Let Me Love You

Let Me Love You

Bab 1.

Andin tergesa-gesa berangkat menuju restoran. Hari ini adalah giliran kerja malam untuknya.Biasanya menjelang sore, restoran pasti ramai. Letaknya yang strategis di pusat kota dan tempatnya yang nyaman untuk nongkrong, menjadikan nya tempat makan favorit.

Selain itu, restoran tempat Andin bekerja sering didatangi oleh kelompok mafia dan

para ketua geng.

Seperti malam ini, mereka sedang berpesta antar dua kelompok. Mulanya semua berjalan baik-baik saja. Namun salah satu anggota memicu keributan. Kedua kelompok itu kemudian keluar dan baku hantam di jalanan.

Pemandangan seperti ini sudah kerap kali terjadi, jadi Andin tidak heran dan takut lagi.

"Mereka bertengkar lagi paman??".

"Seperti biasa Din,,, ayo cepat kau bereskan

kekacauan ini".

"Baik paman".

Andin lalu memunguti gelas dan piring yang berserakan di meja dan di bar. Dia kemudian membersihkan tempat yang dipenuhi pecahan gelas. Biasanya setelah kejadian sepeti ini, salah satu anggota geng akan

memberi ganti rugi kepada paman pemilik restoran.

"Kurang ajar,, berani sekali mereka meremehkan mu".

"Kalau kakak mu sampai tahu, habis semua anggota mereka".

"Hei paman,,, kemari bawa kotak obat kesini".

"Andin,,tinggalkan itu dan layani tuan muda disana".

"Dia baru saja pulang dari luar negeri, dia adiknya kakak Jon".

"Baik paman".

Andin kemudian mendatangi meja tempat duduk kedua anggota tersebut. Tangannya terluka parah di telapak dan juga lengan nya.

Kemejanya bahkan sudah berubah warna menjadi merah darah.

"Kenapa tidak di bawa ke rumah sakit saja, lukanya harus dijahit".

Pemuda itu menatap Andin sesaat, kemudian berbicara padanya.

"Kau bisa melakukannya untuk ku??".

"Tapi disini tak ada obat bius dan jarum yang steril, aku takut kau akan kesakitan".

"Aku tak butuh obat bius,, jahit tangan ku sekarang juga".

"Apa kau yakin???".

"Lakukan.....!!!!!! sekarang.....!!!!".

Andin diam dan menyiapkan peralatan seadanya untuk menjahit luka di tangannya.

Dia membuka alkohol dan ditaruh di dalam baskom. Dia lalu membakar jarum yang akan digunakan untuk menjahit.

Andin memandangi wajah pemuda itu, tak sedikitpun rasa sakit nampak di wajahnya.

Dia tetap tenang dan tak bereaksi sama sekali.

Pemuda itu adalah Bramantyo. Dia adik dari ketua geng yang terkuat di kota ini. Dia baru pulang dari Amerika untuk bersekolah. Siapa sangka di kemunculannya yang pertama dia justru dijadikan bulan-bulanan oleh anggota geng yang lain.

Dan akhirnya dia berada di sini. Tangannya dijahit karena lemparan botol dan menghantam kaca mobil dari kelompok kakak

Sam. Mereka mengira Bram hanya pemuda biasa yang akan merebut daerah kekuasaan

di tempat ini.

"Aku sudah menghubungi kakak Jon".

"Dia akan segera kesini bang".

"Kak Jon meminta Abang ke rumah sakit".

"Tak perlu,, sebentar lagi selesai".

"Berikan uang pada gadis ini dan antar aku ke apartemen".

"Lain kali kita buat perhitungan pada mereka".

"Selesai,,,tapi kau tidak boleh banyak bergerak".

"Kalau tidak lukamu tidak akan kering".

"Terima kasih,, aku pergi dulu".

Setelah Bram pergi, Andin membersihkan noda darah dimeja dan memungut uang yang

diberikan oleh lelaki itu.

"Kau sangat pintar Andin,, tak salah paman mempekerjakan mu disini".

"Kasihan sekali dia, kepulangan nya justru disambut dengan luka".

"Iya paman,,, mereka tak kan pernah berubah".

"Tega menyakiti orang hanya demi uang".

Andin kembali meneruskan pekerjaan nya di restoran tersebut. Sudah bertahun-tahun Andin bekerja di sana, jadi dia sudah hafal dengan luka, darah dan kematian. Tak jarang dia pun kadang jadi korban perkelahian diantara geng-geng di sana.

"Paman,, aku belum melihat Andin,, dia sakit hari ini??".

"Dia ada di dalam Toni,, kau mau minum apa?".

"Biar Andin yang melayani ku".

Paman Burhan pemilik restoran ini sudah menganggap Andin sebagai putrinya sendiri.

Andin sangat rajin dan cekatan. Dia juga bukan gadis penakut. Makanya paman cocok sekali dengan Andin.

Pernah suatu ketika Andin terkena lemparan botol dari pelanggan yang mabuk, tapi dia tetap bertahan dan mengusir pemabuk yang membuat onar tersebut, barulah dia mengobati luka di kepalanya.

Jadi kalau hanya tentang pemabuk dan perkelahian, sudah menjadi hal biasa baginya.

"Andin,, Toni menunggumu di depan, ambilkan dia minum".

"Iya paman".

Andin menghampiri meja Toni. Dia bertanya minuman yang ingin dipesannya. Melihat Andin, Toni langsung memegang tangan Andin dan menariknya ke dalam pangkuan Toni.

"Lepaskan aku,, katakan kau pesan apa??".

"Aku ingin memesan mu, bolehkah??".

"Hmmm....langkah i dulu mayat ku baru kau bisa membawaku pergi dari sini".

"Jangan sok jual mahal Andin".

"Ok,,, kalau kau tak ingin pesan, aku pergi".

"Pekerjaan ku masih banyak di dalam".

"Baiklah....aku pesan bir, tapi kau temani aku minum.....oke??".

"Ini pesanan mu, dan minum sendiri, sekarang bukan waktuku untuk bersantai".

"Aku akan membayar gaji mu pada paman, asal kau mau duduk sebentar disini".

"Toni,, jangan ganggu Andin, biarkan dia bekerja".

"Hmmm...dasar pak tua, mengganggu kesenangan orang saja".

Andin meletakkan botol bir dan gelas di meja.

Sesudah itu dia kembali menyelesaikan masakan nya di dalam.

Toni masih saja berharap Andin yang menemani nya minum. Dia mencari-cari wajah gadis pujaan nya itu.

Bramantyo tiba di apartemennya. Baru sekarang dia merasakan nyeri di lengan nya.

"Rico,, tolong kau belikan obat anti nyeri, dan bilang pada kakak ku kalau aku sudah di apartemen".

"Baik boss,, siap meluncur".

Bram terpaksa harus menahan nyeri dan sakit

Dia tidak mau berurusan dengan polisi dan rumah sakit. Apalagi, kelompok kakaknya pasti sudah membalas dendam atas hal ini.

Rico kembali dengan membawa makanan dan obat untuk Bram. Dia segera melayani tuan nya tersebut.

"Besok pagi, bawa gadis itu kemari".

"Aku ingin dia menggantikan perban dan membersihkan lenganku".

"Baik boss".

Rico segera keluar dari kamar dan menunggu di ruang depan. Dia menghubungi kakak Jon dan melaporkan keadaan adiknya. Kakak Jon memerintah kan nya untuk menjaga Bram di apartemen.

"Kalian sudah membuat celaka adik ku".

"Rasakan pembalasan yang ku kirim untuk kalian".

Kelompok geng kakak Sam dibuat babak belur oleh anak buah kak Jon. Dia membalaskan dendam untuk luka adiknya

pagi tadi.Anak buah kak Sam melarikan diri.

Salah satunya bersembunyi di restoran paman Burhan.

"Toni,,, cepat masuk, anak buah kak Jon sedang mencari kita".

"Apa,,, sialan!!".

Toni dan temannya tadi segera menuju dapur milik paman Burhan. Andin yang melihat mereka sampai geleng-geleng kepala.

"Keluarlah Din, katakan kau tak melihat kami dari tadi".

"Cepat bereskan minuman yang di atas meja".

"Salah kalian sendiri,,, berkelahi tidak ada habisnya".

"Jadi malah aku yang dibuat repot".

"Jangan banyak bicara,, cepat kerjakan".

Buru-buru Andin mengambil gelas bekas Toni dan menyembunyikan di belakang. Ketika rombongan kak Jon sampai, mereka mencari ke restoran dan tak menemukan satu orang pun di sana. Mereka lantas pergi meninggalkan restoran.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!