DIA MILIKKU

DIA MILIKKU

Bab 1

8 tahun kemudian..

Di pagi hari seperti biasa Argana terbangun dari tidurnya, ia melihat keluar jendela kaca suara rintikan hujan membasahi rumahnya yang begitu indah.

Lalu Argana menuruni tempat tidur berjalan kearah dekat Jendela, ia menatap kearah taman belakang dengan tatapan datar. Setelah hampir 15 menit lamanya, Argana segera bersiap-siap berangkat kuliah.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, ia pun keluar dari dalam kamar menuruni anak tangga menuju dapur, "Selama pagi tuan muda" sapa ibunya Rehan.

"Pagi bi" balas Argana mendudukkan diri diatas kursi sembari menerima sarapan paginya. "Jam berapa tadi papa sama mama berangkat ke L.A bi?".

"Sekitar jam 6 pagi tadi tuan".

"Mmmmm" begitu cukup lahap Argana sangat menikmati sarapan paginya. Ibunya Rehan yang melihat merasa senang tersenyum bahagia. "Aku sudah selesai bi, terima kasih untuk sarapannya".

"Iya tuan sama-sama" seperginya Argana, ibunya Rehan segera membersihkan bekas piring kotor Argana. "Meskipun tatapan matanya terlihat dingin, tapi hatinya tuan muda terlihat cukup hangat semenjak nona Reysa pergi meninggalkan Indonesia. Hhmmm, apa nona Reysa baik-baik saja? Tuan muda tidak beda jauh dari tuan Lucas sewaktu 20 tahun lalu".

Kemudian Argana melihat Rehan sedang memanaskan mobilnya.

"Paman!" panggilan.

"Oo, selamat pagi tuan muda" senyum Rehan dengan ramah. "Ini tuan kunci mobilny..

"Hari ini aku mau diantar saja. Ayo" ucap Argana memasuki mobil membuat Rehan segera mengantar tuan mudanya itu ke kampus tempat Argana menempuh pendidikannya. "Paman, tolong putarkan music untuk ku".

"Baik tuan".

Argana lalu menutup kedua matanya. Entah kenapa hati dan pikiran sedang tidak bersahabat dengannya, dan ia juga tidak tahu alasan kenapa hatinya sedang tidak baik-baik saja.

"Tuan muda baik-baik saja?" tanya Rehan melihat dari pantulan kaca. "Kenapa aku melihat tuan muda seperti..

"Aku baik-baik saja paman" potong Argana menatap keluar jendela kaca mobil dengan tatapan kosong. "Hanya saja aku merasa.." gantung Argana saat seorang wanita tersenyum manis kepadanya ketika berada di lampu merah. "Ais, aku tidak menyukai wanita itu".

"Hhhmm?".

"Tidak" jawab Argana.

Sesampainya di kampus, Argana keluar dari dalam mobil, namun sebelum ia keluar ia tidak lupa berpesan kepada Rehan untuk tidak menjemputnya sepulang kuliah.

"Argana!".

Ia mendengar seseorang sedang memanggil namanya membuat ia melihat kearah suara tersebut.

"Yah, kenapa kamu tidak menyahut ku?" kesal Bagas anak Flora bersama dengan Jose.

"Ah.. Maaf" jawab Argana menyandang tasnya diatas kedua bahunya.

"Kamu baik-baik saja?".

"Mmmmm.. Ayo".

"Oo".

Sejak Bagas memasuki usia 15 tahun, Flora sebagai ibunya pada akhirnya memberi izin kepada putra sulungnya itu tinggal di ibu kota atas tanggung jawab Jose sebagai ayahnya meskipun Jose saat ini masih berstatus sebagai suami Raniya.

Hingga sampai sekarang ini Bagas tetap bersahabat dengan Argana bahkan mereka berdua berada di kampus yang sama.

"Arga, kamu tau di kelas kita ada cewe cantik. Tapi seperti yang aku lihat, wanita itu tidak seperti keturunan Indonesia. Kamu tidak penasaran dengan wanita itu?" tanya Bagas melihat ekspresi wajah Argana yang tidak ingin tahu dengan wanita itu.

"Hey.. Ayolah Argana. Ada apa dengan mu?".

"Tidak apa-apa Bagas".

"Kamu belum makan dari rumah?".

"Sudah".

"Terus kenapa wajahmu.. Oo, wanita itu" Bagas langsung menahan lengan Argana begitu ia melihat wanita yang tadi ia bicarakan sedang berjalan kearah mereka berdua. "Arga.. Argana.. Itu dia wanita yang tadi aku bicarakan. Wah, dia cantik sekali" kagumnya tersenyum lebar.

"Hay!".

"Kamu siapa?" Argana bertanya siapa dirinya dengan wajah datar.

"Akh.. Hallo! Perkenalkan nama ku Nita dari kelas manajemen A. Salam kenal yah" jawab Nita mengulurkan tangan dihadapan Argana, namun bukannya membalas uluran tangan Nita, Argana malah pergi begitu saja dari hadapannya. "Wah, kenapa dia...

"Hahahaha.. Hallo Nita! Salam kenal juga. Senang berkenalan dengan mu. Kamu tidak usah memperdulikan dia, dari dulu emang orangnya seperti itu sejak kekasihnya pergi meninggalkan dia. Oh iya, kenalkan nama ku Bagas".

"Akh iya Bagas" senang Nita.

"Mmmm.. Kamu orang Indonesia asli Nita? Maaf yah kalau aku bertanya terlalu berlebihan".

"Tidak apa-apa Bagas. Papa ku orang Australia dan mama orang asli Indonesia dan kami sudah lama tinggal Indonesia, sebab itu aku sangat fasih berbahasa Indonesia".

"Oohh.. Gitu yah. Ayo dosen sebentar lagi akan masuk".

"Mmmm" angguk Nita.

Di dalam kelas begitu mereka berdua masuk keruangan tersebut. Nita melirik kearah Argana yang sama sekali tidak perduli dengan sekitarnya meskipun wanita-wanita yang berada di sebelahnya mencoba untuk mendekatinya.

"Oh iya Bagas. Siapa namanya?".

"Siapa?" Bagas melihatnya.

Nita menunjuk kearah Argana.

"Oh, namanya Argana Davison. Dia anak tunggal kaya raya. Siapa pun nantinya wanita yang berhasil menaklukkan hati seorang Argana, dia akan menjadi wanita yang paling beruntung dia dunia ini".

Nita mengerutkan keningnya. "Maksud kamu Bagas?".

"Mmmmm.. Ayahnya seorang Presdir dia perusahaan Asia group. Kamu tahu Asia group Nita?".

"Aku kurang tau Bagas. Soalnya aku berasal dari kota sebrang".

"Oh, aku pikir kamu asli sini" Bagas tersenyum menatap kedua bola mata Nita yang terus menerus menatap kearah Argana. "Kamu tertarik kepadanya?".

"Hhhmmm? Kamu barusan bilang apa?".

"Kamu menyukai dia?".

"Dia siapa Bagas?".

"Siapa lagi kalau bukan dia Argana hahahaha.. Terlihat sangat jelas dari kedua padangan bola mata kamu Nita kalau kamu menyukai dia".

"Hey.. Kamu ada-ada saja Bagas. Mana mungkin aku langsung menyukai dia yang berbeda kasta dengan ku. Udah, jangan dibahas lagi".

"Tapi kamu tidak bisa membohongi ku Nita kalau kamu berkata seperti itu. Ayo jawab aku, kamu menyukainya kan?".

"Tidak Bagas".

"Ayo jawab aku Nita".

"Aku sudah bilang tidak Bagas.. Aku tidak menyukainya. Harus berapa kali lagi aku memberitahu mu?".

"Benarkah?".

"Mmmmm.. Lalu bagaimana dengan mu?".

"Kenapa dengan ku?".

"Kamu menyukai ku juga kan?".

"Mmmmm" Bagas terlihat sedang berpikir membuat wanita yang berada di hadapannya itu tertawa.

"Kamu ngaku saja kalau kamu menyukai ku. Tidak usah berbohong".

"Terus kalau aku menyukai mu. Maukah kamu menjadi kekasih ku Nita".

"Tidak Bagas".

"Ck.. Hhmmsss.. Belum apa-apa aku sudah ditolak. Tidak apa-apa, aku akan berjuang untuk mendapatkan cinta mu Nita sampai kamu sendiri yang akan berkata. Bagas, maukah kamu berkencan dengan ku hahahhaha" tawa Bagas tampa ia sadari kalau Reza telah berada di delam kelas mereka.

Sedangkan yang lainnya telah terdiam dan juga Nita yang berada di sebelahnya.

Kemudian Reza berjalan kearah Bagas, ia menatap anak tersebut masih saja tertawa yang benar-benar belum menyadari kehadirannya.

"Bagas! Ada yang lucu?".

Deng!!

Seketika Bagas terdiam sembari melirik kesampingnya dengan gigi cengengesan.

"Ekh.. Pak Reza. Maaf pak, saya tidak tahu kalau bapak sudah datang. Maaf" tunduknya kembali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!