My Lovely Bodyguard
..."Jangan pernah terlalu berharap pada seseorang, karena harapan yang terlalu tinggi hanya akan menyakitkan, saat itu tidak bisa menjadi sebuah kenyataan."...
...By: Rosemarry...
...******...
Marisa mengobrak-abrik seluruh penjuru kamarnya sambil mengomel, "Aduh ... dimana sih tuh ganjel pintu!" serunya dengan nada kesal.
Maria pun menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Adiknya itu, "Woy, Marjan! Lo tuh ngapain sih? Udah kayak setrikaan rusak gitu. Ngalor-ngidul gak jelas!" Maria kesal mendengar Kembarannya itu mengomel sedari tadi.
"Seenak jidat aja kalo ngomong, mau gue kuncir tuh bibir, hah!" serunya, "Enteng banget manggil gue Marjan, emang gue sirup yang booming kalo lebaran doang! Gue tuh lagi nyari ponsel gue Markonah..."
Marisa pun masih terus mencari ponselnya kesana kemari.
"Gue tau ogeb! Tapi nggak usah bikin kamar kita jadi berantakan juga dong!" geramnya, "Liat nih, semvak sama kacamata keramat lo aja udah berserakan sana-sini. Masih aja lo obrak-abrik tuh lemari!" Maria mengangkat segitiga pengaman milik Marisa itu dengan dua ujung jarinya, sambil mencubit hidungnya dengan tangan yang satunya.
Marisa pun memutar jengah bola matanya, "Yaelah, itu bersih kali! Pegangnya gak usah kayak pegang bangkek gitu!"
"Ya tapi kan tetap aja, ini tuh najis mugholadhoh!" Maria pun melemparkan benda itu kembali ke lantai.
"Asem lo! Lo kira semvak gue itu iler doggy apa!" sungutnya dengan bibirnya yang mengerucut.
"Jangan samain semvak lo sama iler doggy, iler dia itu lebih bersih dan steril daripada semvak lo itu!" ejek Maria.
Marisa pun kesal karena bukannya membantu, Maria justru hanya menceramahi dan mengejeknya, "Daripada lo khotbah gak jelas gitu, mending lo bantuin gue cari ponsel gue deh!"
"Idih! Ponsel udah layak masuk museum gitu, masih aja lo cariin? Itu bejekan cobek punya tetangga juga lebih bagus dari pada ponsel jadul lo itu ogeb!"
"Gitu-gitu juga kan aset Markonah! Itu sumber cuan gue, enak aja tuh bibir kalo ngomong!" Marisa menggerutu dengan bibir manyunnya.
"Hillih! Cuan lo yang gak jelas itu? Mending lo cari kerjaan lain yang bener, ogeb!" Maria kesal karena kembarannya itu tak kunjung mencari pekerjaan tetap.
Marisa pun memperlihatkan mata puppy nya, "Iya! Iya! Nanti gue cari kerja deh, tapi bantuin gue dulu..."
"Eh, Marisa Agataha William! Lo inget-inget dulu, dimana terakhir kali lo liat tuh benda antik!" Maria pun melenggang pergi dari kamar yang sudah super duper berantakan, bak bangkai kapal karam itu.
Marisa pun mencoba mengikuti saran Maria, dengan mengingat kembali dimana terakhir kali dia melihat ponselnya.
"Astaga dragon! Gue inget sekarang, ponsel gue pasti ketinggalan di apartemennya si Gea!" Marisa merutuki keteledorannya, sambil menepuk-nepuk pelan kepalanya.
Tanpa pikir panjang, Marisa pun berlari keluar dari rumahnya dengan terburu-buru.
"Woy, Marjan!" seru Maria berusaha memanggil kembarannya itu.
Maria yang melihat kembarannya yang super duper teledor itu keluar dari rumah begitu saja, tanpa memperhatikan penampilannya pun berusaha untuk memanggilnya.
Namun Marisa yang sedang panik itu sudah terlanjur berlari keluar, dan tidak mendengarkan panggilan Maria padanya.
"Hish! Tuh anak sableng apa yak? Awas aja kalo nanti lo salahin gue ya, siapa suruh lo lari udah kaya atlet sprint gitu." Maria pun kembali menonton televisi sambil makan cemilan favoritnya.
Mereka adalah saudara kembar dengan sifat, dan kebiasaan mereka yang berbeda jauh satu sama lainya.
Hanya saja saat mereka bersama, kekonyolan dan sifat kekanakan mereka akan muncul dan membuat mereka tampak tidak pernah akur. Persis seperti karakter kartun Tom&Jerry.
Tapi sebenarnya mereka selalu saling menjaga satu sama lainya karena kini mereka hanya memiliki satu sama lain, tanpa ada orang tua maupun kerabat yang mereka kenal.
Mereka tinggal berdua di rumah mereka itu. Tepatnya setelah ibu mereka yang bernama Yurika Agnesia atau biasa di panggil Yurika William dan ayah mereka, Kenan William meninggal.
Maria bekerja sebagai model majalah, karena penampilannya yang selalu modis dan stylish itu dapat menunjang karirnya. Tapi berbeda dengan Marisa yang cenderung tomboi dan acuh dengan penampilannya.
Ayah dan Ibu kedua saudari kembar itu, meninggal dalam kecelakaan naas yang terjadi beberapa bulan yang lalu.
Karena itu juga, mereka berdua pun harus bisa hidup mandiri dan mencari pekerjaan yang bisa mereka gunakan untuk kelangsungan hidup mereka.
Itu jugalah alasan kenapa Maria menyuruh Marisa untuk mencari pekerjaan tetap, dan bukan hanya menjadi seorang joki game online yang penghasilannya tidak menentu.
Sebenarnya Maria ingin mengajak Marisa masuk ke dunia modeling, tapi Marisa menolak. Karena Marisa adalah tipe wanita tomboi dan tidak tertarik pada dunia modeling dan fashion sama sekali.
Marisa pun berlari keluar dari rumahnya dan menyalakan motor sport hitam kesayangannya itu, lalu melajukannya keluar dari pekarangan rumahnya.
Saking terburu-burunya Marisa untuk menemukan ponselnya itu, bahkan membuatnya tidak sempat memakai helmnya dan berlalu begitu saja.
Di sepanjang jalan banyak mata yang melirik dan menatapnya dengan aneh, namun Marisa tak ingin memikirkan hal yang tidak penting semacam itu.
Yang dia pikirkan saat ini hanyalah ponsel keramatnya yang tertinggal di apartemen Gea.
Sampai di depan gedung apartemen Gea, Marisa pun turun dari motornya dan masuk begitu saja ke dalam gedung apartemen itu.
Pandangan orang-orang di sana masih terus tertuju padanya, seolah ada sesuatu yang membuat mereka tak bisa melepaskan pandangan mereka dari sosok Marisa.
Dia pun masuk ke dalam lift dan menekan tombol menuju lantai paling atas gedung itu, di mana tempat tinggal Gea berada sekaligus tempat Marisa melarikan diri saat sedang ada masalah.
"Nih orang-orang pada kenapa sih? Kenapa mereka liatin gue kayak gitu, apa mereka gak pernah liat cewek secantik gue?" batinnya dengan kepercayaan diri tingkat dewa.
Begitu sampai di depan pintu apartemen Gea, Marisa pun langsung memasukkan kata sandinya. Setelah pintu itu terbuka, Marisa pun segera masuk ke dalam.
Apartemen itu tengah dalam keadaaan kosong, karena si empunya pasti sudah berada di kantor di jam ini.
Dia pun mencari ponselnya di kamar Gea dan akhirnya menemukanya, "Huft! dasar ponsel lucknut! Kenapa pake ketinggalan disini segala sih, nyusahin aja deh lo!" gumamnya.
Setelah keluar dari apartemen Gea dia berjalan menuju lift sambil fokus dengan ponselnya, untuk mengecek satu persatu pesan chat yang masuk di akun game online miliknya.
"Eh si 'RedDevil' kok belum online ya dari kemaren?" batinnya, "Apa mungkin dia lagi sibuk di real lifenya ya?"
Dan karena Marisa tidak memperhatikan jalan. Akhirnya...
BRUK!!
...******...
Bantu like, fav, dan comment ya guys🥰
Yang mau ngasih vote, bunga setaman, atau kopi juga boleh kok, tenang aja! Halal.🤣
Makasih😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
aih seru
2024-02-09
0
Arashi
otw maraton 🤩
2022-11-23
2
Dede Bocil
baru mulai baca aja udah bikin ngakak😂
2022-11-19
2