmm... tentu. Aku akan menemanimu bermain layang-layang," jawab Nara menyetujui permintaan Ji Cheng.
"Kalau gitu, setelah belajar nanti aku akan menghampiri kakak. Kita akan bermain bersama. Sekarang, aku pergi belajar dulu," pamit Ji Cheng sambil berlari kecil.
Melihat Ji Cheng yang begitu semangat ingin di ajak main bersama, membuat Nara senang. Ia jadi ingat adik laki-lakinya yang seusia Ji Cheng.
'Entah bagaimana kabar Yoel sekarang?' batin Nara yang merindukan sosok adik laki-lakinya.
Di depan pintu, ada Yun Xiang yang sudah menunggu Nara sedari tadi. Ia berdiam diri sambil memperhatikan kukunya. Nara melihatnya, tapi sengaja melewatinya.
"Xi Yue!" panggil Yun Xiang tapi tak dihiraukan Nara.
Karena kesal tidak dihiraukan, Yun Xiang berjalan mendahului Nara dan kemudian menghalangi jalan Nara.
"Aku memanggilmu, kamu tidak dengar?"
"Siapa yang kau panggil?"
"Kamu!"
"Aku?" tanyanya balik sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iya. Kamu, Xi Yue," jawab Yun Xiang dengan angkuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Hasan
wah sodara laknat 1 ini perlu di rendam dlm tong air dah🤣🤣
2023-05-19
0