..."Terkadang kita harus bisa memaklumi, karena kita tak akan pernah bisa menunjukkan warna hitam maupun putih kehidupan pada seorang yang buta."...
...By: Rosemarry...
...******...
"Muktar?" tanyanya dengan alis yang bertaut.
"Muktar itu bukan nama dia sih... gue kasih nama itu soalnya emang dia Muktar alias muka datar!" jawab Marisa sambil nyengir kuda.
Kevin pun terkekeh, "Ya ampun gue kira Muktar itu temen lo!"
"No! Kalo gue punya temen kayak tuh orang, udah gue sianida dari dulu!" gurau Marisa dengan ekspresi kesal saat mengingat pria tadi.
"Terus kalo dia bukan temen lo, terus siapa? Pacar?" godanya.
Marisa pun menunjukkan wajah ogahnya, "Ogah gue punye pacar kayak dia, amit-amit... jangan sampe!"
"Terus siapa kalo bukan temen, bukan pacar, apa mungkin temen rasa pacar?" Kevin pun terus menggoda Marisa.
"Gue sendiri juga nggak tau dia tuh siapa, tapi tadi gue tabrakan sama dia." gerutunya, "Terus dia malah marah-marah dong, mana dia manggil gue Bebek kuning lagi. Apa coba maksudnya?!" jelas Marisa dengan kesal.
"Oh gitu, btw kenalin dulu nama gue Kevin." Kevin pun mengulurkan tangannya, "Maybe, orang itu ngatain lo kayak gitu karena itu." Kevin pun menunjuk ke arah baju Marisa.
Marisa terkejut saat melihat ke arah yang di tunjuk oleh Kevin, "Astaga dragon! Ternyata dari tadi gue pakai baju ini! Pantas aja dia ngatain gue bebek kuning, ya tuhan... malu banget! Rasanya gue pengen pakai ****** buat nutupin kepala gue yang otaknya nggak seberapa ini!" jeritnya dalam hati.
Karena saat melihat ke arah baju atau lebih tepatnya kaos yang di pakainya, Disana terdapat gambar tweety besar di bagian tengahnya. Begitu juga dengan celana kolor pendek yang di pakainya.
Kevin pun bertanya, "Emangnya lo nggak sadar kalo lo pakai itu pas mau keluar?"
"Huft! tadi tuh gue buru-buru buat ngambil ini." Marisa pun memperlihatkan ponsel yang layarnya sudah retak akibat insiden tadi, "Tapi lo lihat ini? Sekarang semuanya jadi sia-sia, layarnya pecah dan udah nggak bisa di gunain lagi!"
Marisa pun meratapi nasibnya, sambil melihat kondisi ponsel keramatnya yang sudah tidak bisa di pakai itu.
"Wait!" Kevin pun keluar dari ruangan itu untuk menelpon Kakaknya lagi.
Drtt... Drtt... Drtt...
"Apa lagi Kevin?" tanya Kakaknya dengan jengah dari seberang telepon.
"Jangan galak-galak gitu napa kak, cuma mau minta tolong sekalian beliin ponsel baru sama satu set baju wanita." Pinta Kevin sambil nyengir kuda, padahal juga tidak akan terlihat oleh kakaknya dari seberang sana.
"Dasar nyusahin!" dia pun menutup sambungan teleponnya.
"Mimpi apa gue punya Kakak kayak gitu!" Kevin pun kembali ke ruangan Marisa setelah mengantongi ponselnya.
Beberapa saat kemudian, pintu ruangan tempat Marisa dan Kevin berada pun di ketuk oleh seseorang dari luar.
Tok! Tok! Tok!
Kevin pun beranjak dari duduknya dan membukakan pintu.
"Sini masuk kak." Kevin mengajak kakaknya itu untuk masuk ke dalam ruangan Marisa.
Namun mata Marisa pun seketika membelalak, saat melihat sosok yang baru saja masuk ke dalam ruangan rawatnya.
"Lo!? Kamu?!" seru Marisa dan orang yang baru masuk itu, bersamaan.
Kevin pun menatap bingung pada kakaknya dan Marisa bergantian, "Kalian saling kenal? Kak Kenzo, lo kenal sama Marisa?" tanya Kevin pada Kakaknya.
"No!" jawab Kenzo dengan dingin dan ketusnya.
"Hah? Marisa lo kenal sama kakak gue?" Kevin pun gantian bertanya pada Marisa.
Marisa melirik sinis pada Kenzo, "Dia itu orang yang tadi gue ceritain, si Muktar!"
"Muktar? Kau baru saja manggilkuMuktar?!" seru Kenzo dengan geram.
"Iya, Muktar alias muka datar!" Marisa pun menjawab pertanyaan Kenzo dengan menekan ucapannya.
"Bwahaha!" tawa Arka pun pecah saat mendengar Marisa, yang berani memanggil seorang Kenzo dengan julukan Muktar.
"Arka! Cabang perusahaan kita di afrika lagi kekurangan orang, kau mau ku ki—"
Arka pun dengan segera menyalip perkataan Kenzo, "Nggak Ken makasih, aku takut kau akan merindukanku nanti." Canda Arka sembari terkekeh dan membuat Kenzo hanya memutar jengah bola matanya.
"Jadi si Muktar yang lo bilang tadi itu kakak gue? Ya ampun... kenalin ya Marisa, ini kakak gue namanya Kenzo!" Kevin pun memperkenalkan mereka berdua.
"Nggak penting! Kalau aku tahu orang yang kau tabrak itu si Bebek Kuning ini, aku nggak akan datang kesini. Buang-buang waktu!" kesal Kenzo sambil menyodorkan paper bag, berisi ponsel dan baju pesanan Kevin.
Kevin pun menerima paper bag itu, "Makasih kak." Kenzo pun beranjak keluar dari ruangan itu, tanpa berpamitan pada Kevin dan Marisa.
"Dasar Muktar!" umpat Marisa saat Kenzo sudah pergi.
Kevin pun tertawa geli melihat Marisa mengumpat kakaknya, "Dia emang gitu, super dingin! Oh iya, nih baju ganti buat lo dan ini ponsel baru buat gantiin ponsel lo yang rusak." Kevin menyerahkan paper bag itu pada Marisa.
"Hah? Nggak perlu, gue nggak bisa terima ini ambil lagi aja." Tolak Marisa dengan halus karena merasa tidak enak menerimanya.
"Gue nggak bisa ambil balik ini. Apa lo nyuruh gue pakai baju cewek, makanya lo balikin ini ke gue?" candanya, agar Marisa mau menerima pemberiannya.
Marisa pun bingung bagaimana cara mengatakannya, "Ah! Bukan gitu maksud gue, ini salah gue jadi lo nggak perlu ganti rugi."
Kevin pun semakin kagum dengan Marisa.
Wanita cantik apa adanya yang jujur serta tidak mata duitan seperti perempuan zaman sekarang, yang kebanyakan matanya langsung ijo saat melihat uang dan barang-barang mahal.
"Udah lo ambil aja. Motor lo juga udah di bawa ke bengkel, nanti gue hubungin lo kalau udah kelar di benerin. So, ambil aja ponselnya biar gue bisa hubungin lo nanti!" Kevin menyodorkan kembali ponsel baru itu pada Marisa.
"Ok deh kalo gitu, makasih dan maaf udah ngerepotin lo." Marisa pun menerima HP itu, "Lo sama kakak lo itu satu pabrik kan? Tapi kenapa kelakuan lo berdua beda banget sih?" tanya Marisa.
"Kak Kenzo itu sebenarnya baik, cuma emang agak dingin dan galak aja sih dikit." Gurau Kevin sambil terkekeh dan membuat Marisa ikut tertawa.
"Gue ganti baju dulu ya." Marisa pun beranjak dari ranjang pasien dan turun untuk menuju ke kamar mandi.
Tidak berapa lama, Marisa pun sudah keluar dari kamar mandi. "Btw thanks ya buat baju sama ponselnya, tapi gue harus buru-buru pulang." Marisa pun berterimakasih pada kevin sebelum dirinya beranjak pergi dari sana.
"Buru-buru banget sih."
"Keburu ada babon ngamuk di rumah." Jawabnya sambil terkekeh membayangkan wajah Maria.
"Bye." Marisa melangkah keluar dari ruangan itu.
"Tunggu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
aline
aku mampir kak...... mampir jg ke karya pertama aku ' ALGAS' . ganbatte ne
2022-10-27
1
💞Amie🍂🍃
muktar , kayak nama orang arab aja thor bikin ngakak nih si marissa
2022-10-26
1
Nindira
Udah aku favoritkan thor
2022-10-18
1