Kamu Dan Aku Di Dunia Lain

Kamu Dan Aku Di Dunia Lain

Episode 01

Sebuah dunia yang berbeda. Di mana manusia normal tak melihat akan hal-hal seperti itu. Makhluk astral dan semacamnya. Hanya orang-orang terpilih yang bisa mengetahui keberadaan mereka. Di mana mereka. Tempat tinggal mereka. Dan bebagai hal apapun tentang mereka. Tak sedikit yang tahu, jika mereka itu ada..

“Papa, itu siapa?” tanya gadis kecil mata biru laut dan berusia empat tahun. Jari telunjuk kecilnya menunjuk sebuah kardus yang cukup besar, yang berada di sebelah tiang listrik. Pria tegap berbalut jas kantornya duduk di samping anaknya dan merangkul pinggangnya lembut.

Pandangannya beralih ke arah yang ditunjuk si kecil. Mendapati sosok bocah bermata satu di wajah dan mulut lebar besar di dagunya. Ia tersenyum kecil dan kembali menoleh sang anak. “Dia temanmu,” jawabnya penuh kasih sayang.

Kepala gadis tersebut memiring, mengamati bocah di dalam kardus, terlihat aneh baginya. Masalahnya dia tidak pernah bertemu anak seusianya dengan rupa yang cukup menggelikan. Namun itu tak mengganggunya.

Mendekat, gadis itu mengulurkan tangan, mencoba membantu bocah lain berambut panjang—kira-kira sepahanya—diiringi dengan senyuman manis khasnya.

“Ayo main, kita main sama-sama!” serunya membuat bocah itu heran.

Perlahan tangan mereka menyatu, bergandengan tangan dan berjalan meninggalkan tempat tersebut. Sang ayah mengikutinya dari belakang, mengawasi gerak-gerik bocah yang bersama anak keduanya.

Sesampainya di taman bermain, gadis itu menarik teman barunya dan mengajaknya bermain prosotan. Beberapa orang menatapnya heran, sementara ayahnya duduk dibangku taman dan berbicara dengan beberapa orang. Salah satunya bertanya, “maaf, anak Anda.. gila?”

“Tidak, dia tidak gila. Justru jenius,” jawab ayah anak itu bangga. Tatapan mereka berubah, seakan-akan berkata jika anak dan orang tuanya sama saja, sama-sama gila. Dengan cepat mereka mengajak anak-anak mereka pergi dari taman bermain. Sunyilah sudah tempat itu. Hanya ada ayah, gadis kecil, dan teman baru gadis itu tentunya.

Sedang asik bermain jungkat-jungkit, gadis tersebut melihat sekeliling. Tak ada orang seperti saat dirinya masuk ke area ini. Meminta temannya untuk berhenti, dia mengajak teman barunya mendekati ayahnya.

“Papa, di mana semua orang?” tanyanya polos. Wajah mungilnya membuat sang ayah gemas, ingin mencubit pipi tembemnya. Tapi ini bukan saatnya untuk bermain-main. Hanya menjawab senyuman, mengelus kepala anaknya dan teman baru itu secara bergantian lalu berhenti di kepala anaknya untuk yang kedua kalinya.

“Belum waktunya kamu tahu, anakku sayang.”

...* * *...

Tujuh tahun kemudian. Gadis itu tumbuh menjadi lebih besar, dan lebih luas ilmu pengetahuan tentunya. Namun, teman masa kecilnya yang ia temukan di kardus masih saja menjadi kecil. Temannya bahkan tidak di kenali oleh banyak orang.

Di kelas, gadis itu semakin dijauhi teman-temannya, padahal dia sendiri sudah care terhadap teman-temannya. Sayangnya setiap dia mendekati mereka, selalu saja ada komentar pedas dari mulut orang-orang.

“Dia orang aneh, loh. Jangan dekat-dekat, deh!”

“Aku tidak aneh!” gertaknya tidak terima dengan ucapan mereka. Itu menyakitkan. Salah satunya anak orang kaya dan berpendidikan. Gadis itu diam menatapnya. Keduanya melempar amarah. Membuat onar.

Tangan mereka beradu di kepala. Mengacak-acak setiap helaian kepala hingga kusut bak orang gila dipinggir jalan. Tak perduli ocehan orang lain. Tak perduli benteng yang mencoba memisah mereka. Sama saja. Tidak ada hasilnya alias sia-sia.

Teman gadis itu menarik blazer sekolahnya dan mampu menghentikan pertengkaran yang semakin lama semakin panas. Gadis itu menatapnya tajam, seakan-akan bertanya mengapa dia ikut campur.

“Kenapa? Dia mengejek kita!”

“Bukan kita, tapi kamu.”

“Siapa?!”

“Kamu yang dianggap aneh, gila, dan tidak waras. Ini semua karena aku.”

“Apa maksudmu?!” gertaknya kesal. Seketika itu juga teman-teman sekolahannya sekaligus guru-guru menahannya agar tidak semakin marah. Mereka menarik gadis itu dan memintanya untuk diam, duduk di kursi bangkunya. Sayangnya tidak berhasil. Gadis tersebut berteriak seperti sedang kesurupan.

Meminta orang-orang untuk menyingkir dari hadapannya karena dia ada masalah dengan sahabat kecilnya. Mendorong beberapa badan dan akhirnya berhasil menggapai tangan pucat bak mayat dalam peti mati. Keduanya meninggalkan tempat itu, meninggalkan berbagai pertanyaan.

Tak jauh dari sana, sampailah mereka di belakang gedung sekolah bertingkat 3 tersebut. Gadis itu menatap tajam sahabatnya. “Aku membelamu! Tapi kenapa malah dihentikan?! Aku tidak terima sahabatku dijelek-jelekkan seperti itu!” serunya tinggi, tidak perduli dengan sahabatnya yang menatap penuh harapan.

Dia meluapkan seluruh emosinya. Gemetar, mengatakan semua uneg-uneg yang dipendam selama ini. Bagaimana rasanya diejek, sahabatnya dijelek-jelekkan seperti itu, hingga rasa menyakitkan bak disengat lebah saat sahabatnya sendiri tidak mau dibantu apalagi dibela olehnya.

Kejadian itu dipertontonkan kepada seluruh siswa yang menyaksikannya. Beberapa dari mereka tertawa terbahak-bahak. Perhatiannya teralihkan. Pandangannya menyebar ke penjuru taman belakang sekolah itu. Ramai. Berbeda dengan saat dia pertama di sini. Dia heran, mengapa ditertawakan?

“Apa yang lucu?!” tanyanya bernada tinggi dengan kedua tangan mengepal hebat. “Haha, gila! Berbicara sendiri!” ledek mereka bergantian. Bahkan tak jarang ada yang menatapnya seperti melihat kecoa. Gadis tersebut memerah telinganya. “Apa maksud kalian?! Aku berbicara dengan dia!” tunjuknya kepada sahabatnya.

Apa yang di dapat? Tawa mereka semakin keras. Semakin lama banyak komentar yang lebih pedas. Mengatainya bodoh, tidak tahu malu, kekanak-kanakan, dan apalah sebagainya. Tapi seorang anak laki-laki dikelasnya mendekatinya, memberikan senyum dingin.

“Yang kau ajak bicara itu.. Sudah mati.”

Duarrr!! Bagaikan bumerang menimpanya. Gadis itu tercenga dengan apa yang dikatakan temannya. Ia bertanya, dari isyarat matanya. Dan dijawab dengan anggukan pelan namun menyakinkan. Segera menoleh ke arah sahabatnya.

“Ya, aku sudah mati. Maafkan aku,” jelas sahabatnya penuh penyesalan.

Hanya diam, yang bisa dilakukan hanyalah diam. Menunggu dirinya bangun dari mimpi buruk. Tapi apa daya, itu semua kenyataan. Tanpa disadarinya, di sekelilingnya bukan hanya ada manusia, melainkan makhluk astral. Memalukan, dia sama sekali tidak menyadari perbedaan.

Tanpa mengucapakan sepatah katapun, dia berlari pulang, meninggalkan gedung sekolah yang sudah didiaminya selama 4 tahun ini, tepatnya dirinya sekarang kelas 4 sekolah dasar. Sahabatnya menatap punggung gadis tersebut yang semakin lama hilang. Setelah itu menoleh ke lelaki yang menyelamatkan sahabatnya sekaligus dirinya sendiri.

“Terima kasih sudah berterus terang. Itu sulit untukku. Dia sahabat terbaikku,” ucapnya tersenyum tipis.

Lelaki itu mengangguk kecil. “Aku tidak mau melihat hubungan persahabatan yang penuh kebohongan. Terutama kebohongan fatalmu,” jawab lelaki itu santai. Ia mendekap tubuhnya karena dinginnya udara di pagi hari.

Hantu gadis kecil itu menyampirkan rambut panjangnya di depan, mengelus-elusnya dan merapikan poni depannya. Poni yang pernah di potong sahabatnya sendiri karena manusia ingin menjadi lebih trendy. Kedua matanya berkaca-kaca, membendung air asin di pelupuk mata.

“Aku tahu. Aku akan menghilang setelah mengucapkan selamat tinggal.”

“Aku tidak perduli. Tapi.. semoga bahagia di sana.”

“Terimakasih.”

Meneteslah sudah air mata sang hantu. Menghilang seketika dalam cahaya terang yang menyilaukan mata. Selamat tinggal, itulah dua kata yang akan diberikan kepada sahabat tercintanya. Yang selalu menghiasi hari-harinya selama ini.

...* * * * *...

HAI! Terima kasih sudah membaca ceritaku~

Sebenarnya ini cerita yang aku buat waktu sekolah dan akhirnya aku putuskan untuk mengunggahnya di NovelToon kesayanganku ini~ Mohon dukungannya, ya!! 💕💕

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!