Gaun Ular Sanca

Pagi ini Tutik sudah disibukkan dengan sekeranjang pakaian kotor yang menunggu untuk dicuci. Ditambah lagi ada sekantong besar pakaian kotor milik mamak mertuanya, seperti tidak pernah ada habisnya pakaian kotor mamak yang satu itu, setiap hari selalu ada saja yang diantar ke rumah menantunya untuk dicuci.

Meski begitu namun Tutik masih bisa besyukur, setidaknya masih ada mesin cuci dua tabung yang akan membantu meringankan pekerjaanya. Mesin itu Ia dapat dari hasil merengek dua hari dua malam kepada suaminya.

Pada babak kedua, pakaian yang Tutik cuci, Dia baru ingat jika tidak menemukan pakaian kotor milik suaminya, tentu saja, Pria itu dua hari tidak pulang, jelas tidak ada pakaian kotor.

Tapi jangan senang dulu, sekoper baju kotor di dalam mobil sedang menunggu untuk dijemput Tutik.

'Sebenarnya Aku ini Ratu atau Upik Abu?' pertanyaan itu selalu berputar di benak Tutik.

Pasalnya Dia adalah Ratu di singgasana milik suaminya itu, tapi kenyataanya Ia adalah Upik Abu.

Mana pernah Tutik merasa dihormati atau diistimewakan layaknya Ratu oleh suaminya sendiri.

Bahkan satu hari setelah melahirkan Bimasena, Tutik sudah kembali bekerja seperti hari-hari sebelumnya. Memasak, mencuci pakaian, serta membersihkan rumah. Tidak ada sedikitpun Sutris berniat untuk membantu pekerjaan istrinya. Hanya saja mamak mertuanya itu masih sedikit punya hati dengan tidak mengantar pakaian kotor untuk dicuci oleh menantunya.

Menurut Sutris, pantang bagi suami melakukan pekerjaan perempuan. Kebangeten Kowe Tres!

"Pasti masih di mobil ini kopernya, tak apalah Aku ambil saja sendiri, kasihan sekali suamiku. Pasti Dia kecapekan bekerja sampai lupa nurunin kopernya dari mobil."

Tutik bergegas kedalam kamar untuk mencari kunci mobil, setelah mendapatkanya, wanita itu langsung menuju garasi.

Tutik berhasil menurunkan koper berisi pakaian kotor milik suaminya, namun netranya berhenti saat melihat beberapa paperbag disamping koper itu. Mengecek sekilas isi dari paperbag, Tutik bergegas membawanya kedalam rumah.

"Apa ini?" raut muka Tutik terlihat bingung saat tangan nya menenteng sebuah gaun dengan motif ular sanca.

"Kulit ular milik siapa ini? seperti pakaian biduan saja." Tutik mengernyit heran, tangannya merentangkan gaun itu tinggi-tinggi lalu menempelkan pada tubuhnya.

"Kok kecil sekali pakian ular ini, baju siapa sebenarnya ini?"

Tutik membuka paperbag selanjutnya, dan ternyata berisi gaun dengan motif macan.

"Wihh ada juga gaun macan? untuk apa suamiku beli gaun-gaun ini? rasa-rasanya kok tidak mungkin Dia membelikanku baju seperti ini. Sangat tidak cocok! atau jangan-jangan ini milik selingkuhanya?" Tutik tidak terima dengan pemikiranya sendiri. "Bisa-bisanya otakku mikir kesana? mana ada perempuan yang mau sama laki-laki pelit macam suamiku itu? suka ngada-ngada emang otakku ini."

Setelah dua paperbag yang berhasil Tutik buka, ternyata masih ada 4 paperbag lagi yang belum Tutik periksa apa isi nya, dan ternyata ada macam-macam barang dari 4 paperbag berwarna coklat itu, diantaranya ada rambut palsu berwarna merah jablay, dan satu lagi berwarna pirang musang. Selain itu ada juga CD jaring laba-laba, BH batok kelapa, sama baju bulu-bulu srigala dan satu set peralatan make up lengkap dengan bulu mata malsu di dalam nya.

Meskipun nalurinya mengatakan tidak, namun otak Tutik tetap memaksa mengatakan jika Sutris sudah berselingkuh dengan biduan dangdut. Atau jangan-jangan Sutris sudah nyeleweng? Astagfirullah.. Otak Tutik memang suka ngada-ngada.

Tutik kembali mengobrak-abrik isi mobil, mencari barang bukti lain yang bisa menguatkan dugaanya.

Hingga tangan Tutik menemukan sebuah CD tali-tali didalam saku jok mobil. Sepertinya itu bukan barang baru, melainkan barang bekas pakai, dilihat dari bentuknya yang melintir-lintir.

Dada Tutik semakin sesak, air mata mulai berdesakan keluar tanpa aba-aba mana kala Ia menebukan barang selanjutnya, sebuah alat kontrasepsi bekas pakai.

Tutik tidak bisa lagi menyangkal bagaimana cara oaknya berpikir. Semua bukti sudah terlalu jelas mengarah kepada pelaku, Suaminya sendiri.

Hingga akhirnya Tutik memutuskan untuk membawa semua barang-barang itu ke dalam kamar.

Perlahan membuka pintu kamar, ternyata Sutris sudah bangun, Laki-laki super medit itu sedang sibuk dengan ponselnya.

Menyadari kedatangan istrinya, Sutris lantas menoleh, dan sekitika matanya melotot seperti mau lompat dari kelopaknya saat melihat tangan Tutik menenteng barang-barang yang kemarin membuat Mayang uring-uringan.

"Dapat dari mana kau Dek, barang-barang itu?" Sutris bertanya, maka bertambah pula kecurigaan Tutik kepada suaminya.

"Dari mobil." Tutik merengut seperti marmut digigit semut.

"Kenapa bibirmu itu monyong-monyong saja setiap hari, tidak ada senyum-senyum nya sedikitpun Aku lihat?" Sutris mencoba mengalihkan pembicaraan, tentu saja Ia tau betul, hal apa yang membuat istrinya merengut.

"Barang-barang siapa ini Mas? selingkuhan Mas?"

"Eh! mana ada Aku selingkuh. Istri satu saja tidak habis-habis. Mana tambah gede saja badanya. Mana mungkin Aku selingkuh, barang-barang itu memang sengaja Aku belikan buat Kamu. Kan sudah lama Aku tidak membelikanmu baju baru."

Sutris membelikanya baju? luar biasa! lantas apakah Sutris juga membelikanya ****** bekas? hebat!

"Oh ya? jadi barang-barang ini sengaja Mas belikan buat Aku?" Tutik tersenyum masam.

"Iya lah. Siapa lagi?"

"Lalu benda ini? Mas belikan juga buat Aku?" Tutik melempar kantong plastik bening berisi dua barang bukti paling ekstream.

Sontak mata Sutris membulat sempurna.

"Jawab!"

"Dapat dari mana Kamu?" bukan menjawab Sutris justru memberi pertanyaan.

"Tega ya Kamu Mas?" Tutik sudah tidak bisa lagi membendung air matanya, tubuhnya luruh ke lantai, bahunya berguncang menangis tersedu.

Sutris mendekat namun Tutik menepisnya.

"Semua ini salahmu sendiri Tik. Kamu sebagai Istri gak bisa nyenengin Suami, terus salah kalau Aku mencari kesenangan diluar sana? toh jatah belanjamu masih utuh, tidak berkurang."

Bagus! suatu pembelaan yang benar-benar bagus. Tidak tau malu!

"Siapa? perempuan itu!"

"Ada, Kamu tidak perlu tau. Mungkin Aku akan menikahinya dalam waktu dekat ini. Aku masih butuh waktu sebentar lagi untuk mengenalkan ke Emak. Kamu harus siap dimadu kalau masih mau menikmati kenyamanan tinggal di rumah ini. Aku akan berusaha adil dengan kalian nantinya" Nyaman Ndasmu!

Adil? entah keadilan seperti apa yang sedang dijanjikan oleh Sutris, sekarang saja sudah terlihat ketidak adilan itu. Sudah terbayang bagaimana nasib Tutik nantinya jika masih memilih untuk bertahan.

Oh Tuhan.. apa Dia gak mikir gimana perasaan anaknya?

Terpopuler

Comments

Lila Anggraini

Lila Anggraini

sutris suami dzolim akut

2022-10-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!