..."Ingat! Jangan pernah membandingkan dirimu sendiri dengan orang lain, karena pada dasarnya semua manusia sudah sempurna sejak mereka dilahirkan ke dunia."...
...By: Rosemarry...
...******...
"Tunggu!" cegah Kevin saat Marisa baru saja memegang gagang pintu.
"Kenapa?" tanya Marisa dengan alis yang bertaut dan dahi yang mengkerut.
"Gue anterin lo pulang, lagian lo mau naik apa? Secara kan motor lo masih di bengkel, terus gue juga yakin lo gak bawa duit kan dari rumah?"
Marisa pun baru ingat kalau dia memang tidak membawa sepeserpun uang saat pergi. Jangankan uang, bahkan dia saja masih memakai baju ala kadarnya dan bergambar tweety pula.
Marisa pun menepuk pelan keningnya, "Astaga dragon! Untung lo ingetin gue, jangankan duit, nih hidung aja kalo gak nempel pasti tadi gue lupa bawa juga!"
"Haha bisa aja sih lo ngelawaknya, ya udah kuy gue anterin lo balik!" Kevin pun langsung menarik tangan Marisa untuk mengikutinya.
"Eh! Eh! Tapi apa nggak ngerepotin lo?" tanya Marisa sambil melirik Kevin yang sedang menggenggam pergelangan tangannya.
"Nggak kok, gue juga lagi nggak ada kerjaan." Jawabnya sambil terus menggenggam tangan Marisa, hingga mereka sampai ke tempat motornya berada.
Brooommm
Mereka pun menaiki motor itu meninggalkan area rumah sakit.
Di sepanjang jalan mereka mengobrol sambil sesekali tertawa karena hal lucu yang mereka bicarakan.
Suara gesekan ban dan rem pun terdengar.
Motor yang mereka kendarai akhirnya sampai di pekarangan rumah Marisa, dan Kevin pun berpamitan pada Marisa karena dirinya harus pergi ke rumah temannya.
"Lo beneran gak mau mampir dulu, Vin?" tanya Marisa memastikan.
Kevin pun menolak tawaran Marisa dengan halus, "Nggak deh lain kali aja, gue mau ke tempat temen dulu ngambil barang."
"Owh gitu? Ok deh, btw sekali lagi makasih ya lo udah mau nganterin gue."
"Sama-sama, nanti gue telfon lo kalo motor lo udah di benerin. Gue pergi dulu ya, bye!" Kevin pun melajukan kembali motornya meninggalkan pekarangan rumah Marisa.
Brooommm...
Marisa pun melangkahkan kakinya dan segera masuk ke dalam rumah.
Klak!
Marisa kaget saat melihat Maria yang sudah berkacak pinggang menunggunya.
"Setan lo!" Marisa pun sampai melompat saking kagetnya.
"Darimana aja lo Marjan! Terus dimana motor lo, hah? Siapa yang tadi nganterin lo, dan ini! Ini! Ini! Lo habis nyusruk ke selokan hah?!" tanya Maria.
Pertanyaan yang begitu membabi buta, karena sedari tadi Maria memang mengintip dari jendela, dan melihat Marisa yang di antar oleh Kevin dengan beberapa luka di tubuhnya.
"Ett dah! Pelan-pelan kali ngomongnya, nyerocos aja lu ngomong gak pake titik koma!" Marisa pun masuk ke dalam rumah dan melewati Maria begitu saja.
Maria pun mengajak Marisa untuk duduk dan menceritakan kronologinya, "Ya udah sini duduk dulu, terus ceritain sama gue!"
Marisa pun bercerita...
"What!? Jadi tadi lo kecelakaan dan cowok itu yang lo tabrak, tapi dia malah nolongin lo gitu? Terus dia masih ngasih lo baju sama ponsel baru dan mau benerin motor lo?!"
Marisa pun mendengarkan Maria yang terus mengoceh tanpa jeda sama sekali, bahkan dirinya pun sampai menguap.
"Ya ampun Marjan... beruntung banget sih lo, kalo gue jadi tuh cowok ogah gue nolongin lo! Yang ada lo gue omelin sampe mampus?." Maria pun berbicara tanpa titik, koma, tanda seru, tanda tanya, dan tanda-tanda baca lainya.
Menutup mulut maria dengan kelima jarinya. "Stop it! Pusing gue dengerin lu ngomong ngga ada jedanya!" seru Marisa.
Maria pun memukul tangan Marisa yang menutup mulutnya hingga terlepas, "Tangan lo bau kemenyan, Bambang! Lagian kan itu jelas-jelas salah lo, tapi tuh cowok masih mau bantuin lo." Maria pun mengambil segelas air putih yang ada di atas meja dan meneguknya.
"Eh Markonah! Bener-bener lo ya, bukanya khawatirin gue yang baru aja kecelakaan lo malah mikirin soal tuh Bronis!" cibir Marisa dengan bibirnya yang mengerucut.
"Bronis?" gumam Maria bingung.
"Berondong manis." Marisa pun cekikikan sambil senyam-senyum, saat mengingat sosok Kevin.
"Diem nggak lo! Ketawa lo itu udah kayak kunti yang hobinya nongki di atas pohon, mau gue semprot pake ini?" goda Maria dengan mengangkat gelas air putih yang baru saja dia minum.
"Mau jadi dukun beranak lo?!" canda Marisa.
"Mana ada dukun beranak nyembur-nyembur ogeb! Yang ada dukun cabul tuh nyembur otak lo biar nggak ngeres mulu!"
"Waah! Songong tuh bibir, mau gue kuncir?" geram Marisa.
"Tapi emang tuh cowok beneran manis? Gue nggak liat jelas tadi mukanya, soalnya kan gue cuma ngintip dari jendela."
Menoyor kepala Maria, "Dasar tukang intip lo! Bintitan baru tau rasa lo nanti, btw lo nggak kerja Markonah? Tumben-tumbenan jam segini masih ngejogrok aja lu di rumah?"
Marisa pun fokus pada ponsel barunya, karena dia harus mendownload kembali aplikasi game onlinenya.
"Jadwal pemotretan gue nanti sore. Ya udah gue mau tidur lagi, masih ngantuk gue. Bye!" Maria pun meninggalkan Marisa dan masuk ke kamarnya.
"Dih! Ngegas mulu kayak knalpot motor kampanye!" celetuk Marisa.
"Huft! gaji gue dari jadi joki emang ga menentu sih... kayaknya bener deh kata si Maria, gue harus cari kerjaan tetap." gumamnya, "Coba cari-cari lowongan kerja deh, siapa tau ada lowongan kerja yang cocok buat gue."
Marisa pun mulai mencari info-info lowongan pekerjaan yang cocok untuknya.
Setelah cukup lama menscrol halaman info lowongan kerja di google, Marisa pun menemukan 1 lowongan kerja yang cocok untuknya dan sesuai juga dari segi gajinya.
"Nah ini dia kerjaan yang cocok buat gue. Syarat-syaratnya pas banget sama gue, mana gajinya juga gede!" Marisa pun mengirim email lamaran kerjanya ke perusahaan itu, tanpa mengecek detail informasi perusahaan itu terlebih dahulu.
Dan dia pun kembali melanjutkan kegiatannya yang tidak lain adalah bermain game online favoritnya.
Marisa pun tampak sesekali mengumpat, tertawa, bersorak dan berdecak karena game yang di mainkannya itu.
Hingga tanpa terasa kantuk pun menyerang dan membuat Marisa tertidur di sofa, dengan ponsel yang masih dia genggam.
Hingga sore hari menjelang dan membuat merasa yang punggungnya pegal akibat bermain game dengan gaya renang, alias tengkurap pun mulai menggeliatkan tubuhnya.
"Hoaaamm... jam berapa nih?" Marisa pun mengulurkan tangannya, untuk meraih ponselnya yang terjatuh ke lantai saat dirinya tertidur.
"Ooh... baru jam 4." Marisa pun mengubah posisinya.
Dia pun duduk dengan bersandar pada sandaran sofa sambil mengecek beberapa notifikasi yang masuk di ponselnya.
"Aaaaaaa!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
YouTrie
Mampir lagi kak Takdir Cinta Rembulan
2022-11-03
0
aline
ijin promo ya thorr...
mampir jg yuk teteh, ke karya pertama aku ' ALGAS'
2022-10-27
1
💞Amie🍂🍃
Perut kembung kalau udah ada dialonya si marissa
2022-10-26
1