Episode 5

Hari ke hari, aku dan Kray semakin sering berkomunikasi. Kami mulai bertukar cerita tentang hari-hari yang kita jalani, kami juga mulai bertukar pikiran dan pendapat.

Menurutku, Kray orang yang cukup dewasa saat memberikanku saran. Ia juga mampu menenangkan hatiku, saat aku merasa gelisah.

Lama kelamaan, aku merasa amat sangat nyaman beradu argumen dengan Kray. Aku juga mulai mencarinya saat ia terlambat membalas pesanku. Begitupun dengan dirinya. Saat aku hilang tak membalas pesannya, ia menjadi marah dan merasa khawatir.

'Astaga, apa yang terjadi denganku? Apakah aku sudah gila, karena merasakan sebuah nyaman dengan seseorang yang berhubungan denganku secara virtual online saja?'

"Aletha, aku masih menunggumu menceritakan yang terjadi padamu saat pertama kali kita berbalas pesan. Bahkan, selama ini kau tidak pernah berkata padaku atau meminta izin untuk berkumpul dengan teman-temanmu. Pertanyaanku masih sangat mengganjal perasaan ini. Aku memiliki kecurigaan terhadap hal itu, apa yang sebenarnya sedang terjadi?" Kray bertanya denganku, menggunakan kalimat yang serius.

Kembali ia mencoba untuk membahas apa yang sebenarnya, terjadi denganku.

Kurasa, Kray memang benar. Saat aku berbincang dengannya, memang aku selalu di rumah dan tidak pernah sekalipun keluar rumah untuk nongkrong bersama teman-temanku.

Siapapun pasti akan menyadari hal itu, bahkan jika itu terjadi padanya. Aku pasti langsung merasakan ada hal yang sedang terjadi, apalagi di usia remaja ini. Anak-anak remaja di jaman sekarang, akan sering menghabiskan waktu di luar bersama teman-temannya. Sedangkan aku hanya berdiam diri di rumah, dan sibuk berbalas pesan dengan dirinya.

Saat itu, aku coba membuka rasa sakit hatiku yang telah kukunci. Untuk coba memberikan kepercayaan padanya, mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padaku.

Entah mengapa aku melakukan hal itu, bahkan anggota keluargaku tidak pernah sekalipun mengetahui apa yang terjadi denganku.

"Sebenarnya, aku tidak ingin menceritakan hal ini. Tapi mungkin kau akan terus bertanya nantinya, jika aku tidak menceritakan yang terjadi." Balasku.

"Ceritakanlah, Aletha. Aku sangat mengkhawatirkanmu." Balas Kray.

"Hampir tiga bulan yang lalu, aku memiliki seorang kekasih dan beberapa sahabat yang sangat kupercaya. Namun, kekasihku berselingkuh dangan salah satu dari sahabatku. Sahabatku yang lain telah mengetahui hal tersebut, dan mereka malah membela perselingkuhan itu dengan menyembunyikannya dariku. Selain itu, tak sengaja aku mendengar pembicaraan mereka semua. Yang di mana mereka semua hanya memanfaatkanku saja selama ini, mulai dari segi materi dan yang lainnya." Balasku.

"Kejamnya mereka, yang memperlakukanmu Setega itu. Lalu, apa kau tidak memberontak?"

"Tidak. Itu hanya akan membuang-buang waktuku saja, lagipula aku merasa beruntung. Karena aku mengetahui sifat asli mereka, jadi kurasa sudah cukup. Saat ini, aku sendirianpun sudah baik-baik saja."

"Tunggu dulu. Jadi saat pertama kali kita berbalas pesan, kau sedang dalam perkara itu?"

"Ya begitulah, selama dua bulan lamanya aku berdiam diri untuk mengintrospeksi diriku sendiri. Entah apa yang salah dariku, sehingga mereka tega seperti itu."

"Apakah ada sebuah hal fatal yang terjadi? Karena jika hanya semua itu, kau tidak akan mengintrospeksi dirimu sampai selama itu." Ujar Kray menggali rahasiaku, yang sebenarnya.

Aku tidak tahu sebenarnya siapa Kray, sehingga aku merasa ia memiliki feeling yang kuat jika aku masih menutupi sesuatu.

"Ya, kau benar. Kekasihku dan sahabatku itu berselingkuh selama satu tahun tanpa kuketahui, dan hal terparahnya lagi. Mereka sudah tidur bersama, jadi itulah yang membuatku merasa amat sangat tertekan"

"Sungguh gilanya mereka, dan juga kekasihmu. Aku merasa ia adalah pria bodoh yang melakukan hal itu."

"Kray, aku tidak menyalahkan mereka sepenuhnya. Mungkin memang aku yang bersalah selama ini. Jadi, aku sudah m

memaafkan dan merelakan semua itu. Walaupun aku sangat mengerti, untuk melupakannya teramat sulit. Ada rasa trauma, di dalam hatiku." Balasku.

"Aletha, aku sangat mengerti. Lupakanlah, kau akan mendapatkan kebahagiaanmu sendiri setelah ini. Aku merasa yakin, akan hal itu." Ujarnya.

Entah mengapa, hatiku justru merasa lega saat menceritakan itu dengannya. Ia memberiku banyak motivasi untuk bangkit dari kekecewaan itu, ia juga memberiku semangat, dan ia pula yang berusaha mati-matian untuk menyembuhkan luka di hatiku.

...****************...

Dua Hari telah berganti, aktivitasku masih saja sama dengan berbincang bersama Kray.

Pagi itu, tiba-tiba Kray menelponku. Namun tidak terangkat olehku, karena aku masih tidur. Iapun mengirim pesan kepadaku.

"Aletha, aku ingin menemuimu. Kita bisa sambil berbelanja ke Mall, dan aku akan memenuhi keinginanmu. Percayalah, aku mampu membelikanmu sesuatu yang kau sukai di Mall nanti" Ujarnya secara tiba-tiba yang mengajakku bertemu, dengan membujuk akan membawaku jalan dan membelanjakanku ke Mall.

Aku sempat bingung dan merasa kesal, aku merasa jika ia menganggapku dari sudut pandang yang lain. Ia mengira jika aku sama seperti yang lainnya.

Sejatinya aku bukan seseorang yang suka menghamburkan uang hanya untuk memenuhi kebutuhan sekunder seperti anak-anak di jaman sekarang, bahkan sebelumnya aku sudah bilang kepadanya. Jika aku ingin membeli sesuatu, aku akan membeli dengan uangku sendiri.

"Dengar. Jika kau ingin menemuiku, aku persilahkan. Tapi, kalau kau ingin menghamburkan uang hanya untuk membujukku. Kau urungkan niatmu itu dan jangan pernah bicara denganku lagi." Balasku, dengan ketus.

"Kau terdengar marah, aku hanya ingin membahagiakanmu. Apakah aku salah, jika memiliki niat seperti itu?"

Aku tersentuh dengan ucapannya, ucapan yang tidak pernah kuterima dari siapapun selain keluargaku. Aneh, orang asing yang tidak terlalu mengenalku ini justru sangat ingin membahagiakanku.

Namun tetap saja, aku mengerti keadaan dan situasi dengan berkaca pada keadaan keluargaku. Pastinya juga, ia memiliki keluarga yang lebih membutuhkan kebutuhan primer di dalam rumahnya.

"Aku senang jika kau ingin membahagiakanku, tapi dengarlah. Lebih baik uang yang kau miliki, kau simpan untuk keluargamu. Berbakti pada keluarga akan melimpahkan rezekimu, percayalah. Karena, akupun merasakan hal itu. Lagipula, untuk membahagiakanku tidak terlalu merepotkan. Dan pastinya, jika aku menginginkan sesuatu aku akan langsung mengatakannya padamu tanpa membebanimu terlalu berat" Balasku memberikan pengertian, yang berusaha agar tidak membuatnya kecewa.

"Aletha, kau sangat berbeda dari perempuan yang lain. Aku rasa aku jatuh cinta padamu." Balasnya.

...<-------------------------------->...

...Pesan Author untuk pembaca setia...

..."Hai Reader's. Mohon maaf apabila novel author ini banyak kesalahan dalam penulisan dan mungkin membosankan untuk dibaca, author masih dalam pembelajaran untuk penulisan novel. Terimakasih atas dukungannya. Dukungan dari kalian sangat berharga bagi author, author sangat membutuhkan kritik dan saran dari kalian. Agar author dapat mengembangkan sebuah karya novel menjadi lebih baik lagi"...

...Note : Plagiarisme melanggar Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta sudah mengaturnya secara jelas....

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Lebih bagus kalo ceritanya si Kray nyusruk di hutan thor, biar sifat modusnya ilang

2022-08-03

10

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!