..."Sebenci-bencinya lo sama gue, sekeras apapun lo berusaha nolak gue, tapi kalo tuhan bilang lo itu jodoh gue, Lo bisa apa?"...
...By: Rosemarry...
...******...
"Aaaaa!"
Maria yang mendengar teriakan kembarannya itu pun, sampai terperanjat kemudian bangun dari tidurnya dan berlari keluar dari kamar.
"Ada apa Marjan! Gempa? Tsunami? Banjir?" tanyanya panik, lengkap dengan muka bantalnya yang kaget.
Sontak saja hal itu pun sukses membuat Marisa terpingkal-pingkal melihat penampilan saudarinya itu.
"Bwahaha... woy Markonah! Ngaca dulu sono lo! Itu jigong lo udah jadi peta afrika gitu di pipi lo! Masih pasang muka panik lagi. Ngabrut gue, ngakak brutal!"
Marisa pun terus tertawa sambil memegangi perutnya, karena saking kocaknya melihat wajah Maria yang menurutnya nggak banget itu.
"Sialan lo! Ini juga gara-gara lo, Marjan! Lo mau bikin warga satu kampung ngumpul disini? Nggak nyadar apa, suara lo itu udah ngalahin kerasnya toa masjid!" geram Maria pada Kembaran durjananya itu.
Namun dia tetap saja mengambil cermin dan membersihkan jigongnya, yang memang sudah jadi peta di kedua pipinya itu.
"Ya maaf, gue cuma lagi seneng aja. Gue dapet email balesan yang nyuruh gue dateng interview besok, Markonah..."
"Cuman itu doang? Jadi cuma gara-gara itu, lo teriak-teriak kayak tarzan wati!?" Maria pun menatap kesal dan setengah tidak percaya, mendengar alasan absurd kembarannya itu.
Karena akibat ulahnya itu, Maria jadi terbangun dari mimpi indahnya tadi dan membuatnya tak bisa menyelesaikan adegan indah yang hampir saja terjadi di mimpinya.
"Yup! Karena gue seneng, lo gak bisa ngamuk-ngamuk lagi karena gue pengangguran!" jelas Marisa sambil menjulurkan lidahnya.
Maria pun memutar jengah bola matanya, "Baru juga di suruh interview, belum pasti di terima juga kan lo? Gitu aja hebohnya udah kayak liat semvak terbang!"
"Bisa nggak sih lo jangan ngejatohin gue sebelum perang gitu, gue pecat juga lo jadi fotocopyan gue!" Marisa pun mengerucutkan bibirnya karena kesal.
"Enak aja! Yang fotocopyan itu lo ya, gue brojol 5 menit lebih awal dari lo!" ribut Maria yang tidak terima di sebut fotocopyan, karena dia lah yang lahir lebih dulu.
"Whatever!" Marisa pun melenggang menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
"Dasar adek minus akhlak!" Maria pun juga melangkahkan kakinya ke kamar mandi sebelah, setelah menyambar handuk miliknya.
Di saat yang sama...
Di dalam ruang kerja Kenzo, Arka nampak tengah sibuk berkutat dengan layar laptopnya namun saat melihat sekilas wajah Kenzo yang tampak kusut, Arka pun jadi sedikit penasaran.
Arka melirik ke arah Kenzo, "Kau kenapa?" tanya Arka yang sangat hafal dengan sikap dan tingkah laku Kenzo.
"Nggak ada, cuma lagi badmood aja!" jawabnya singkat.
Arka pun semakin bingung dengan hal apa yang membuat bosnya itu badmood, "Apa gara-gara masalah Kevin tadi?" tanya Arka menebak.
Kenzo berjalan ke arah sofa, dan menghempaskan tubuhnya untuk berbaring disana, "Ya, ternyata yang di tabrak sama Kevin tadi itu si Bebek Kuning. Cewek yang sudah membuatku jadi badmood hari ini!" jawab Kenzo sambil memejamkan matanya.
"Bebek Kuning? Cewek yang tadi?" tanya Arka dengan wajah yang bingung.
"Ya, tadi dia menabrakku di apartemen, dan dia malah menyumpahiku menikah dengen nenek lampir ngeselin banget kan!? Dan kau sendiri juga lihat kan tadi? Dia pakai kaos dengan gambar tweety segede gaban!"
Arka pun seketika tertawa terpingkal-pingkal mendengar ucapan bosnya itu, sampai-sampai matanya berair.
"Tapi dia lucu kok, imut juga. Lagi pula selama ini belum pernah ada cewek yang berani menyumpahimu kan? Muktar, muka datar. Ku rasa julukan itu cocok untukmu haha..." Arka pun kembali tertawa mengingat kejadian tadi.
Dan akhirnya karena tawanya itu, sebuah bantal sofa pun melayang dan tepat menyapa wajah tampannya.
Bugh!
"Sialan!" umpat Kenzo setelah melemparkan bantal itu pada Arka.
******
Kembali pada Marisa yang sudah selesai dengan ritual mandinya, dan kini tengah bersantai di pulau kapuk pribadinya.
"Yes! Akhirnya besok gue interview juga, kalau gue di terima kan Maria nggak bakalan ngoceh mulu karena gue pengangguran."
Menepuk jidatnya, "Tunggu! Terus besok gue berangkat naik apa dong?! Motor gue kan masih di service!" Marisa pun baru mengingat kalau motornya sedang di service gara-gara kecelakaan tadi pagi.
"Astaga! Lo bodoh banget sih Marisa!" umpatnya sambil menyambar ponselnya yang dia letakkan di atas nakas.
Marisa pun tampak sedang mencari-cari sesuatu yang sangat penting di dalam ponselnya, hingga beberapa saat kemudian dia pun menemukan apa yang di carinya.
"Untung aja Kevin nyimpen nomornya di hp ini." Marisa pun mencoba menekan tombol video call di layar ponselnya.
Drtt... Drtt... Drtt...
Saat ini, Kevin baru saja selesai mandi. Dia berjalan keluar dengan handuk kecil yang melilit di pinggangnya.
Karena mendengar ponselnya yang berbunyi, dia pun menghampiri ponsel yang tadi di letakkannya di atas ranjang. Kemudian dia menekan tombol hijau itu tanpa melihat lebih dulu siapa yang meneleponnya.
"Aaaa!" Marisa pun menjerit sambil menutup kedua matanya dengan satu tangan.
"Astaga Marisa?! Maaf gue kira tadi teman gue yang video call, tunggu bentar gue ganti baju dulu." Kevin pun segera berlari kecil menuju walk in closet, untuk berganti pakaian.
Hingga tak berapa lama kemudian, Kevin pun sudah kembali dan duduk di ranjangnya.
"Marisa? Sampai kapan lo mau nutup mata?" Kevin menahan tawanya saat melihat Marisa yang masih menutupi kedua matanya yang baru saja ternoda, ternoda oleh pemandangan indah ciptaan tuhan tadi.
Marisa pun bertanya lebih dulu sebelum benar-benar membuka matanya, "Emang lo udah pakai baju?"
"Udah, makanya buka mata!" titah Kevin.
Marisa pun menurunkan tangannya, yang tadi dia pakai menutupi matanya.
Marisa pun mengerucutkan bibirnya, "Huft! Lo ngagetin aja sih, mata gue ini jadi ternodai tau!"
"Ternodai? Emangnya gue senajis itu ya?" goda Kevin.
"Bukan gitu! Roti sobek lo itu menggoda iman tau! Untung aja iman gue kuat, hehe..." canda Marisa sambil terkekeh kecil dan membuat Kevin ikut tertawa.
Kevin menyandarkan kepalanya pada head board ranjangnya, "Ada-ada aja sih lo. Btw kenapa lo nelpon gue malam-malam gini, kangen?"
"Astaga gue sampai lupa tujuan gue nelpon lo, gue mau nanyain soal si Tama." Marisa pun menepuk jidatnya yang oleng gara-gara melihat roti sobek Kevin tadi.
"Tama?" Kevin yang mendengarnya pun sedikit bingung, seingatnya dia tidak punya teman yang bernama Tama.
"Iya si Tama 'Hitam Manis' motor gue." Marisa pun hanya nyengir kuda melihat Kevin yang bingung dengan siapa itu Tama.
"Astaga! Lo itu pinter banget ngasih julukan ya Mar, bahkan motor lo juga punya nama yang keren."
"Asal lo tahu aja ya, nama itu tuh cuma buat kedok doang!"
"Kedok?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Bebek kuning, bikin ngakak sih bacanya😂
2022-12-30
1
aline
mencium bau-bau jatuh cinta dari kenzo
2022-10-28
1
aline
apa g ada panggilan yg lebih bgs daripada bebek kuning Ken?
2022-10-28
1