Kenangan untuk AVOLDI KRAY (Love Ends Here)
'Ah, rasanya seperti mimpi. Aku melihatmu di sini. Kau terlihat sangat gagah dengan menggunakan jas berwarna hitam, dan berdandan seperti layaknya seorang pangeran. Tubuhmu terpancar aura cahaya, yang dapat membuat hatiku terasa damai.
'Bahagia? Ya, aku merasa sangat bahagia dan aku merasa sangat terharu melihatnya. Cinta yang akan menjadi sebuah cerita keabadian untuk dikenang. Oh tidak, aku merasa sangat gugup berdiri di hadapanmu. Langkah demi langkah kakimu mendekat ke arahku secara perlahan, aku tidak pernah menyangka hal ini terjadi.'
Masih terekam jelas cerita itu dan masih kuingat dengan secara rinci perjalanan kisah itu. Aku masih bisa menggambarkan bagaimana semua itu berawal.
Ya, bagaimana cara kita memulai semua kisah itu. Aku, Alethasya. Terjatuh dalam kenangan, yang tak mungkin bisa kulupakan.
Semua itu berawal dari Tujuh tahun lalu, tepatnya saat usiaku baru akan menginjak Tujuh belas tahun. Kau datang di saat yang tidak pernah terpikirkan olehku sebelumnya, caramu yang hadir dalam hidupku dengan cara yang tidak biasa. Membuatku merasa jika hal itu, tidak akan pernah bisa kulupakan dalam ingatan di kepalaku.
...****************...
Tujuh tahun yang lalu, aku sedang berada di dalam lamunanku menatap langit-langit kamar yang terasa sangat hampa. Aku tidak tahu harus melakukan apa, aku tidak tahu harus bagaimana, dan aku tidak tahu harus memikirkan hal apa.
Hati dan pikiranku sedang kacau saat itu, karena baru saja aku mengalami pengkhianatan atas nama persahabatan dengan teman-teman yang sangat akrab denganku dan aku mengalami kekecewaan atas nama percintaan dengan mantan kekasihku yang sebelumnya.
Rasanya sangat sesak, aku tidak bisa bernafas, aku tidak bisa bergerak dan aku tidak lagi memiliki rasa kepercayaan pada dua ikatan itu. Ya, aku tidak lagi memiliki kepercayaan dengan ikatan persahabatan dan percintaan.
Bagiku saat ini, dua ikatan itu hanya dapat menjeratku dalam kekacauan yang tidak seimbang. Sangat amat menyakitkan dan juga menyedihkan.
'Pernahkah kau tahu. Bagaimana rasanya dikhianati dan dikecewakan oleh sahabat dan kekasihmu yang menikammu dari belakang?'
Ya, salah seorang sahabatku dan mantan kekasihku berselingkuh. Sedangkan, sahabatku yang lainnya, membantu mereka untuk saling menutupi kenyataan itu.
Tidak hanya itu, aku harus menerima tamparan keras sebuah kenyataan. Bahwa, aku hanya dimanfaatkan oleh mereka. Mulai dari segi materi, hingga dimanfaatkan akal sehat.
'Ah, rasanya sangat bodoh sekali ya?'
Entah aku yang terlalu polos, atau mereka yang benar-benar iblis menjelma menjadi manusia.
Mulai dari saat itu, aku sangat berhati-hati untuk mempercayai orang lain. Bahkan, untuk mempercayai diriku sendiri.
Hari-hariku selanjutnya tetap sama, tidak ada yang berubah. Aku menghabiskan waktu untuk berbaring di kasurku dengan kehilangan rasa semangat, sambil menghisap rokok dan memandang langit-langit dinding kamarku yang terang dengan cahaya lampu remang-remang.
Aku masih saja melamun dan mengintrospeksi diri sendiri, untuk mencari letak kesalahanku. Aku tidak melakukan apa-apa selain hal itu, sambil mendengarkan musik-musik yang membosankan dari ponselku.
Ah bahkan aku sampai lupa, kalau aku memiliki ponsel yang mungkin bisa menghiburku selain memutar lagu. Akan tetapi, itu sangat membosankan. Setiap kali aku melihat ponselku, aku hanya melihat pesan-pesan singkat masuk dari mereka yang telah mengkhianatiku.
Isi dari pesan mereka selalu saja sama, "*Maaf*". Hanya itu yang bisa mereka katakan. Bukankah itu sangat membosankan?
Sejujurnya, aku sudah memaafkan mereka. Hanya saja, aku merasa semua sudah itu cukup. Tidak ada lagi yang perlu dilakukan selain, '*Menjauh dari sekitar orang-orang, toxic*.'
"Ah, pesan dari kalian itu sangat membosankan, lho." Kata yang selalu kuucapkan, setelah membaca isi pesan yang sama dari mereka semua. Aku tidak pernah membalas pesan dari mereka semua, semenjak aku mengetahui semua kebenarannya.
...****************...
Tak terasa, sudah satu bulan aku menjadi remaja yang sangat menikmati kesendirian. Tanpa kusadari pula, aku telah mengubah sifat dan sikapku menjadi seorang remaja yang introvert.
Hingga orang-orang yang ada di rumahku, merasa sangat muak melihatku menjadi seorang remaja yang tidak berguna.
Masa bodo, aku mulai menyukai hal yang sering kulakukan ini. Semenjak semua yang telah kualami itu, aku tidak lagi datang ke sekolah umum.
Melainkan aku mengakhiri pendidikanku di pertengahan SMK, dan aku memutuskan untuk mengikuti sekolah instan yaitu sekolah Paket C yang bisa mendapatkan ijazah hanya dengan sekali mengikuti ujian.
'Lantas, untuk apa aku harus repot-repot datang ke sekolah setiap pagi? Itu sangat merepotkan.'
...****************...
'Ah, ternyata sudah dua bulan ya?'
Pertanyaan bodoh yang keluar dari mulutku pada diri sendiri. Selama itu pula, aku tidak lagi melihat ponsel dan melihat kabar terbaru di media sosial.
Karena mulai merasa bosan, terlintas dalam pikirku untuk iseng melihat media sosialku. Hal yang biasanya tetap saja terjadi, pesan dari mereka menumpuk hingga ratusan dengan isi pesan yang sama.
Aku mengabaikannya, dan aku coba melihat-lihat siapa saja yang mengirimku pesan selain para pengkhianat itu.
Masih sangat kuingat, Tujuh tahun lalu di malam hari pukul Tujuh lewat lima puluh menit. Ada sebuah pesan, dari orang yang tidak pernah kutahu dan tidak pernah kukenal sebelumnya.
"Siapa ya?" Tanyaku berbicara pada ponselku, saat melihat orang asing itu mengirim pesan. Akupun membaca isi pesan itu.
Ternyata, tidak hanya sekali ia mengirim pesan kepadaku. Beberapa pesan dari orang asing itu sudah menumpuk di kotak masuk, karena tidak pernah kulihat ponsel sebelumnya.
"Aletha, boleh kah aku bertanya?"
"Aletha.."
"Oi, balas dong"
"Hallo.."
"Yah, sombong banget"
Begitu isi pesannya. Karena rasa penasaran terhadap orang asing yang sok kenal denganku itu, aku langsung segera melihat informasi kontaknya. \[***Avoldi Kray***\]. Informasi kontak media sosial itu memberitahuku, bahwa itu adalah kau. Ya, kau. ***Avoldi Kray***.
Saat itu, kita hanya orang asing yang tidak saling mengenal. Akan tetapi, Kray sangat sok akrab mengajukan pertanyaan aneh kepadaku. Isi pesannya seperti ia sudah mengenalku sangat dekat.
Awalnya, aku berpikir untuk tidak merespon pesan itu. Namun, aku berpikir kembali.
'Kesempatan, sih. Mumpung, lagi bosan'. Gumamku dalam hati.
Akhirnya, akupun membalas pesan dari Kray.
"Iya, mau tanya apa?" Balasku.
Sebenarnya, aku juga tidak berharap Kray membalas pesanku itu. Karena, yang kutahu. Seseorang yang datang dengan mudah lewat media sosial online, maka akan dengan sangat mudah menghilang seperti hantu online.
Tapi ternyata, ia membalasnya dengan sangat cepat.
"Akhirnya dibalas juga"
"Jadi begini, aku mau tanya sesuatu" Balasnya.
"Iya, mau tanya apa?" Balasku.
"Kaukan perempuan, hal apa sih yang paling disukai perempuan?" Balasnya yang mengajukan pertanyaan sangat konyol, yang sebenarnya aku juga sama sekali tidak tahu hal itu.
Pertanyaannya itu membuatku bengong dan bingung, aku berpikir sangat keras untuk dapat menjawabnya. Ya, memang benar aku adalah seorang perempuan. Tapi, bahkan aku tidak tahu apa yang disukai oleh perempuan pada umumnya.
Bagaimana tidak? Selama ini, aku bahkan tidak pernah menuntut apapun dari orang lain, aku juga tidak pernah berharap apapun dari orang lain. Ini sangat, menyebalkan.
Ada satu pertanyaan yang tidak bisa kujawab, padahal aku selalu unggul dalam sebuah pertanyaan dalam ujian sekolah walaupun aku menjawab asal sesuai yang masuk di dalam logika saja.
Ah sial, aku menghabiskan banyak waktu memikirkan pertanyaan konyol ini. Aku hanya dapat melongo menatap ponselku berulangkali membaca pertanyaan yang ada di pesan ini.
"Hallo? Yah, kok tidak di balas lagi?" Kray kembali mengirim pesan. Mungkin karena, aku berpikir terlalu lama untuk menjawab pertanyaannya.
"Aku tidak tahu pastinya" Balasku, yang sangat jelas mencari alasan untuk mengulur waktu.
'Ah dasar bodoh, rupanya memang aku yang bodoh karena tidak bisa menjawab.'
"Kenapa kau bertanya padaku? Padahal kau bisa bertanya pada teman-teman perempuanmu yang lain" Tambah pesanku kepadanya.
Karena, terlintas dalam pikirku merasa sedikit heran. Jelas saja aku merasa heran, orang ini adalah orang asing yang sok akrab denganku.
Bahkan ia mengajukan pertanyaan aneh pada orang yang ia juga sama sekali tidak mengenalku. Dasar laki-laki yang sangat aneh.
"Ya, aku mau tahu pendapatmu." Balasnya.
"Aku memaksamu, untuk menjawab pertanyaanku." Balasnya lagi.
"Sudah gila kah manusia ini? Dia berkata memaksaku untuk menjawab pertanyaan nya?" Ujarku menggerutu pada ponselku, saat membaca isi balasannya saat itu.
Namun, entah mengapa aku tidak membantah atau mengabaikannya. Aku juga tidak berniat untuk memblokir kontaknya seperti yang biasa kulakukan pada laki-laki yang mengajakku berkenalan via media sosial online.
Justru aku malah berusaha mencari jawaban, dari pertanyaannya. Untuk terlihat sedikit pintar dalam menjawab pertanyaannya, aku malah bertindak licik dengan mengumpulkan jawaban dari Google.
Sampai akhirnya, aku menemukan sedikit jawaban.
"Baiklah, aku akan menjawabnya. Namun, aku tidak tahu pastinya." Balasku.
"Cepat katakan, aku sudah menunggu jawabanmu dari tadi, lho. Kau membuatku, sangat penasaran." Balasnya, dengan sangat cepat.
"Mungkin perempuan suka dengan perhatian, suka memakan coklat dan suka diberikan bunga." Balasku, sesuai apa yang dikatakan google.
"Oh begitu ya, apakah ada lagi selain itu?"
"Entahlah, aku tidak tahu banyak. Mungkin juga mereka suka dimanjakan. Tapi, kurasa tidak semua perempuan menyukainya." Balasku, yang sudah tidak punya akal.
"Menarik sekali. Bagaimana denganmu?" Balasnya dengan mengajukan pertanyaan, yang tidak bisa kupahami pastinya.
Aku berpikir, jika dia bertanya tentang pendapatku lagi soal perempuan. "*Sungguh, kau sangat gila saat itu, Kray*"
"Apa maksudmu?" Tanyaku, untuk memastikan tujuan dari pertanyaan terakhirnya.
"Maksudku adalah bagaimana denganmu? Apa yang kau sukai? Aku sangat ingin mengetahuinya!" Balasnya.
Saat membaca balasan pesannya itu, aku merasa terkejut. Aku sedikit tersipu malu, aku juga merasa terharu. Ini aneh, sangat menyenangkan.
Rasanya sungguh sangat menyenangkan, dari sekian lama dan sekian banyak orang yang kutemui bahkan dari beberapa orang yang menjadi mantan kekasihku.
Sekalipun tidak pernah ada yang bertanya tentang apa yang kusukai dan hal apa yang bisa membuatku menyukai hal itu, Ini benar-benar sangat kebetulan. Di saat aku sedang dalam kekacauan, ada seseorang yang mampu membuatku tersipu malu. Bahkan orang itu adalah orang asing yang tidak kukenal, astaga.
Rasanya sangat senang saat itu, sungguh. Orang itu membuatku salah tingkah, hanya dengan memberikanku pertanyaan sederhana itu.
...<-------------------------------->...
...*Pesan Author untuk pembaca setia*...
..."Hai Reader's. Mohon maaf apabila novel author ini banyak kesalahan dalam penulisan dan mungkin membosankan untuk dibaca, author masih dalam pembelajaran untuk penulisan novel. Terimakasih atas dukungannya. Dukungan dari kalian sangat berharga bagi author, author sangat membutuhkan kritik dan saran dari kalian. Agar author dapat mengembangkan sebuah karya novel menjadi lebih baik lagi"...
...Note : Plagiarisme melanggar Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta sudah mengaturnya secara jelas....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Nida
tapi kenapa dia mau chat random sama org ya thor?
2022-07-28
10
Nida
Nyesek sih jadi aleta, secara 2 orang yang dipercatanya smsm berhianat
2022-07-28
10
Rahma
Semangat thor
2022-07-26
9