HEI JUN

HEI JUN

01

Juna mendapati ibunya sedang melamun di depan kalender yang terpajang rapi di dinding rumahnya. Entah sejak kapan Bu Tias, ibunda Juna berdiri di situ, menghela nafas berkali-kali tanpa berkedip sedikitpun.

Juna menggaruk-garuk kepalanya yang masih basah. Seingatnya tidak ada yang aneh dengan kalender di rumahnya. Dominasi warna hitam pada tanggal efektif bekerja dan warna merah pada tanggal libur bekerja.

Juna semakin penasaran dengan apa yang ibunya lakukan. Pasalnya Bu Tias hanya diam mematung manatap kalender itu. Tidak mungkin kan ibunya menghitung hari detik demi detik seperti judul lagu mimi KD? atau jangan-jangan ibunya sedang melihat daftar hutang yang jumlahnya sudah tak terhitung lagi? Kalau benar begitu, sepertinya Juna harus siap-siap menjual motornya untuk membayar hutang.

Rupanya rasa penasaran Juna semakin menjadi. Memang benar kata pepatah. Malu bertanya, sesat di jalan. Malu bersuara, sesat di pikiran.

Juna yang baru saja keluar dari kamarnya dengan setelan kaos olahraga memilih segera berjalan mendekati ibunya. Juna tidak ingin Bu Tias kesambet sesuatu jika terlalu lama melamun.

"Emak.... selamat pagi. Apakah menu sarapan hari ini?" tanya Juna, seperti biasa ia akan membuat huru-hara di pagi hari dengan alasan agar rumahnya yang sepi ini menjadi ramai.

Bu Tias tak menjawab, ia masih setia memandang kalender di hadapannya.

"Emak.... anakmu lapar. Apa menu sarapan hari ini? Juna ada jam mengajar pagi nih" kata Juna lagi.

"Hari ini kamu ulang tahun, Jun" kata Bu Tias berbicara tanpa menoleh ke arah Juna.

Juna menelan ludah. Perasaan hatinya yang semula cerah berubah menjadi suram. Juna meyakini pasti Emaknya akan memulai drama di pagi hari yang akan membuat mereka berdebat.

Juna memang tidak ingat hari ulang tahunnya. Biasanya Diandra, gadis yang menjadi kekasihnya sejak lima tahun yang lalu, akan menelponnya tepat jam 00.00 di hari jadinya. Gadis itu selalu menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun pada Juna.

Namun, tidak untuk tahun ini. Kisah cinta Juna dan Diandra harus kandas dua bulan yang lalu. Tepatnya sehari setelah Juna melamar Diandra pada Pak Narto, ayahnya.

Pak Narto menolak lamaran Juna dengan alasan finansial yang minim. Beliau tahu jika Juna hanya dibayar seratus lima puluh ribu rupiah perbulan dari SMA tempat ia mengajar. Pak Narto berfikir jika Juna tidak akan bisa menafkahi anaknya dengan layak. Bagaimanapun Pak Narto sangat menyayangi Diandra sehingga beliau tidak mau melihat Diandra hidup menderita jika menikah dengan Juna.

"Jun...." panggilan Bu Tias menyadarkan lamunan Juna.

"Umurmu sekarang genap tiga puluh tahun" lanjut Bu Tias, terdengar nada sedih saat beliau mengucapkan hal itu.

"Oh, iya, Mak. Hari ini Juna ulang tahun, ya? Ya ampun!!! Bagaimana bisa Juna lupa kalau hari ini ulang tahun?" seru Juna dan ia langsung bangkit memeluk Bu Tias dari belakang.

"Emak masak apa? Juna dapat kado nggak?" tanya Juna.

Bu Tias kembali bungkam.

"Mak... Emak... Juna dari tadi bertanya lho. Mengapa Emak diam saja?" tanya Juna lagi.

"Kapan kau bawa calon menantu buat Emak, Jun?" tanya Bu Tias.

Glek...

Juna menggigit bibir bawahnya. Tepat sesuai dengan dugaannya. Emaknya pasti akan meminta hal ini. Juna melonggarkan pelukannya sembari berfikir jawaban apa yang akan diberikan Juna pada Emaknya. Juna tidak ingin melihat ibunya sedih karena alasannya yang tak kunjung menikah sampai saat ini.

Juna bukannya tidak ingin menikah. Ia sangat ingin menikah. Namun, Juna juga sadar diri. Siapakah dirinya? dari golongan manakah keluarganya? Juna yang hanya anak seorang petani miskin, bekerja sebagai guru honorer dengan gaji pas-pasan tentu saja tidak memiliki nilai plus di mata calon mertua.

Orang tua mana yang mau anaknya hidup melarat? Apalagi sekelas Pak Narto yang nota bene adalah jurangan minyak di desa B. Pastilah beliau akan memilah-milah calon suami untuk anaknya.

Juna sadar ia memang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Arya, lelaki yang dipilih Pak Narto untuk menjadi calon menantunya. Secara fisik, Juna jauh kalah tampan. Secara dompet, Juna jauh kalah tebal.

Pekerjaan Juna yang hanya sebagai guru honor di sekolah pelosok desa tentu kalah jauh dengan pekerjaan Arya yang nota bene anak juragan tembakau di desanya. Diandra akan jauh lebih serasi jika bersanding dengan Arya daripada dengan dirinya.

"Emak dengar Dian akan segera menikah. Kapan kau akan menyusulnya, Jun?" tanya Bu Tias lagi dan kini bulir-bulir bening sudah turun membasahi pipinya.

"Doakan saja, Mak" jawab Juna pendek.

"Emak selalu mendoakanmu. Pagi, siang, sore, malam tak lupa Emak panjatkan doa untukmu. Tanggung jawab Emak tinggal kamu, Jun. Kedua kakakmu, Haris dan Ines, sudah menikah. Tinggal kamu, Jun! Kamu!"

"Mak... sabar ya. Mungkin jodoh Juna masih sekolah atau jodoh Juna masih dijaga orang lain. Emak tidak usah bersedih. Jika sudah waktunya, Juna pasti akan menikah" jawab Juna mantap padahal dalam hatinya ia pun meragukan ucapannya.

"Emak tidak mau tahu, Jun. Emak mau kamu segera menikah. Emak beri kamu waktu tiga bulan dari sekarang. Bawakan Emak calon mantu! Tidak perlu cantik atau kaya. Yang penting dia perempuan, baik dan sayang sama kamu" kata Bu Tias sembari menghitung tanggal untuk memberi tanda batas waktu Juna mencari jodoh.

"A.. a... apa, Mak? Tiga bulan? Emak pikir Juna ini siapa?" protes Juna.

"Kamu anak Emak"

"Lalu?"

"Emak hanya memberi jawaban atas pertanyaanmu" jawab Bu Tias enteng.

Juna menepuk wajahnya. Ia tidak habis pikir dengan ucapan Emaknya. Tidakkah Bu Tias mencerna pertanyaan Juna?

Juna melangkah dengan gontai. Ia mengambil segelas air dan meneguknya perlahan.

"Mak... Juna ini bukan sultan"

"Yang bilang kamu sultan siapa?" sambar Bu Tias cepat.

"Emak sudah tahu Juna bukan sultan. Lalu mengapa meminta hal yang aneh-aneh?"

"Emak hanya minta dibawakan mantu bukan hal yang aneh"

"Tapi dalam waktu tiga bulan itu sangat mustahil, Mak! Mana ada perempuan yang mau kalau Juna masih kere begini?"

"Makanya cari kerja sambilan lah. Kamu kalau tidak ada jam mengajar pasti hanya tidur" omel Bu Tias.

"Juna kan capek, Mak"

"Capek apa? memangnya Emak tidak tahu bagaimana kalau kamu mengajar? Kamu itu hanya duduk-duduk membiarkan muridmu berkeliaran di lapangan"

Juna diam membisu karena apa yang diucapkan Bu Tias memang benar adanya.

"Emak tidak mau tahu. Tiga bulan dari sekarang, bawakan calon mantu untuk Emak. Jika tidak...." kata Bu Tias menggantung.

"Jika tidak, kenapa Mak?"

"Emak nikahkan kamu dengan Buizah"

"Apa??? Jangan bercanda, Mak!" pekik Juna. Wajahnya langsung pucat mendengar nama yang disebutkan Bu Tias.

"Emak tidak bercanda, Jun. Pokoknya keputusan Emak sudah bulat. Bawakan emak calon menantu atau kamu nikah sama Buizah" kata Emak mengultimatum Juna.

"Emak... Juna juga nggak becanda. Nyari dari mana calon istri dalam waktu tiga bulan? Juna bukan sultan, Mak. Dompet Juna tipis kayak irisan bawang goreng. Cewek-cewek pasti mikir buat jadi istri Juna" kata Juna memelas.

"Emak tidak menerima alasan. Emak tidak mau kamu menjadi perjaka tua, Jun" kata Emak membuat Juna semakin frustasi.

"Juna masih tiga puluh tahun, Mak. Tak perlu risau...."

"Apa katamu??? Emak bahkan sudah risau sejak kau berumur dua puluh tujuh tahun tapi tak kunjung menikah. Pacaran lama-lama tapi gagal nikah juga" cibir Emak layaknya tusukan jarum yang menancap di jantung milik Juna

Juna menarik nafas dalam-dalam. Ia segera bangkit mengambil tas nya dan pamit kepada Bu Tias. Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Juna memilih mengakhiri sesi debatnya dengan Bu Tias dan memilih segera berangkat ke SMA Cendekia, tempatnya mengajar.

Terpopuler

Comments

Syifaa

Syifaa

emaknya nyindir Ampe nusuk jantung author🥹🙏🏻
jangan lupa mampir

2023-12-24

1

seblak dower

seblak dower

good kk suka sama karyany

2023-01-23

1

Liliatun

Liliatun

terimakasih Bu Tias udah mengingatkan usia Juna yg makin Mateng 🤭

2023-01-16

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 136 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!